4# Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah

4# Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah

Berikut pembahasan Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah yang disampaikan Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip sebelumnya: 3# Hati Yang Bersih Akan Pasrah dan Ridha dengan Takdir Allah

Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah

Sifat yang keempat, yaitu bahwa hati yang bersih/hati yang selamat adalah hati yang selamat dari segala perkara yang menghalanginya dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Hati yang selamat dari segala perkara yang memutuskan dia dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Seseorang yang hatinya bersih akan nampak pada lisannya dan anggota tubuhnya. Lisannya senantiasa mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, lisannya basah berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sementara anggota tubuhnya istiqomah taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Adapun lawan dari pada ini adalah hati yang sakit. Hati yang sakit yang senantiasa tersibukkan dengan dunia sehingga lupa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hati yang tenggelam dalam glamornya dunia sehingga dia lupa untuk mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah mengingatkan akan hal ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا

Wahai orang-orang yang beriman,

Maka dengarkanlah baik-baik, sesungguhnya setelah itu pasti ada perkara yang baik untukmu.

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِنَّ مِنْ أَزْوَاجِكُمْ وَأَوْلَادِكُمْ عَدُوًّا لَّكُمْ فَاحْذَرُوهُمْ ۚ

Wahai orang-orang yang beriman, sesungguhnya diantara harta kalian, diantara anak-anak kalian, ada yang menjadi musuh bagi kalian, maka waspadalah.” (QS. At-Taghabun[64]: 14)

Bisa jadi ternyata anakmu adalah musuh bagimu dan bisa jadi harta yang ada di kantongmu ternyata adalah musuh bagimu. Kapan? Jika perkara-perkara tersebut (hartamu dan anakmu) ternyata membuat engkau lalai dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلَا أَوْلَادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّـهِ ۚ وَمَن يَفْعَلْ ذَٰلِكَ فَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْخَاسِرُونَ ﴿٩﴾

Wahai orang-orang yang beriman, jangan sampai anak-anak kalian, jangan sampai harta-harta kalian membuat kalian lalai dari mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barangsiapa yang demikian, ternyata lalai dari mengingat Allah gara-gara anak-anaknya, gara-gara hartanya, mereka itu adalah orang-orang yang merugi.” (QS. Al-Munafiqun[63]: 9)

Makanya Allah menamakan terkadang sebagian harta, terkadang sebagian anak, dikatakan musuh bagi kita. Kenapa tatkala mereka membuat kita lalai dari Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi musuh bagi kita? Kenapa dikatakan musuh? Karena hasilnya adalah kerugian di akhirat kelak.

Oleh karenanya jika ternyata dunia kita, pekerjaan kita, membuat kita lalai untuk taat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita lebih mendahulukan pekerjaan kita, lebih  mendahulukan harta kita daripada shalat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sesungguhnya kita benar-benar telah merugi.

Allah tidak menciptakan kita untuk berdagang, Allah tidak menciptakan kita untuk mencari gelar tertinggi, tetapi Allah ciptakan kita untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah kepadaku.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)

Silakan Anda bekerja, silakan Anda belajar, silakan berdagang, tapi jadikan dunia di tanganmu, bukan di hatimu. Kita semua butuh dengan dunia, tapi jadikan dunia di tanganmu, bukan di hatimu. Adapun hati yang sakit, maka dia benar-benar masukkan dunia ke dalam hatinya yang paling dalam. Inilah orang yang hatinya sakit.

Dunia kita perlukan. Tetapi yang penting kita meletakkan dunia pada tempatnya. Kita perlukan dunia, namun jangan kita terlalu berlebihan sehingga kita masukkan ke dalam hati kita.

Sebagai ulama mengatakan bahwa dunia itu kondisinya bisa dikatakan ibarat toilet. Toilet itu, kita butuh dengan toilet. Namun kalau kita sudah selesai dari toilet, kita segera keluar.
— Syaikh Shalih bin Abdul Aziz As-Sindi

Dunia kita perlukan untuk ibadah, kita perlukan untuk kehidupan, untuk keperluan kita, namun jangan masukkan ke dalam hati kita. Sebagaimana seorang masuk ke dalam toilet, kalau sudah selesai dia segera keluar, dia tidak ingin lama-lama di toilet. Maka demikianlah seharusnya dunia pada diri kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

قُلْ إِنَّ صَلَاتِي وَنُسُكِي وَمَحْيَايَ وَمَمَاتِي لِلَّـهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ ﴿١٦٢﴾

Katakanlah bahwasanya shalatku dan sembelihanku, hidupku dan kematianmu, hanya untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-An’am[6]: 162)

Maka berhentilah kita pada firman Allah, “dan hidupku hanya untuk Allah.”

Kita harus perhatikan tatkala kita bekerja harusnya juga karena Allah, tatkala kita mencari rizki harusnya juga karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, tatkala kita bangun tidur karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seluruh kegiatan kita sampai kita tidur kembali seharusnya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Selanjutnya: 5# Hati Yang Bersih Tentram dan Damai dengan Wali Allah

Video Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah

Video: Ceramah Tentang Hati Manusia: Hati Yang Bersih

Mari turut menyebarkan catatan kajian “Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 1
  • comment-avatar

    […] Transkrip sebelumnya: 4# Hati Yang Bersih Selamat dari Seluruh Perkara Yang Memutuskan Dia dari Mengingat Allah […]

  • DISQUS: 0