Kultum Singkat Tentang Tata Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah

Kultum Singkat Tentang Tata Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah

Kultum Singkat Tentang Tata Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullah.

Bagaimana Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah?

Bagaimana tata cara berdoa yang shahih? Tata cara berdoa dengan cara yang shahih, di antaranya yang pertama dan ini adalah adab di dalam berdoa.

1. Kita mendahulukan pujian kepada Allah sebelum berdoa

Kita mendahulukan pujian kepada Allah sebelum kita berdoa dan merendahkan diri kita kepada Allah. Dan diantara pujian tersebut adalah dengan menyebutkan Asmaul Husna. Karena Asmaul Husna isinya adalah pujian kepada Allah.

  • Ar-Rahman (الرحمن ) = Yang Maha Penyayang,
  • Ar-Razzaq (الرزَاق) = Yang Maha Memberikan Rezeki,

Ini adalah pujian. Dan Allah adalah Dzat yang senang dipuji. Dan Dia memang berhak untuk dipuji. Maka kita sebelum meminta kepada Allah, sebelum berdoa, dahulukan dengan pujian kepada Allah. Dengan menyebutkan namanya.

وَلِلَّـهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَىٰ

Dan Allah memiliki nama-nama yang husna.”

فَادْعُوهُ بِهَا

Maka hendaklah kalian berdoa dengan nama-nama tersebut.” (QS. Al-A’raf[7]: 180)

Oleh karena itu petunjuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam di dalam banyak hadits menyebutkan nama Allah terlebih dahulu sebelum berdoa. Mengatakan Allahuma (اَللَّهُمَّ) yang artinya “Yaa Allah..”

Dan lafdzul jalalah adalah nama Allah yang paling agung. Sebagaimana ini pendapat sebagian ulama. Dan nama Allah yang paling agung disebutkan dalam hadits:

الَّذِي إِذَا دُعِيَ بِهِ أَجَابَ

“Apabila Allah diminta dengan nama tersebut maka Allah akan mengabulkan.”

Maka banyak doa diawali dengan Allahuma (اَللَّهُمَّ) “Yaa Allah” maksudnya. Dan ini adalah termasuk tawasul dengan nama Allah.

Dan di antara doa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ تُـحِبُّ العَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي

Penjelasan doa:

اللَّـهُـمَّ إنَّكَ عَفُوٌّ

“Yaa Allah, Engkau adalah Maha Pemaaf.” menyebutkan nama Allah.

Kemudian baru setelah itu diakhir mengatakan:

فَاعْفُ عَنِّي

“Maafkanlah saya.” setelah menyebutkan nama Allah.

Maka ini adalah termasuk adab. Seseorang berdoa kepada Allah dengan menyebutkan nama.

Lihat juga: Kultum Singkat dan Doa Akhir Ramadhan

Dalam hadits, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

للَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتُهُ فِي كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتُهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِي عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيعَ قَلْبِي، وَنُورَ صَدْرِي ، وَجَلَاءَ حُزْنِي ، وَذَهَابَ غَمِّي

Setelah sebelumnya bertawasul kepada Allah nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka biasakan sebelum meminta kepada Allah, pujilah Allah dengan nama-namaNya.

Atau dengan menyebutkan kerendahan diri kita di hadapan Allah. Mengatakan: “Yaa Allah, aku adalah hambaMu, aku sangat memerlukan diriMu, Engkau adalah Rabbku.” Sebagaimana dalam hadits:

اللَّهُمَّ إِنِّي عَبْدُكَ وَابْنُ عَبْدِكَ وابْنُ أَمَتِكَ،

(Arti dari penulis) “Wahai Allah! Sesungguhnya saya adalah hamba-Mu, dan anak lelaki dari hamba-Mu yang lelaki dan anak lelaki dari hamba-Mu yang perempuan”

Dan beliau juga mengatakan:

اللَّهُمَّ أَنْتَ رَبِّي لاَ إلهَ إلاَّ أنْتَ خَلَقْتَنِي وَأَنَا عَبْدُكَ ، وَأنَا عَلَى عَهْدِكَ

(Arti dari penulis) “Wahai Allah, Engkau adalah Penguasaku, tidak ada yang berhak diibadahi kecuali Engkau. Engkau telah menciptakan aku, dan aku adalah hamba-Mu. Aku berada dia atas perjanjian-Mu”

Kita merendahkan diri kita di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla. Maka Allah senang dengan yang demikian. Berarti kita butuh dan kita sangat memerlukan Allah dan sangat berhajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian setelah itu, kita bershalawat.

2. Bershalawat

Kita mengucapkan shalawat untuk Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Minimal kita mengatakan:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ

atau mengatakan:

صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ

Dan kalau kita bisa membaca shalawat Ibrahimiyyah, maka itu lebih baik. Dan ini adalah shalawat yang paling afdhal. Mengatakan:

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ، اللَّهُمَّ بَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

Maka ini termasuk adab. Baru setelah itu kita berdoa. Maka diharapkan dengan cara seperti itu, kita sudah melakukan adab didalam berdoa.

3. Mengangkat kedua tangan

Dan termasuk adabnya adalah mengangkat kedua tangan ketika berdoa,

4. Memilih waktu yang mustajab

Demikian pula memilih waktu yang mustajab untuk berdoa.

5. Dalam keadaan suci

Dan diutamakan seseorang dalam keadaan suci, dalam keadaan dia berwudhu.

6. Mengulang-ulang doa

Kemudian juga, diutamakan seseorang mengulang-ulang doanya. Sebagaimana dilakukan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Itu adalah sebagian dari tata cara berdoa yang yang shahih.

Video Kultum Singkat Tentang Tata Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah

Sumber Video: HSI TV – Bagaimana Cara Berdoa yang Sesuai Sunnah? – Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: