Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah

Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah

Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah ini adalah bagian dari pembahasan tabligh akbar berjudul Keesaan Allah Ta’ala yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr.

A. Kedudukan dan Kemuliaan Tauhid Dalam Agama Islam
B. Pengertian dan Hakikat Tauhid
C. Tauhid Adalah Hak Allah Yang Paling Agung

D. Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah

Menit ke-1:22:42Tauhid adalah makna daripada Laa Ilaaha Illallah. Sehingga pada kalimat Laa Ilaaha Illallah disebut sebagai kalimat tauhid. Dan tauhid yang berada di dalam kalimat Laa Ilaaha Illallah berdiri diatas 2 rukun daripada rukun Laa Ilaha Illallah.

Rukun pertama disebut nafi, rukun yang kedua disebut itsbat. Laa Ilaaha adalah nafi, menafikan seluruh peribadatan kepada selain Allah. Illallah adalah itsbat, penetapan bahwasannya ini adalah hanya untuk Allah. Dan inilah makna daripada tauhid itu. Dan tidak akan sempurna Laa Ilaaha Illallah seseorang apabila dia hanya melakukan itsbat tanpa nafi, atau dia melakukan nafi tanpa itsbat. Sesungguhnya baru akan sempurna Laa Ilaaha Illallah seseorang manakala dia menyatukan dua rukun daripada rukun Laa Ilaaha Illallah ini. Yaitu dia satukan antara nafi dan itsbat.

Maka sesungguhnya tauhid adalah makna daripada Laa Ilaaha Illallah. Dimana kita mengesakan ketaatan dan menjadikan Allah satu-satunya yang kita ibadahi dan menjauhkan peribadahan kepada selain Allah.

Oleh karena itu hendaklah kita sangat memperhatikan kalimat Laa Ilaaha Illallah tersebut. Kita perhatikan pengucapannya, kita perhatikan maknanya, kita perhatikan bagaimana mengaplikasikan Laa Ilaaha Illallah di dalam kehidupan kita.

Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya didalam dzikir-dzikir Nabi yang diajarkan dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, di dalamnya terdapat banyak sekali hal-hal yang akan menuntun kita (kepada) makna daripada tauhid yang semakna dengan Laa Ilaaha Illallah yang kita sebutkan di atas.

Tahlil setelah shalat

Kita ambil contoh dari dzikir-dzikir Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dzikir setelah shalat misalnya, bahwa Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menganjurkan kita untuk mengucapkan setiap selesai shalat tiga buah tahlil yang diiringi dengan dzikir-dzikir setelahnya.

Catatan: Syaikh membaca tiga tahlil ini pada menit ke-1:18:59

Tahlil pertama:

لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ ، لَهُ المُلْكُ وَلَهُ الحَمْدُ ، وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Tahlil kedua:

لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ لَهُ النِّعْمَةُ وَلَهُ الْفَضْلُ وَلَهُ الثَّنَاءُ الْحَسَنُ

Tahlil ketiga:

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ

Ketahuilah bahwa tahlil-tahlil ini ketika kita diperintahkan mengucapkannya setelah selesai shalat, maka di dalamnya kita diperintahkan untuk senantiasa memperbaharui Laa Ilaaha Illallah kita. Hendaknya kita selalu memperkuat Laa Ilaaha Illallah kita dengan cara kita benar-benar memperhatikan tauhid kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terkandung di dalam tiga tahlil yang kita bacakan tadi. Lihatlah, setiap tahlil daripada apa yang kita bacakan di dalamnya terdapat hal-hal yang memperkuat makna daripada Laa Ilaaha Illallah itu.

Penjelasan bacaan tahlil setelah shalat:

Tahlil pertama, وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ memperkuat makna لاَ إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ. Bahwa وَحْدَهُ (hanya untuk Allah semata, saya hanya mengesakan ini untuk Allah semata). Ini adalah itsbat (menetapkan) ibadah hanya untuk Allah. لاَ شَرِيكَ لَهُ (tidak ada sekutu bagiNya), ini adalah nafi yang menafikan seluruh peribadahan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Makanya di dalam kalimat ini terdapat kalimat yang memperkuat makna daripada Laa Ilaaha Illallah yang telah kita ucapkan diawal, memperjelas maknanya dan memperjelas hakikatnya.

Tahlil kedua, اَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيَّاهُ (Kami tidak beribadah kecuali hanya kepadaNya). Lihat kalimat yang kedua daripada tahlil juga menuntun kita kepada makna daripada Laa Ilaaha Illallah, yaitu bahwa kita tidak akan beribadah kecuali hanya kepada Allah dan kita tidak akan ibadah kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan inilah dia makna tauhid.

Adapun di tahlil yang ketiga, kita mengatakan مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ وَلَوْ كَرِهَ الْكَافِرُونَ (kita ikhlaskan kepada Allah seluruh ketaan kita walaupun orang-orang kafir sangat membencinya), ini adalah makna daripada tauhid, ini adalah syarah (penjelasan) daripada tauhid, bahwa tauhid itu kita mengikhlaskan seluruh ketaatan kita hanya untuk Allah dan kepada Allah. Dan kita menjauhi pola-pola yang diajarkan oleh orang-orang kafir, walau apa yang kita lakukan dibenci dan tidak disukai oleh orang kafir. Inilah dia tauhid, dan inilah dia keikhlasan. Dan keikhlasan itu adalah aqidah tauhid suci daripada hal-hal yang menodainya, suci daripada hal-hal yang akan menghancurkannya, sesuatu yang bersih, sesuatu yang suci daripada kesyirikan sebagaimana Allah mengatakan di dalam Al-Qur’an:

أَلَا لِلَّـهِ الدِّينُ الْخَالِصُ…

Ketahuilah hanya untuk Allah lah agama yang bersih, agama yang suci, agama yang tidak ternodai oleh kesyirikan.” (QS. Az-Zumar[39]: 3)

Sesungguhnya apabila kita ingin membuat definisi tauhid Laa Ilaaha Illallah, maka kita bisa mengambil kesimpulan dari definisi tahlil yang tiga yang kita ucapkan di dalam shalat tadi. Kita akan mengatakan bahwa makna Laa Ilaaha Illallah definisinya adalah:

أَلَّا نَعْبُدَ إِلَّا اللَّهَ

“Kita tidak beribadah kecuali hanya kepada Allah.”

وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ

“Kepadanya semata dan tidak ada sekutu bagiNya.”

مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ

“Kita ikhlaskan seluruh ketaatan itu kepadaNya.”

Hendanya kita memperbanyak tahlil ini dan menjadikan tahlil ini sesuatu yang senantiada kita sebut sehingga memperbaharui keimanan kita, memperbaharui dan memperkuat tauhid di dalam hati kita, mengikuti ajaran Rasul kita Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

E. Pondasi dan Lawan Tauhid

Baca di sini: Pondasi dan Lawan Tauhid

Sumber Catatan Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah

Sumber video: Rodja TV – Tabligh Akbar: Keesaan Allah Ta’ala (Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr)

Mari turut menyebarkan kajian Tauhid adalah makna Laa Ilaaha Illallah ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: