Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah

Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah

Berikut pembahasan Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah yang disampaikan Ustadz Abu Yahya Badrusalam Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

أَمَّا بَعْدُ

Ikhwatal Islam,

Alhamdulillah diantara nikmat yang Allah berikan kepada kita, kita bisa merasakan kenikmatan melihat pemandangan yang indah, masya Allah. Ini merupakan nikmat yang luar biasa. Yang tentunya kita bukan hanya sebatas melihat keindahannya saja, tapi juga kita merenungi akan kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala. Merenungi akan keindahan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga dari situ semakin bertambah keimanan kita. Bahwa Allah itu Maha indah. Indah bukan hanya ciptaannya, tapi juga indah syariatnya, indah perbuatannya.

Maka dari itu kita juga berusaha bagaimana kita merasakan keindahan tersebut. Di dalam ibadah kita, di dalam menjalankan syariat Allah. Maka ini adalah merupakan sesuatu yang luar biasa kalau kita semua merasakan keindahan tersebut, sebab tidak ada yang lebih indah bagi seorang hamba dari bermunajat kepada Allah, tidak ada yang lebih indah bagi hati kita ketika hati kita bertaqorrub kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ketika kita mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu kebahagiaan yang luar biasa, Bahkan kata Syaikhul Islan Ibnu Taimiyah Rahimhullah

إن في الدنيا جنة من لم يدخلها لم يدخل جنة الآخـــرة

“Sungguh di dunia terdapat Surga, barangsiapa belum memasuki ke dalam Surga di dunia, maka dia tidak akan masuk Surga di akhirat nanti”

Apa itu surga dunia yang dimaksud oleh beliau? Kata beliau yaitu Ma’rifatulloh  Jalla wa ‘Ala, yaitu mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ia memang betul. Karena dengan mengenal Allah, kita akan betul-betul tumbuh sifat-sifat yang indah sekali. Orang yang kenal Allah, dia akan menjadi hamba yang bersyukur, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang selalu berbuat baik kepada manusia, orang yang kenal Allah dia akan menjadi hamba yang tawadhu, yang tidak akan pernah sombong, karena dia sadar semua pemberian dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadi orang yang sabar menghadapi berbagai macam ujian, kesulitan hidup dan yang lainnya. Karena ia tahu dan ia kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang yang kenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia akan menjadi hamba yang mempunyai sifat-sifat yang luar biasa.

Lihat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam , manusia yang paling kenal Allah. Tidak ada manusia yang paling kenal kepada Allah daripada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka karena pengenalan beliau kepada Allah luar biasa, menimbulkan akhlak yang luar biasa, kesempurnaan sebagai seorang manusia.

Makanya manusia menjadi sempurna ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Sempurna. Manusia menjadi mulia, ketika ia mengenal penciptanya Yang Maha Mulia. Kenapa? karena kesempurnaan milik siapa? Milik Allah, kemuliaan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala, keindahan milik Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya orang-orang yang beriman dan bertakwa itu diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dua macam keindahan, keindahan batin dan keindahan fisik.

Kalau kita melihat orang yang MasyaAllah bertakwa, beriman dan beramal sholeh, dari air wajahnya aja kita sudah merasa senang melihatnya, kenapa? karena Allah mencintai dia, dan disebutkan dalam hadits bahwa apabila Allah mencintai seseorang Allah akan memanggil Jibril. Lalu Jibril menyeru kepada semua penduduk langit dan bumi, bahwasanya Allah mencintai si Fulan maka cintailah dia. Maka dicintailah oleh penduduk langit, dicintai oleh penduduk bumi berupa bebatuan, demikian pula hewan-hewan dan yang lainnya, dan diletakkanlah penerimaan dimuka bumi kata Rasullullah.

Saudaraku sekalian,

Maka penting sekali kita mengenal tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kenali Allah. Dengan semakin kita kenal kepada Allah, maka kita akan bisa merasakan keindahan-keindahan yang tidak bisa kita rasakan dan tidak bisa kita bandingkan dengan keindahan dunia.

Shahih saudaraku sekalian,

Makanya kenikmatan penduduk surga yang paling luar biasa di surga itu apa? melihat Allah. Tidak ada keindahan di surga yang melebihi melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala, sebagaimana dalam Hadits diriwayatkan imam Bukhari dan Muslim, ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menafsirkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam Surah Yunus, ‘bagi orang-orang yang berbuat Ihsan, Allah akan berikan kepada mereka surga dan tambahan, Rasullullah mengatakan nanti di hari kiamat Allah akan berfirman kepada penduduk surga:

تُرِيْدُوْنَ شَيْئًا أَزِيْدُكُمْ؟ فَيَقُولُوْنَ : أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوْهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟ قَالَ : فَيُكْشَفُ الْحِجَابُ فَمَا أُعْطُوْا شَيْئًا أَحَبَّ إِلَيْهِمْ مِنَ النَّظَرِ إِلَى رَبِّهِمْ عَزَّ وَجَلَّ .

“Wahai penduduk surga, maukah aku menambahkan untuk kalian sesuatu? Mereka menjawab,”Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami putih berseri? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam surga dan menyelamatkan kami dari neraka?” Nabi bersabda,”Maka disingkapkanlah tabir penutup, sehingga tidaklah mereka dianugerahi sesuatu yang lebih mereka senangi dibandingkan anugerah melihat Rabb mereka Azza wa Jalla.”

Kenapa? karena waktu di dunia mereka belum pernah melihat Allah. Dan mereka waktu di dunia mengenal Allah dan ternyata mereka merasakan keindahan ketika mereka mengenal Allah di dunia ini. Dia merasakan keindahan ketika bertaqorrub, ketika tahajud, ketika bermunajat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia merasakan keindahan-keindahan tersebut. Bahkan orang yang sudah merasakan keindahan betul dengan mengenal Allah, dia tidak ingin menggantinya dengan yang lain, dia tidak ingin kehilangan, karena itu memang sesuatu yang luar biasa dalam hidupnya.

Allah gantikan di surga menjadi melihat wajah Allah langsung yang sangat indah. Bayangkan kita melihat ciptaan Allah saja kita merasa terkagum-kagum, Masya Allah, Subhanallah. Bagaimana coba kalau kita melihat wajah Allah yang paling indah, yang keindahannya tidak bisa dibandingkan dengan apapun juga saudaraku sekalian.

Maka saudara-saudaraku sekalian, Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk berusaha mengenal Allah, Rasullullah bersabda:

إِنَّ للهِ تِسْعَةُ وَ تِسْعِيْنَ اسْمًا مَنْ أحْصَاهَا دَخَلَ الجَنَّة

“Sesungguhnya Allah memiliki 99 nama, barangsiapa menghafalnya akan masuk surga.” (HR. Bukhari).

Apa yang dimaksud dengan meng-ihsho di dalam hadis tersebut?  Imam Ibnul Qoyyim Rahimahullah menyebutnya dalam kitab beliau Madarijus Salikin, yang dimaksud deng ihso yaitu empat martabat, martabat yang pertama ialah kita berusaha kenal dali-dalilnya dari Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Martabat yang kedua kita berusaha untuk menghafalnya, martabat yang ketiga kita berusaha untuk menyelami makna-maknanya. Kita coba mengambil nama Allah Ar-Rahman, kita berusaha selami maknanya, apa makna Ar-Rahman?. Kemudian martabat yang keempat itu kita mengamalkan konsekuensinya.

Masya Allah, ini luar biasa sekali. Maka dari itulah mari kita berusaha mengenal Allah dengan dua cara mengenal Allah. Kata Syaikh Muhammad bin Shaleh Utsaimin Rahimahullah, mengenal Allah itu dengan dua cara.

Cara yang pertama yaitu melalui ayat-ayat yang dibaca yaitu Al-Qur’an dan hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, karena Allah memperkenalkan dirinya dalam Al-Qur’an. Baca ayat Kursi, Allah berfirman Allahu La ilaha illa huwal hayyul qoyyum, baca surat Al Ikhlas, Qul huwallahu Ahad, Allahush Shamad.  Baca akhir-akhir Surat Al-Hasyr, baca Al-Quran. Kita akan dapatkan Allah memperkenalkan dirinya kepada hamba-hambaNya, ini cara yang pertama saudaraku.

Cara yang kedua yaitu, mengenal Allah melalui ayat-ayat yang bersifat kauniyah, ciptaan-ciptaan-Nya. Ketika kita melihat bagaimana besarnya langit dan bumi yang kebesarannya tidak bisa kita ungkapkan dengan kata-kata. Bumi yang kita pijak ini saja sangat besar sekali, tujuh angit 7 lapis bumi dan 7 lapis langit Itu bagaimana? Allah mengatakan:

وَلَقَدْ زَيَّنَّا السَّماءَ الدُّنْيا بِمَصابِيحَ

Dan sungguh kami telah menghiasi langit dunia dengan bintang-bintang“. (QS. Mulk: 5).

Bayangkan, bintang-bintang yang ada di situ, demikian pula matahari, ternyata itu masih langit dunia saudaraku, dan ternyata bumi sangat kecil sekali dibandingkan dengan matahari. Itu baru langit dunia, bagaimana yang kedua, ketiga, keempat, lebih besar sekali. Ketika kita melihat ciptaan Allah yang luar biasa seperti itu, Allah Maha Besar, kebesaran Allah yang luar biasa, yang kita kenali dengan melihat ciptaanNya saudaraku. Ketika kita melihat laut yang bergelombang, keindahan-keindahan yang Allah perlihatkan kepada makhluk-makhluk-Nya, untuk memperlihatkan kepada hamba-Nya tentang kekuasaan diri-Nya, untuk apa? supaya kita menjadi hamba-hamba yang berpikir, Allah mengatakan:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلافِ اللَّيْلِ وَالنَّهارِ لَآياتٍ لِأُولِي الْأَلْبابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian siang dan malam, sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang yang memiliki pikiran“. (QS. Ali Imron: 190).

Siapa mereka:

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِياماً وَقُعُوداً وَعَلى جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّماواتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنا مَا خَلَقْتَ هَذَا باطِلاً سُبْحانَكَ فَقِنا عَذابَ النَّارِ

Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah ketika berdiri, ketika duduk, ketika berbaring memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya Rabb kami, tiadalah apa yang Engkau ciptakan ini semua dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, dan pelihara kami dari api neraka”“. (QS. Ali Imron: 191).

Maka dari itulah saudaraku, kita diperintahkan oleh Allah untuk melihat, mentadaburi ayat-ayat Allah yang bersifat kauniyah, alam semesta ini. Karena ciptaan itu menunjukkan kepada sifat penciptanya. Semoga dengan kita mengunjungi tempat-tempat yang indah semakin menambah keimanan kita kepada Allah. Semakin kita berusaha untuk mendekatkan diri kepada Allah, agar kita diberikan keindahan yang lebih dari itu. Keindahan yang bersifat maknawi, keindahan hati, keindahan akhlak, dan tentunya yang terbesar yaitu keindahan melihat wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ada sebuh mitos tentang pulau di belakang saya, pulau Senoa, yang katanya asal-muasalnya adalah wanita hamil yang pelit yang kemudian tenggelam dari pulau. Ini namanya dongeng. Tentunya yang pertama berita-berita seperti ini harus kita periksa secara ilmiah, apakah itu harus diperiksa atau sebatas cerita. Kalau tidak ada buktinya, mana dalilnya, maka Allah berkata di dalam Al-Qur’an:

قُلْ هَاتُوا بُرْهَانَكُمْ إِنْ كُنْتُمْ صَادِقِينَ

Katakan, kemarikan bukti-bukti kalian, jika kalian orang yang benar“. (QS. Al-Baqarah: 111).

Karena jika hanya sebatas cerita dan lainnya, tentu kita tidak bisa mempercayainya. Karena untuk meyakini sesuatu membutuhkan kepada bukti yang akurat. Bagaimana kita yakin jika buktinya saja masih bersifat dugaan, bahkan dibawah dugaan, hanya sebatas mitos saja. Sementara di dalam Al-Qur’an, untuk meyakini sesuatu harus butuh bukti.

Anda yakin ada Mekkah? yakin, darimana anda tau Mekkah ada? karena saya sudah kesana, banyak orang yang sudah melihat, buktinya sangat jelas, maka kita yakin betul karena buktinya sudah jelas sekali. Namun jika hanya sekedar mitos, kata orang dan kata orang, maka yang seperti ini tidak boleh kita percayai. Dan seperti ini masuknya khurofat, yaitu cerita-cerita yang tidak masuk di akal, dibuat-buat. Maka yang seperti ini namanya khurofat. Jika disertai keyakinan jika kita pergi ke pulau itu bisa jadi begini dan begini, baru itu timbul kesyirikan. Tapi kalau hanya sebatas cerita begini dan begini, itu khurofat namanya.

Allahu a’lam, semoga yang sampaikan bermanfaat, wabillahi taufiq.

Video Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah

Catatan Materi Kultum Singkat Untuk Pemula: Merenungi Kebesaran Allah

Materi ceramah singkat ini diambil dari video rekaman Rodja TV dengan judul asli Ceramah Singkat: Merenungi Kebesaran Allah (Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc.)

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0