Khutbah Jumat tentang “Agar Allah Memberi Pertolongan” ini adalah tulisan yang kami transkrip dari video yang disampaikan oleh Ustadz Abu Ihsan Al Maidany, MA. Hafizhahullahu Ta’ala.
Navigasi Catatan:
Khutbah Jumat: Agar Allah Memberi Pertolongan
Khutbah Pertama
Ma’asyiral muslimin jamaah Jum’at yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,
Pertama-tama kita bersyukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala nikmat yang Dia berikan kepada kita:
وَإِنْ تَعُدُّوا نِعْمَةَ اللَّهِ لَا تُحْصُوهَا
“Jika kamu menghitung nikmat Allah, kamu tidak akan mampu menghitungnya.” (QS. An-Nahl[16]: 18)
وَمَا بِكُمْ مِنْ نِعْمَةٍ فَمِنَ اللَّهِ
Dan apa saja nikmat yang ada pada kamu, maka dari Allah-lah (datangnya),” (QS. An-Nahl[16]: 53)
Allah Subhanahu wa Ta’ala hanya meminta kita untuk bersyukur kepada-Nya dengan menyembah-Nya semata, tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatu yang lain. Kita bersyukur pada Allah Subhanahu wa Ta’ala pada kesempatan siang ini masih diberi kesehatan dan kehidupan, serta masih dijaga di atas Islam dan iman.
Kemudian shalawat dan salam tidak lupa kita limpahkan untuk Nabi kita, teladan dan junjungan kita, Muhammad bin ‘Abdillah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atas keluarga beliau, sahabat-sahabat beliau, dan umat beliau sampai hari kemudian.
Jama’ah Jum’at yang Allah muliakan,
Bagi hamba yang mengharamkan dan menginginkan turunnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada dirinya, maka salah satu sebabnya adalah dengan membantu sesama. Jadilah orang yang ringan tangan/ suka membantu sesama. Ini merupakan salah satu faktor Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong seorang hamba. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan di dalam sebuah hadits:
وَاللهُ فِـي عَوْنِ الْعَبْدِ مَا كَانَ الْعَبْدُ فِي عَوْنِ أَخِيهِ
“Allah senantiasa menolong seorang hamba selama hamba itu menolong saudaranya.” (HR. Muslim)
Menolong sesama itu merupakan sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala menolong kita, bukan hanya di dunia, bahkan nanti saat kita sangat membutuhkan pertolongan di akhirat kelak, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menolong dan membantu kita. Nabi Shallallahu Alaihi Wasallam mengatakan di dalam sebuah hadits,
خَيْرُ الناسِ أَنْفَعُهُمْ لِلناسِ
“Sebaik-baik manusia adalah manusia yang paling banyak manfaatnya bagi sesama.” (HR. Ahmad, ath-Thabrani, ad-Daruqutni. Hadits ini dihasankan oleh al-Albani di dalam Shahihul Jami’ no:3289).
Maka apapun kelebihan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita, baik itu berupa harta, kekuatan, jabatan, maupun ilmu, berbagilah dengan sesama. Bela dan bantulah orang yang lemah dan ajari orang yang bodoh karena kita memiliki kelebihan yang tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada yang lain. Karena rezeki manusia memang tidak ada yang sama.
Maka barang siapa yang memiliki kelebihan, gunakanlah kelebihan tersebut untuk membantu sesama, membantu saudaranya. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits,
يَسِّرْوا وَ لَا تُعَسِّروا
“Mudahkanlah dan jangan kalian persulit,“ (HR. Bukhari)
Perkara yang bisa kita bantu untuk saudara kita maka bantulah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan salah satu di antara tingkatan imanو bahkan tingkatan iman yang paling rendah adalah:
أمِطِ الأذى عن الطر يق
“Singkirkan gangguan dari jalan.” (HR. Muslim)
Mungkin ini adalah bentuk yang sangat ringan/ sepele. Jika ada rintangan di jalan, kayu atau sejenisnya, maka kita singkirkan. Bantuan yang kita berikan untuk manusia ini akan berbuah manis pada akhirat kelak. Di mana Allah Subhanahu wa Ta’ala menjanjikan surga dengan amalan yang sangat sederhana itu.
Sebagaimana seseorang yang menolong seekor anjing yang kehausan. Hanya menolong seekor anjing, bagaimana lagi bila menolong manusia yang kehausan? Menolong anjing yang kehausan saja berbuah surga. Dia membuka sepatunya, lalu menciduk air dengan sepatunya, dan dia berikan kepada anjing tersebut sehingga anjing itu pun selamat nyawanya:
فشكر الله له فغفر له
“Maka Allah mensyukuri perbuatannya dan mengampuni dosanya.” (HR. Muslim)
Demikian pula di dalam sebuah hadits yang lain riwayat Muslim,
مَرَّ رَجُلٌ بِغُصْنِ شَجَرَةٍ عَلَى ظَهْرِ طَرِيقٍ ، فَقَالَ : وَاللَّهِ لَأُنَحِّيَنَّ هَذَا عَنِ الْمُسْلِمِينَ لَا يُؤْذِيهِمْ فَأُدْخِلَ الْجَنَّةَ
Ada seseorang yang melewati sebuah ranting duri di tengah jalan, lalu iapun berkata : ‘Demi Allah, sungguh saya akan menyingkirkannya dari (jalan) kaum muslimin sehingga tak melukai mereka, maka ia dimasukkan kedalam surga (dengan sebab menyingkirkannya)!”
Itu membantu kaum muslimin. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mensyukuri perbuatannya dan memasukkannya ke dalam surga dengan perbuatannya itu. Demikian pula Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata dalam sebuah hadits riwayat Muslim lagi,
لَقَدْ رَأَيْتُ رَجُلًا يَتَقَلَّبُ فِي الْجَنَّةِ ، فِي شَجَرَةٍ قَطَعَهَا مِنْ ظَهْرِ الطَّرِيقِ ، كَانَتْ تُؤْذِي النَّاسَ
“Sungguh saya telah melihat seseorang yang merasakan kenikmatan di surga, dengan sebab sebuah dahan pohon yang mengganggu manusia, dipotongnya (untuk disingkirkan) dari tengah jalan.” (HR. Muslim)
Menyingkirkan gangguan dari jalan merupakan tingkatan iman yang paling rendah dan sebagai bentuk menolong sesama. Allah Subhanahu wa Ta’ala membantu hamba itu bukan hanya di dunia, tetapi juga akan membantunya kelak di akhirat.
Maka barang siapa yang ingin mengharapkan turunnya pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam hidupnya, bantulah sesama, bantulah saudara-saudara kita yang perlu bantuan. Mungkin kita punya kelebihan, mungkin Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita keistimewaan. Janganlah kelebihan dan keistimewaan itu kita gunakan untuk menyombongkan dan berbangga diri.
Sebaliknya, bantulah hamba-hamba Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lain karena kelebihan itu merupakan ujian. Apakah kita gunakan pada tempat yang semestinya atau justru kita gunakan untuk berbangga/ menyombongkan diri di hadapan makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala yang lainnya.
Oleh karena itu, tumbuhkanlah di dalam diri kita semangat membantu, semangat berbagi. Apa yang bisa kita lakukan untuk orang lain, maka lakukanlah. Jadilah orang yang ringan tangan. Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala meringankan beban kita di dunia maupun di akhirat:
فَٱعْتَبِرُوا۟ يَٰأُو۟لِى ٱلنُّهَىٰ
Khutbah Kedua
Merupakan salah satu kehormatan rezeki yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada seorang hamba adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan dia sebagai hamba yang rendah hati. Dia sadar bahwa segala kelebihan yang Allah berikan kepadanya itu adalah titipan sekaligus cobaan. Apakah dia mampu menggunakannya dengan sebaik-baiknya.
Ingatlah bahwa setan ada di balik semua itu. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan di dalam Al-Quran berkaitan dengan hal ini;
وَشَارِكْهُمْ فِى ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَوْلَٰدِ
“dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak..” (QS. Al-Isra[17]: 64)
Setan ikut campur dalam setiap kelebihan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Tujuannya agar kelebihan-kelebihan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan itu, bukan justru membawa mudharat bagi kita. Harta yang bisa kita gunakan sebagai batu loncatan untuk meraih surga, justru menyeret kita ke neraka.
Kepintaran ilmu yang kita miliki, yang seharusnya bisa membawa kita ke surga, justru karena campur tangan setanlah kita masuk neraka. Maka dari itu, jadilah hamba yang senantiasa menggunakan setiap kelebihan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk membantu saudara-saudara kita yang mungkin hidupnya tidak seberuntung kita. Ingat manusia tidak ada yang sama rezekinya.
Salah satu hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala membeda-bedakan rezeki satu sama lainnya adalah agar bisa melaksanakan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
وَتَعَاوَنُوا۟ عَلَى ٱلْبِرِّ وَٱلتَّقْوَىٰ
“Dan tolong menolonglah kamu di dalam kebaikan dan di dalam kebenaran.” (QS. Al-Maidah[5]: 2)
Karena kita perlu orang lain dan orang lain pun perlu kita. Kita perlu membantu orang lain sebagaimana kita pada saat-saat tertentu. Bagaimana pun kelebihan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita; harta, kekuatan, jabatan, ilmu dan lain sebagainya.
Ada satu momen, bahkan banyak momen, di mana kita perlu bantuan orang lain. Maka salah satu hikmah Allah Subhanahu wa Ta’ala membedakan rezeki satu dengan yang lainnya adalah agar kita bisa saling tolong-menolong di dalam kebaikan dan kebenaran.
Demikianlah mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala mempermudah urusan kita, menurunkan pertolongan-Nya kepada kita di dunia dan di akhirat, serta menjadikan kita hamba yang beruntung yang meraih surga-Nya.
Video Khutbah Jumat: Agar Allah Memberi Pertolongan
Sumber video khutbah Jumat: RodjaTV Live Streaming
Demikian khutbah Jumat tentang “Agar Allah Memberi Pertolongan“. Mari turut menyebarkan catatan kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.
Komentar