Kultum Singkat Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Kultum Singkat Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Kultum Singkat Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona ini disampaikan oleh Ustadz Syafiq Riza Basalamah Hafidzahullah.

Transkrip Kultum Singkat Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Virus ini salah satu dari sekian ciptaan Allah ‘Azza wa Jalla yang menunjukkan atas lemahnya manusia. Virus itu naik pesawat tanpa tiket, bayangkan jama’ah. Masuk ke negeri-negeri, melewati imigrasi. Orang itu di cek imigrasi, virus ini nggak, jalan dia. Dan dia tidak mengelabui. Dia menunjukkan eksistensi diri dia.

Dan Subhanallah.. Kalau kita bicara ciptaan Allah yang kecil ini, kenapa Allah ciptakan virus ini? Kalau bicara hikmah, Allah itu di antara namanya Al-Hakim, Al-Hamid. Allah itu yang penuh dengan hikmah, tidak ada ketentuan Allah/tidak ada ciptaan Allah melainkan dibalik itu ada hikmah yang besar sekali.

Allah nggak malu untuk memberikan percontohan dengan nyamuk. Orang dulu bisa melihat nyamuk. Antum lihat, berapa banyak warga Indonesia yang hidup dari nyamuk? Tuh, yang kerja di pabrik obat nyamuk, hidup dari siapa dia? Alhamdulillah ono nyamuk, ngga ono nyamuk tutup pabrike. Dia bersyukur, ternyata selama ini dia hidup dari nyamuk, jamaah.

Lihat yang lainnya. Dan bagaimana corona ini Allah ciptakan dan Allah itu Al-Hamid (Allah itu Maha Terpuji). Artinya, semua tindakan Allah penuh dengan hikmah dan Allah pantas dipuji atas apa yang Dia kerjakan. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tidak pernah berhenti memuji Allah ‘Azza wa Jalla dalam kondisi suka dan duka.

Kita ini melihat public figure yang muslim, ketika berbincang tentang corona, hampir ana tidak pernah mendengarkan dia mengatakan “Alhamdulillah ‘Ala Kulli Haal الْحَمْدُ لِلَّهِ عَلَى كُلِّ حَالٍ (Segala Puji bagi Allah dalam semua kondisi)”.

Ketika berhasil menyembuhkan atau ada orang yang sembuh, sebagai manusia bangga dengan dirinya. Padahal kita tahu Allah yang menurunkan penyakit dan Allah yang mengangkat penyakit tersebut.

Antum lihat corona ini, dokternya pun yang ngobatin mati. Bagaimana dengan corona, orang sekarang sibuk pakai masker. Ke timur pakai masker, ke barat pakai masker. Akhirnya masker laris. Nggak kebayang tuh orang yang bikin masker bisa selaris sekarang. Mungkin pabrik masker berdoa, “Ya Allah mudah-mudahan virusnya nggak habis, Ya Allah..” Soalnya kalau selesai virusnya, nggak laku lagi maskernya, wallahu a’lam..

Jama’ah.. Allah ingin menunjukkan betapa lemahnya manusia dan betapa agungnya Allah ‘Azza wa Jalla. Allah ingin mengingatkan kepada umat manusia yang sudah melampaui batasan, yang tatkala diberi akal oleh Allah, mereka mampu membuat berbagai teknologi yang canggih, kadang kala lupa sama Allah ‘Azza wa Jalla. Allah ‘Azza wa Jalla berfirman di surat At-Talaq di ayat 12:

اللَّـهُ الَّذِي خَلَقَ سَبْعَ سَمَاوَاتٍ

Allah, Dialah yang menciptakan tujuh lapis langit.”

Allah ingin meningatkan..

وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ

Bumi juga sama, Allah bikin seperti langit tujuh lapis.”

Apa bedanya lapisan langit dan lapisan bumi? Kenapa setiap kali Allah menyebutkan tentang langit: سَبْعَ سَمَاوَاتٍ. Kalau bumi -di dalam Al-Qur’anul Karim- disebutkan: مِثْلَهُنَّ (seperti langit).

Siapa yang tahu jawabannya?

Apa beda lapisan lapisan langit dengan lapisan bumi? Kenapa setiap kita baca Al-Qur’anul Karim selalu tujuh lapis langit dan bumi. Atau:

لِّلَّـهِ مُلْكُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ

Allah pemilik pemilik langit-langit dan bumi.” (QS. Asy-Syura[42]: 49)

Fadhdhol jama’ah.. Ana kasih hadiah Antum..

Bedanya kenapa kalau bumi hampir selalu disebutkan mufrad? Bumi, saja.

Karena lapiran bumi bersambung, lapisan itu nyambung. Sedangkan lapsan langit itu antara satu langit dengan langit selanjutnya itu 500 tahun jaraknya, jama’ah.

Jadi kalau bumi itu lapisan selanjutnya nempel terus, buminya satu, lapisannya yang tujuh. Tapi kaau langit, dari satu langit ke langit itu ada jarak. Maka selalu Allah sebutkan “tujuh langit”.

Dan kalau Antum lihat, bumi ini dibandingkan dengan Galaxy yang ada, keciiiiiil. Dan dalam yang kecil itu ada tujuh lapis. Allah mengatakan:

وَمِنَ الْأَرْضِ مِثْلَهُنَّ يَتَنَزَّلُ الْأَمْرُ بَيْنَهُنَّ

Perintah-perintah Allah, aturan-aturan Allah, turun di antara langit-langit itu.”

Apa tujuannya? Allah bikin ada banjir, Allah ciptakan mungkin gempa, Allah ciptakan corona, Allah ciptakan kolera, Allah ciptakan virus-virus lainnya.

لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Agar kalian tahu kalau Allah itu Maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Katanya orang Indonesia, “Oh nggak ada corona di Indonesia, orang Indonesia Alhamdulillah empon-empon selesai. Kena jamu, kenapa apa, corona mau datang? Maaf afwan ngga jadi.” Ada yang berpikir seperti itu.

Tidak.. Kalian harus sadar. Jangan berbangga dengan makananmu, jangan bangga dengan fisikmu, jangan bangga dengan akalmu, sehingga lupa dengan Allah ‘Azza wa Jalla. Maka Allah mengatakan:

لِتَعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Kalau Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu!!

Wuhan.. Wuhan itu ngga kecil, jama’ah. Tutup. Italy, tutup. Arab Saudi, tutup. Kuwait, tutup. Mana lagi? Terus kita nggak mau sadar?

Maka Antum yang ada di Surabaya, kita yang berada di Jawa Timur, tolong usir ujub dari hati kita. Karena ini yang menyebabkan akhirnya Allah murka kepada hambaNya.

Kenapa Allah tenggelamkan Qorun di tanah, kenapa? Qorun ini orang yang pandai membaca Taurat, bahkan di antara umatnya Nabi Musa, Qorun itu termasuk yang paling hebat. Maka ketika dia disuruh bersedekah, disuruh berinfak, dia bercerita tentang harta yang dia kumpulkan:

إِنَّمَا أُوتِيتُهُ عَلَىٰ عِلْمٍ عِندِي

Aku bisa seperti ini karena ilmu yang ada pada diriku.” (QS. Al-Qashash[28]: 78)

Karena dirinya, karena ilmunya, lupa menyebut Allah ‘Azza wa Jalla. Bagaimana akhir cerita Qorun?

فَخَسَفْنَا بِهِ وَبِدَارِهِ الْأَرْضَ

Habis cerita Qorun. “Kami tenggelamkan dia bersama rumah dan hartanya.”

Tutup.. Dan sampai hari ini tatkala orang menemukan harta yang terpendam, kata dia: “Harta Karun.”

Allah ingin kita sadar, jama’ah..

وَأَنَّ اللَّـهَ قَدْ أَحَاطَ بِكُلِّ شَيْءٍ عِلْمًا

Tujuannya supaya (1) kita mengenal Allah, (2) supaya kita sadar bahwasanya ilmu Allah meliputi segala sesuatu.” (QS. At-Talaq[65]: 12)

Nggak ada yang lepas dari ilmu Allah ‘Azza wa Jalla. Mau sembunyi di mana kita, jama’ah? Allah tahu dengan apa yang kita kerjakan.

Ahibbati fillah..

Virus corona ini sudah membantai -mungkin sudah- menginfeksi 150.000 dan yang terus bertambah. Yang mati dengan virus ini sudah 4.000 lebih orang. Indonesia, sekali lagi yang sempat mengatakan aman dari corona, bahkan pada waktu umroh ditutup, sempat wakil presiden atau beberapa menteri yang kontak dengan pejabat di Arab Saudi mengatakan: “Kenapa kita nggak boleh umroh? Indonesia aman dari corona.” Setelah itu, muncul satu per satu. Kita nggak aman.

Jama’ah Rahimakumullah..

Kita ini hanya melanjutkan -dalam kehidupan ini- orang-orang sebelumnya pernah ada. Sebelum kita hidup, ada orang tua kita, ada kakek kita, terus sambung ke Nabi Adam ‘Alaihis Salam. Kenapa umat-umat itu hilang dan pergi? Allah menceritakan, supaya kita sadar di antara penyebab turunnya bala’, turunnya wabah, turunnya musibah adalah perbuatan dosa. Coba kita lihat sabda Rasul Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam hadits yang diriwayatkan Imam Bukhari. ‘Asyah ini bertanya.

سَأَلَتْ رسولَ اللَّه صَلّى اللهُ عَلَيْهِ وسَلَّم عَن الطَّاعونِ

“Aku bertanya kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam tentang tha’un.”

Tha’un itu apa?

Wabah penyakit seperti kusta. Wabah yang menimpa sebuah negeri yang kemudian negeri itu jadi Lockdown dan rakyatnya mati.

Apa kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?

عَذَاباً يَبْعَثُهُ اللَّه تَعَالَى عَلَى منْ يَشَاءُ

“Adzab yang Allah kirimkan kepada siapa yang Allah hendaki.”

Jadi bicara adzab, yang Allah kehendaki orang itu terinfeksi, Allah kirim tu adzab.

فَجَعَلَهُ اللَّهُ تعالَى رحْمةً للْمُؤْمنِينَ

“Dan Allah menjadikannya rahmat buat orang-orang yang beriman.”

Artinya bisa jadi yang terinfeksi ini orang beriman. Jangan berpikir muslim nggak mungkin kena, aman, sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mati karena tha’un.

Muadz bin Jabal yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَعْلَمُ أُمَّتِي بِالحَلَالِ وَالحَرَامِ: مُعاذ بن جَبل رضي الله عنه

“Umatku yang paling faham dengan halal dan haram: Muadz bin jabal Radhiyallahu ‘Anhu”

Muadz yang dikirim ke Yaman untuk berdakwah oleh Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam, mati karena wabah penyakit.

Jadi Allah kirimkan penyakit ini kepada siapa yang Alla kehendaki. Tapi untuk orang beriman, itu jadi rahmat buat mereka. Kenapa kok jadi rahmat? Siapa yang mau jawab?

MasyaAlah, orang yang mati karena wabah tha’un mati syahid. Kirim ke sana jama’ah (Ustadz memberikan hadiah kepada jama’ah yang menjawab)

Bagaimana jama’ah, antum mau mati karena wabah atau tidak? Ini mati syahid..

Betul, rahmat. Tapi penyakit itu jangan dipinta. Tapi kalau engkau kena penyakit, jangan menyalahkan siapa-siapa. (Misalnya) “Oh, ana gara-gara kumpul sama Fulan.” Apa semua yang kumpul sama Fulan terinfeksi? Tidak? Kenapa kok cuma antum yang terinfeksi?

Terbukti, ada satu orang di keluarga mati karena covid-19, keluarga yang lain tidak. Dokternya yang ngobatin mati, maka jangan dipinta. Bahkan kita diperintahkan untuk meminta afiah, yang meminta keselamatan, meminta kesembuhan. Tapi ketika datang, ingat dengan hadits ini: itu adzab, tapi buat orang-orang yang beriman menjadi rahmat buat mereka, menghapuskan dosa-dosa mereka, menganggkat derajat mereka. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

فَلَيْسَ مِنْ عَبْدٍ يَقَعُ في الطَّاعُون فَيَمْكُثُ في بلَدِهِ صَابِراً مُحْتَسِباً

“Tidak ada seorangpun yang terkena tha’un kemudian dia tinggal di negerinya.”

Jangan tinggalkan negeri tempat wabah, antum mungkin selamat dan belum terinveksi dan antum mau kabur, jangan. Tetap tinggal di tempat itu, bersabar. Mungkin antum tidak merasa nyaman dan takut terinveksi, iya. Engkau takut terinfeksi tapi engkau bisa membawa itu virus ke tempat lain.

Maka ketika engkau tinggal di negerimu, sabar, berharap pahala dari Allah.

يَعْلَمُ أَنَّهُ لاَ يُصِيبُهُ إِلاَّ مَا كَتَبَ اللَّهُ لَهُ

Dia yakin bahwa yang menimpa dia ada sesuatu yang sudah Allah takdirkan buat dia.

إِلاَّ كَانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِ الشَّهِيدِ

Melainkan dia akan mendapatkan pahala seperti pahalanya orang yang mati syahid.”

Jadi jama’ah, corona ini dikirim agar kita sadar.

Downlod mp3 Kultum Singkat Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Hikmah Di Balik Wabah Virus Corona

Baca transkripnya: https://www.ngaji.id/kultum-singkat-hikmah-di-balik-wabah-virus-corona/

📚 Kultum Singkat
🔉 Pemateri: Ustadz Syafiq Riza Basalamah
🔗 Link Download: ngaji.id/klik/43
🗃 Ukuran File: 5,9 MB
⌛ Durasi: 20:48
📹 Sumber Video: youtu.be/D4JLu3Lf5Nk

Mari turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: