Materi 29 – Bahaya Penyakit ‘Ujub

Materi 29 – Bahaya Penyakit ‘Ujub

Tulisan tentang “Materi 29 – Bahaya Penyakit ‘Ujub” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

Sebelumnya: Materi 28 – Perbedaan Riya’ dan ‘Ujub

Transkrip Materi 29 – Bahaya Penyakit ‘Ujub

 بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita masih berbicara tentang penyakit yang berbahaya, yaitu penyakit ‘ujub.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah mengingatkan kita akan bahaya penyakit ini. Di antaranya dalam satu hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

ثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ

“Tiga perkara yang membinasakan.”

Apa tiga perkara tersebut?

شُحٌّ مُطَاعٌ

“Rasa pelit disertai dengan tamak yang ditaati.”

وَهَوًى مُتَّبِعٌ

“Hawa nafsu yang diikuti.”

وَإِعْجَابُ الْمَرْءِ بِنَفْسِهِ

“Dan seorang ujub terhadap dirinya.”

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjelaskan dalam hadits ini tiga perkara yang membinasakan. Di antaranya adalah seseorang ‘ujub dengan dirinya. Kenapa berbahaya dan membinasakan? Karena ‘ujub ini bisa menimbulkan -sebagaimana kita pernah jelaskan- keangkuhan dan menjerumuskan orang dalam takabur dan akhirnya masuk dalam neraka jahanam.

Karenanya Imam Ibnul Qayyim Rahimahullahu Ta’ala sebagaimana dalam kitabnya الوابل الصيب menjelaskan bahwa bisa jadi seseorang melakukan dosa namun dengan dosa tersebut merupakan sebab dia masuk surga. Dan sebaliknya bisa jadi seseorang melakukan ketaatan namun dengan ketaatan tersebut menjadikan dia masuk neraka.

Kok bisa demikian? Kok dosa bisa menyebabkan masuk surga dan ketaatan sebaliknya, menyebabkan masuk neraka?

Maka beliau menjelaskan bahwasanya seseorang melakukan dosa kemudian dia menyesal dan selalu ingat akan dosa yang pernah dilakukan, kedua matanya sering meneteskan air mata, timbul ibadah rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menyesal, hatinya luluh di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, merasa hina di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini kondisi-kondisi yang dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang merasa rendah, minta ampun kepada Allah, tidak merasa tinggi. Dengan dia sering mengingat hal ini, sering menangis karena Allah, maka akhirnya menghantarkan dia masuk ke dalam surga.

Dan sebaliknya, seorang melakukan ketaatan, bahkan melakukan ketaatan yang hebat. Tapi ternyata ketika dia melakukan ketaatan dia menjadi ‘ujub, merasa dirinya hebat, seakan-akan ini semua bukan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan dari ‘ujubnya menghantarkan dia menuju kepada takabur, merasa lebih tinggi dari yang lainnya, bahkan membuat dia akhirnya membanggakan dirinya, berkata: “Aku telah beramal ini, aku telah berbuat itu,” dan akhirnya sikap sombong dan takabur ini menyebabkan dia binasa dan masuk dalam neraka jahanam.

Baca juga: Hati-Hati Ada Ahli Ibadah Masuk Neraka!

Maka benarlah perkataan seorang penyair:

والعجب فاحذره إنَّ العجب مجترف **** أعمال صاحبه في سيله العرم

“Hati-hatilah engkau dari penyakit ‘ujub, sesungguhnya penyakit ‘ujub itu berbahaya. Akan menggeret amalan pelakunya ke dalam aliran yang deras arusnya (yaitu akan sirna amalannya).”

Ini di antara bahaya ‘ujub yang kata Nabi adalah di antara tiga perkara yang membinasakan.

Di antara dampak buruk penyakit ‘ujub yaitu seorang lenyap sifat tunduk pada dirinya, dia tidak merasa rendah di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau di hadapan Allah saja dia sudah tidak tawadhu, apalagi di hadapan manusia? Dia merasa tinggi.

Jadi bahaya ‘ujub adalah:

  1. yang pertama tidak merasa hina di hadapan Allah,
  2. yang kedua tidak tawadhu di hadapan manusia,
  3. kemudian yang ketiga bisa menghantarkan kepada penyakit sombong dan angkuh dan ini berbahaya yang menyebabkan diri masuk neraka,
  4. yang ke empat dia menjadi hamba yang kurang bersyukur. Kapan seseorang bisa menjadi hamba yang suka bersyukur? Yaitu jika dia merasa semuanya dari Allah, dan dia merasa dia tidak ada apa-apanya. Jika dia merasa semuanya dari Allah dan dia tidak ada apa-apanya, maka dia mudah bersyukur. Tapi ketika dia merasa saya punya andil karena saya hebat, karena saya ini, sehingga dia kurang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Demikian juga datang dalam hadits yang lain, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengingatkan tentang bahaya ‘ujub. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لو لم تكونوا تُذْنِبونَ ، لخِفْتُ عليكم ما هو أكبرُ من ذلِكَ ؛ العُجْبُ العُجْبُ

“Kalau kalian tidak berdosa, aku khawatir akan menimpa kalian apa yang lebih parah daripada dosa; yaitu sifat ‘ujub sifat ‘ujub.”

Al-Munawi Rahimahullah ketika mensyarah hadits ini beliau mengatakan bahwa Rasulullah mengulangi dengan mengatakan “‘ujub, ujub,” yaitu maksudnya “Waspada ‘ujub, waspada ‘ujub.” Kenapa Rasulullah ulang-ulang? Yaitu untuk menegaskan agar dijauhi sikap ini.

Kenapa Rasulullah lebih takut orang ‘ujub daripada orang bermaksiat?

لأن العاصي يعترف بنقصه فترجى له التوبة والمعجب مغرور بعمله فتوبته بعيدة

Karena orang yang bermaksiat mengaku, dia tahu, dia sadar bahwasanya dia berdosa, dia tahu akan kekurangannya. Maka orang seperti ini masih diharapkan dia bertaubat. Tapi orang ‘ujub, dia tidak merasa berdosa, bahkan dia merasa hebat, dia terpedaya dengan dirinya, dia terpedaya dengan amalannya. Orang seperti ini sulit untuk bertaubat, sulit untuk bertaubat.

Oleh karenanya inilah yang menunjukkan ‘ujub itu bukan penyakit sembarang, tapi penyakit yang berbahaya.

والله أعلم بالصواب

Selanjutnya: Materi 30 – Cara Melawan ‘Ujub Bag 1

Perhatian Materi 29 – Bahaya Penyakit ‘Ujub

⚠️ Note: Kalau team UFA merevisi audionya, insyaAllah catatan ini juga akan direvisi sesuai dengan audio yang baru.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: