Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

Berikut pembahasan Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه
قال الله تعالى فى كتابه الكريم، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
وقال تعالى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
أَمَّا بَعْدُ، فإِنَّ أَصَدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ ، وَأَحْسَنَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ ، وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا ، وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ ، وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلالَةٌ ، وَكُلَّ ضَلالَةٍ فِي النَّارِ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya diantara nikmat yang Allah berikan kepada kita setelah selesai kita melaksanakan bulan Ramadhan, yaitu diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kenikmatan berita ibadah-ibadah berikutnya. Allah Ta’ala berfirman:

فَإِذَا فَرَغْتَ فَانصَبْ ﴿٧﴾

Apabila kamu telah selesai, maka berdirilah kembali.” (QS. Ash-Sharh[94]: 7)

Banyak para ulama menafsirkan ayat itu dengan mengatakan apabila kamu telah selesai dari satu ibadah, maka bersiaplah menuju ibadah berikutnya. Setelah selesai shalat, kita kemudian berdzikir. Setelah selesai Ramadhan, masih ada ibadah-ibadah yang lainnya. Karena memang tujuan Allah menciptakan manusia adalah untuk beribadah. Allah berfirman:

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah kepadaKu.” (QS. Adz-Dzariyat[51]: 56)

Maka kita berusaha untuk apabila telah selesai dari suatu ibadah, kita bersiap menuju ibadah yang lainnya. Ibadah yang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam syariatkan di bulan Syawal. Dimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ فَكَأَنَّمَا صَامَ الدَّهْرَ

“Siapa yang puasa Ramadhan kemudian diikuti 6 hari Syawal, seakan-akan ia berpuasa setahun penuh.” (HR. Muslim dalam shahihnya)

Ini merupakan kesempatan yang Allah ingin berikan kepada kita kembali, saudaraku. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin menyempurnakan ibadah-ibadah kita. Agar Allah Subhanahu wa Ta’ala semakin menggugurkan dosa-dosa kita. Agar Allah semakin meningkatkan derajat kita, saudaraku.

Terutama kita setelah bulan Ramadhan, barangkali ruh ibadah atau semangat ibadah masih tinggi. Karena ia merupakan pengaruh daripada bulan Ramadhan. Maka disaat ruh dan semangat ibadah itu masih ada dan masih tinggi, jangan sia-siakan dengan banyak berleha-leha. Jangan sia-siakan dengan banyak menghabiskan hari-hari dan waktu-waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat ya ummatal Islam.

Benar, bahwa kegembiraan sangat dianjurkan di saat idul fitr. Makanya para Sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di hari idul fitr, mereka melakukan permainan-permainan yang itu tentunya dimubahkan oleh Allah dan RasulNya. Namun itu tidak berlanjut terus-menerus. Segera mereka pun kembali mempersiapkan diri untuk beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ini dia 6 hari Syawal yang disyariatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk semakin menyempurnakan ibadah Ramadhan kita. Dimana Nabi mengatakan bahwa siapa yang berpuasa Ramadhan lalu diikuti 6 hari Syawal, maka seakan-akan ia berpuasa setahun penuh lamanya.

Ummatal Islam,

Seorang Mukmin, dengan adanya kesempatan-kesempatan tersebut, tentunya dia sangat berkeinginan untuk mendapatkan pahala yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang Mukmin, dengan adanya kesempatan tersebut, dia ingin meraih yang terbaik di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka saudaraku..

Seorang Mukmin berpikir bagaimana ia bisa melakukan 6 hari Syawal ini dengan sebaik-baiknya. Dahulu Salafush Shalih, mereka tidak menyukai puasa Syawal langsung setelah shalat Id, di tanggal 2 atau di tanggal 3. Kebanyakan Salaf kalau kita lihat atsar daripada mereka, mereka berpuasa setelah 10 hari lewat dari bulan Syawal.

Ini dia Muhammad bin Rasyid seorang ahli hadits, beliau memulai puasa Syawal setelah lewat 10 hari dari pada bulan Syawal tersebut. Mengapa demikian? Dikarenakan kata para ulama, hal itu untuk memperlihatkan dan bahwasannya itu masih ada pengaruh daripada kegembiraan idul fitr.  Maka mereka pun tidak suka apabila setelah selesai idul fitri, satu hari kemudian langsung berpuasa. Maka itulah perbuatan Salafush Shalih didalam puasa Syawal.

Yang kedua, saudaraku..

Bahwa puasa syawal tidak disyaratkan harus terus-menerus. Ia disyariatkan mutlak 6 hari saja. Maka apabila kita berpuasa sehari tidak, sehari iya, atau seminggu hanya dua kali saja, silahkan kita lakukan.

Demikian pula apabila kita barengkan dan kita niatkan dengan puasa sunnah yang lainnya. Seperti misalnya ada seseorang yang ingin puasa Syawal dibarengkan dengan puasa senin dan kamis. Setiap senin dan kamis ia berpuasa tapi ia berniat dua; yang pertama niat puasa senin dan kamis, yang kedua berniat puasa Syawal. Maka pendapat yang paling kuat dari pendapat para ulama, hal seperti ini pun diperbolehkan, insyaAllah. Bahkan hal yang seperti itu akan semakin mempertebal amalan kita dan pahala kita semakin banyak di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ibnu Qudamah berkata, “Hendaklah seorang hamba memperbanyak niat dia.”

Saudaraku,

Di bulan syawal ini ya akhi, terkadang kita mendapatkan sebuah keyakinan di masyarakat yang tidak sesuai dengan syariat. Sebagian masyarakat masih menganggap bahwa Syawal itu bulan yang sial untuk menikah. Dahulu di masyarakat jahiliyah, demikian pula mereka punya keyakinan. Mereka menganggap bahwa bulan Syawal itu bulan sial untuk menikah. Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sengaja beliau menikah di bulan Syawal. Dan kebanyakan pernikahan beliau di bulan Syawal.

Mengapa beliau lakukan itu? Untuk menyelisihi orang-orang jahiliyah. Tapi subhanallah, keyakinan jahiliyah ini masih banyak diyakini oleh sebagian masyarakat di Indonesia yang ternyata notabene Muslim. Tidak layak saudaraku hal seperti ini diyakini. Karena kesialan itu hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

الطِّيَرَةُ شِرْكٌ الطِّيَرَةُ شِرْكٌ

“Meyakini kesialan pada sesuatu itu adalah kesyirikan.” (HR. Abu Dawud)

Kenapa? Karena kesialan itu hanyalah berasal dari Allah Subhanahu wa Ta’ala saja.

أقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم

Transkrip Khutbah Jumat kedua Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله، نبينا محمد و آله وصحبه ومن والاه، وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، وأشهد أنَّ محمّداً عبده ورسولهُ

Ummatal Islam,

Hendaknya mereka yang mempunyai hutang puasa membayar hutangnya terlebih dahulu. Berupa qadha puasa yang ia tinggalkan di bulan Ramadhan. Mengapa demikian? Karena yang pertama, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ صَامَ رَمَضَانَ ثُمَّ أَتْبَعَهُ بِسِتٍّ مِنْ شَوَّالٍ

“Siapa yang berpuasa Ramadhan lalu ia mengikuti 6 hari Syawal.”

Syaikh Utsaimin berkata bahwa tidak disebut “berpuasa Ramadhan” kecuali apabila ia telah berpuasa sebulan penuh.

Yang kedua, dikarenakan amal ibadah yang wajib lebih dicintai oleh Allah. Maka amal ibadah yang wajib hendaknya lebih kita dahulukan daripada amalan yang sunah. Disebutkan dalam hadits qudsi, Allah Ta’ala berfirman:

وَمَا تَقَرَّبَ إِلَيَّ عَبْدِي بِشَيْءٍ أَحَبَّ إِلَيَّ مِمَّا افْتَرَضْتُهُ عَلَيْهِ

“Tidaklah seorang hamba mendekatkan diri kepadaKu dengan sesuatu yang paling Aku cintai daripada apa yang aku wajibkan kepada dia.” (HR. Bukhari)

Berarti amalan yang paling dicintai oleh Allah adalah amalan yang wajib. Maka kita berusaha untuk mendahulukan yang wajib, kemudian setelah itu baru kita lakukan puasa yang sunnah. Terkecuali kata sebagian ulama, apabila dikhawatirkan apabila tidak melaksanakan puasa Syawal segera, kita tidak akan mendapatkan puasa Syawal. Karena dia terbatas ada pada bulan Syawal saja. Maka apabila keadaannya seperti ini, silahkan dia mendahulukan puasa Syawal.

Ummatal Islam,

Yang jelas, saudaraku, amalan-amalan seperti ini Allah inginkan tentunya untuk kebaikan diri kita. Maka dari itulah saudaraku, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh kita untuk berlomba-lomba dalam kebaikan. Allah berfirman:

فَاسْتَبِقُوا الْخَيْرَاتِ

Berlomba-lombalah dalam kebaikan.” (QS. Al-Baqarah[2]: 148)

Allah juga berfirman:

سَابِقُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ

“Berlomba-lombalah kalian untuk mendapatkan ampunan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala” (QS. Al-Hadid[57]: 21)

Allah juga berfirman:

وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.” (QS. Al-Mutaffifin[83]: 26)

Na’am, inilah perlombaan orang-orang yang beriman. Untuk menambah pahala, untuk mencari ampunan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bukan perlombaan mencari dunia.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إنك سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعوَات
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللهُمَّ تَقَبَّل اَعْمَالُنَا يَارَبَّ العَالَمِين
اللهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا اِنَّكَ اَنْتَ التَّوابُ الرَّحِيم
اللهُمَّ آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اللهم أجرني من النار

عباد الله:

إِنَّ اللَّـهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ ۚ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ ﴿٩٠﴾
فَاذْكُرُوا الله العَظِيْمَ يَذْكُرْكُم، وَاشْكُرُوهُ عَلَى نِعَمِهِ يَزِدْكُم، ولذِكرُ الله أكبَر.

Download mp3 Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

Klik link Puasa Syawal – Khutbah Jumat (Ustadz Badrusalam, Lc.)

Catatan Artikel Khutbah Jumat Bulan Syawal: Puasa Syawal Berapa Hari?

Khutbah Jumat ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor pada Jumat, 3 Syawal 1437 / 8 Juli 2016. Pada khutbah jumat ini, beliau menyampaikan tema tentang “Puasa Syawal“. Mari kita simak dan download khutbah Jumat ini, semoga bermanfaat.

Mari turut menyebarkan Khutbah Jumat Bulan Syawal ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0