Kultum Singkat Shalat Ala Racing

Kultum Singkat Shalat Ala Racing ini disampaikan oleh Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin, Lc. M.M. Hafidzahullah.

Kultum Singkat Shalat Ala Racing

Di Islam, ada tiga pembagian : Muslim, Mukmin dan Muhsin. Muhsin itu se-level dengan taqwa. Muslim itu lebih banyak daripada mukmin dan mukmin lebih banyak daripada muhsin muttaqin. Oleh sebab itu lingkaran muslim lebih banyak apalagi di Indonesia. Berdasarkan penelitian Nil Mulder, di Indonesia itu yang betul-betul menjalankan agamanya dengan cukup baik itu hanya 10 sampai 15%. Sisanya itu hanya sekedar ikut-ikutan,” laa’alakum tattaquna”nya tidak kena (tidak merasuk dalam hati), makanya lezatnya serta hebatnya Al-Quran tidak pernah membekas. Seperti yang saya katakan tadi bahwa orang Islam ini kebanyakan seperti unta yang mati kehausan, sementara air melimpah di punggungnya karena tidak bisa, karena tidak dikaji. Cita-cita rumah tangga sudah indah.

رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا

“Wahai Robb kami, karuniakanlah pada kami dan keturunan kami serta istri-istri kami penyejuk mata kami. Jadikanlah kami sebagai imam bagi orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al Furqon:74)

Namun cita-cita tersebut lewat atau tidak tercapai. Kenapa? karena tidak melalui Al-Quran. Orang Islam berpuasa itu ada ala syariat,  ada yang ala adat bahkan yang lebih parah yaitu ala kadarnya asal puasa. Contoh ala adat yaitu ramai-ramai kalau menjelang Ramadhon nyekar menjemput nyawa mbah-nya. Kemudian nanti awal Ramadhan shalat tarawih luber sampai ke belakang. Nanti tanggal 15 Ramadhan kesana sudah ketahuan yang mana penduduk aslinya. Penduduk asli masjid itu kalau antum ingin tahu maka datanglah pada 15 Ramadhan yang kedua. Dan (sholat tarawih) yang disenangi adalah model “racing” yang gerakannya jundal-jundul, gebek-gebek, meloncat. Bahkan ada yang rakaat pertama baca “Yasin”, lalu Allahu Akbar. Kemudian rakaat kedua baca “Toha”, lalu Allahu Akbar. Tidak ada kekhusyukan. Coba bapak-bapak lihat menjelang akhir Ramadhan atau 10 hari terakhir.

تَنَزَّلُ الْمَلٰۤىِٕكَةُ وَالرُّوْحُ فِيْهَا بِاِذْنِ رَبِّهِمْۚ مِنْ كُلِّ اَمْرٍۛ

“Pada malam itu turun para malaikat dan ar-Ruh (Malaikat Jibril) dengan izin Tuhan-nya untuk mengatur semua urusan. (QS. AL Qadr:4)

سَلَامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ

Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr : 5).

Namun keadaan tersebut justru ditinggal mudik, ribuan malaikat datang ditinggal pergi. Ibarat kasar, ada raja dari Qatar atau Saudi  akan datang ke rumah antum dan menelpon susah-susah,” Sebulan lagi ana datang ke Indonesia. Ana kasih uang 5 miliar ya.! Ketika datang malahan kita tinggal ke Solo. Ini kira-kira masuk akal tidak? Nah, di sini kita harus set ulang, bagaimana Ramadhan kita ini lebih hikmah.

Kata ‘Aisyah radhiyallahu’anha bahwa Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam itu hampir 10 tahun tidak pernah meninggalkan i’tikaf. Apalagi i’tikaf di Masjidil Haram, Masjidil Nabawi dan Masjidil Aqsa. Kata Huzaifah Ibnul Yaman radhiyallahu’anhu :

 لااعْتِكَافَ إِلاَّ فِي الْمَسَاجِدِ الثَّلاَثَةِ

“Tidak ada yang i’tikaf paling sempurna kecuali di tiga masjid.” { (HR. Ath Thahawi, Syarh Musykilul Atsar No. 2771. Al Baihaqi, 4/316) yaitu Masjidil Haram, Masjid Nabawi, dan Masjidil Aqsha}

Kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan hidayah ini hanya kepada muslim? Karena Allah menutup “innaddina indallahil islam”

Ibarat bangunan, Islam itu besar. Insinyur terakhirnya adalah Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam. Kalau bapak mempunyai bangunan dan mempunyai 3 insinyur, yang satunya mati kemudian ganti lagi dengan pemborong atau kontraktor lain. Kontraktor lain mati dan ganti lagi. Bapak sebagai pemilik, owner gedung ini akan meminta kepada siapa urusan pertanggungjawabannya. Insinyur pertama? Ya insinyur terakhir lah! Maka disini, harusnya umat yang ada ini mengikuti Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam mengatakan :

 لَا يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هَذِهِ الْأُمَّةِ يَهُودِيٌّ، وَلَا نَصْرَانِيٌّ،

“tidaklah ada seorang pun dari umat ini Yahudi dan Nasrani.”

ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ،

“kemudian mati dan tidak mengimani apa yang aku utus kepadanya”

إِلَّا كَانَ مِنْ أَصْحَابِ النَّا

“kecuali dia (pasti) termasuk penghuni neraka.”{HR. Muslim no. 153}

Inilah masalahnya tadi bahwa Allah telah menetapkan nabi terakhir, risalah terakhir dan juga kitab terakhir yaitu Al-Qur’an. Dan kenapa masalahnya Muttaqin? Ibaratnya begini, umpama ada 3 orang yang satunya itu baru tahu mobil Toyota, yang satunya tahu sedikit nyetir coba-coba, yang satunya ahli. Ya wajar (pilih yang ahli)! Sekarang ada orang yang cuma bisanya melihat, ada yang tahu tapi macet dikit tidak ngerti belok dikit tidak ngerti test SIM nggak dapat. Tapi memang yang ahli ini nggak banyak. Contoh aja sekarang bola yang menggemparkan 1,5 milyar manusia siapa? 22 orang kok! Ya orang yang ngaku-ngaku pemain bola itu banyak, baru megang bola. Tapi yang pintar main bola itu, yang memang Muttaqin jumlahnya sedikit.

waj’aalna lil muttaqina imama

Sumber Kultum Singkat Shalat Ala Racing

 

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: