Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Hak Allah

Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Hak Allah

Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Diri Sendiri
Khutbah Jum’at : Perhatikan Amal Shalihmu
18# Memaafkan Menjadi Sebab Terhinanya Musuh

Tulisan tentang “Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Hak Allah” ini adalah catatan yang kami tulis dari video kajian Islam yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

A. Mukaddimah Kajian Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

B. Dosa lisan yang berkaitan dengan hak Allah

1. Berbicara tentang agama tanpa ilmu

Menit ke-9:38 Dalam surat Al-A’raf dan dalam beberapa ayat Allah ingatkan, bahwa diantara dosa besar adalah berbicara atas Allah tanpa ilmu. Oleh karenanya, Ibnul Qayyim mempunyai buku yang namanya إعلام الموقعين عن رب العالمين. Yaitu artinya orang kalau berfatwa (berbicara tentang agama), berarti dia mengatasnamakan Allah. Bahwa hukumnya demikian, kalau ternyata itu tidak benar, berarti pada hakikatnya dia berbicara tentang agama Allah tanpa ilmu.

Hal ini berbahaya, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Katakanlah bahwasanya dosa itu adalah ini dan ini…” Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan terakhir, kata Allah:

وَأَن تَقُولُوا عَلَى اللَّـهِ مَا لَا تَعْلَمُونَ

 “Engkau berbicara tentang agama Allah yang kalian tidak ketahui.” (QS. Al-A’raf[7]: 33)

Dan ini sangat berbahaya di zaman sekarang dengan banyaknya medsos, orang berbicara tentang agama; membantah, mengkritik, mengejek, semua tentang agama di medsos, di facebook, instagram dan yang lainnya. Maka seorang waspada.

2. Berdusta atas nama Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam

Menit ke-11:18 Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ كَذَبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنْ النَّارِ

“Barangsiapa sengaja berdusta atas namaku, maka siapkanlah tempat duduknya (kavlingnya) di neraka jahannam.” (HR. Muslim)

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

كَذِبًا عَلَيَّ لَيْسَ كَكَذِبٍ عَلَى أَحَدٍ

“Berdusta atasnamaku tidak sama seperti dusta atas nama orang lain.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau kita dusta atas nama orang lain, tidak ada kaitannya dengan agama. Tapi kalau kita bilang: “Nabi berkata begini dan begitu,” ternyata tidak benar, orang yang mendengar menganggap itu agama sehingga dia meyakini dan mengamalkan, makanya dusta atas nama Nabi ini termasuk dosa besar. Maka Nabi mengatakan: “Siapkanlah kavlingnya di neraka.” Kata Ibnu Hajar bahwa seakan-akan tidak ada kapling yang lain, hanya di neraka saja. Ini menunjukkan dia akan lama diadzab di neraka jahannam. Meskipun dia tidak kafir, meskipun dia tidak terjerumus dalam kekufuran, tapi ini merupakan dosa yang sangat besar sehingga membuat dia bisa bertahan lama di neraka jahanam.

Makanya saya ingatkan kepada ikhwan-ikhwan. Hati-hati kalau ada hadits-hadits palsu, maka tidak boleh disebarkan kecuali dalam rangka dijelaskan. Dan banyak sekarang hadits-hadits palsu tersebar yang entah mereka tahu atau tidak tahu. Kalau mereka tidak tahu mudah-mudahan dimaafkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan bagi kita yang tahu, maka kita harus ingatkan. Seperti:

اطلبوا العلم ولو بالصين

“Tuntutlah ilmu sampai ke negeri cina.” Ini hadits palsu.

Contohnya juga:

اختلاف أمتي رحمة

“Ikhtilaf umatku adalah rahmat.” Ini hadits palsu juga.

Kemudian juga hadits tentang Nur Muhammad, bahwasannya sebelum Allah menciptakan langit dan bumi Allah ciptakan cahaya Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Demikian juga katanya Allah berkata:

يا أحمد لولاك لما خلقت الأفلاك

“Wahai Muhammad, kalau bukan karena engkau maka Aku tidak menciptakan alam semesta.”

Contohnya lagi:

حب الوطن من الايمان

“Cinta negeri adalah bagian dari pada iman.”

Ini semua lafal-lafal tidak boleh kita sandarkan kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tidak boleh kita mengatakan Nabi bersabda demikian.

Hadits palsu banyak. Makanya Al-Imam Ibnul Jauzi menulis bukunya الموضوعات (hadits-hadits maudhu’). Karena para perawi banyak yang berdusta. Ada perawi yang berdusta untuk mendukung mazhabnya, seperti perawi-perawi syiah yang mendukung mazhabnya.

Oleh karenanya seorang waspada dan tidak semua dikatakan dari Nabi kemudian ikut disebarkan. Khawatir kita ikut menyebarkan kedustaan. Dan ini bahaya lisan dan bahaya tulisan juga.

3. Bersumpah dengan selain Allah

Menit ke-14:23 Kemudian berikutnya yang sudah kita bahas dalam Kitab Tauhid, yaitu bersumpah dengan selain Allah. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللهِ فَقَدْ أَشْرَكَ

“Barangsiapa bersumpah dengan nama selain Allah maka dia telah berbuat syirik.” (Shahih: Shahiih al-Bukhari, no. 6204, Sunan at-Tirmidzi (III/45, no. 1574))

Misalnya seseorang mengatakan: “Demi Ka’bah”, atau “Demi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam”, “Demi Allah demi Nabi” ini juga adalah kesyirikan, tidak boleh bersumpah dengan nama selain Allah.

4. Mencela zaman

Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

لاَ تَسُبُّوا الدَّهْرَ

“Jangan kalian mencela zaman.”

Karena zaman tidak pantas dicela, yang dicela adalah penghuni zaman. Zaman cuma tempat, waktu bergulirnya perbuatan manusia. Barangsiapa mencela zaman maka sesungguhnya secara tidak langsung dia mencela Allah, karena Allah yang menciptakan zaman dan zaman tersebut tidak bisa berbuat apa-apa, dia hanya waktu untuk bergulirnya kejadian-kejadian.

Yang dicela adalah pelaku zaman tersebut. Hal ini sebagaimana perkataan Imam Syafi’i:

وَما لِزَمانِنا عَيبٌ سِوانا

“Tidak ada bagi zaman aib kecuali kita yang menjalankan dalam zaman tersebut.”

Orang yang mencela zaman seakan-akan dia mencela Allah Subhanahu wa Ta’ala.

5. Mengagungkan orang munafik

Menyebut orang munafik sebagai sayyid/pemimpin/orang baik. Tidak boleh kita berkata kepada orang munafik sebagai sayyid, Nabi melarang hal tersebut. Karena kalau tidak benar maka Allah akan murka kepada orang yang mengagung-agungkan orang munafik. Maka seorang waspada. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

لاَ تَقُولُوا لِلْمُنَافِقِ سَيِّدٌ فَإِنَّهُ إِنْ يَكُ سَيِّدًا فَقَدْ أَسْخَطْتُمْ

“Jangan kalian mengatakan kepada orang munafik sayyid karena itu mendatangkan murka bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (HR. Abu Dawud)

Contohnya lagi mengatakan:

ما شاء الله وشئت

“Karena kehendak Allah dan kehendakmu,” ini juga tidak boleh, karena kita menggandengkan antara kehendak Allah dengan kehendak manusia.

Ini diantara hal-hal yang tidak diperbolehkan. Tentu kalau kita belajar kembali tentang masalah Kitabut Tauhid.

C. Dosa Lisan yang berkaitan dengan diri sendiri

Baca di sini: Dosa lisan yang berkaitan dengan diri sendiri

Video Kajian Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Hak Allah

Sumber Video: Dosa-Dosa Bahayanya Lisan

Mari turut menyebarkan kajian “Dosa Lisan Yang Berkaitan Dengan Hak Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi kita semua. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: