Muqaddimah 1 Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati

Muqaddimah 1 Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati

Tulisan tentang “Muqaddimah 1 Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

Transkrip Muqaddimah 1 – Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati

السلام عليكم ورحمة الله وبركاته

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

Kepada para ikhwan dan akhwat yang tergabung dalam grup WhatsApp dakwah ini, saya ucapkan:

مرحبا بكم مرحبا بطالب العلم

Selamat datang para penuntut ilmu sekalian. Ahlan wa sahlan..

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan sebelumnya kita terus berlanjut dalam group wa yang semoga diberkahi oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

1. Ilmu adalah ibadah

Yang pertama, kepada ikhwan dan akhwat untuk memperhatikan bahwasannya ilmu adalah ibadah. Jadi ketika masuk ke dalam grup ini, niatkan memang menuntut ilmu (untuk) ibadah. Sebagaimana kalau kita membaca Al-Qur’an kita merasa sedang beribadah kepada Allah, kalau kita sedang shalat kita merasa sedang beribadah kepada Allah, kalau kita sedang puasa kita merasa sedang beribadah kepada Allah, maka tatkala kita menurut ilmu, hendaknya kita merasa sedang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena terlalu banyak dalil yang menunjukkan ilmu adalah ibadah yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di antaranya seperti sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ يُرِدْ اللَّه بِهِ خَيْرًا يُفَقِّههُ فِي الدِّين

“Barangsiapa yang Allah kehendaki kebaikan baginya, Allah buat dia faqih tentang agama.” (HR. Bukhari no. 71 dan Muslim no. 2436)

Oleh karenanya, kalau orang cinta dengan ilmu, tanda bahwasanya Allah mencintainya, Allah menghendaki kebaikan baginya, maka Allah membuat dia cinta kepada ilmu, Allah membuat dia sabar dalam menuntut ilmu, Allah membuat dia betah dalam majelis ilmu. Ini tanda bahwasanya Allah menghendaki kebaikan baginya.

Di antaranya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ سَلَكَ طَرِيقًا يَلْتَمِسُ فِيهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللَّهُ لَهُ بِهِ طَرِيقًا إِلَى الْجَنَّةِ

“Barangsiapa yang menempuh satu perjalanan untuk menuntut ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga.” (HR. Muslim no. 7028)

Ini dalil bahwasannya ilmu adalah jalan termudah untuk meraih surga. Banyak jalan menuju surga, tapi jalan yang tercepat -kata sebagian ulama- untuk meraih surga adalah menuntut ilmu. Kenapa bisa demikian? Karena dengan ilmu akan terbuka wacana-wacana tentang amal shalih, tentang hal-hal yang diharapkan untuk dijauhi, dan ilmu sendiri itu adalah merupakan ibadah yang mengantarkan kepada surga.

2. Ilmu adalah jihad

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala menganggap ilmu adalah jihad. Dalam Al-Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَلَا تُطِعِ الْكَافِرِينَ وَجَاهِدْهُم بِهِ جِهَادًا كَبِيرًا ﴿٥٢﴾

Janganlah kau taat kepada orang-orang kafir (wahai Muhammad) dan berjihadlah melawan mereka dengan Al-Qur’an dengan jihad yang besar.” (QS. Al-Furqan[25]: 52)

Ayat ini turun ketika masih fase Mekah dimana Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam belum diwajibkan berjihad dengan pedang. Tapi Allah menyuruh Nabi berjihad dengan Al-Qur’an, yaitu dengan ilmu. Sama ketika Allah menyuruh berjihad melawan orang-orang munafik, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ…

Wahai Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan melawan orang-orang munafik.” (QS. At-Taubah[9]: 73)

Kita tahu namanya orang munafik tidak boleh dibunuh karena KTP-nya Islam. Terus bagaimana berjihad melawan orang-orang munafik? Yaitu dengan ilmu, membantah syubhat-syubhat mereka, membantah pemikiran-pemikiran mereka. Jadi Allah menyatakan bahwasanya ilmu adalah salah satu bentuk jihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan kita lihat di zaman sekarang bagaimana Islam tersebar bukan dengan pedang, tapi Islam tersebar dengan ilmu. Banyak Da’i, banyak kaum muslimin di negara-negara kafir sana yang terus menyampaikan Islam dengan ilmu, membantah syubhat-syubhat. Sehingga penyebaran Islam tidak bisa dibendung, semakin tersebar di mana-mana. Di negara-negara non muslim setiap hari orang masuk Islam. Ini adalah salah satu bukti bahwasanya ilmu adalah jihad. Oleh karenanya Allah Subhanahu wa Ta’ala menggandengkan jihad dengan ilmu, dalam firmanNya:

وَمَا كَانَ الْمُؤْمِنُونَ لِيَنفِرُوا كَافَّةً ۚ فَلَوْلَا نَفَرَ مِن كُلِّ فِرْقَةٍ مِّنْهُمْ طَائِفَةٌ لِّيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ ﴿١٢٢﴾

Tidak pantas bagi orang-orang yang beriman untuk seluruhnya pergi berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala, harus ada sekelompok orang yang menuntut ilmu agar memberi peringatan kepada kaumnya jika kembali kepada mereka, supaya mereka waspada.” (QS. At-Taubah[9]: 122)

Di sini Allah menyatakan: “Tidak pantas semua orang-orang beriman untuk berjihad, harus ada sebagian yang menuntut ilmu,” maka perlu jihad dengan pedang dan perlu jihad dengan lisan. Allah menggandengkan jihad dengan pedang dan menuntut ilmu, ini menunjukkan tentang agungnya menuntut ilmu.

3. Menuntut ilmu adalah dzikrullah

Di antara dalil bahwasanya ilmu adalah ibadah. Allah Subhanahu wa Ta’ala menamakan ilmu dengan dzikir. Di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

…فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِن كُنتُمْ لَا تَعْلَمُونَ ﴿٤٣﴾

Bertanyalah kepada ahlu dzikr (orang-orang yang suka berdzikir)...” (QS. An-Nahl[16]: 43)

Maksudnya di sini bukan orang tukang berdzikir, tapi maksudnya adalah orang berilmu. Allah menamakan orang berilmu dengan dzikir. Karena tempat bertanya kita kepada para ulama. Allah menamakan para ulama dengna ahlu dzikr, kenapa demikian? Karena menuntut ilmu itu sendiri kita sedang mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, apapun yang kita pelajari, (belajar) tauhid kita sedang mengingat Allah, ilmu fikih kita sedang mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, (belajar) tentang adab kita ingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, apapun yang kita pelajari dari agama Allah kita sedang mengingat Allah.

Maka menuntut ilmu adalah dzikrullah. Di antaranya firman Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang shalat jum’at, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَىٰ ذِكْرِ اللَّـهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ…

Wahai orang-orang yang beriman, jika telah dikumandangkan adzan jum’at, maka bersegeralah kalian menuju dzikrullah…” (QS. Al-Jumu’ah[62]: 9)

Apa yang dimaksud dengan dzikrullah? Para ulama rata-rata mengatakan maksudnya adalah khutbah jum’at. Khutbah jum’at dikatakan oleh Allah dzikrullah. Bukan shalatnya dalam ayat ini, tapi Allah sedang berbicara tentang khutbah jum’at. Kenapa khutbah jum’at? Yaitu karena isinya ilmu. Mendengarkan ilmu berarti sedang dzikrullah. Ini menunjukkan bahwasanya ilmu adalah ibadah.

4. Allah mengangkat orang yang berilmu

Kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala mengangkat orang yang berilmu tinggi derajatnya. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

…يَرْفَعِ اللَّـهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ…

Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang berilmu di antara kalian beberapa derajat.” (QS. Al-Mujadilah[58]: 11)

Jadi orang beriman diangkat derajatnya, orang berilmu diangkat beberapa derajat diatas orang yang beriman. Dan tidak mungkin seorang diangkat derajatnya kecuali dia beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Dan terlalu banyak dalil yang menunjukkan bahwasanya ilmu itu agung. Makanya Nabi tidak pernah disuruh oleh Allah untuk minta tambahan kecuali tambahan ilmu. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

…وَقُل رَّبِّ زِدْنِي عِلْمًا ﴿١١٤﴾

Katakanlah (wahai Muhammad): ‘Yaa Rabbku, tambahkanlah ilmu kepadaku.’” (QS. Tha-ha[20]: 114)

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, Alhamdulillah saya bahagia Antum semangat untuk masuk dalam group WA, semoga semangat ini terus dipertahankan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala mengokohkan hati kita untuk terus menuntut ilmu. Karena ini kita sedang beribdah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, bahkan ibadah yang agung, ibadah yang memudahkan kita untuk meraih surga.

Jadi, kita ketika menuntut ilmu, kita hadirkan dalam diri kita: “Saya sedang beribadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”

Semoga yang sedikit ini bermanfaat, wallahu a’lam bishshawwab..

Perhatian: Muqaddimah Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati

Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL Silsilah Amalan Dan Penyakit Hati. Untuk melihat materi silsilah amalan hati yang lain ada di sini.

 

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: