Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ini adalah apa yang bisa kami ketik dari tabligh akbar yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Sa’ad Asy-Syatsri Hafidzahullahu Ta’ala.

A. Mukaddimah Tabligh Akbar Menjalin Hubungan Terbaik Dengan Allah Ta’ala
B. Kenapa Kita Harus Memperindah Hubungan Dengan Allah?
C. Cara Memperindah Hubungan Dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
D. Kiat-kiat yang memperindah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (poin 1-5)

Kajian Tentang Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

7. Merasa diawasi oleh Allah

Menit ke-1:48:31 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diantara cara memperindah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, selalu menghadirkan dalam hati kita bahwasanya Allah senantiasa mengawasi kita, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui, melihat dan mengawasi seluruh kondisimu, seluruh keadaanmu.

Jika ada kamera yang dipasang di mana-mana dalam rangka untuk mengawasi, ketahuilah bahwasanya kamera tersebut hanyalah memotret apa-apa yang tampak di luar. Adapun Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan mengawasimu tentang apa yang ada dalam dadamu, Allah mengawasimu bahkan tentang apa yang ada pada niatmu.

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menugaskan para malaikat untuk mencatat segala gerak-gerikmua, untuk mencatat segala kegiatanmu. Oleh karenanya seseorang jika menyadari akan hal ini, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Mengawasi apa yang dia lakukan, maka dia akan berpindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّـهَ يَعْلَمُ مَا فِي أَنفُسِكُمْ فَاحْذَرُوهُ

Ketahuilah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengetahui apa yang ada pada jiwa-jiwa kalian, maka hati-hatilah.” (QS. Al-Baqarah[2]: 235)

أَلَمْ يَعْلَم بِأَنَّ اللَّـهَ يَرَىٰ ﴿١٤﴾

Tidakkah dia tahu bahwasanya Allah Maha Melihat?” (QS. Al-Alaq[96]: 14)

إِنَّ اللَّـهَ لَا يَخْفَىٰ عَلَيْهِ شَيْءٌ فِي الْأَرْضِ وَلَا فِي السَّمَاءِ ﴿٥﴾

Tidak ada satupun yang samar bagi Allah di langit maupun di bumi.” (QS. Ali-Imran[3]: 5)

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

سَوَاءٌ مِّنكُم مَّنْ أَسَرَّ الْقَوْلَ وَمَن جَهَرَ بِهِ وَمَنْ هُوَ مُسْتَخْفٍ بِاللَّيْلِ وَسَارِبٌ بِالنَّهَارِ ﴿١٠﴾

Sama saja apakah kalian tatkala berbicara berbisik-bisik atau kalian tatkala berbicara mengeraskan suara atau orang yang bersembunyi di kegelapan malam atau berjalan di siang hari, semuanya bagi Allah sama. Baik yang dibicarakan dengan sembunyi-sembunyi ataupun yang dikeraskan, baik yang bersembunyi dalam kegelapan malam ataupun yang nampak di siang hari semuanya sama di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Ar-R’ad[13]: 10)

Allah mengisahkan perkataan Luqman kepada anaknya:

يَا بُنَيَّ إِنَّهَا إِن تَكُ مِثْقَالَ حَبَّةٍ مِّنْ خَرْدَلٍ فَتَكُن فِي صَخْرَةٍ أَوْ فِي السَّمَاوَاتِ أَوْ فِي الْأَرْضِ يَأْتِ بِهَا اللَّـهُ ۚ إِنَّ اللَّـهَ لَطِيفٌ خَبِيرٌ ﴿١٦﴾

Wahai putraku, sekecil apaun amalan seseorang, meskipun sekecil biji sawi yang berada dalam batu di langit atau di bumi, maka Allah akan mendatangkannya. Sesungguhnya Allah Maha Halus dan Maha Mengetahui.” (QS. Luqman[31]: 16)

8. Menolong wali-wali Allah

Menit ke-1:53:51 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diantara cara untuk mengindahkan hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu menolong wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Adapun orang yang memusuhi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sesungguhnya dia telah menunjukkan permusuhan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam suatu hadits Qudsi, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَنْ عَادَى لِي وَلِيًّا فَقَدْ بَارَزَنِي بِالْحَرْبِ

“Barangsiapa yang memusuhi waliKu, maka sesungguhnya dia telah menunjukkan permusuhannya kepadaKu.”

Baca juga: Mencintai wali-wali Allah

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan sifat wali Allah dalam hadits Qudsi ini, yaitu bahwasanya:

ولايَزَالُ عَبْدِيْ يَتَقَرَّبُ إِلَيَّ بِالنَّوَافِلِ حَتَّى أُحِبَّهُ

“Dan senantiasa hambaKu mendekatkan dirinya dengan perkara-perkara yang sunnah sampai aku mencintainya.”

 فَإِذَا أَحْبَبْتُهُ : كُنْتُ سَمْعَهُ الَّذِي يَسْمَعُ بِهِ ، وَبَصَرَهُ الَّذِي يُبْصِرُ بِهِ ، وَيَدَهُ الَّتِي يَبْطِشُ بِهَا ، وَرِجْلَهُ الَّتِي يَمْشِي بِهَا وَإِنْ سَأَلَنِي لَأُعْطِيَنَّهُ ، وَلَئِنِ اسْتَعَاذَنِي لَأُعِيذَنَّهُ

“Jika Aku telah mencintainya, maka Aku adalah pendengarannya, dan Aku adalah penglihatannya, Aku adalah tangannya, dan aku adalah kaki yang dia berjalan dengan kakinya tersebut. Dan jika dia meminta perlindungan dariKu, maka Aku akan melindunginya. Dan jika dia meminta kepadaKu, maka akan Aku penuhi permintaannya.”

Lihat juga: Pengertian dan Kriteria Wali Allah

Perhatikan, para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, barangsiapa yang menolong wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala dan tidak memusuhi wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia adalah orang yang telah memperbaiki hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Siapa wali-wali Allah?

Wali-wali Allah adalah orang yang memiliki dua sifat; yaitu takwa dan keimanan. Seluruh orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia adalah wali-wali Allah. Dan kita hendaknya menolong wali-wali tersebut. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّـهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ ﴿٦٣﴾

Ketahuilah bahwasanya wali-wali Allah tidak ada ketakutan bagi mereka dan tidaklah mereka bersedih. Yaitu orang-orang yang beriman dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Yunus[10]: 62-63)

Diantara wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu para sahabat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kita harus mencintai mereka, kita harus menolong mereka. Diantara para sahabat yang paling utama adalah para Khulafaur Rasyidin; Abu Bakar, ‘Umar, ‘Utsman dan ‘Ali Radhiyallahu ‘Anhum yang Allah Subhanahu wa Ta’ala telah banyak memuji para sahabat dalam ayat-ayatNya. Diantaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَالسَّابِقُونَ الْأَوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالْأَنصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُم بِإِحْسَانٍ رَّضِيَ اللَّـهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الْأَنْهَارُ…

Dan orang-orang yang pertama kali masuk Islam dari kalangan Muhajirin dan Anshar, dan juga orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, maka Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala serta Allah menyiapkan kepada mereka surga-surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai.” (QS. At-Taubah[9]: 100)

Syaikh mengatakan: “Saya berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar Allah menjadikan kita semua sebagai wali-wali Allah, katakanlah Aamiin!”

9. Bertawakal dan bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Menit ke-1:59:31 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, diantara cara mengindahkan hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, yaitu bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Yaitu engkau tidak bersandar dan tidak berharap kepada sebab. Akan tetapi engkau melakukan sebab dan jangan sampai engkau menyangka bahwasanya sebab itulah yang mendatangkan keberhasilan, tetapi yang mengatakan keberhasilan hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ ۚ وَكَفَىٰ بِاللَّـهِ وَكِيلًا ﴿٣﴾

Bertawakallah engkau kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka cukuplah Allah sebagai penolong.” (QS. Al-Ahzab[33]: 3)

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:

وَمَا عِندَ اللَّـهِ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ لِلَّذِينَ آمَنُوا وَعَلَىٰ رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ ﴿٣٦﴾

Dan apa yang ada di sisi Allah lebih baik dan lebih kekal bagi orang-orang yang beriman dan bertawakal kepada Rabb mereka.” (QS. Asy-Syura[42]: 36)

Lihatlah bagaimana perkataan seorang yang beriman dari keluarga Firaun, dia berkata:

وَأُفَوِّضُ أَمْرِي إِلَى اللَّـهِ ۚ إِنَّ اللَّـهَ بَصِيرٌ بِالْعِبَادِ ﴿٤٤﴾

Sesungguhnya aku menyerahkan urusan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan Dialah Allah Yang Maha Melihat hamba-hambaNya.” (QS. Ghafir[40]: 44)

Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَوَقَاهُ اللَّـهُ سَيِّئَاتِ مَا مَكَرُوا

Maka Allah pun melindunginya dari keburukan-keburukan makar Fir’aun dan para pengikutnya.” (QS. Ghafir[40]: 45)

Dan yang semisal dengan tawakal adalah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yang  telah kita jelaskan tadi, bahwasanya takwa merupakan salah satu dari dua sifat wali-wali Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan takwa itu seperti baju yang kau pakai, takwa ini mencegahmu dari kotoran-kotoran yang akan menimpa tubuhmu dengan baju yang kau pakai tersebut. Demikian juga takwa berada dalam hati manusia yang membersihkan hatimu dari hal-hal yang dilarang oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَسَارِعُوا إِلَىٰ مَغْفِرَةٍ مِّن رَّبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَاوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ ﴿١٣٣﴾

Dan bersegeralah kalian kepada ampunan dari Rabb kalian dan surga yang luasnya seperti langit dan bumi yang Allah sediakan bagi orang-orang yang bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Ali-Imran[3]: 133)

إِنَّ اللَّـهَ مَعَ الَّذِينَ اتَّقَوا وَّالَّذِينَ هُم مُّحْسِنُونَ ﴿١٢٨﴾

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat baik.” (QS. An-Nahl[16]: 128)

إِنَّ الْمُتَّقِينَ فِي جَنَّاتٍ وَعُيُونٍ ﴿٤٥﴾

Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa berada di surga-surga Allah dan mata air yang ada di surga Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Hijr[15]: 45)

Menit ke-2:03:50 Para hadirin yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَالْعَاقِبَةُ لِلْمُتَّقِينَ ﴿٨٣﴾

Dan kesudahan yang indah hanyalah untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Al-Qashash[28]: 83)

10. Berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Sesungguhnya kita dapati terkadang seorang yang bertakwa diawal perkaranya dia mendapati perkara-perkara yang sulit, musibah yang menimpanya, membuat hatinya sempi. Akan tetapi di akhirnya merupakan kesudahan yang terbaik. Dia berkhusnudzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karenanya diantara cara-cara memperindah hubungan kita dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memenuhi janjiNya bagi orang-orang yang bertakwa.

إِنَّ اللَّـهَ لَا يُخْلِفُ الْمِيعَادَ ﴿٩﴾

Bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menyelisihi janjiNya.”

Allah janjikan kemenangan dan kesudahan yang baik bagi orang-orang yang bertakwa. Dalam satu hadits Qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي، فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ

“Sesungguhnya Aku sesuai persangkaan hambaKu kepadaKu, maka hendaknya hambaKu berprasangka apa yang dia kehendaki.” (HR Al-Bukhari no. 7405 dan Muslim no. 2675)

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda:

لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّا وَهُوَ يُحْسِنُ الظَّنَّ بِاللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ

“Janganlah seorang dari kalian meninggal kecuali dia berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Muslim, 2877)

Dan diantara bentuk persangkaan baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah meyakini bahwasanya barangsiapa yang memperindah hubungannya dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan meraih banyak faedah dan kebaikan.

E. Buah Dari Memperindah Hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala

Baca di sini: Buah dari memperindah hubungan dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala (InsyaAllah segera diupdate)

Sumber catatan kajian Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala

Video: Rodja TV – Tabligh Akbar Menjalin Hubungan Terbaik Dengan Allah Ta’ala

Mari turut menyebarkan catatan kajian “Merasa Diawasi dan Bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: