Janji Allah Hanya Jika Terpenuhi Syaratnya

Janji Allah Hanya Jika Terpenuhi Syaratnya

Tulisan tentang “Janji Allah Hanya Jika Terpenuhi Syaratnya” ini adalah catatan faidah dari ceramah yang dibawakan oleh Ustadz Abdullah Taslim, MA. Hafidzahullahu Ta’ala.

Janji Allah Hanya Jika Terpenuhi Syaratnya

Bagaimanapun Allah subhanahu wa ta’ala memang telah berjanji. Dan janji Allah subhanahu wa ta’ala sudah pasti ditepatiNya. Ini juga suatu hal yang terkadang menjadi kesalahpahaman yang dipahami oleh sebagian orang. Allah subhanahu wa ta’ala berjanji di dalam Alquran;

…وَاللهُ وَلِيُ المُؤمِنِينَ

“Allah adalah pelindungnya orang-orang yang beriman.”  QS. Ali Imran : 68

إِنَّ اللَّهَ يُدَافِعُ عَنِ الَّذِينَ آمَنُوا…

“Sesungguhnya Allah akan membela orang-orang yang beriman.” QS. Al Hajj : 38

Lantas salah seorang hamba dengan percaya dirinya mengatakan, “Saya beriman, akan dijaga. Tidak mungkin mengikuti pemahaman tersebut. Tidak mungkin terjerumus ke dalam perbuatan bid’ah.”

Antum salah paham. Ketika Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan masalah-masalah iman di dalam ayat-ayat Alquran, atau bahkan yang disebutkan dalam hadits-hadits Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, yang dimaksud adalah iman yang standar. Iman yang benar. Sekarang siapa yang mengatakan Anda punya iman tersebut? Iman yang Anda miliki saat ini, siapa yang menjamin telah memenuhi standar tersebut? Ini yang selalu disalahpahami oleh manusia.

Allah subhanahu wa ta’ala itu ketika menjanjikan sesuatu, Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan syarat. Anda penuhi syarat, janji terpenuhi. Jika syaratnya kurang, berarti janjinya juga tidak sempurna dipenuhi. Tergantung dari syaratnya.

Biasanya sekarang orang salah memahami. Misalnya firman Allah subhanahu wa ta’ala:

…وَلَن يَجْعَلَ اللهُ لِلْكَافِرِينَ عَلَى المُؤْمِنِينَ سَبِيلًا

“Dan Allah tidak akan menjadikan bagi orang-orang kafir jalan untuk menguasai (memusnahkan) orang-orang yang beriman.” QS. An Nisa : 141

Alquran tidak mungkin salah, kan? Sekarang pada kenyataannya bila kita melihat kaum muslimin saat ini, apakah mereka ditundukkan, atau dikuasai, atau dihinakan oleh orang-orang kafir? Apa jawabannya? Iya. Kita dapati di mana-mana. Jadi bagaimanakah bukti benarnya ayat ini? Inilah yang disalahpahami oleh orang-orang. Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan di sini syarat-syaratnya. Kamu tidak akan dikuasai oleh musuh-musuhmu, kalau kamu punya iman yang benar.

Berarti iman itu merupakan benteng bagi dirimu. Merupakan penjagaan bagi dirimu. Kalau imanmu tidak benar, kamu melanggar konsekuensi iman, berarti ibaratnya kamu membuka sendiri jalan untuk dikuasai oleh musuhmu. Itu maknanya.

Ketika orang yang beriman tidak melaksanakan konsekuensi iman yang benar, bertauhid, kembali kepada sunnah, berarti benteng penutup telah dibukanya sendiri untuk mempersilahkan musuh-musuhnya masuk dan menguasai diri mereka. Ini sama dengan kita membahas tipu daya syaitan. Perlu diluruskan pemahamannya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman :

اِنَّ كَيدَ الشَيطنِ كَانَ ضَعِيفًا

“Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” QS. An Nisa : 76

Jika lemah, berarti seharusnya lebih sering berhasilnya atau tidak berhasilnya? Seharusnya adalah lebih sering tidak berhasilnya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:

اِنَّهُ لَيسَ لَهُ سُلْطَنٌ على الّذين ءامَنُوا وَعَلَى رَبِّهِم يَتَوَكَّلُونَ. اِنَّمَا سُلْطَنُه, على الذين يَتَوَلَّوْنَهُ, وَالذين هم به مُشْرِكُونَ

“Sesungguhnya syaitan tidak punya kekuasaan terhadap diri orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Allah. Kekuasaan syaitan itu hanyalah bagi orang-orang yang loyal kepadanya (menjadikannya pemimpin) dan bagi orang-orang yang melakukan perbuatan syirik, mempersekutukannya dengan Allah.” QS. An Nahl : 99-100

Lihatlah bahwa syaitan tidak bisa menguasai kita. Tapi apa yang terjadi? Allah subhanahu wa ta’ala menyebutkan syaratnya yaitu ketika Anda beriman dan bersandar kepada Allah subhanahu wa ta’ala secara benar. Selalu bergantung kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Mengapa demikian? Karena jika bergantung kepada diri sendiri, diri kita lemah. Tapi yang terjadi, sebagian manusia justru membuat jalan untuk membukakan pintu bagi syaitan menguasai dirinya.

Jika sudah begini, jangan dia mencela kecuali kepada dirinya sendiri. Bagaimana manusia membukakan jalan bagi syaitan untuk menguasai dirinya? Yaitu dengan memperturutkan hawa nafsunya. Yang merupakan tunggangan syaitan. Semua kotoran penyakit hati manusia bersumber dari hawa nafsu.

Video Ceramah Singkat tentang Janji Allah Hanya Jika Syaratnya Terpenuhi :

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang Ceramah Singkat ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: