Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar

Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar

Kultum Tentang Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (semoga Allah menjaga beliau).

Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar

إِنَّ الْـحَمْدَ لِلهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَـعِيْنُهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِاللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْلَاإِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَـهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُـهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Kepada saudara-saudaraku kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, kita akan bahas tentang kabar gembira bagi orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan, ujian, musibah, kesulitan, kelaparan, kekurangan harta, kematian, ini kabar gembira bagi orang yang sabar. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 155 sampai ayat 157, Allah berfirman:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوْفِ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الْأَمْوَالِ وَالْأَنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ ۗ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ ﴿١٥٥﴾ الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾

Dan Kami pasti akan menguji kalian dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, kekurangan jiwa dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. Yaitu apabila ditimpa musibah, mereka berkata: Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un (Sesungguhnya kami ini milik Allah dan kepada Allah kami akan kembali). Mereka itulah orang-orang yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Allah dan mereka itulah orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2]: 155-157)

Ayat ini ditafsirkan oleh Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di Rahimahullah di dalam kitab tafsirnya Taisir Al-Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan. Kata beliau:

“Allah Subhanahu wa Ta’ala mengabarkan bahwa Ia pasti akan menguji para hamba-Nya dengan berbagai macam ujian. Tujuannya, agar jelas mana di antara hamba-hambaNya yang jujur dan dusta (dalam imannya), dan mana di antara mereka yang sabar dan mana yang tidak sabar. Hal ini merupakan hukum Allah yang berlaku bagi para hambaNya. Karena, apabila kesenangan itu terus menerus menyertai orang-orang beriman dan tidak ada sedikitpun ujian, maka pasti akan terjadi percampuran (antara yang baik dan buruk), yang itu artinya terjadi kerusakan.

Hikmah Allah mengharuskan adanya perbedaan antara orang yang baik dengan buruk, dan ini hakikatnya merupakan faedah dari ujian (yang diberikan). Ujian itu bukan untuk menghilangkan keimanan dan ujian itu bukan untuk mengeluarkan seseorang dari agamanya, karena Allah tidak akan menyia-nyiakan keimanan hambaNya.

Oleh karenanya, pada ayat ini Allah mengabarkan bahwa Allah akan menguji para hambaNya (dengan sedikit ketakutan) dari musuh-musuh. (Sedikit Kelaparan) maksudnya : Allah akan menguji dengan sedikit dari dua perkara tersebut. Kalau seandainya Allah uji mereka dengan keseluruhan rasa takut dan lapar, maka niscaya mereka akan binasa. Sedangkan ujian itu fungsinya untuk memilih (yang terbaik), bukan membinasakan.

(Dan sedikit dari kekurangan harta) ini mencakup semua kekurangan yang menimpa harta seseorang, entah itu karena bencana dari langit, tenggelam, kehilangan, diambilnya harta oleh penguasa yang dzalim, perampok, dan lainnya.

(Dan kekurangan jiwa) maksudnya: kematian orang-orang tercinta, seperti : kematian anak, kematian orang tua, kematian kerabat, ketmatian teman dekat. Dan juga macam-macam penyakit yang menimpa seseorang atau menimpa orang yang dia cintai.

(Dan kekurangan buah-buahan) maksudnya: biji-bijian, buah kurma dan pepohonan lainnya, juga sayur mayur. Baik itu karena terkena dingin yang sangat, terkena embun, kebakaran, atau bencana seperti wabah belalang dan semisalnya. Semua ini pasti akan terjadi. Karena Allah yang Maha mengetahui dan Maha teliti sendiri yang mengabarkannya, maka pasti hal itu akan terjadi sebagaimana yang Allah kabarkan.”

Yang mengabarkan bahwa Allah akan memberikan ujian adalah Allah sendiri dan ini pasti terjadi. Ketika musibah itu terjadi, maka manusia terbagi menjadi dua. Ini perkataan Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di. Kata beliau Rahimahullah:

“Ketika musibah itu terjadi, maka manusia terbagi menjadi dua: (1) Orang yang berkeluh kesah (tidak sabar) dan (2) orang yang sabar. Orang yang berkeluh kesah (tidak sabar dengan cobaan, ujian, musibah. Seperti sekarang ini, ada wabah corona ini banyak orang yang mengeluh. Apalagi ketika dianjurkan oleh pemerintah untuk di rumah saja. Ini banyak yang berkeluh kesah) ia akan mendapatkan dua musibah. Pertama, ia kehilangan apa yang ia cintai, yaitu adanya musibah itu sendiri, dan kedua, kehilangan yang lebih besar dari (perkara pertama) yaitu : (kehilangan) pahala melaksanakan perintah Allah, yakni kesabaran. Orang ini mendapatkan kerugian, tercegah dari kebaikan, dan berkurang keimanannya. Selain itu, ia terluput dari sabar, ridha, dan syukur, sehingga ia mendapatkan kemurkaan dari Allah yang merupakan bukti atas kekurangan kesabarannya dia.”

Kemudian kata Syaikh As-Sa’di lagi:

“Adapun orang yang diberikan taufik untuk bersabar ketika terjadinya musibah tersebut, ia menahan dirinya untuk tidak murka, baik itu dengan perkataan maupun perbuatan, ia juga mengharapkan pahalanya di sisi Allah, dan ia juga mengetahui bahwa ganjaran kesabaran yang ia dapatkan lebih besar dari musibah itu sendiri. Bahkan, musibah baginya merupakan nikmat, karena dengan musibah tersebut ia mendapatkan apa yang lebih baik dan lebih bermanfaat. Orang yang seperti ini pada hakikatnya telah melaksanakan perintah Allah dan sukses mendapatkan ganjaran (pahala). Karenanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman, (Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar) maksudnya: sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa mereka akan mendapatkan pahala tanpa batas. Orang-orang yang sabar mereka akan mendapatkan kabar gembira yang sangat besar dan pemberian yang sangat banyak. Kemudian, Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati orang-orang yang sabar dengan firmanNya:

الَّذِينَ إِذَا أَصَابَتْهُم مُّصِيبَةٌ قَالُوا إِنَّا لِلَّـهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ ﴿١٥٦﴾ أُولَـٰئِكَ عَلَيْهِمْ صَلَوَاتٌ مِّن رَّبِّهِمْ وَرَحْمَةٌ ۖ وَأُولَـٰئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ ﴿١٥٧﴾

Yaitu orang-orang yang sabar itu apabila ditimpa musibah, mereka mengatakan: Sesungguhnya kami milik Allah dan kami akan kembali kepada Allah. Mereka akan mendapatkan shalawat dari Rabb mereka dan Rahmat, dan mereka orang-orang yang mendapatkan petunjuk.” (QS. Al-Baqarah[2]: 156-157)

Di sini Allah menyebutkan bahwa mereka ketika mendapatkan musibah mengucapkan: “Inna lillahi wa inna ilaihi rooji’un” Maksudnya: bahwa kami milik Allah dan berjalan di bawah perintah Allah dan pengaturanNya. Kami tidak memiliki kuasa apapun juga atas diri dan harta kami. Jika Allah menguji kami dengan sesuatu dari hal tersebut (dalam ayat sebelumnya), maka pada hakikatnya Allah sedang berbuat dan mengatur milikNya dan tidak boleh ditentang. Bahkan, diantara kesempurnaan penghambaan seseorang yaitu pengetahuannya bahwa ujian yang terjadi datangnya dari Allah Sang Raja yang Maha bijaksana, yang Alah lebih sayang terhadap hamba-hambaNya daripada hamba tersebut terhadap dirinya. Ketika pengetahuan tersebut sudah terpatri pada dirinya, maka hal itu akan mendatangkan rasa ridha terhadap Allah dan rasa syukur terhadap pengaturan Allah yang itu baik buat hamba tersebut, meskipun ia tidak menyadarinya.

Meskipun kita milik Allah, maka kita tetap akan kembali kepada Allah pada hari kiamat. Allah akan memberi balasan pada setiap amal yang dikerjakan. Apabila kita sabar dan mengharap pahala, maka kita akan mendapatkan pahalanya di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tetapi, apabila kita berkeluh kesah dan tidak sabar, maka bagian kita hanyalah kemurkaan dan hilangnya pahala. Masalah seorang hamba itu milik Allah dan akan kembali kepada-Nya merupakan sebab yang kuat untuk melaksanakan kesabaran.

Mereka itu disifati dengan kesabaran yaitu orang-orang yang memperoleh shalawat dari Allah. Maksudnya: pujian dan penyebutan tentang keadaan mereka, dan rahmat yang sangat besar, dan diantara rahmatNya adalah Allah memberikan taufik untuk melakukan kesabaran yang dengan sebab itu ia mendapatkan kesempurnaan pahala. (Dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk) yang mengetahui kebenaran –yang dimaksud di sini yaitu pengetahuan bahwa mereka milik Allah dan akan kembali kepada Allah dan mengamalkan kebenaran –maksudnya kesabaran karena Allah-.

Ayat ini -kata Syaikh As-Sa’di- menunjukkan bahwa siapa yang tidak sabar, maka ia akan mendapatkan lawan dari apa yang didapatkan oleh orang yang sabar. Artinya orang yang tidak sabar akan mendapatkan celaan dari Allah, mendapatkan siksa, mendapatkan kesesatan, dan mendapatkan kerugian. Sungguh, alangkah besarnya perbedaan antara dua kelompok tersebut. Sangat sedikit keletihan orang-orang yang dihinggapi kesabaran, dan alangkah banyaknya kesusahan yang didapati oleh orang yang tidak sabar.” Artinya orang yang sabar itu sedikit keletihannya. Sedangkan orang yang tidak sabar, itu banyak kesusahannya.

Kata Syaikh As-Sa’di Rahimahullah: Kedua ayat ini (Al-Baqarah ayat 155-157) mengandung persiapan yang matang bagi jiwa sebelum datangnya musibah agar ia bisa bersiap-siap dan jika musibah itu terjadi, maka akan terasa ringan dan mudah untuk dilalui. Diantara kandungannya juga yaitu penjelasan tentang perkara yang dapat membantu untuk melakukan kesabaran dan pahala yang akan diterima oleh orang-orang yang sabar. Ia juga dapat mengetahui tentang keadaan orang yang tidak sabar yang berlawanan dengan keadaan orang yang sabar. Ia juga dapat mengetahui bahwa cobaan dan ujian merupakan hukum Allah yang sudah berlaku sejak zaman dahulu, kamu sekali-kali tidak akan menemukan perubahan bagi hukum Allah itu. Ayat ini juga mengandung penjelasan tentang macam-macam musibah.” (Ini dalam tafsir Taisir Al-Karimir Rahman Fi Tafsir Kalam Al-Mannan).

Jadi, mudah-mudahan penjelasan ini bermanfaat untuk kita semuanya agar kita menjadi orang-orang yang sabar dan tidak berkeluh kesah. Karena berkeluh kesah tidak ada manfaat sama sekali, tidak menghilangkan cobaan. Orang yang berkeluh kesah, sedih, marah kepada musibah atau wabah ini, tidak ada manfaatnya, tidak menghilangkan penyakit, tidak menghilangkan wabah, bahkan mendatangkan kemurkaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, membuat hatinya tambah sedih, tambah susah. Kalau sabar, nikmat. Jadi kita sabar, terima apa adanya dan kembalikan semua kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Mudah-mudahan yang saya sampaikan bermanfaat.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

وَآخِرُ دَعْوَاناَ أَنِ الْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

Video Tafsir Al-Baqarah 155-157 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar

Sumber video: Rodja TV – Untaian Mutiara Nasihat: Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar

Demikian catatan Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar. Mari turut menyebarkan catatan kajian Tafsir Al-Baqarah Ayat 155 Kabar Gembira Bagi Orang Yang Sabar di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: