Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah

Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah

Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah ini disampaikan oleh Ustadz DR. Firanda Andirja, Lc, MA.

Khutbah Pertama – Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah

إِنَّ الْحَمْدَ لله.. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ اِلَيْه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

و أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ

إِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

معاشر المسلمين.. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون

Sesungguhnya nikmat teragung adalah nikmat Islam, agama yang benar satu-satunya di alam semesta ini. Allah berfirman:

إِنَّ الدِّينَ عِندَ اللَّـهِ الْإِسْلَامُ

Sesungguhnya satu-satunya agama yang diridhai oleh Allah hanyalah Islam” (QS. Ali-Imran[3]: 19)

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ الْإِسْلَامِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الْآخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ ﴿٨٥﴾

Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, maka tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dan di akhirat kelak dia termasuk orang-orang yang merugi.” (QS. Ali-Imran[3]: 85)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

اَ يَسْمَعُ بِي أَحَدٌ مِنْ هذِهِ الأُمَّةِ يَهُودِيٌّ وَلاَ نَصْرَانِيٌّ، ثُمَّ يَمُوتُ وَلَمْ يُؤْمِنْ بِالَّذِي أُرْسِلْتُ بِهِ، إِلاَّ كَانَ مِنْ اهل النَّارِ

“Tidak seorang dari umat ini yang mendengarkan tentang aku baik Yahudi maupun Nasrani, kemudian dia meninggal dalam kondisi tidak beriman dengan apa yang aku bawa kecuali dia penghuni neraka jahanam.” (Hadits riwayat Imam Muslim dalam shahihnya)

Kita melihat milyaran manusia di atas muka bumi ini, masih banyak diantara mereka yang belum mendapat hidayah, tidak berada di atas Islam, Masih banyak diantara mereka yang atheis (tidak percaya terhadap Tuhan), masih banyak diantara mereka yang menyembah makhluk, ada yang menyembah Nabi, ada yang menyebab pohon, ada yang menyembah batu, ada yang menyembah hewan, ada yang matahari dengan berbagai macam sembahan-sembahan mereka.

Ternyata Allah memilih kita untuk bisa menyembah Rabbal ‘Alamin, Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah nikmat yang luar biasa, nikmat yang harus kita syukuri.

Sesungguhnya hidayah adalah hak Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah memberi hidayah kepada siapa yang Allah kehendaki dan Allah menahannya dari siapa yang Allah kehendaki.

فَمَن يُرِدِ اللَّـهُ أَن يَهْدِيَهُ يَشْرَحْ صَدْرَهُ لِلْإِسْلَامِ

Barangsiapa yang Allah ingin beri hidayah, Allah akan mudahkan hatinya untuk menerima Islam.” (QS. Al-An’am[6]: 125)

وَمَن يُرِدْ أَن يُضِلَّهُ يَجْعَلْ صَدْرَهُ ضَيِّقًا حَرَجًا كَأَنَّمَا يَصَّعَّدُ فِي السَّمَاءِ

Barangsiapa yang Allah inginkan kesesatan baginya, maka Allah bikin dadanya sempit, sulit untuk menerima Islam.” (QS. Al-An’am[6]: 125)

مَنْ يَهْدِهِ الله فَلاَ مُضِلَ لَهُ

“Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka tidak ada yang bisa menyesatkannya.”

وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ

“Dan barangsiapa yang disesatkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka tidak ada yang bisa memberi petunjuk kepadanya.”

Hidayah diperoleh bukan karena kecerdasan. Kalau kecerdasan berbanding lurus dengan hidayah, maka sungguh orang-orang cerdas, orang-orang Eropa, orang-orang Jepang yang sangat cerdas-cerdas luar biasa, tentunya mereka lebih utama untuk dapat hidayah.

Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
www.ngaji.id/klik/2t

Tapi sebagian mereka memiliki IQ yang sangat tinggi, kecerdasan yang sangat luar biasa, tetapi mereka menyembah matahari, mereka menyembah Nabi, mereka menyembah batu, mereka menyembah berhala.

Dan barangsiapa yang diberi hidayah oleh Allah tidak ada yang bisa menyesatkannya. Dan sebaliknya, barangsiapa ditetapkan kesesatan baginya, tidak ada yang bisa memberi hidayah baginya.

Meskipun jalan-jalan hidayah sudah terbuka, kalau dia tidak diberi hidayah oleh Allah dia tidak akan bisa memeluk Islam. Lihatlah orang-orang munafik, mereka tinggal bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka mengerti bahasa Arab, mereka paham isi Al-Qur’an, mereka shalat di belakang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka terkadang ikut berjihad bersama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka melihat mukjizat-mukjizat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka selalu menghadiri wejangan-wejangan dan kajian-kajian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, namun mereka tidak beriman, mereka tidak beriman.

Liatlah orang–orang Yahudi yang tahu benar tentang kebenaran Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

يَعْرِفُونَهُ كَمَا يَعْرِفُونَ أَبْنَاءَهُمْ

Mereka tahu benar tentang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sebagaimana mereka mengetahui tentang anak-anak mereka.” (QS. Al-Baqarah[2]: 146)

Benar-benar makrifat (pengetahuan yang jelas) tentang Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tapi mereka tidak beriman karena hasad dan dengki kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Lihatlah Nabi Ibrahim ‘Alaihis Salam yang mendakwahi ayahnya dengan penuh santun dan penuh bijak. Ayah yang sangat dia cintai tersebut ternyata tidak bisa beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah Nabi Nuh ‘Alaihis Salam yang berdakwah bahkan 950 tahun. Dengan sabar, siang dan malam dia berdakwah dengan berbagai metode dan cara, tetapi istrinya ternyata tidak beriman, ternyata anaknya meninggal dalam kondisi kafir.

Lihatlah Nabi Luth ‘Alaihis Salam, ternyata istrinya tidak beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang berdakwah dengan penuh lemah-lembut kepada kerabatnya, kepada pamannya, ternyata Abu Lahab (paman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) meninggal dalam kondisi kafir. Ternyata Abu Thalib yang sangat dicintai oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang selalu membela Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ternyata meninggal dalam kondisi musyrik. Sampai Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersedih tatkala pamannya tersebut meninggal dalam kondisi musyrik. Dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لأَسْتَغْفِرَنَّ لَكَ مَا لَمْ أُنْهَ عَنْهُ

“Aku akan mohonkan ampunan bagi engkau (wahai pamanku), selama aku tidak dilarang.” (HR. Bukhari)

Maka kemudian Allah turunkan ayat yang menegur Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَـٰكِنَّ اللَّـهَ يَهْدِي مَن يَشَاءُ

Engkau tidak bisa memberi petunjuk kepada orang yang kau cintai wahai Muhammad, karena hidayah bukan di tangan para Rasul, hidayah di tangan Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Qashash[28]: 56)

Sebab-sebab hidayah begitu luar biasa, tapi kalau Allah tidak buka hatinya, seseorang tidak akan beriman.

Sebaliknya lihatlah!

Tatkala pintu kesesatan di mana-mana, meliputi seseorang. Tapi jika Allah menghendaki hidayah baginya, maka Allah akan memberi hidayah bainya.

Lihatlah istri Firaun, tinggal di kerajaan Firaun, suaminya orang yang sangat membangkang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala, orang sangat kafir di alam semesta ini, ternyata dia masuk Islam, ternyata dia beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

وَضَرَبَ اللَّـهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ آمَنُوا امْرَأَتَ فِرْعَوْنَ

“Allah beri perumpamaan kepada orang-orang beriman tentang istri Firaun.”

إِذْ قَالَتْ رَبِّ ابْنِ لِي عِندَكَ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ

Yang dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ‘Ya Rabbku, bangunkanlah di sisiMu surga untukku.’” (QS. At-Tahrim[66]: 11)

Padahal dia adalah istri dari Firaun. Oleh karenanya barangsiapa yang hendak diberi hidayah oleh Allah, maka Allah akan berikan hidayah kepadanya.

Dari sini kita ketahui ma’asyiral muslimin, bahwasannya hidayah adalah nikmat yang luar biasa yang harus kita syukuri, benar-benar murni dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda tatkala menggali parit di Perang Khandaq:

وَاللَّهِ لَوْلَا أَنْتَ ما اهْتَدَيْنَا… وَلَا تَصَدَّقْنَا وَلَا صَلَّيْنَا

“Demi Allah, kalau bukan karena Allah kita tidak bisa dapat hidayah, kita tidak bisa bersedekah, kita tidak bisa shalat.” (HR. Muslim)

Maka kita pun mengatakan demikian, demi Allah! kalau Allah tidak beri hidayah kepada kita, kita tidak akan melangkahkan kaki kita menuju masjid ini untuk melaksanakan shalat Jumat.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala terus memberikan hidayah kepada kita sampai kita bertemu dengan Allah di akhirat kelak.

اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب وخطيئه فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم

Khutbah Kedua – Teks Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah

الحمد لله على احسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له تعظيما لشانه، واشهد ان محمدا عبده ورسوله دائره لو انه، اللهم صلي عليه وعلى اله واصحابه واخوانه

Ma’asyiral muslimin,

Nikmat hidayah nikmat yang harus selalu kita ingat-ingat agar kita senantiasa bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah menyebutkan dalam banyak ayat tentang nikmat hidayah kepada hamba-hambaNya. Bahkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَوَجَدَكَ ضَالًّا فَهَدَىٰ ﴿٧﴾

Allah mendapati engkau dalam kondisi tersesat lantas Allah beri hidayah kepadamu.” (QS. Ad-Dhuha[93]: 7)

Allah juga berfirman:

وَكَذَٰلِكَ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ رُوحًا مِّنْ أَمْرِنَا ۚ مَا كُنتَ تَدْرِي مَا الْكِتَابُ وَلَا الْإِيمَانُ وَلَـٰكِن جَعَلْنَاهُ نُورًا نَّهْدِي بِهِ مَن نَّشَاءُ مِنْ عِبَادِنَا

Demikianlah Kami wahyukan kepada engkau (wahai Muhammad) Al-Qur’an yang sebelumnya engkau tidak tahu apa itu Al-Qur’an, sebelumnya engkau tidak tahu wahai Muhammad apa itu iman, tapi Kami jadikan Al-Qur’an itu sebagai cahaya yang kami beri hidayah kepada siapapun yang Kami kehendaki dengan Al-Qur’an tersebut.” (QS. Asy-Syura[42]: 52)

Allah sebutkan nikmat hidayah kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

بَلِ اللَّـهُ يَمُنُّ عَلَيْكُمْ أَنْ هَدَاكُمْ لِلْإِيمَانِ

Akan tetapi Allah yang memberi anugrah kepada kalian sehingga kalian bisa beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Hujurat[49]: 17)

Oleh karenanya diantara perkataan yang pertama diucapkan oleh para penghuni surga tatkala mereka masuk surga mereka berkata:

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّـهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّـهُ

Begitu mereka masuk surga mereka berkata: ‘Segala puji bagi Allah yang telah memberikan hidayah bagi kami, kalau bukan karena Allah kami tidak akan bisa mendapatkan hidayah.’” (QS. Al-A’raf[7]: 43)

Maka seseorang bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Di tengah milyaran manusia yang hilang tidak mendapatkan hidayah, Allah masih memilih kita untuk bisa mengenal indahnya Islam.

Oleh karenanya diantara doa yang diajarkan dalam syariat Islam untuk diulang-ulang dibaca adalah:

اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ ﴿٦﴾

Itu adalah doa yang sangat agung. Bahkan wajib bagi seorang muslim sehari semalam paling tidak dia mengucapkan dua itu 17 kali. Hanya saja seorang tekala mengucapkan doa tersebut terkadang dia kurang merenungi maknanya. Padahal maknanya sangat indah:

“Ya Allah, berikanlah aku petunjuk (hidayah) kepada jalan yang lurus.” Juga diantara maknanya:

“Ya Allah, kalau aku masih tersesat, masih terjerumus dalam kemaksiatan, maka anugerahkanlah aku untuk bertaubat agar aku kembali kepada jalan yang lurus. Ya Allah, kalau Kau sudah beri aku jalan yang lurus, tegarkanlah aku di atas jalan yang lurus tersebut. Ya Allah, kalau aku sudah berada di jalan yang lurus, bukakanlah bagiku pintu-pintu kebaikan yang lain yang belum aku ketahui.”

Terutama di zaman sekarang ini, betapa banyak fitnah; fitnah syahwat, fitnah syubhat. Betapa banyak orang berbicara tentang agama, berbicara dengan kebaikan maupun berbicara dengan kebatilan, betapa banyak orang tidak ngerti dasar-dasar agama sehingga terpengaruh dengan pemikiran-pemikiran mereka. Sangat kita butuh dengan berdoa agar Allah menetapkan kita diatas hidayah. Terlebih-lebih lagi Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda:

بَادِرُوا بِالْأَعْمَالِ فِتَنًا كَقِطَعِ اللَّيْلِ الْمُظْلِمِ  

“Hendaknya kalian menyegerakan berbuat amal kebajikan sebelum datang fitnah-fitnah seperti potongan-potongan malam yang gelap gulita.” Sampai begitu gelapnya fitnah tersebut, orang tidak bisa membedakan mana yang benar mana yang salah. Sampai kata Nabi:

 يُصْبِحُ الرَّجُلُ مُؤْمِنًا وَيُمْسِي كَافِرًا ، أَوْ يُمْسِي مُؤْمِنًا وَيُصْبِحُ كَافِرًا ،

“Dipagi hari seorang beriman, sorenya dia kafir. Sorenya dia beriman, paginya dia kafir.” (HR. Muslim)

Dan itu sudah terjadi di zaman sekarang ini. Banyak orang membuka internet, membaca perkataan-perkataan orang atheis, membaca orang-orang syubhat, orang-orang musyrikin, kemudian dia ragu dengan agamanya, kemudian dia mulai percaya dengan agama yang lain, kemudian ia mengatakan semua agama sama, agama tauhid dengan agama kesyirikan semuanya sama, yang menyembah Allah dengan menyembah batu, menyembah berhala, menyembah hewan, semuanya masuk surga. Dia tidak sadar, pagi hari dia beriman sorenya kufur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjaga keimanan kita dan mewafatkan kita di atas keimanan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ

اللهم اغفر للمسلمين والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات

اللهم ات نفوسنا تقواها وزكها انت خير من زكاها انت وليها ومولاها

رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ

رَبَّنَا لَا تُزِغْ قُلُوبَنَا بَعْدَ إِذْ هَدَيْتَنَا وَهَبْ لَنَا مِن لَّدُنكَ رَحْمَةً ۚ إِنَّكَ أَنتَ الْوَهَّابُ

رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

واقم الصلاه

Video Khutbah Jumat Singkat Tentang Mahalnya Hidayah

Lihat juga khutbah jumat singkat lainnya

Pencarian: naskah khutbah jumat singkat, khutbah jumat singkat latin, khutbah jumat singkat untuk pelajar, khutbah jum’at singkat pdf

Komentar

WORDPRESS: 2
  • comment-avatar
    Ibnu Fattah 3 tahun ago

    Bismillah, jika boleh tolong khutbah² jumat ustadz di jadikan teks atau pdf agar kami mudah menyalinnya. Dan tolong kirim teks khutbah jumat ustadz yg berjudul “Ayah” jika masih ada.
    Jazakallahu khairan

  • DISQUS: 0