Kultum Singkat Tentang Hikmah Pergantian Siang dan Malam

Kultum singkat tentang Hikmah Pergantian Siang dan Malam ini disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. Hafidzahullah.

Kultum Singkat Tentang Hikmah Pergantian Siang dan Malam

Alhamdulillah washolaatu wassalaamu ‘alaa Rasuulillah Nabiyyinaa Muhammadin wa ‘alihi wa shahbihi waman walah, wa Asyhadu alla ilaha illallah wahdahu laa syarikalah wa Asyhadu anna Muhammadan ‘abduhu wa Rasuuluh

‘amma ba’du, ayuuhal ikhwah :

Sesungguhnya pergantian siang dan malam adalah merupakan tanda-tanda kebesaran, yang Allah تعالى ingin tunjukkan kepada hamba-hamba-Nya. Allah تعالى berfirman :

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ ﴿١٩٠﴾

Artinya : “Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,” (QS. Ali Imran : 190)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّـهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَـٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ ﴿١٩١﴾

Artinya : “(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka“. (QS. Ali Imran : 191)

Dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang berbuat syirik. Iya, dalam pergantian siang dan malam, Allah تعالى berfirman :

وَجَعَلْنَا اللَّيْلَ لِبَاسًا ﴿١٠﴾

Artinya : “dan Kami jadikan malam sebagai pakaian” (QS. An-Nabaa’ : 10)

Allah تعالى jadikan malam sebagai “libasan“, yaitu sebagai pakaian.

وَجَعَلْنَا النَّهَارَ مَعَاشًا ﴿١١﴾

Artinya : “dan Kami jadikan siang untuk mencari penghidupan” (QS. An-Nabaa’ : 11)

Dan Allah تعالى jadikan siang sebagai “ma’asy“, yaitu tempat mencari kehidupan. Maka sesungguhnya yaa akhi, Allah تعالى pergantikan siang dan malam, dimana dengan malam manusia beristirahat dari penatnya mencari harta, di waktu siang manusia pun kemudian mencari rezeki yang Allah تعالى telah sediakan di bumi ini. Pergantian itu sangatlah luar biasa, siapa saja yang memikirkan itu akan terlihat akan kebesaran Allah سبحانه تعالى kepada hamba-hamba-Nya.

Sungguh telah menjadi “ayat“, yaitu tanda-tanda kebesaran Allah تعالى bagi orang-orang yang berpikir. Siapa dia ? yaitu orang-orang yang mengingat Allah تعالى di saat ia berdiri di saat ia duduk, di saat ia berbaring, senantiasa mengingat Allah سبحانه تعالى lalu dia pun memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi.

Karena orang itu yaa akhwal islam a’azaniallahi wa iyyakum, ketika memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, bagaimana Allah سبحانه تعالى menciptakan pergantian siang dan malam, bagaimana Allah سبحانه تعالى menciptakan berbagai macam tetumbuhan, berbagai macam pohon, dan yang lainnya. Semuanya itu dengan berbeda-beda warna-warninya, khasiatnya, dan yang lainnya, sementara ia berasal dari satu air, berasal dari satu makanan, berasal dari tanah yang Allah تعالى tumbuhkan di atasnya.

Oleh karena itu, ketika seseorang memikirkan semua itu maka ia pun akan menemukan bahwasannya Allah تعالى menciptakan segala sesuatu tidak sia-sia, maka ia pun berucap : “رَبَّنَا مَا خَلَقۡتَ هٰذَا بَاطِلًا“, ““Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia”.

Orang yang berfikir, yaa akhwal islam, tentang penciptaan semua yang ada dilangit dan di bumi, dia akan mengetahui dan akan melihat bahwasannya semua yang Allah تعالى ciptakan itu tidaklah sia-sia. Di sana ada hikmah yang agung, di mana ayat ini menetapkan bahwasannya Allah تعالى menciptakan segala sesuatu itu karena adanya hikmah yang agung, bukan dari kasia-sian.

Allah تعالى berfirman :

أَفَحَسِبْتُمْ أَنَّمَا خَلَقْنَاكُمْ عَبَثًا وَأَنَّكُمْ إِلَيْنَا لَا تُرْجَعُونَ ﴿١١٥﴾

Artinya : “Maka apakah kamu mengira, bahwa sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main (saja), dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?” (QS. Al-Mu’minun : 115)

Allah تعالى juga berfirman :

أَيَحْسَبُ الْإِنسَانُ أَن يُتْرَكَ سُدًى ﴿٣٦﴾

Artinya : “Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggung jawaban)?” (QS. Al-Qiyamah : 36)

Imam Syafi’i رحمه الله berkata : “Tidak diperintahkan dan tidak berikan larangan?“, itu tidak mungkin!

Ciptaan Allah تعالى semua bermanfaat, Dia menciptakan nyamuk, menciptakan lalat, menciptakan binatang-binatang yang kecil maupun yang besar, menciptakan berbagai macam pepohonan dedaunan, dan yang lainnya. Di sana pasti ada tujuan dari pada penciptaan, terkadang kita mengetahuinya dan terkadang kita tidak mengetahuinya.

Seorang yang beriman yakin bahwasannya Allah تعالى tidak mungkin sia-sia dalam perbuatannya, maka kemudian ia berkata : “سُبۡحٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ‏“, “Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”, sebagai pensucian hamba dari kesia-siaan, sebagai pensucian hamba dari perbuatan tanpa hikmah yang agung di balik itu semuanya. Ia mensucikan Allah تعالى setelah ia melihat penciptaan langit dan bumi, karena kemudian ia telah mengetahui bahwasanya ciptaan Allah تعالى menunjukkan akan kekuasaan penciptanya.

Siapa manusia di dunia ini yang mampu menciptakan seperti ciptaan Allah تعالى  ? Siapapun dia, profesor sehebat apapun dia, manusia sepintar apapun, tidak ada yang bisa menciptakan suatu seperti ciptaan Allah تعالى . Oleh karena itu Allah تعالى berfirman :

هَـٰذَا خَلْقُ اللَّـهِ فَأَرُونِي مَاذَا خَلَقَ الَّذِينَ مِن دُونِهِ

Artinya : “Inilah ciptaan Allah, maka perlihatkanlah olehmu kepadaku apa yang telah diciptakan oleh sembahan-sembahan(mu) selain Allah” (QS. Luqman : 11)

Tidak ada yang bisa menciptakan seperti ciptaan Allah rabbus samawati wal ardhi, maka ia berucap : “Maha Suci engkau ya Allah, maka peliharalah kami dari azab api neraka“. Ketika ia melihat ke langit dan di bumi, bagaimana kekuasaan dan kebesaran penciptaan Allah تعالى , ia pun yakin bahwa penciptanya luar biasa, ia pun yakin bahwa penciptanya Maha Perkasa Maha Kuat, karena ciptaan itu menunjukkan akan sifat penciptanya. Kita melihat bagaimana besarnya bumi, bagaimana besarnya langit, bagaimana besarnya ‘Arsy.

Bukankah itu menunjukkan akan kebesaran penciptanya ? Kita melihat bagaimana keindahan yang luar biasa yang kita lihat dari pemandangan di muka bumi ini, menunjukkan akan keindahan penciptanya. Sehingga ia berkata : “Maha Suci engkau ya Allah, maka peliharalah kami dari azab api neraka“, karena ia yakin bahwa penciptanya telah memerintahkan manusia kepada kebaikan. Penciptanya telah memerintahkan manusia untuk menjauhi keburukan, maka penciptanya telah menyediakan Surga bagi mereka yang mentaatinya dan menyediakan Neraka bagi mereka yang memaksiatinya.

Maka ia berucap : “maka peliharalah kami dari azab api neraka“, perhatikan ayat ini ya akhi, bagaimana Allah سبحانه تعالى menyebutkan tentang orang-orang yang senantiasa memikirkan penciptaan langit dan bumi, maka dari itulah coba kita perhatikan pada diri kita saja. Allah تعالى berfirman :

وَفِي أَنفُسِكُمْ ۚ أَفَلَا تُبْصِرُونَ

Artinya : “dan (juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tidak memperhatikan ?” (QS. Adzh-Dzhariyaat : 21)

Bayangkan bagaimana Allah تعالى menciptakan tubuh kita yang begitu sangat sempurna, Allah تعالى ciptakan mata di kepala, hidung dan mulut, demikian pula tangan dan kaki begitu sempurna sekali. Ini menunjukkan akan kekuasaan dan kebesaran penciptanya. Maka kewajiban kita, ketika yakin bahwa kita diciptakan bahwa segala sesuatu diciptakan, berarti tugas kita sebagai seorang hamba hanya beribadah kepada pencipta.

Oleh karena itu Allah تعالى mengingatkan itu :

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Artinya : “Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa” (QS. Al-Baqarah : 21)

Allah تعالى mengingatkan bahwa Allah yang menciptakan kalian berarti hendaknya kalian hanya menyembah dan hanya beribadah kepada Pencipta yang telah menciptakan kalian. Ikhwata Islam a’adzaniallah, inilah hikmah yang agung dari kehidupan dan hikmah yang agung dari penciptaan, tidak lain adalah merealisasikan ibadah. Oleh karena itu Allah تعالى berfirman :

وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ ﴿٥٦﴾

Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku“. (QS. Adz-Dzaariyaat : 56)

Kita memohon kepada Allah تعالى mudah-mudahan kita termasuk orang-orang yang bisa merealisasikan ibadah, yang senantiasa memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi, pergantian siang dan malam. Bagaimana kebesaran Allah تعالى pada itu semuanya sehingga bertambah keimanan kita, semakin kita tunduk kepada Allah, itu tujuan daripada memikirkan penciptaan langit dan bumi. Yaitu untuk menghasilkan ketundukan yang sempurna dan pensucian kepada robbnya. Ibadah yang benar-benar sesuai dengan apa yang diperintahkan oleh Allah تعالى .

Aqulu qauli hadza subhaanakallahummaa wabihamdika asyhadu alla ilaaha illa anta astaghfiruka wa atuubu ilaih, wassalamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh

Video Kultum Singkat Tentang Hikmah Pergantian Siang dan Malam

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: