Kewajiban Menaati Rasul

Kewajiban Menaati Rasul

Tulisan tentang Kewajiban Menaati Rasul ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian Kitab Al-Ushul Ats-Tsalatsah yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafidzahumullahu Ta’ala.

Lihat sebelumnya: Tiga Perkara Penting Berkaitan dengan Tauhid

Kajian Tentang Kewajiban Menaati Rasul

Menit ke-2:16 Bismillahwalhamdulillah wash shalatu was salamu ‘ala Rasulillah.. Para pendengar Radio Rodja yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Alhamdulillah pada siang hari ini kita akan melanjutkan kajian kita pada Kitab ushul Ats-Tsalatsah.

Pengarang kitab ini sebelum memasuki inti dari pembahasan tiga landasan utama, beliau menyebutkan beberapa risalah yang sedang kita jelaskan pada siang hari ini. Dan pada pertemuan yang lalu telah kita bahas risalah ini, yaitu Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Rahimahullah menyebutkan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menciptakan kita, yang memberikan kita rezeki dan hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala yang melakukan hal tersebut dan tidaklah Allah Subhanahu wa Ta’ala melakukan semua itu dalam rangka sia-sia atau perbuatan begitu saja. Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala disucikan dari hal tersebut.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para Rasul yang menjelaskan kepada mereka tujuan diciptakannya manusia dan untuk menjelaskan bahwasanya mereka wajib mentauhidkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan mengesakan Allah dalam hal ibadah.

Kemudian para Rasul juga menjelaskan berbagai macam ibadah yang dapat dilakukan oleh manusia dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pengarang kitab ini mengatakan:

بل أرسل إلينا رسولا؛ فمن أطاعه دخل الجنة ومن عصاه دخل النار.

“Akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada manusia para Rasul. Barangsiapa yang menaatinya maka ia akan masuk surga. Dan barangsiapa mendurhakai para Rasul tersebut maka ia akan masuk neraka.”

Dan di sinilah praktek atau perintah kita untuk beramal dalam perkara ini, yaitu menaati Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam. Dan ini adalah ringkasan dari permasalahan yang kita sedang jelaskan pada saat ini, yaitu tujuannya adalah agar kita menaati para Rasul. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala tidaklah menciptakan kita di dunia ini begitu saja, tidaklah kita dibiarkan begitu saja, akan tetapi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para Rasul untuk kita.

Maka apa kewajiban kita selanjutnya apabila kita telah mengetahui hal tersebut. Apabila kita telah mengetahui bahwasanya kita tidak diciptakan untuk hal yang sia-sia dan kita diciptakan untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus para Rasul yang menjelaskan kepada kita. Apa yang wajib kita lakukan?

Kewajiban kita adalah menaati para Rasul tersebut.

Ini adalah maksud dari permasalahan yang pertama, yaitu agar kita menaati para Rasul. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّـهِ…

Dan tidaklah Kami mengutus dari seorang Rasul kecuali agar mereka ditaati dengan izin Allah.” (QS. An-Nisa[4]: 64)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutur para Rasul agar mereka ditaati pada perintah-perintah mereka dan agar para Rasul tersebut menjadi imam dan qudwah (panutan) bagi para manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

لَّقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّـهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّـهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ…

Sungguh telah ada untuk kalian pada diri Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam contoh yang baik bagi siapa yang mengharapkan pertemuan dengan Allah dan hari akhir.” (QS. Al-Ahzab[33]: 21)

Menit ke- Para pendengar, kaum muslimin dan muslimat yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala Rasul,

Para Rasul, mereka adalah para pemimpin dan orang-orang yang menunjukkan kepada jalan kebenaran dan merekalah yang menyeru kepada jalan kebenaran tersebut. Dan mereka adalah para penolong-penolong agama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan merekalah yang menjelaskan kepada manusia syariat dan agama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka jalan untuk sampai kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan untuk mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan untuk masuk ke dalam surga Allah Subhanahu wa Ta’ala, tidak mungkin kecuali dari jalannya para Rasul. Dan barangsiapa yang mencari ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala selain dari jalannya para Rasul, maka dia tidak akan mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak mungkin seseorang mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali dari jalannya para Rasul.

Seorang bisa mengetahui syariat Allah, agama Allah dan apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala inginkan dari hambaNya, hanya dengan jalan para Rasul ‘Alaihimush Shalatu was Salam dan dengan perantara mereka. Dengan perantara merekalah seorang dapat beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala diatas ilmu dan diatas kebenaran. Maka para Rasul diutus agar mereka ditaati sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَا أَرْسَلْنَا مِن رَّسُولٍ إِلَّا لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّـهِ…

Dan tidaklah Kami mengutus dari seorang Rasul kecuali agar mereka ditaati dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. An-Nisa[4]: 64)

Dan para manusia ketika berhadapan dengan para Rasul terbagi menjadi dua, sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَّسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّـهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ ۖ فَمِنْهُم مَّنْ هَدَى اللَّـهُ وَمِنْهُم مَّنْ حَقَّتْ عَلَيْهِ الضَّلَالَةُ…

Dan sungguh telah Kami utus untuk setiap umat seorang Rasul agar mereka menyeru ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan meninggalkan thaghut. Dan di antara mereka ada yang Allah Subhanahu wa Ta’ala beri petunjuk (yaitu orang-orang yang mengikuti petunjuk para rasul) dan di antara mereka ada yang telah pasti kesesatan atas mereka (yaitu orang-orang yang tidak mengikuti para rasul).” (QS. An-Nahl[16]: 36)

Orang-orang yang mengingkari para Rasul yaitu orang-orang yang mengingkari mereka disebabkan karena keras kepala atau karena penolakan atau karena kemunafikan atau karena kesombongan atau selainnya. Maka barangsiapa yang tidak tunduk kepada para Rasul dan tidak mengikuti apa yang mereka bawa, maka dia tidak akan mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena ridha Allah dan surgaNya ada satu pintu, yaitu pintu mengikuti para Rasul. Maka Rasulullah Shallallahu’Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

كُلُّ أُمَّتِي يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ إِلَّا مَنْ أَبَى

“Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang menolak.”

Subhanalla. Siapa yang menolak untuk masuk surga? Siapakah yang apabila dikatakan kepadanya: “Ayo sini silahkan masuk surga,” kemudian dia mengatakan: “Saya tidak mau, saya lebih memilih masuk neraka.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan: “Seluruh umatku akan masuk surga kecuali yang menolak.” Ini adalah perkara yang sangat mengherankan apabila ada seseorang yang menolak untuk masuk surga. Maka para sahabat bertanya: “Siapakah yang menolak Wahai Rasulullah?” Karena ini perkara yang sangat mengherankan.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab:

مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى

“Barangsiapa yang menaatiku maka dialah yang akan masuk surga, dan barangsiapa yang mendurhakaiku maka dialah yang menolak (untuk masuk surga).” (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim)

Jadi perkaranya sangat jelas. Dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan bahwasanya barangsiapa yang menaatiku -kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam- maka dia akan masuk surga dan barangsiapa yang mendurhakaiku berarti dia telah menolak.

Maka dengan demikian kita mengetahui barangsiapa yang bermaksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, berarti dia telah mengambil keputusan bahwasanya dia menolak untuk masuk ke dalam surga dan dia menghalangi dirinya untuk masuk ke dalam surga. Karena surga tidak akan mungkin seseorang masuk ke dalamnya kecuali dari jalannya para Rasul. Merekalah yang menjelaskan kepada manusia jalan masuk ke dalam surga dan merekalah yang menjelaskan perkara-perkara yang dapat membuat seseorang mendapatkan ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala dan bagaimana cara agar kita bisa meninggalkan apa-apa yang membuat Allah murka.

Menit ke-14:22 Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mendurhakai Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam terbagi menjadi dua. Maksiat dalam pokok-pokok keimanan dan rukun-rukun agama, ini adalah maksiat yang menyebabkan seseorang keluar dari agama Islam. Kemudian yang kedua adalah bermaksiat kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pada perkara yang tidak sampai kepada derajat kekufuran. Seperti seorang meninggalkan kewajiban-kewajiban yang tidak menyebabkan dia menjadi kafir. Akan tetapi ini juga maksiat dan orang yang melakukan ini tetap diancam untuk masuk ke dalam neraka dan mendapatkan murka dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi apabila ia masuk neraka, maka dia tidak akan masuk selama-lamanya dan dia akan dikeluarkan setelah disucikan dan dibersihkan dari dosa-dosanya, tidak seperti orang kafir yang akan kekal di neraka.

Menit ke-16:53 Kaum muslimin dan muslimat yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Pengarang kitab ini kemudian mengatakan:

بل أرسل إلينا رسولا

“Akan tetapi Ia mengutus kepada kita seorang Rasul.”

Yang dimaksud “kita” di sini adalah kita umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Yang dimaksud dengan Rasul di sini adalah yang diutus kepada kita, yaitu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, penutup para Nabi dan pemimpin para Rasul, juga penghulu anak Adam semuanya. Semoga shalawat dan salam tercurahkan kepada beliau.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَّا كَانَ مُحَمَّدٌ أَبَا أَحَدٍ مِّن رِّجَالِكُمْ وَلَـٰكِن رَّسُولَ اللَّـهِ وَخَاتَمَ النَّبِيِّينَ…

Tidaklah Muhammad bapak salah seorang dari laki-laki di antara kalian, akan tetapi dia adalah utusan Allah Subhanahu wa Ta’ala dan penutup para Nabi.” (QS. Al-Ahzab[33]: 40)

Beliau mengatakan: “Akan tetepi Allah mengutus kepada kita seorang Rasul,” yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala mengaruniakan kepada kita dengan karunia yang besar dan memberikan kita nikmat yang mulia, yaitu diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kepada kita sebagai seorang Rasul, penyeru kepada Allah dan sebagai pembawa cahaya yang terang benderang. Maka itu adalah nikmat yang besar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada umat ini, yaitu diutusnya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebaik-baik Nabi, Nabi yang paling utama dan Rasul yang paling mulia.

