Bagaimana Kedudukan Aqidah, Thariqah, Magfirah?

Tanya jawab tentang bagaimana Kedudukan Aqidah, Thariqah, Magfirah ini dijawab oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullah.

Bagaimana Kedudukan Aqidah, Thariqah, Magfirah?

30:19 Dari Abu Faiz:

Afwan ustadz, ada seorang teman ana yang betanya. Pertanyaannya adalah: “Dimana penempatan aqidah dalam syariah dan apakah thariqah dan maghfirah itu penting menurut saudara?” Bagaimana dan apa yang harus ana jawab mengenai pertanyaan ana tersebut yang mana pemahamannya sepertinya bukan pemahaman sunnah, pemahaman seperti apa yang dimaksud oleh teman ana tersebut?

Dijawab oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A Hafidzahullah

Ini masih samar ya. Dia maksudnya apa dengan thariqah, dengan maghfirah? Kalau kita jawab sesuai dengan pemahaman kita, pemahaman Ahlus Sunnah, jelas yang namanya aqidah, kalau dia bertanya tentang penempatannya (maksudnya adalah kedudukannya), jelas dia memiliki kedudukan yang tinggi di dalam agama Islam. Aqidah adalah ushuluddin (pondasi dan pokok dari agama kita). Dan aqidah Islamiyah intinya adalah pada rukun iman yang enam: beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, beriman kepada kitab, beriman kepada Rasul, beriman kepada hari akhir, beriman dengan takdir (baik yang baik maupun yang buruk).

Aqidah adalah inti dan merupakan pokok didalam agama kita. Dan pelajaran aqidah ini banyak. Ada aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Kalau tadi adalah intinya, yaitu 6 rukun iman, disana ada cabang dari aqidah-aqidah tadi. Dan dia merupakan aqidah Ahlus Sunnah wal Jamaah. Seperti aqidah Ahlus Sunnah, kalau kita rincikan tentang masalah beriman kepada Allah ada tauhid uluhiyah, ada tauhid rububiyah, ada tauhid asma dan juga sifat. Itu adalah termasuk aqidah dan dia masuk dalam pembahasan rukun iman yang pertama, yaitu beriman kepada Allah.

Kemudian juga beriman dengan hari akhir ini juga ada pembahasan-pembahasan di dalamnya. Seperti tentang masalah hari kebangkitan, tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat, kemudian tentang fitnah kubur, adzab kubur, kemudian dikumpulkannya manusia di hari kiamat sebagaimana yang sudah kita pelajari.

Alhamdulillah didalam group HSI rukun iman yang 6 inilah yang kita bahas terutama. Karena dia adalah inti dari aqidah Islam. Maka jelas dia memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama Islam.

Orang yang rusak aqidahnya bisa sampai keluar dari agama Islam. Sehingga dia tidak bisa masuk ke dalam surga dan tempat kembalinya adalah neraka. Orang yang melakukan kekufuran yang besar, kesyirikan yang besar, batal amalannya. Dan dii dalam Islam ada akibat atau dampak dari orang yang batal keislaman. Singga dia menjadi orang yang kafir. Maka disana ada konsekuensinya. Jelas bahwasanyya aqidah ini memiliki kedudukan yang tinggi dalam agama kita.

Cuma yang kita khawatirkan dari pertanyaan si Fulan tadi, dia memiliki pemahaman yang lain tentang masalah aqidah. Karena sepertinya di sini ada bau sufiyyahnya, tasawwuf. Nggak tahu tentang bagaimana pemahaman dia tentang Allah, karena mereka punya pemahaman tersendiri dalam Dzat Allah ‘Azza wa Jalla. Yang berlebihan di antara mereka sampai mengatakan bahwasannya mereka bersatu dengan Allah, atau mereka ghuluw terhadap makhluk.

Kemudian thariqah di sini secara bahasa adalah jalan. Kalau dalam ajaran mereka, meraka ada thariqahnya, ada jalannya sendiri. Ada thariqat fulan, sesuai dengan yang mendirikan. Kalau yang menjadikan kata mereka adalah Syaikh Abdul Qadir Al-Jailani, maka ini adalah thariqat Qadiriyyah. Ada thariqat fulaniyyah, fulaniyyah. Sehingga mereka banyak thariqahnya. Seorang murid kalau dia sudah merasa mungkin dia merasa lebih tinggi kedudukannya daripada gurunya atau dia merasa dia juga berhak untuk membuat thariqah sendiri, dia akan membuat thariqah sendiri. Ini nggak benar yang demikian.

Kita hanya punya satu jalan saja. Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan shirathal mustaqim. Satu jalan saja yang lurus yang menyampaikan kita kepada Allah. Itu jalan siapa? Bukan jalan Syaikh Abdul Qodir, bukan jalannya Ahmad Badawi, atau thariqat-thariqat yang lain. Kita nggak mau jalan-jalan yang lain. Kita hanya mau jalannya Allah, kita hanya mau jalannya Rasulullah, jalannya para Nabi dan jalannya para Rasul, jalannya para shiddiqqin, syuhada, shalihin yang disebutkan oleh Allah:

وَمَن يُطِعِ اللَّـهَ وَالرَّسُولَ فَأُولَـٰئِكَ مَعَ الَّذِينَ أَنْعَمَ اللَّـهُ عَلَيْهِم مِّنَ النَّبِيِّينَ وَالصِّدِّيقِينَ وَالشُّهَدَاءِ وَالصَّالِحِينَ

Barangsiapa yang taat kepada Allah dan juga Rasul, maka mereka bersama orang yang Allah berikan nikmat kepada mereka. Yaitu para Nabi, para shiddiqqin, para syuhada, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang shalih” (QS. An-Nisa[4]: 69)

Kita hanya ingin jalan mereka. Adapun jalan yang lain, kita tidak mau.

Kemudian magfirah, -allahu a’lam– dia punya istilah tersendiri tentang maghfirah. Kalau maghfirah yang kita pahami adalah ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Video Bagaimana Kedudukan Aqidah, Thariqah, Magfirah?

File: 20200424 Ustadz Abdullah Roy – Halaqah Ramadhaniyah – Episode 1.mp3
Video: https://www.facebook.com/hsi.abdullahroy/videos/579034459635154

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: