Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama

Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama

Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat guru kami, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (semoga Allah menjaga beliau).

Transkrip Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama

Kepada seluruh kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Dalam kesempatan ini kita akan membahas satu masalah yang penting, salah satu rukun Islam yang kedua, yaitu tentang shalat. Rukun Islam:

  1. mengucapkan dua kalimat syahadat أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُوْلُ اللهِ,
  2. mendirikan shalat,
  3. menunaikan zakat,
  4. puasa Ramadhan
  5. haji ke baitullah bagi yang mampu menuju ke sana.

Shalat merupakan tiang agama, shalat harus dilakukan. Setelah Allah menjelaskan tentang tauhid, maka Allah memerintahkan kepada manusia untuk shalat. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjelaskan juga tentang tauhid kepada para sahabat, Nabi juga menjelaskan tentang shalat. Allah berfirman dalam surat Thaha ayat 14:

إِنَّنِي أَنَا اللَّـهُ لَا إِلَـٰهَ إِلَّا أَنَا فَاعْبُدْنِي وَأَقِمِ الصَّلَاةَ لِذِكْرِي ﴿١٤﴾

Sesungguhnya Aku lah Allah, tiada Ilah yang berhak diibadahi dengan benar melainkan hanya Aku. Maka beribadahlah kepadaKu, dan dirikanlah shalat untuk mengingat Aku.” (QS. Tha-ha[20]: 14)

Allah memerintahkan kepada Nabi Musa ‘Alaihis Shalatu was Salam untuk mentauhidkan Allah dan menegakkan shalat. Shalat ini merupakan tiang agama.

وَعَمُودُهُ الصَّلاَةُ

“Tiang agama Islam ini adalah shalat.” (HR. Tirmidzi)

Harus dilakukan. Makanya tentang shalat ini, Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salalm menerima perintah shalat berbeda dengan yang lain. Allah Isra’ dan Mi’rajkan Nabi ke langit. Sampai ke langit yang tujuh, sampai Sidratul Muntaha, baru Allah kemudian mewahyukan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Salalm tentang perintah shalat dari 50 shalat sampai ke 5 shalat yang Allah katakan tidak akan dirubah lima waktu shalat itu. Ini wajib dilaksanakan, ini rukun Islam. Dan berat hukumannya bagi orang yang meninggalkan shalat. Dan seluruh amal-amal yang terbaik, Nabi sebutkan:

وَاعْلَمُوا أَنَّ خَيْرَ أَعْمَالِكُمُ الصَّلَاةُ

“Ketahuilah bahwa sebaik-baik amal kalian adalah shalat.”(HR. Ahmad)

Shalat ini harus kita tegakkan. Ini syiar agama Islam yang besar. Ini yang bisa membedakan antara orang itu dia muslim atau kafir, dengan shalat. Sampai Nabi bersabda dalam hadits yang shahih, yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Ahmad dan yang lainnya:

بَيْنَ الرَّجُلِ وَبَيْنَ الشِّرْكِ والكُفْرِ تَرْكَ الصَّلاةِ

“Antara seseorang dengan kekufuran dan kesyirikan adalah meninggalkan shalat.” (HR. Muslim, Ahmad dan yang lainnya)

Artinya ketika dia meninggalkan shalat, dia sudah masuk di ambang pintu kekafiran. Maka shalat ini harus ditegakkan. Maka para ulama -diantaranya adalah Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin dan yang lainnya Rahimahumullah- kalau ada orang yang puasa dia tidak shalat, tidak sah puasanya, tidak akan diterima oleh Allah. Banyak orang-orang dia puasa tapi tidak shalat.

Sahur jam 2 lalu tidur dan tidak shalat subuh. Setiap hari seperti itu. Jam 12 dia sahur supaya subuh dia tidak shalat. Subuh tidak shalat, dzuhur juga tidak shalat. Puasa tapi tidak shalat, tidak diterima puasanya. Itu pendapatnya Syaikh Bin Baz, Syaikh Utsaimin dan yang lainnya Rahimahumullah.

Perintah dan ancaman dalam shalat

Shalat tiang agama. Ketika orang tidak shalat, ancamannya berat. Maka Alalh menyebutkan di dalam Al-Qur’an:

مَا سَلَكَكُمْ فِي سَقَرَ ﴿٤٢﴾ قَالُوا لَمْ نَكُ مِنَ الْمُصَلِّينَ ﴿٤٣﴾

Kenapa kalian masuk neraka saqor? Kami ini dulu tidak mengerjakan shalat.” (QS. Al-Muddatsir[74]: 42-43)

Jadi ketika disebutkan kenapa kalian masuk neraka saqor? mereka berkata: “Kami tidak termasuk orang yang shalat.” Jadi masalah shalat ini masalah besar. Tidak boleh sembarangan. Makanya Nabi menyuruh agar kita menyuruh anak-anak kita shalat ketika umur 7 tahun. Nabi suruh kita untuk menyuruh anak kita shalat umur 7 tahun. Kalau 10 tahun dia belum shalat, Nabi suruh pukul. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dari sahabat Abdullah bin ‘Amr Radhiyallahu ‘Anhuma:

مُرُوا أَوْلادكُمْ بِالصَّلاةِ وهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، واضْرِبُوهمْ علَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ سِنِينَ، وفرَّقُوا بيْنَهُمْ في المضَاجعِ

“Perintahkan anak kamu shalat ketika umur 7 tahun, dan pukullah dia kalau dia belum shalat sampai dia umur 10 tahun, dan pisahkan tempat tidur antara anak laki-laki dan anak perempuan.” (Hadits diriwayatkan oleh Abu Dawud, Ahmad dengan sanad yang hasan. Dan Syaikh Al-Albani mengatakan hadits ini hasan shahih dalam shahih Sunan Abi Dawud)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مُرُوا الصَّبِيَّ بِالصَّلَاةِ إِذَا بَلَغَ سَبْعَ سِنِينَ ، وَإِذَا بَلَغَ عَشْرَ سِنِينَ فَاضْرِبُوهُ عَلَيْهَا

“Perintahkanlah anak kamu shalat ketika berumur 7 tahun. Dan apabila telah berumur 10 tahun dia belum shalat, pukul dia.” (Hadits shahih riwayat Abu Dawud, Tirmidzi, Ad-Darimy, Hakim dan yang lainnya dari sahabat Sabrah ibn Ma’bad al-Juhani Radhiyallahu ‘Anhu)

Sudah berapa hadits ini yang memerintahkan untuk pukul kalau dia belum shalat 10 tahun?

Dan yang harus kita perhatikan, kita disuruh untuk menyuruh anak kita shalat. Antum lihat dalam surah Luqman, bagaimana nasihat Luqman kepada anaknya? Yang pertama Lukman menyebutkan kepada anaknya:

لَا تُشْرِكْ بِاللَّـهِ ۖ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ

Jangan kalian berbuat syirik kepada Allah, syirik itu kedzaliman yang amat besar.” (QS. Luqman[31]: 13)

Kemudian setelah beberapa ayat dalam surat Luqman disebutkan:

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ ﴿١٧﴾

Wahai anakku tegakkan shalat, perintahkan yang ma’ruf, cegah yang munkar, dan sabar terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikan termasuk perkara yang penting.” (QS. Luqman[31]: 17)

Dan juga Allah befirman dalam surah Tha-ha ayat 132:

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ ﴿١٣٢﴾

Perintahkan keluarga kamu shalat dan sabarlah, Kami tidak minta rezeki kepada kamu, Kami yang memberikan rezeki kepada kamu, dan akibat yang baik bagi orang yang takwa.”

Artinya dengan shalat ini Allah akan datangkan rezeki. Sebagaimana dijelaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Katsir dalam tafsirnya.

Shalat, perhatikan itu!

Dan wasiat Nabi juga sampai menjelang wafat, shalat, shalat. Kalau kita tidak memerintahkan anak untuk shalat, kita nanti akan bahaya. Kalau dia sudah meninggalkan shalat, itu sumber kejelekan. Ini tiang agama, hancur semuanya.

Jadi orang kalau sudah tidak shalat, rusak semuanya. Kehidupannya rusak, agamanya rusak, sudah tidak bisa dipercaya seumur hidup kalau dia tidak shalat. Tidak ada keberkahan dalam hidupnya, tidak ada ketenangan dalam hidupnya.

Ketika orang meninggalkan shalat, hukumnya berat dalam Islam. Kenapa? Karena dia berada diambang pintu kekafiran ketika tidak shalat. Dan pasti sesat kalau orang sudah tidak shalat. Allah sebutkan dalam surah Maryam ayat 59 Allah berfirman:

فَخَلَفَ مِن بَعْدِهِمْ خَلْفٌ أَضَاعُوا الصَّلَاةَ وَاتَّبَعُوا الشَّهَوَاتِ ۖ فَسَوْفَ يَلْقَوْنَ غَيًّا ﴿٥٩﴾

Maka sesudah generasi mereka (generasi para Nabi dan Rasul), digantikan oleh generasi berikutnya, mereka menyia-nyiakan shalatnya dan mereka mengikuti hawa nafsu, maka mereka pasti kelak akan sesat.” (QS. Maryam[19]: 59)

Di antara ahli tafsir menyebutkan bahwa غَيًّا itu tempat yang berada di jurang neraka. Tapi ada yang mengatakan “sesat”. Orang kalau sudah tidak shalat, sesat dia. Hukumannya di zaman dulu untuk orang yang tidak shalat, ulil amri memberikan hukuman. Bisa dipukul, bisa dipenjara. Bahkan dalam Mazhab Syafi’i dibunuh. Dan ini yang melaksanakan pemerintah.

Jadi, syiar Islam yang besar adalah shalat. Makanya Allah suruh menjaga shalat ini.

حَافِظُوا عَلَى الصَّلَوَاتِ وَالصَّلَاةِ الْوُسْطَىٰ وَقُومُوا لِلَّـهِ قَانِتِينَ ﴿٢٣٨﴾

Jagalah shalat-shalat yang lima waktu dan shalat wustha (ashar), dan berdirilah karena Allah dalam shalat dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah[2]: 238)

Shalat in itiang agama. Harus kita tegakkan tiang agama ini. Kita, istri kita, anak kita, tegakkan shalat. Tidak ada kebahagiaan bagi orang-orang yang tidak shalat, tidak ada ketenangan, tidak ada keberkahan. Dan orang yang tidak shalat sudah pasti sesat menurut nash Al-Qur’an.

Ini harus kita usahakan. Bagaimana kita mendidik diri kita, istri kita, anak kita, untuk shalat. Shalat, shalat, shalat. Tegakkan shalat itu.

Bagaimana cara menegakkan shalat?

Tentu kita harus belajar. Yang harus kita perhatikan untuk menegakkan shalat itu:

1. Harus menegakkan shalat di awal waktunya

Karena shalat ada waktunya. Allah sebutkan dalam surah An-Nisa:

إِنَّ الصَّلَاةَ كَانَتْ عَلَى الْمُؤْمِنِينَ كِتَابًا مَّوْقُوتًا ﴿١٠٣﴾

Shalat itu sudah Allah tentukan waktunya.” (QS. An-Nisa[4]: 103)

2. Belajar sifat shalat Nabi

Seseorang harus belajar bagaimana sifat shalat Nabi. Sebab Nabi bersabda:

صَلُّوا كَمَا رَأَيْتُمُونِي أُصَلِّي

“Shalatlah kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat.” (HR. Bukhari)

3. Khusyu’ dan tuma’ninah

Tidak bisa seseorang shalatnya cepat. Ada seorang sahabat dizaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang shalat kemudian dia salam, Nabi jawab salamnya kemudian kata Nabi:

ارْجِعْ فَصَلِّ , فَإِنَّك لَمْ تُصَلِّ

“Shalat! kamu belum shalat.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Shalat lagi, salah lagi. Lalu Nabi mengatakan lagi:

ارْجِعْ فَصَلِّ , فَإِنَّك لَمْ تُصَلِّ

“Shalat! kamu belum shalat.” Sampai Nabi ajarkan bagaimana shalat itu dengan tuma’ninah. Berdirinya lama, ruku’nya lama, i’tidalnya lama, sujudnya lama, tenang, tuma’ninah itu namanya. Tidak terburu-buru.

Jadi yang harus diperhatikan dalam shalat adalah:

  1. Waktunya,
  2. Wajib untuk mengikuti cara shalat Nabi. Baca buku tentang sifat wudhu, sifat shalat, baca, tamatkan, ulangi lagi sampai kita faham dan amalkan.
  3. Kyusyu’ dalam shalat

4. Berjamaah

Ini adalah syiar agama Islam. Makanya ketika Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai di Madinah, pertama kali yang Nabi bangun adalah masjid untuk shalat berjamaah. Yang Nabi bangun pertama dulu adalah masjid Quba yang Alalh puji dalam Al-Qur’an surah At-Taubah. Setelah itu Nabi masuk kota Madinah kemudian Nabi membangun masjid Nabawi. Nabi bangun untuk menegakkan shalat yang lima waktu.

Masjid adalah tempat berkumpulnya manusia, tempat ibadah kepada Allah, tempat yang paling baik dari semua tempat di muka bumi adalah masjid. Tegakkan shalat di masjid. Dan adzan dikumandangkan agar manusia datang ke masjid.

Syiar Islam yang paling besar adalah adzan. Bahkan dengan adzan dalam shahih Bukhari disebutkan untuk membedakan antara negara itu kafir atau bukan adalah dengan adzan. Maka Nabi ketika akan menyerang suatu tempat, Nabi tunggu. Kalau ada adzan, jangan diserang, berarti dia negara Islam. Tapi kalau tidak ada adzan, berarti bukan negara Islam.

Adzan adalah syiar yang besar. Sekarang ketika adzan dikumandangkan, adalah untuk orang shalat berjamaah, agar orang datang mengerjakan shalat berjamaah. Maka di Madinah itu tidak ada orang tidak hadir shalat berjamaah, sampai orang munafik. Karena untuk membedakan (shalat berjamaah) antara orang Islam dengan munafik. Bagi orang munafik, berat ketika mengerjakan shalat berjamaah. Terutama shalat subuh dan shalat isya’.

إِنَّ أَثْقَلَ صَلَاةٍ عَلَى الْمُنَافِقِينَ صَلَاةُ الْعِشَاءِ ، وَصَلَاةُ الْفَجْرِ ، وَلَوْ يَعْلَمُونَ مَا فِيهِمَا لَأَتَوْهُمَا وَلَوْ حَبْوًا

“Sesungguhnya shalat yang paling berat atas orang munafik adalam shalat isya’ dan shalat subuh. Kalau mereka tahu tentang keutamaan dua shalat itu, mereka akan datang dengan merangkak ke masjid.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Masalah shalat ini adalah masalah yang penting, yang harus kita pahami dan shalat ini harus dikerjakan dengan berjamaah. Di mana tempat di situ dikumandangkan adzan, itu kita kerjakan shalat. Harus kita kerjakan shalat. Dan itu tanda bahwa dia muslim atau tidak kelihatan dengan dia shalat dan juga berjamaah. Sekarang kalau di rumah, tidak ada yang tahu dia shalat atau tidak. Tapi kalau di masjid, kelihatan. Makanya di situ Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyuruh untuk shalat berjamaah.

Nanti akan saya jelaskan keutamaan shalat berjamaah dan hadits-hadits yang memerintahkan shalat berjamaah. Karena harus berjamaah. Hal ini untuk membedakan benar atau tidak dia orang Islam, shalat atau tidak.

Karena jelas keutamaan shalat berjamaah 27 dan Allah memerintahkan kita untuk meramaikan masjid. Sekarang masjid dibangun oleh umat Islam, apa dibiarkan begitu? Masjid dibangun untuk dikerjakan shalat padanya baik shalat berjamaah yang lima waktu dan juga shalat Jumat. Adzan dikumandangkan untuk apa? Kita dipanggil: حي على الصلاه. Untuk apa? Yaitu agar orang shalat di masjid. Panggilan adzan ini dikumandangkan dan Nabi ajarkan kepada sahabat Bilal bin Rabah agar umat ini datang untuk berjamaah di Masjid.

Dan keutamaannya disebutkan banyak, puluhan keutamaan. Dan berkaitan dengan iman. Shalat ini kaitanya dengan iman. Ini rukun Islam yang kedua dan iman. Maka Allah menyebutkan dalam Al-Qur’an dalam surat At-Taubah ayat 18 bahwa masalah shalat berjamaah berkaitan dengan masalah iman. Kalau kita orang beriman, datang ke masjid.

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللَّـهِ مَنْ آمَنَ بِاللَّـهِ وَالْيَوْمِ الْآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلَاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلَّا اللَّـهَ ۖ فَعَسَىٰ أُولَـٰئِكَ أَن يَكُونُوا مِنَ الْمُهْتَدِينَ ﴿١٨﴾

Sesungguhnya yang meramaikan masjid-masjid Allah adalah orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari akhir, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, dan dia tidak takut melainkan hanya kepada Allah. Maka mudah-mudahan mereka itu adalah orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. At-Taubah[9]: 18)

Artinya mereka (pasti) akan dapat hidayah, Allah akan berikan petunjuk orang-orang yang shalat itu. Di sini Allah menyebutkan bahwa “hanyalah yang meramaikan masjid Allah orang yang beriman dan hari akhir.” Sekarang kalau masjid tidak diadakan shalat berjamaah, sepi, di mana itu keimanan orang-orang di kampung itu? Kalau tidak diadakan adzan di kampung itu, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam apabila suatu kampung tidak diadakan adzan,

اسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ الشَّيْطَانُ

“Setan telah menguasai mereka (satu kampunt) itu.”

Harus ada adzan. Shalat berjamaah ini harus tegak. Tidak boleh kita tidak melaksanakan shalat berjamaah. Berjamaah ini penting. Ini merupakan syiar Islam yang besar yang wajib kita tegakkan.

Mudah-mudahan bermanfaat untuk saya dan untuk antum sekalian.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Video Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama

Sumber Video Kultum Singkat Tentang Shalat: MIAH Bogor – 23. Sholat Merupakan Tiang Agama :: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Demikian catatan Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama. Mari turut menyebarkan catatan kajian Kultum Singkat Tentang Shalat Merupakan Tiang Agama di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: