Nasehat Islami: Kekuatan dan Keajaiban Doa

Nasehat Islami: Kekuatan dan Keajaiban Doa

Kekuatan dan Keajaiban Doa adalah transkrip dari ceramah singkat yang disampaikan Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafizhahullahu Ta’ala

Nasehat Islami Kekuatan dan Keajaiban Doa

Siapa manusia di atas muka bumi ini yang tidak mengalami permasalahan. Setiap kita, setiap manusia pasti menghadapi problematika, ada yang diliputi kesedihan karena memikirkan kekurangan hartanya, ada yang diliputi dengan kesedihan karena memikirkan hutang yang bertumpuk-tumpuk, ada yang diserang dengan kegundah gulana’an karena mengharapkan anugerah anak yang tidak datang-datang, dan ada juga yang bersedih karena merasakan penderitaan penyakit yang tidak kunjung sembuh-sembuh.

Setiap kita pasti ada permasalahan yang kita hadapi. Dan banyak orang yang mencari solusi dari problematika yang ia hadapi. Tentunya tidak mengapa, manusia harus berusaha untuk menghilangkan kesulitan yang dihadapi, ia harus berusaha. Akan tetapi solusi yang paling utama yang terkadang dilupakan oleh seorang mukmin adalah solusi doa.

Doa solusi pertama

Doa merupakan solusi yang pertama bukan solusi yang terakhir, bahkan dia adalah solusi yang pertama sebelum usaha yang lain dilakukan.

Bukankah para ulama menyatakan bahwasanya:

الدعاء سلاح المؤمن

“Doa adalah senjata orang mukmin.”

dia bukan senjata terakhir, tetapi dia senjata pertama yang harus digunakan pertama kali. Yakin bahwasanya segala problematika, segala masalah, jika Allah berkehendak Allah hanya mengatakan Kun Fayakun, maka hilang dengan sekejap mata. Bahkan solusi yang terbaik, doa yang tulus yang diucapkan seorang hamba dalam waktu beberapa menit keluar dari hatinya yang sangat dalam bisa menghilangkan problematika yang mungkin dia telah alami selama waktu yang panjang.

Lihatlah bagaimana para Anbiya, mereka berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mereka para Anbiya adalah orang-orang yang sheleh juga diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, juga mengalami problematika, juga mengalami kesedihan.

Lihatlah Nabi Ayyub ‘Alaihissalam yang pernah diuji oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penyakit. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman menyebutkan tentang kisah Nabi Ayyub,

وَأَيُّوبَ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُ أَنِّي مَسَّنِيَ الضُّرُّ وَأَنْتَ أَرْحَمُ الرَّاحِمِينَ

“Dan ingatlah bagaimana Nabi Ayyub ‘Alaihissalam tatkala dia berkata kepada RabbNya Ya Allah aku ditimpa dengan penderitaan, ditimpa dengan penyakit, dan Engkau adalah Dzat yang paling Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.” (QS. Al-Anbiya[21]: 83)

Suatu kalimat yang keluar dari Nabi Ayyub ‘Alaihissalam dengan doa yang tulus dari hati yang dalam, Allah hilangkan penyakit yang dialami bertahun-tahun. Kata Allah Subhanahu wa Ta’ala:

فَاسْتَجَبْنَا لَهُ فَكَشَفْنَا مَا بِهِ مِنْ ضُرٍّ

“Kami kabulkan permintaannya dan kami hilangkan penyakit yang dialaminya.” (QS. Al-Anbiya[21]: 84)

Lihat satu doa namun keluar dari hati yang tulus bisa menghilangkan permasalahan yang lama yang dihadapi oleh seorang muslim. Demikian juga Allah sebutkan tentang Nabi Yunus ‘Alaihis Salam,

وَذَا ٱلنُّونِ إِذ ذَّهَبَ مُغَٰضِبًا فَظَنَّ أَن لَّن نَّقْدِرَ عَلَيْهِ فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

“Nabi Yunus ‘Alaihis Salam tatkala ditelan oleh Ikan Paus kemudian dia tenggelam dalam tiga kegelapan….” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)

kata Allah Subhanahu wa Ta’ala

فَنَادَى فِي الظُّلُمَاتِ

Beliau menyeru dalam kegelapan-kegelapan, beliau berada dalam kegelapan perut ikan paus, berada dalam kegelapan malam dan berada dalam kegelapan lautan. Siapa yang bisa menyelamatkannya kecuali Allah Subhanahu wa Ta’ala

فَنَادَىٰ فِى ٱلظُّلُمَٰتِ أَن لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ سُبْحَٰنَكَ إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

maka Nabi Yunus kemudian mengatakan,

لَّآ إِلَٰهَ إِلَّآ أَنتَ

“Ya Allah tidak ada sembahan yang berhak kecuali disembah kecuali Engkau ya Allah…” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)

إِنِّى كُنتُ مِنَ ٱلظَّٰلِمِينَ

“Aku termasuk orang-orang yang berbuat zalim.” (QS. Al-Anbiya[21]: 87)

Maka, apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?

فَٱسْتَجَبْنَا لَهُۥ

“Kami pun mengabulkan doa Nabi Yunus ‘Alaihis Salam….” (QS. Al-Anbiya[21]: 84)

وَنَجَّيْنَٰهُ مِنَ ٱلْغَمِّ ۚ وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Dan kami selamatkan dia dari kesedihan….” (QS. Al-Anbiya[21]: 88)

kemudian Allah tutup firmanNya dengan mengatakan

وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Dan demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Anbiya[21]: 88)

Artinya apa? Keselamatan ini bukan hanya khusus kepada Nabi Yunus ‘Alaihis Salam tetapi juga kepada kaum mukminin, makanya Allah tutup ayatnya dengan mengatakan

وَكَذَٰلِكَ نُۨجِى ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Demikianlah kami selamatkan orang-orang yang beriman” (QS. Al-Anbiya[21]: 88)

Artinya penyelamatan ini bukan hanya khusus buat Nabi Yunus ‘Alaihissalam. Allah sebutkan lagi dalam surat yang sama (dalam surat ‘Anbiya) tentang Zakariya

وَزَكَرِيَّآ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ رَبِّ لَا تَذَرْنِى فَرْدًا وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

“Tatkala Nabi Zakaria berdoa ‘Ya RabbKu jangan kau biarkan aku sendiri’.” (QS. Al-Anbiya[21]: 89)

Nabi Zakaria ingin punya anak,

وَأَنتَ خَيْرُ ٱلْوَٰرِثِينَ

Allah yang akan memberikan anugerah anak maka dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah kabulkan permintaan Nabi Zakariya ‘Alaihi Salam.

Saya ingin mengajak para pemirsa sekalian untuk merenungkan bahwasannya doa merupakan senjata yang pertama bukan senjata yang terakhir. Bukan berarti saya mengajak para pemirsa untuk tidak berusaha, usaha terus dijalankan, Allah memerintahkan kita untuk berusaha, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk berusaha, tetapi doa merupakan senjata yang pertama.

Doa sering mendatangkan keajaiban

Jangan pernah kita meremehkan doa karena doa sering mendatangkan keajaiban. Oleh karenanya disebutkan oleh para ahli tafsir seperti Ibnu Katsir Rahimahullahu Ta’ala kenapa Nabi Zakariya setelah nikah sekian lama dan setelah mencapai masa tua, baru kemudian beliau meminta agar dianugerahi oleh seorang anak? Karena Nabi Zakariya melihat keajaiban yang terjadi pada Maryam binti Imran. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an dalam surat Ali Imran

وَكَفَّلَهَا زَكَرِيَّا ۖ كُلَّمَا دَخَلَ عَلَيْهَا زَكَرِيَّا ٱلْمِحْرَابَ وَجَدَ عِندَهَا رِزْقًا

Jadi “Maryam dipelihara oleh Zakariya, tatkala Zakariya masuk di kamarnya Maryam atau di Mihrab Maryam, Zakariya mendapati ada rizki yang Allah berikan kepada Maryam..” (QS. Ali Imran[3]: 37)

أَنَّىٰ لَكِ هَٰذَا

maka Zakariya bertanya “Wahai Maryam dari mana Kau dapatkan rizki ini? (QS. Ali Imran[3]: 37)

قَالَتْ هُوَ مِنْ عِندِ ٱللَّهِ

“kata Maryam ‘ini semua dari sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala’.” (QS. Ali Imran[3]: 37)

Padahal Maryam tidak keluar dari rumahnya, seharusnya makanan tersebut diantarkan oleh Zakariya ternyata tiba-tiba ada makanan di situ. Maka ini menakjubkan Zakariya ‘Alaihis Salam, ternyata bisa datang rizki dan rizki yang datang pada Maryam rizki yang menakjubkan. Disebutkan para ahli tafsir, Allah memberikan dia buah-buahan yang tidak muncul kecuali di musim panas ternyata Allah hidangkan di musim dingin dan sebaliknya tatkala musim panas Allah hidangkan buah-buah yang tidak tumbuh di musim dingin, dari situ kata Allah:

هُنَالِكَ دَعَا زَكَرِيَّا رَبَّهُ

Maka tatkala itu Zakaria berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Ali Imran[3]: 38)

Dia melihat ternyata Allah bisa mendatangkan makanan atau buah-buahan yang tidak tumbuh kecuali di musim dingin, Allah munculkan di musim-musim panas dan sebaliknya.

Tatkala dia melihat dirinya sudah tua dan istrinya dalam keadaan mandul namun hal ini tidak menjadikan Zakariya putus asa, maka dia pun berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala setelah melihat keajaiban tersebut. Sebagaimana Allah sebutkan doa Zakariya dalam Surat Maryam, kata Allah Subhanahu wa Ta’ala

ذِكْرُ رَحْمَتِ رَبِّكَ عَبْدَهٗ زَكَرِيَّا ۚ إِذْ نَادَىٰ رَبَّهُۥ نِدَآءً خَفِيًّا قَالَ رَبِّ إِنِّى وَهَنَ ٱلْعَظْمُ مِنِّى وَٱشْتَعَلَ ٱلرَّأْسُ شَيْبًا وَلَمْ أَكُنۢ بِدُعَآئِكَ رَبِّ شَقِيًّا

“Kami menyebutkan tentang rahmat kami terhadap hamba kami Zakariya tatkala dia menyuruh RabbNya dengan suara yang lirih ‘Ya Allah aku sudah sangat tua kemudian tulangku sudah lapuk dan rambutku sudah memutih seluruhnya akan tetapi aku tidak pernah putus asa dari meminta kepada Engkau’.” (QS. Maryam[19]: 2-4)

وَإِنِّي خِفْتُ الْمَوَالِيَ مِن وَرَائِي وَكَانَتِ امْرَأَتِي عَاقِرًا فَهَبْ لِي مِن لَّدُنكَ وَلِيًّا

Ya Allah istriku mandul dan aku sudah sangat tua akan tetapi anugerahkanlah kepadaku seorang anak.” (QS. Maryam[19]: 5)

Lihatlah Zakariya yang sudah dalam keadaan sangat tua, istrinya mandul, kalau dilihat secara sebab tidak mungkin ada seorang anak dari istri yang mandul apalagi dari orang yang sudah sangat tua, ternyata Allah kabulkan permintaan Zakariya ‘Alaihis Salam.

Dari sini kita yakin bahwasannya terkadang doa melakukan berbagai macam keajaiban. Tinggal doa tersebut harus kita keluarkan dari hati yang tulus dengan penuh adab tatkala berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan pengharapan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan yakin bahwasanya Allah Maha Mengabulkan segala doa. Oleh karenanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda

ادْعُوا اللَّهَ وَأَنْتُمْ مُوقِنُونَ بِالْإِجَابَةِ وَاعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَجِيبُ دُعَاءً مِنْ قَلْبٍ غَافِلٍ لَاهٍ

“Berdoalah dengan yakin bahwa Allah akan mengabulkan doamu, dan ketahuilah bahwasanya Allah tidak akan mengabulkan doa dari hati yang lalai” (HR. At-Thirmidzi) [1]

Tatkala berdoa perlu keseriusan, keyakinan, husnudzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, pilih waktu-waktu yang mustajab, sepertiga malam yang terakhir tatkala Allah turun ke langit dunia dan Allah menyatakan

هَلْ مِنْ مُسْتَغْفِرٍ فَأَغْفِرَ لَهُ

“Apakah ada di antara hamba-hambaKu yang beristighfar akan aku ampuni.”

هَلْ مِنْ سَائِلٍ فَيُعْطَى سُؤْلَهُ

“Apakah ada di antara hambaKu yang meminta akan Aku kabulkan permohonannya.” (HR. Muslim)

Barangsiapa yang bangun tengah malam, kemudian dibuka dengan shalat malam, kemudian berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan hati yang tulus, dengan penuh pengharapan, dengan husnudzan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka sulit untuk tidak dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Jangan pernah meremehkan doa

Imam Syafi’i Rahimahullah berkata

أَتَهْزَأُ بِالدُّعَاءِ وَتَزْدَرِيه؟ وَمَا تَدْرِي بِمَا صَنَعَ الدُّعَاءُ

“Janganlah engkau mengejek doa dan jangan kau meremehkan doa, kau tidak tahu apa yang bisa dilakukan doa.”

سِهَامُ اللَّيلِ لا تُخْطِي . وَلَكِنْ لَهَا أَمَدٌ وَلِلْأَمَدِ انْقِضَاءُ

“Doa itu ibarat panah-panah yang dilepaskan di tengah malam, tidak akan meleset, pasti suatu saat akan mengena, tetapi waktu untuk mengena itu butuh waktu.”

Oleh karenanya seorang tatkala berdoa di malam hari yakinlah pasti suatu saat akan dikabulkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, cepat atau lambat Allah yang lebih mengetahui apa yang terbaik bagi hamba-hambaNya.

Marilah kita sama-sama berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan penuh keyakinan dan pengharapan, niscaya Allah akan menghilangkan segala problematika yang kita hadapi dengan doa yang tulus.

Video Nasehat Islami Tentang Kekuatan dan Keajaiban Doa

Sumber Video: Channel Youtube Yufid TV

Mari turut menyebarkan transkrip Nasehat Islami “Kekuatan dan Keajaiban Doa” di media sosial yang Anda miliki, baik itu Facebook, Twitter, atau media sosial yang lainnya. Semoga siapapun yang ikut serta menyebarkan ini juga mendapatkan bagian dari pahalanya dan menjadi wasilah hidayah bagi orang lain. Barakallahu fiikum.

Catatan:

  1. https://firanda.com/849-yakin-dikabulkan.html