Berikut transkrip khutbah jumat tentang “Khutbah Jumat: 3 Penyelamat & 3 Penghancur“ yang disampaikan Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Hafidzahullahu Ta’ala.
Khutbah Pertama Tentang 3 Penyelamat & 3 Penghancur
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ. أَمَّا بَعْدُ.
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.
Wahai hamba-hamba Allah, saya mewasiatkan kepada diri sendiri dan kepada jamaah sekalian untuk senantiasa bertakwa kepada Allah Azza wa Jalla. Hanya orang-orang yang bertakwa saja yang akan beruntung dalam kehidupan dunia dan akhirat.
Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا ﴿٧٠﴾ يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَمَن يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا ﴿٧١﴾
“Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kalian kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar. Niscaya Allah akan memperbaiki amalan-amalan kalian dan mengampuni dosa-dosa kalian. Barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya, maka sungguh dia menang dengan kemenangan yang agung.” (QS. Al-Ahzab [33]: 70-71).
Kaum muslimin yang dirahmati Allah, dua kalimat syahadat yang senantiasa diucapkan, أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ, memiliki konsekuensi yang seharusnya diamalkan dan dilaksanakan.
Di antara konsekuensi dari أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا رَسُولُ اللهِ adalah:
- Tasdiquhū fīmā akbar (Mempercayai semua informasi yang disampaikan oleh Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam).
- Ṭā’atuhū fīmā amar (Taat dan patuh dengan perintahnya).
- Wajtinābu mā nahāhu wa azar (Menjauhi yang dilarang oleh beliau ‘Alaihish Shalatu was Salam).
- Wa an lā yu’badallāh illā bimā syara’ (Tidak beribadah kepada Allah kecuali dengan syariat yang telah beliau ajarkan).
Tidak ada satu pun kebaikan yang mengantarkan ke surga Allah Azza wa Jalla melainkan Nabi Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam sudah menyampaikannya. Beliau bahkan memerintahkan dan menganjurkan agar kita meniti jalan-jalan tersebut. Sebaliknya, tidak ada satu pun keburukan yang dapat mengantarkan ke neraka melainkan beliau sudah menyampaikannya agar kita menjauhi hal itu.
Allah ‘Azza wa Jalla berfirman tentang Nabi Muhammad ‘Alaihish Shalatu was Salam:
لَقَدْ جَاءَكُمْ رَسُولٌ مِنْ أَنْفُسِكُمْ عَزِيزٌ عَلَيْهِ مَا عَنِتُّمْ حَرِيصٌ عَلَيْكُمْ بِالْمُؤْمِنِينَ رَءُوفٌ رَحِيمٌ
“Sungguh, telah datang kepada kalian seorang rasul dari kaum kalian sendiri, berat terasa olehnya penderitaan yang kalian alami, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagi kalian, dan amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.” (QS. At-Taubah [9]: 128).
Sangat berat baginya penderitaan umat. Nabi Muhammad tidak ingin perintah dan larangan yang beliau sampaikan membuat umat ini menderita. Beliau bersungguh-sungguh dan bersemangat untuk perkara-perkara yang bermanfaat bagi umat, dan beliau sangat pengasih dan penyayang terhadap orang-orang yang beriman.
Jamaah yang dirahmati Allah, di dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Thabrani, Nabi Muhammad alaihiṣṣalātu wassalām menjelaskan:
ثَلَاثٌ مُنْجِيَاتٌ وَثَلَاثٌ مُهْلِكَاتٌ…
“Ada tiga perkara yang menyelamatkan dan tiga perkara yang menghancurkan” Penjelasan ini disampaikan agar kita meniti jalan keselamatan dan menjauhi jalan-jalan kehancuran dan kebinasaan.
Adapun yang dapat menyelamatkan adalah:
Ketahuilah, perjalanan kembali ke surga Allah Azza wa Jalla itu berat dan membutuhkan perjuangan serta pengorbanan. Tabiat manusia suka santai, beristirahat, dan mengikuti bisikan hawa nafsu. Maka, tiga perkara yang menyelamatkan adalah:
Pertama, khašyatullāh fīs sirri wal ‘alāniyah (Rasa takut kepada Allah dalam kondisi rahasia dan dalam kondisi terang-terangan).Takut kepada Allah saat dilihat orang adalah biasa, takut karena ada CCTV yang memantau adalah lumrah, tetapi takut kepada Allah Azza wa Jalla dalam kondisi ghaib adalah sebuah perjuangan dan taufik dari Allah.
Rasa takut ini membuat seorang hamba meninggalkan kemaksiatan dan mendorongnya untuk melakukan ketaatan. Rasa takut ini diusahakan dengan meminta kepada Allah Azza wa Jalla dan dengan belajar tentang Allah Jalla Jalāluhū. Di antara doa yang sering dipanjatkan Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam adalah:
اللَّهُمَّ اقْسِمْ لَنَا مِنْ خَشْيَتِكَ مَا تَحُولُ بِهِ بَيْنَنَا وَبَيْنَ مَعَاصِيكَ
“Ya Allah, anugerahkanlah kepada kami rasa takut kepada-Mu yang dapat menghalangi kami dari berbuat maksiat kepada-Mu.”
Tatkala rasa takut itu hilang, kemaksiatan akan terus berjalan. Kita hanya takut kepada makhluk dan lupa bahwa Allah senantiasa mengawasi. Maka pintalah kepada Allah rasa takut, dan pelajarilah mengapa harus takut kepada Allah Azza wa Jalla. Sebagian orang yang sudah belajar, ingat dengan ayat yang berbicara tentang rahmat Allah Azza wa Jalla:
نَبِّئْ عِبَادِي أَنِّي أَنَا الْغَفُورُ الرَّحِيمُ ﴿٤٩﴾ وَأَنَّ عَذَابِي هُوَ الْعَذَابُ الْأَلِيمُ ﴿٥٠﴾
“Kabarkanlah kepada hamba-hamba-Ku, bahwa sesungguhnya Aku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Dan sesungguhnya azab-Ku adalah azab yang pedih.” (QS. Al-Hijr [15]: 49-50).
Kedua, wal qaṣdu fil faqri wal ginā (Sikap pertengahan dalam kondisi miskin dan dalam kondisi kaya). Sebagian orang ketika bangkrut, dililit utang, atau susah hidupnya secara ekonomi, mulai berpikir negatif. Mungkin dia berpikir untuk mencuri, menipu, atau bahkan bunuh diri. Sikap pertengahan diperlukan agar selamat. Kita harus tahu bahwa kekayaan dan kefakiran itu takdir Allah Azza wa Jalla. Tidak semua orang kaya berbahagia, dan tidak semua orang miskin menderita.
Cara kita menyikapi kondisi itu yang membuat kita berbahagia. Saat susah, kita harus tetap yakin kepada Allah Azza wa Jalla bahwa kita akan tetap hidup selama rezeki masih ada dan ajal belum tiba. Saat kaya, kita tidak menjadi sombong dengan kekayaan. Berapa banyak kekayaan yang menjauhkan hamba dari Allah Azza wa Jalla, yang membuatnya pamer, dan lupa bahwa itu hanya titipan belaka.
Ketiga, wal ‘adlu fir riḍā wal ghaḍab (Sikap adil tatkala suka atau tatkala marah). Sebagian orang, apabila ridha dengan seseorang, berlebih-lebihan dalam memuji, menyanjung, yang terkadang berisi dusta belaka. Bahkan kadang kala salah memberikan cinta. Sebaliknya, tatkala marah, ada sebagian orang yang menceraikan istrinya, memukul, bahkan tidak sedikit yang membunuh dan menyakiti orang lain.
Kita punya emosi dan amarah. Nasihat Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam berpesan tatkala ada seorang yang meminta nasihat kepada beliau, beliau bersabda: “Jangan marah!” (HR. Bukhari).
Kita punya keinginan untuk marah, maka tahan emosi. Apabila marah dalam kondisi berdiri, duduklah. Apabila masih marah dalam kondisi duduk, rebahlah. Usahakan untuk diam ketika marah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, “Apabila salah seorang dari kalian marah, hendaklah dia diam.” Ketika ingin melampiaskan emosi, setan sedang membakar emosi agar melampaui batas sebagai manusia. Maka ucapan أَعُوذُ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ.
Jamaah rahimakumullah.. Penghuni surga, kata Allah Azza wa Jalla:
الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ ۗ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
“Dia senantiasa berinfak dalam kondisi susah dan senang (ketika miskin tetap berusaha berinfak sesuai kemampuan, dan ketika lapang pun tetap berusaha memperbanyak sedekah dan bantuan dengan hartanya). Penghuni surga yang selamat adalah orang yang berusaha mengontrol emosinya, menahan amarah, memaafkan, dan berbuat baik kepada manusia. Allah cinta kepada orang-orang yang suka berbuat baik.” (QS. Ali ‘Imran [3]: 134)
أَقُولُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللَّهَ لِي وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، فَاسْتَغْفِرُوهُ إِنَّهُ هُوَ الْغَفُورُ الرَّحِيمُ
Khutbah kedua Tentang 3 Penyelamat & 3 Penghancur
الْحَمْدُ لِلَّهِ وَكَفَى، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى النَّبِيِّ الْمُصْطَفَى، وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنِ اكْتَفَى
Jamaah yang dirahmati Allah, setelah Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam menjelaskan tiga perkara penyelamat itu, kita harus merenungkan dan menghayatinya. Kita harus mengevaluasi diri, apakah tumbuh keinginan untuk menjadi orang-orang yang selamat? Atau boleh jadi khutbah Jumat hanya sekadar datang untuk menggugurkan kewajiban.
Masih ada tiga perkara yang bakal menghancurkan manusia. InsyaAllah akan disampaikan pada khutbah selanjutnya.
Jamaah yang dirahmati Allah, perbanyak selawat kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam. Hitung shalawatmu agar tahu berapa kali berselawat di hari Jumat. Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam bersabda, “Maka perbanyaklah kalian berselawat kepadaku pada hari Jumat itu. Shalawat kalian akan dihaturkan kepada Nabi ‘Alaihish Shalatu was Salam.”
إِنَّ اللَّهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَزِدْ وَبَارِكْ وَأَنْعِمْ عَلَى عَبْدِكَ وَرَسُولِكَ سَيِّدِنَا وَمَوْلَانَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِينَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِينَ وَالْمُسْلِمَاتِ الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيعٌ قَرِيبٌ مُجِيبُ الدَّعَوَاتِ. اللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْتَضْعَفِينَ فِي فِلِسْطِينَ. اللَّهُمَّ ارْحَمْهُمْ يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ وُلَاةَ أُمُورِنَا وَأُمُورَ الْمُسْلِمِينَ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ ﴿١٨٠﴾ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ ﴿١٨١﴾
وَالْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.
Video Khutbah Jumat Tentang Kenapa Kita Tidak Merayakan?
Sumber video: Syafiq Riza Basalamah Official
Mari turut menyebarkan link download kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
COMMENTS