Dan Allah mengkhususkan dengan kekhususan-kekhususan yang tidak diberikan kepada nabi-nabi sebelumnya. Juga Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan umat ini dengan kemuliaan-kemuliaan yang tidak diberikan kepada umat sebelum umat Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Oleh karena itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

نَحْنُ الْآخِرُونَ الْأَوَّلُونَ

“Kita adalah umat yang paling terakhir akan tetapi yang paling duluan masuk ke dalam surga.” (HR. Muslim)

Allah Subhanahu wa Ta’ala memuliakan kita dengan kemuliaan yang sangat banyak, memberikan kita karunia yang tidak diberikan kepada umat-umat sebelum kita dan tidak diberikan kepada Nabi sebelum Nabi kita. Dan ini dapat diketahui bagi orang yang membaca apa-apa yang telah dikarang oleh para ulama terdahulu tentang kekhususan-kekhususan umat ini yang tidak diberikan kepada umat sebelum Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Maka wajib bagi setiap muslim untuk merenungi nikmat ini dan meyakini besarnya keutamaan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada umat ini dan keutamaan kita dijadikan sebagai pengikut Rasul yang yang mulia.

Menit ke-20:27 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِّنْ أَنفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُم بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَّحِيمٌ ﴿١٢٨﴾

Sungguh telah datang kepada kalian seorang Rasul dari diri kalian sendiri yang sangat berat bagi Rasul tersebut apa yang menyulitkan kalian dan sangat besar perhatiannya kepada umatnya dan sangat cinta dan besar kasih sayangnya terhadap orang-orang yang beriman.” (At-Taubah[9]: 128)

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada kita seorang Rasul yang sangat penyayang, yang sangat santun dan sangat mulia dan sangat amanah, yang telah menyampaikan seluruh apa yang diperintahkan dengan penyampaian yang sempurna. Dan dia telah berjihad dengan sebenar-benarnya jihad sampai datang kematian kepada beliau. Dan tidaklah beliau meninggalkan kebaikan kecuali dia telah tunjukkan kepada kita dan tidaklah beliau meninggalkan satu keburukan pun kecuali dia telah peringatkan. Dan beliau telah menasehati umatnya dengan nasihat yang sempurna dan menjelaskan dengan sesempurna-sempurna penjelasan.

Pengarang kitab ini mengatakan: ”

أرسل إلينا رسولا؛ فمن أطاعه دخل الجنة ومن عصاه دخل النار

“Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada kita seorang Rasul. Barangsiapa yang menaatinya, dia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang mendurhakainya, dia akan masuk ke dalam neraka.”

Maka barangsiapa yang menaati Nabi yang mulia ini, apa yang dia ajak kepadanya dari tauhid dan tunduk kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan masuk surga. Dan barangsiapa yang bermaksiat kepadanya, maka dia akan masuk ke dalam neraka.

Dalil untuk menaati Rasul

Menit ke-23:12 Para pendengar yang semoga dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, adapun dalil dari apa yang telah kita sebutkan di atas, yaitu firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

إِنَّا أَرْسَلْنَا إِلَيْكُمْ رَسُولًا شَاهِدًا عَلَيْكُمْ كَمَا أَرْسَلْنَا إِلَىٰ فِرْعَوْنَ رَسُولًا ﴿١٥﴾ فَعَصَىٰ فِرْعَوْنُ الرَّسُولَ فَأَخَذْنَاهُ أَخْذًا وَبِيلًا ﴿١٦﴾

“Sesungguhnya telah Kami utus kepada kalian seorang Rasul yang menjadi saksi atas kalian sebagaimana Kami utus kepada Firaun seorang Rasul. Kemudian Firaun bermaksiat dan mendurhakai Rasul tersebut, maka Kami siksa dia dengan siksaan yang berat.”

Ini dalil dari apa yang telah kita sebutkan dan apa yang pengarang kitab ini telah menyebutkan beberapa pembukaan untuk masalah ini dan kitab ini. Dan insyaAllah pada pertemuan berikutnya kita akan melanjutkan kajian kita dan pembahasan kita dalam hal ini, yaitu permasalahan yang kedua dan yang ketiga.

Dan kita tutup kajian kita pada hari ini dengan berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat kepada kita terhadap apa yang telah kita pelajari dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa memberikan taufikNya kepada kita. Sesungguhnya Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha menerima doa.

Selanjutnya: Larangan Mendurhakai Rasul dan Menyekutukan Allah

Baca dari awal yuk: Mukadimah Kajian Al-Ushul Ats-Tsalatsah

Mp3 Kajian Tentang Kewajiban Menaati Rasul

Sumber audio: radiorodja.com

Mari turut menyebarkan catatan kajian “Kewajiban Menaati Rasul” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: