Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

Berikut pembahasan Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafizahullahu Ta’ala.

Transkrip Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Kita berada dipenghujung bulan ramadhan, yang tentunya mungkin masih ada kesempatan hari ini dan hari esok, kita tidak tahu. Yang jelas kita berpikir bagaimana mengakhiri bulan ramadhan dengan sebaik mungkin. Karena sesungguhnya yang Allah lihat itu di akhir, bukan di awalnya.

Karena yang dianggap itu adalah akhir segala sesuatunya, maka dari itulah pada kesempatan-kesempatan ini kita berusaha semaksimal mungkin untuk kita mempergunakannya. Kita berharap mudah-mudahan kita keluar dari bulan ramadhan dengan mendapatkan ampunan Allah rabbul Izzati wal Jalalah.

Ummatal islam,

Maka dari itulah apabila telah mendekati akhir-akhir ramadhan ini, dahulu para Salafush Sholeh semakin bersungguh-sungguh untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itulah tanda ahlul istiqomah, sebagaimana dikatakan oleh para ulama salaf terdahulu: ‘Ahlul istiqomah itu semakin mendekati akhir semakin bersungguh-sungguh, sedangkan orang yang tidak istiqomah tidak demikian’.

Kita ingin menjadi orang-orang yang istiqomah tentunya, yang setelah ramadhan pun kita terus melakukan amal ibadah-ibadah yang kita lakukan di bulan ramadhan, berupa membaca Al-Quran, berupa sholat malam, demikian pula puasa dan amal ibadah lain yang tentunya kita berusaha berlomba-lomba di bulan ini untuk melakukannya.

Ummatal Islam,

Kemudian sebelum kita mengakhiri ramadhan ini, jangan lupa sebuah kewajiban yang Allah wajibkan kepada umat Islam, yaitu Zakat Fitr. Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Abbas: ‘Bahwa zakat fitrah itu pensuci untuk orang yang berpuasa dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia dan dari ucapan-ucapan yang tidak baik’.

Subhanallah, ternyata dengan zakat fitr Allah Subhanahu wa Ta’ala mensucikan orang-orang yang berpuasa dari perbuatan yang ia lakukan secara sia-sia, yang tidak ada guna dan manfaatnya. Demikian pula mensucikan dari ucapan tidak baik yang ia ucapkan ketika ia sedang berpuasa tersebut.

Karena siapa di antara kita ketika sedang berpuasa terus-menerus tak lepas dari ibadah? Tidak mungkin. Pasti ada masa-masa kita bosan, pasti ada masa-masa kita lelah, di situ kita terkadang jatuh kepada perbuatan yang sia-sia.

Maka dengan zakat fitr itulah Allah Subhanahu Wa Ta’ala mensucikan orang-orang yang berpuasa tersebut dari perkataan atau perbuatan yang sia-sia dan ucapan yang tidak layak sebagai kasih sayang Allah kepada hamba-hambaNya, betapa luasnya rahmat dan kasih sayang Allah.

Ummatal islam,

Tentunya ya akhi, di bulan ramadhan ini Allah Subhanahu Wa Ta’ala telah menempa dan mendidik kita dengan kesabaran yang penuh, sabar untuk melaksanakan ketaatan, menjauhi kemaksiatan, demikian pula sabar menghadapi musibah kelaparan dan kehausan.

Maka ini pendidikan agung yang tentunya tujuan yang Allah inginkan dari ini semua agar kita tetap sabar kelak setelah ramadhan di atas ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Taat di dalam sholat kita, di dalam puasa sunnah, demikian pula shodaqoh, demikian pula menjauhi maksiat-maksiat.

Apabila di bulan ramadhan kita mampu untuk menahan pandangan kita, kita mampu untuk meninggalkan maksiat-maksiat dan syahwat kita, maka sungguh kita berharap kepada Allah agar Allah tetap memberikan kekuatan kepada kita setelah ramadhan nanti untuk meninggalkan maksiat.

Maka setelah ramadhan selesai, barulah kita akan merasakan kenikmatan bulan ramadhan.

Di bulan ramadhan ternyata kita bisa meninggalkan maksiat, tapi setelah bulan ramadhan terasa berat. Ketika di bulan ramadhan begitu ringan kaki kita untuk menuju ketaatan, tapi setelah ramadhan terkadang gangguan begitu beratnya. Maka itu hanyalah dirasakan oleh orang-orang yang ketika ramadhan ia gunakan waktunya untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, untuk menaati Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itulah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan umatnya untuk terus menjaga puasa setelah ramadhan, dengan puasa sunnah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

عليك بالصيام فإنه لا مثل له

“Hendaknya engkau berpuasa karena puasa itu ibadah yang tidak ada tandingannya” (HR. Ahmad, An Nasa-i. Dishahihkan Al Albani dalam Shahih An Nasa-i)

Setelah ramadhan, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan untuk berpuasa 6 hari Syawal dan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

من صام رمضان ثم أتبعه ستا من شوال كان كصيام الدهر

“Barangsiapa berpuasa Ramadhan kemudian puasa 6 hari di bulan Syawal seolah–olah ia berpuasa 1 tahun penuh.” (HR. Muslim).

Karena setiap harinya -puasa syawal- dihitung oleh Allah 10 hari. Sedangkan satu bulannya 30 hari, itu ditambah 6 hari maka menjadi 36 hari. Apabila dikalikan dengan 10 maka 360 hari, sama dengan jumlah hari setahun bulan hijriyah.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Transkrip Khutbah Jumat kedua Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyariatkan umat Islam, apabila telah selesai dari berpuasa ramadhan sebulan penuh, hendaklah mereka banyak bersyukur kepada Allah, yang telah memberikan kepada mereka Hidayah. Allah berfirman:

وَلِتُكْمِلُوا الْعِدَّةَ وَلِتُكَبِّرُوا اللَّهَ عَلَى مَا هَدَاكُمْ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ

Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.” (QS. Al Baqarah: 185)

Karena sesungguhnya ketika seseorang diberikan oleh Allah kekuatan untuk berpuasa di bulan ramadhan sebulan penuh, itu hakikatnya adalah  hidayah dari Allah, bahkan nikmat yang besar yang Allah berikan kepada seorang hamba, dan itulah nikmat yang hendaknya kita pantas untuk bersyukur, demikian pada bergembira dengannya, Allah Ta’ala berfirman:

قُلْ بِفَضْلِ اللَّهِ وَبِرَحْمَتِهِ فَبِذَٰلِكَ فَلْيَفْرَحُوا هُوَ خَيْرٌ مِمَّا يَجْمَعُونَ

Katakanlah dengan karunia Allah dan rahmat-Nya lah hendaklah mereka bergembira, itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia ini“. (QS. Yunus: 58).

Allah mengatakan bahwasanya yang paling layak kalian bergembira dengannya adalah karunia Allah berupa hidayah dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala berupa kekuatan Taufik untuk beramal, itu adalah merupakan nikmat yang paling layak untuk kita bergembira dengannya. Maka Allah mengatakan itu lebih baik daripada apa yang mereka kumpulkan dari kehidupan dunia.

Maka sesungguhnya adakah nikmat yang terbesar dari seseorang diberikan oleh Allah kekuatan untuk menaatiNya? Adakah nikmat yang lebih besar dari seseorang yang diberikan oleh Allah kekuatan untuk meninggalkan maksiat? Tentu tidak ada.

Bagi seorang Mukmin, nikmat yang hakiki adalah diberikan kepada dirinya hidayah dan dimasukkan ke dalam surga. Maka dari itulah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

إِنَّ السَّعِيدَ لَمَنْ جُنِّبَ الْفِتَنُ وَلَمَنْ ابْتُلِيَ فَصَبَرَ فَوَاهًا

“Sesungguhnya orang yang bahagia itu hakikatnyanya siapa? Yaitu orang yang dijauhkan dari fitnah, dan orang yang sabar menghadapi musibah”. (HR. Abu Dawud)

Itulah orang yang bahagia, dijauhkan dia dari fitnah syahwat, fitnah syubhat, fitnah dunia, lalu ia pun diberikan kesabaran menghadapi ujian-ujian yang Allah berikan, ujian yang berupa perintah dan larangan, demikian pula ujian yang berupa musibah yang menghampiri kehidupannya.

Kita memohon kepada Allah agar Allah menerima amal ibadah kita selama di bulan ramadhan ini, agar Allah mengeluarkan kita dari bulan ramadhan ini dalam keadaan Allah mengampuni dosa-dosa kita.

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Download mp3 Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

Klik link Amalan Setelah Ramadhan – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)

Catatan Artikel Khutbah Jumat Akhir Ramadhan: Semakin Mendekati Akhir Semakin Bersungguh-Sungguh

Khutbah Jumat yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor pada Jumat, 28 Ramadhan 1438 / 23 Juni 2017. Pada khutbah jumat ini, beliau menyampaikan tema tentang “Amalan Setelah Ramadhan“. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.

Komentar

WORDPRESS: 2
  • comment-avatar
    chamim t 2 tahun ago

    subhanallah….

  • comment-avatar
    chamim t 2 tahun ago

    alhamdulillah…

  • DISQUS: