Khutbah Jumat Paling Bagus Tentang Terkabulnya Doa

Khutbah Jumat Paling Bagus Tentang Terkabulnya Doa

Teks Khutbah Jumat Khutbah Jumat Paling Bagus Tentang Terkabulnya Doa ini disampaikan oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc, MA.

Khutbah Jumat Paling Bagus Pertama Tentang Terkabulnya Doa

إِنَّ الْحَمْدَ لله.. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ اِلَيْه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

و أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

معاشر المسلمين.. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون

Pada tahun kedua Hijriyah terjadi sautu waktu perang yang sangat besar yang dinamakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan Yaumul Furqon (hari pembeda), yaitu perang badar.

Dimana kaum muslimin dengan jumlah yang sangat sedikit (300 belasan) pasukan dengan persenjataan yang sangat terbatas harus melawan 1.000 pasukan kaum musyrikin dengan persenjataan yang sangat kuat. Hal ini dikarenakan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam beserta 315 atau 317 sahabat keluar dalam rangka untuk menghadang kafilah dagang Abu Sufyan. Karena para sahabat yang terusir dari kota Mekah dan orang-orang musyrikin telah merampas harta mereka.

Maka saatnya Nabi dan para sahabat merampas balik harta orang-orang kafir Quraisy. Namun Abu Sufyan lolos kemudian meminta pertolongan dari Abu Jahal dan kawan-kawannya kemudian datanglah pasukan kaum Quraisy dengan jumlah 1000 orang dengan persenjataan yang sangat kuat.

Maka tatkala itu kondisi sangat genting, jumlah yang tidak sebanding (1 banding 3) dan persenjataan juga yang tidak sebanding.

Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala itu berdoa dengan beristighatsah yang Allah abadikan dalam Al-Qur’an:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ أَنِّي مُمِدُّكُم بِأَلْفٍ مِّنَ الْمَلَائِكَةِ مُرْدِفِينَ ﴿٩﴾

“Tatkala kalian beristighatsah kepada Rabb kalian maka Aku akan menolong kalian dengan Malaikat yang datang berbondong-bondong.”

Ketika itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallah bersama Abu Bakar menyendiri berdua sementara seluruh sahabat yang lain maju dalam medan pertempuran. Tugas mereka berdua berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala sebelum maju dalam medan pertempuran. Maka Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu berdoa dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa.

Abu Bakar telah selesai berdoa dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum selesai berdoa. Beliau menengadahkan kedua tangan beliau, diangkat ke atas sampai selendang beliau terjatuh dan beliau tetap berdoa.

Abu Bakar yang sudah selesai berdoa datang kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata, “Wahai Rasulullah, sudah cukup doamu. Sesungguhnya Allah akan mengabulkan doamu.”

Tapi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak peduli. Beliau terus berdoa mengangkat kedua tangan beliau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau berdoa:

اللهُمَّ إِنْ تُهْلِكْ هَذِهِ الْعِصَابَةَ مِنْ أَهْلِ الْإِسْلَامِ ، لَا تُعْبَدْ فِي الْأَرْضِ

“Ya Allah jika kami sekelompok kecil ini binasa, maka Engku tidak akan disembah.”

Nabi terus berdoa, Nabi terus berdoa sampai Allah turunkan firmanNya bahwasannya Allah akan berikan pertolongan kepada kaum Muslimin sehingga akhirnya mereka menang dalam perang badar tersebut. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَقَدْ نَصَرَكُمُ اللَّـهُ بِبَدْرٍ وَأَنتُمْ أَذِلَّةٌ ۖ فَاتَّقُوا اللَّـهَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ ﴿١٢٣﴾

Sungguh Allah telah menolong kalian dalam perang badar padahal kalian sangat sedikit jumlahnya. Kalian sangat sedikit, kalian tidak memiliki kemampuan, Allah yang menolong kalian, maka bertakwalah kepada Allah agar kalian bersyukur.” (QS. Ali-Imran[3]: 123)

Tatkala seseorang berdoa kepada Allah dengan menghinakan dirinya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu salah satu sebab utama agar doa dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah Nabi Musa ‘Alaihis Salam tatkala beliau dikejar oleh pasukan Firaun. Maka beliau pergi meninggalkan kota Mesir menuju negeri Madyan. Tiba-tiba, tanpa persiapan. Berjalanlah beliau bersafar dalam jarak yang jauh, menempuh padang pasir tanpa membawa bekal makanan sama sekali. Sampai akhirnya tibalah beliau di negeri Madyan. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَلَمَّا وَرَدَ مَاءَ مَدْيَنَ وَجَدَ عَلَيْهِ أُمَّةً مِّنَ النَّاسِ يَسْقُونَ وَوَجَدَ مِن دُونِهِمُ امْرَأَتَيْنِ تَذُودَانِ ۖ قَالَ مَا خَطْبُكُمَا ۖ قَالَتَا لَا نَسْقِي حَتَّىٰ يُصْدِرَ الرِّعَاءُ ۖ وَأَبُونَا شَيْخٌ كَبِيرٌ ﴿٢٣﴾

Maka tibalah negeri Madyan, dia melihat sekelompok orang-orang berkumpul di suatu sumur yang sedang mengambil air. Sementara ada dua wanita yang menjauh, mereka tidak mengambil air, maka Nabi Musa datang ingin menolong mereka.

Nabi Musa berkata, “Ada apa gerangan kalian berdua?” Kata kedua wanita ini, “Kami tidak bisa mengambil air karena ayah kami sudah tua tidak bisa mengambil air.” Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَسَقَىٰ لَهُمَا ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ

Kemudian Nabi Musa dengan sisa tenaganya membantu kedua wanita tersebut, setelah itu dia bingung hendak kemana, tidak ada yang menolongnya, dia dalam kondisi sangat lapar, datang bertemu dengan banyak orang, tidak ada yang menjamunya, tidak ada yang mengajak dia makan, entah kemana dia minta. Kepada siapa dia minta dijamu.

ثُمَّ تَوَلَّىٰ إِلَى الظِّلِّ

“Maka dia pun berbaring di bawah sebuah pohon.” Kemudian dia berkata:

فَقَالَ رَبِّ إِنِّي لِمَا أَنزَلْتَ إِلَيَّ مِنْ خَيْرٍ فَقِيرٌ

Ya Rabbku, sungguh aku ini sangat faqir, sangat butuh dengan karunia yang Engkau berikan kepadaku.” (QS. Al-Qashash[28]: 24)

Maka Allah kabulkan doanya:

فَجَاءَتْهُ إِحْدَاهُمَا تَمْشِي عَلَى اسْتِحْيَاءٍ

Ternyata wanita tadi salah satunya yang ditolong datang kemudian mengajak Nabi Musa untuk pergi ke rumah ayah mereka untuk dijamu oleh sang ayah.

Hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Lihatlah Nabi Musa ‘Alaihis Salam tatkala menghinakan dirinya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, entah dari mana pertolongan datang. Beliau lapar, tapi Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui keperluan Nabi Musa, maka Allah menolong Nabi Musa ‘Alaihis Salam.

Lihatlah Nabi Ayyub ‘Alaihis Salam. Tatkala ditimpa dengan penyakit bertahun-tahun. Sebagian ahli tafsir mengatakan dia ditimpa penyakit tujuh tahun sampai semua orang menjauh darinya. Maka beliau berkata sebagaimana sebutkan:

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ ﴿٨٣﴾

Ingatlah tatkala Nabi Ayyub berkata kepada Rabbnya: ‘Ya Rabbku sesungguhnya aku ditimpa dengan penderitaan, aku ditimpa dengan kemudzaratan, dan Engkau adalah Dzat yang Maha Penyayang di antara para penyayang.” (QS. Al-Anbiya[21]: 83)

Maka Allah pun mengabulkan permohonan Nabi Ayyub ‘Alaihis Salam.

Lihatlah Nabi Yunus ‘Alaihis Salam tatkala ditelan oleh ikan paus.

وَذَا النُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَاضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ

Lihatlah bagaimana Nabi Yunus ‘Alaihis Salam tatkala beliau pergi meninggalkan kaumnya dalam kondisi marah dan dia menyangka Kami tidak akan menyempitkan urusannya.” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)

Kemudian tiba-tiba Allah mengirim ikan paus kemudian menelannya. Kata Allah:

فَنَادَىٰ فِي الظُّلُمَاتِ أَن لَّا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنتَ سُبْحَانَكَ إِنِّي كُنتُ مِنَ الظَّالِمِينَ

Maka dia pun dari dalam perut ikan paus, dalam kegelapan malam, dalam kegelapan perut ikan paus, dalam kegelapan lautan, maka dia mengatakan, ‘Tidak ada yang berhak disembah kecuali Engkau Ya Robbku, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berbuat kesalahan.” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)

Maka Allah pun menolong Nabi Yunus ‘Alaihis Salam.

Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Diantara sebab utama agar doa kita dikabulkan adalah merendahkan diri dihadapan Allah, merasa perlu, merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Allah telah berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّـهِ ۖ وَاللَّـهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ ﴿١٥﴾

Wahai manusia sekalian, sesungguhnya kalian fakir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Allah yang Maha Kaya dan Maha Terpuji.” (QS. Fatir[35]: 15)

Lihatlah jika seseorang ingin dikabulkan doanya, maka hinakanlah dirinya dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Apa kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

أقربُ مَا يَكونُ العبْدُ مِن ربِّهِ وَهَو ساجدٌ

“Kondisi orang paling dekat dengan Allah tatkala dia sedang sujud.”

Tatkala dia sedang meletakkan bagian tubuhnya yang paling terhormat (kepalanya), dia letakkan di tanah untuk menghinakan dirinya sambil dia memuji Allah dengan berkata:

سُبْحَانَ رَبِّيَ الأَعْلَى وَبِحَمْدِهِ

“Maha Suci Allah yang Maha Tinggi dan aku maha hina”

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

وأمَّا السُّجُودُ فَاجْتَهِدُوا في الدُّعاء فَقَمِنُّ أنْ يُسْتَجَاب لَكُمْ

“Adapun sujud, maka bersungguh-sungguhlah dalam berdoa, karena sungguh mudah Allah mengabulkan doa orang yang dalam sujud.” (HR. Muslim)

Kenapa? karena dia sedang menghinakan dirinya tatkala sujud.

Demikian juga diantara sebab dikabulkannya doa tatkala seorang melepaskan kesombongannya. Oleh karenanya para ulama menyebutkan diantara sebab mudah dikabulkan doa adalah tatkala seorang sedang bersafar. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebut tentang seorang yang dia telah melakukan sebab-sebab dikabulkannya doa. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang seorang musafir:

أَشْعَثَ أَغْبَرَ يَمُدُّ يَدَيْهِ إِلَى السَّمَاءِ يَا رَبِّ يَا رَبِّ

“Seorang sedang safar, jauh dari keluarganya, jauh dari kampungnya, jauh dari makanan yang biasa dia bahkan, jauh dari tempat tidur yang biasa dia tiduri, kemudian rambutnya semrawut penuh dengan debu, jauh dari kerapian, kemudian ia mengangkat kedua tangannya.”

Maka ini sangat mudah dikabulkan doa seorang hamba.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga menyebutkan dalam hadits qudsi tentang orang-orang yang ada di padang arafah. Kata Allah kepada para Malaikat:

انْظُرُوا إِلَى عِبَادِي هَؤُلَاءِ جَاءُونِي شُعْثًا غُبْرًا، أُشْهِدُكُمْ أَنِّي قَدْ غَفَرْتُ لَهُمْ

“Lihatlah wahai para MalaikatKu kepada hamba hambaKu yang mereka datang dari Padang Arafah dengan rambut penuh debu, dengan semrawut, saksikanlah Aku akan mengampuni dosa-dosa mereka.”

Karenanya jika seseorang ingin dikabulkan doanya, maka dia harus merasa perlu kepada Allah, merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sungguh contoh yang menakjubkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala di Padang Arafah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam setelah menjamak shalat jamak taqdim (shalat dzuhur dan shalat ashar) kemudian Nabi naik di atas untanya di bawah Jabal Rahmah kamudian Nabi mengangkat kedua tangannya berdoa setelah dzuhur sampai matahari tenggelam. Berjam-jam beliau berdoa mengangkat kedua tangannya. Bahkan sampai tatkala untanya bergerak, Nabi memegang tali kekang untanya dengan tangan kiri dan tangan kanannya tetap menengadah ke langit meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara sebagian jamaah haji baru baru 15 menit, setengah jam, sudah habis permintaan mereka. Mereka tidak tahu apa yang mereka butuhkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sementara Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang pintu surga tidak terbuka kecuali yang mengetuknya adalah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa dengan luar biasa dari dzuhur sampai magrib. Demikianlah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam karena dia yang paling tahu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia yang paling merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب وخطيئه فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua – Khutbah Jumat Paling Bagus Tentang Terkabulnya Doa

الحمد لله على احسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له تعظيما لشانه، واشهد ان محمدا عبده ورسوله دائره لو انه، اللهم صلي عليه وعلى اله واصحابه واخوانه

Ma’asyiral Muslimin..

Untuk bisa menghadirkan dalam diri kita merasa perlu, merasa butuh, merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, ada dua hal yang mungkin perlu kita lakukan; yang pertama adalah mempelajari tentang keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin seseorang mempelajar nama-nama, sifat-sifat dan keagungan Allah, maka dia semakin merasa hebatnya Allah dan dia semakin merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Beliau pernah berkata:

أَنَا أَعْلَمُكُمْ بِاللَّهِ‏

“Aku adalah orang yang paling tahu tentang Allah daripada kalian.”

Oleh karenanya kita perlu belajar apa makna dari Al-Ghofur, Ar-Rahman, At-Tawwab, Al-Halim, Al-Khabir, Al-Qawwiy, Al-‘Aziz, Al-Hakim, ini semua makna-makna yang indah, yang menjelaskan sifat-sifat keagungan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dengan mengenal nama-nama tersebut kita akan semakin merasa hina dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yang kedua yaitu seorang tahu bahwa dirinya adalah hamba yang sangat lemah yang tidak bisa berbuat apa-apa tanpa pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya di antara doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

يَا حَيُّ يَا قَيُّوْمُ بِرَحْمَتِكَ أَسْتَغِيْثُ، وَلاَ تَكِلْنِيْ إِلَى نَفْسِيْ طَرْفَةَ عَيْنٍ

“Dengan rahmatMu aku mohon pertolonganMu, jangan Kau serahkan diriku kepada diriku meskipun hanya sekejap mata.”

Kenapa? Karena diri kita lemah. Lihatlah ketika kita dalam janin perut ibu kita. Siapa yang memberi kita rezeki? Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ibu kita tidak bisa berbuat apa-apa, ibu kita tidak bisa mengatur apa-apa sementara kita dalam perutnya. Yang mengatur kehidupan kita, memberi rezeki kepada kita sementara kita dalam janin perut ibu kita adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian kita tumbuh berkembang, sekarang kita sudah kuat, sudah dewasa, kita sangat yakin bahwasanya semua diatur oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kita lihat betapa banyak orang yang badannya sehat bahkan mungkin badannya kuat, tiba-tiba Allah cabut kesehatan darinya, tiba-tiba dia pun sakit. Kalau Allah berkehendak, sangat mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Lihatlah betapa banyak organ tubuh dalam tubuh kita. Ada organ pernapasan, ada organ jantung, ada organ yang lainnya begitu banyak yang semuanya dijalankan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau Allah berkehendak untuk mencabut satu kenikmatan dari kita, maka kita akan selesai. Oleh karenanya kita harus senantiasa sadar bahwasannya kita selalu membutuhkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Betapa banyak kita lihat orang-orang yang sombong dan angkuh. Sombong dengan teknologinya, sombong dengan ekonominya, kalau Allah ingin menghancurkan, sangat mudah bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka semua yang menjalankan adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tatkala kita sadar bahwasannya semua kemaslahatan kita ditangan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita akan merasa sangat perlu kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan berkata:

لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ

“Tidak ada daya, tidak ada upaya, tidak ada perpindahan dari satu kondisi kepada polisi yang lain kecuali dengan izin Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Yang terakhir saya ingatkan. Merasa rendah, merasa hina dihadapan Allah adalah ibadah yang mulia. Kenapa doa merupakan ibadah yang agung? Sampai Nabi berkata:

الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ

“Doa adalah intisari dari ibadah.”

Karena dalam doa seorang merendahkan dirinya dihadapan Rabbul ‘Alamin. Dia mengakui kekurangannya, maka dia menangis, menengadahkan kedua tangannya minta kepada Allah dengan kondisi menghinakan dirinya. Ini kondisi yang Allah sangat suka. Seseorang mengakui dirinya sebagai hamba dihadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karenanya jika seseorang memberikan kondisi ini kepada selain Allah (kepada makhluk) maka dia telah melakukan kesyirikan yang sangat besar. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَمَنْ أَضَلُّ مِمَّن يَدْعُو مِن دُونِ اللَّـهِ

Dan siapakah yang lebih sesat dari orang-orang yang berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala?” (QS. Al-Ahqaf[46]: 5)

Sungguh tersesat, tidak ada syirik yang lebih parah daripada syirik berdoa kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang kemudian menengadahkan kedua tangannya, mengendapkan hatinya, merendahkan dirinya, fokus kemudian meminta kepada Nabi, minta kepada Nabi Isa, meminta kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, minta kepada Jin, minta kepada wali-wali, minta kepada sunan-sunan, maka ini adalah kesyirikan yang sangat parah yang seharusnya kerendahan itu hanya ia serahkan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sebagian orang minta-minta di kuburan. Menangis-nangis, menghinakan dirinya, sementara ketika di masjid dia tidak bisa melakukan demikian.

Siapa yang disembah? Rabbul ‘Alamin atau makhluk atau mayat yang telah mati?

Sebagian orang datang ke masjid Nabawi kemudian nangis-nangis minta kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Mereka mengatakan, “Yaa Rasulullah, Yaa Rasulullah..” Ketahuilah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam manusia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallm ketika perang badar, beliau sendiri istighatsah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, beliau tidak bisa berbuat apa-apa, apalagi setelah meninggal dunia.

Maka jadilah orang yang waras. Jangan sampai seorang kemudian menghinakan dirinya, merendahkan dirinya dihadapan makhluk sehingga dia terjerumus dalam kesyirikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Sungguh sifat menghinakan diri kepada Allah adalah ibadah yang sangat Allah cintai.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللهم اغفر للمسلمين والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات

اللهم ات نفوسنا تقواها وزكها انت خير من زكاها انت وليها ومولاها

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

واقم الصلاه

Video Khutbah Jumat Paling Bagus Tentang Terkabulnya Doa

Komentar

WORDPRESS: 1
  • comment-avatar

    Sangat membantu mencari materi ceramah.syukron

  • DISQUS: 0