Tulisan tentang “Adab Berdoa” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafizhahumullahu Ta’ala.
Adab Berdoa
Syaikh mengatakan; Aku memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Mulia dan Maha Pengasih agar memberikan berkah kepada kita dalam setiap pertemuan/ pengajian kita. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan amalan kita amalan ikhlas di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan semoga akan memperberat timbangan kebaikan kita di hari kiamat kelak.
Kita juga meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menjadikan ilmu yang telah kita pelajari ini sebagai hujjah yang akan membela kita pada hari kiamat. Bukan sebagai hujjah yang akan menjadi bumerang bagi kita di hari kiamat kelak.
Doa Adalah Ibadah
Para ikhwah sekalian rahimakumullah,
Syaikh mengatakan sebagaimana pada pertemuan yang lalu, Syaikh telah menjanjikan bahwasanya kajian kita pada malam hari ini yaitu tentang masalah doa. Syaikh menjelaskan bahwasanya berdoa itu merupakan ibadah yang sangat agung. Bahkan termasuk yang teragung dan yang paling mulia. Oleh karena itu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda;
الدُّعَاءُ هُوَ العِبَادَةُ
“Doa adalah ibadah.” (HR. At Tirmidzi)
Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
يَا عِبَادِى إِنِّى حَرَّمْتُ الظُّلْمَ عَلَى نَفْسِى وَجَعَلْتُهُ بَيْنَكُمْ مُحَرَّمًا فَلاَ تَظَالَمُوا يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ ضَالٌّ إِلاَّ مَنْ هَدَيْتُهُ فَاسْتَهْدُونِى أَهْدِكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ جَائِعٌ إِلاَّ مَنْ أَطْعَمْتُهُ فَاسْتَطْعِمُونِى أُطْعِمْكُمْ يَا عِبَادِى كُلُّكُمْ عَارٍ إِلاَّ مَنْ كَسَوْتُهُ فَاسْتَكْسُونِى أَكْسُكُمْ يَا عِبَادِى إِنَّكُمْ تُخْطِئُونَ بِاللَّيْلِ وَالنَّهَارِ وَأَنَا أَغْفِرُ الذُّنُوبَ جَمِيعًا فَاسْتَغْفِرُونِى أَغْفِرْ لَكُمْ..
“Wahai hamba-Ku, sesungguhnya Aku mengharamkan kezholiman atas diri-Ku dan Aku menjadikan kezholiman itu haram di antara kalian, maka janganlah kalian saling menzhalimi. Wahai hamba-Ku, kalian semua sesat kecuali orang yang telah Kami beri petunjuk, maka hendaklah kalian minta petunjuk kepada-Ku, pasti Aku memberinya.
Wahai hamba-Ku, kalian semua adalah orang yang lapar, kecuali orang yang Aku beri makan, maka hendaklah kalian minta makan kepada-Ku, pasti Aku memberinya. Wahai hamba-Ku, kalian semua asalnya telanjang, kecuali yang telah Aku beri pakaian, maka hendaklah kalian minta pakaian kepada-Ku, pasti Aku memberinya.
Wahai hamba-Ku, sesungguhnya kalian berbuat dosa di waktu siang dan malam, dan Aku mengampuni dosa-dosa itu semuanya, maka mintalah ampun kepada-Ku, pasti Aku mengampuni kalian…” (HR. Muslim No. 6737)[1]
Dan seterusnya.
Pada hadits yang sangat panjang ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kepada kita bahwasanya seorang hamba harus senantiasa merasa fakir dan merasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Butuh kepada Allah agar mendapatkan hidayah, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan makan kepadanya, memberikan pakaian kepadanya, dan seterusnya. Dalam segala kebutuhan, dia pasti butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan harus benar-benar merasakan rasa kebutuhan tersebut. Terutama tatkala dia berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kisah Si Fakir
Disebutkan dalam suatu kisah. Ada seseorang yang dia butuh uang/ harta. Maka dia pun mencari harta. Kemudian ada yang mengabarkan kepadanya “Pergilah ke masjid. Di sana ada seseorang yang kaya yang in syaa Allah akan membantu engkau.”
Maka orang ini pun pergi melangkahkan kakinya menuju masjid untuk mencari orang yang kaya yang disebutkan tadi untuk meminta bantuannya. Sampai di masjid, ternyata dia melihat orang kaya ini ternyata juga sedang berdoa mengangkat tangannya meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka orang yang sedang butuh ini pun sadar.
Dia mengatakan, “Ternyata orang kaya itu pun fakir seperti saya. Sama-sama butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kalau saya fakir dan dia pun fakir, maka saya tidak akan minta kepada dia. Namun saya akan minta kepada Dzat yang orang kaya tadi telah mengangkat tangannya kepada Dzat tersebut. Saya akan minta langsung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.”
Orang Yang Paling Lemah
Doa merupakan ibadah yang sangat mulia. Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat menyukai dan mencintai ibadah doa ini. Dalam musnad Imam Ahmad, ada sebuah hadits yang shahih di mana Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam pernah bersabda;
لَيْسَ شَيْءٌ أَكْرَمَ عَلَى اللهِ مِنَ الدُّعَاءِ
“Tidak ada sesuatu yang lebih mulia di sisi Allah dari pada doa.” (HR. Ahmad No. 8748, dan At Tirmidzi No. 3696)
Hadits ini menunjukkan bahwa doa adalah ibadah yang sangat mulia yang sangat dicintai oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Di antara perkara yang menunjukkan bahwasanya doa itu sangat penting dan sangat agung adalah bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala murka kepada orang yang tidak berdoa. Dalam satu hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda;
مَنْ لَمْ يَسْأَلْ الله غَضَبَ اللهُ عَلَيْهِ
“Barang siapa yang tidak berdoa kepada Allah, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan murka kepadanya.” (HR. At Tirmidzi)
Dalam hadits yang lain, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda;
وَإِنَّ أَعْجَزَ النَّاسِ مَنْ عَجَزَ بِالدُّعَاءِ
“Orang yang paling lemah yaitu orang yang tidak mampu untuk berdoa.” (HR. Bukhari)
Mengapa? Karena doa itu tidak butuh biaya, kesulitan, atau pun keletihan. Kita tinggal berdoa mengangkat tangan meminta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jikalau seorang ternyata tidak bisa berdoa, tidak mau berdoa, atau tidak diberi taufik sehingga tidak berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia adalah orang yang paling lemah. Yang paling tidak mampu.
Perumpamaan Seorang Mukmin
Dalam kitab Az Zuhd karya Imam Ahmad, ada seorang salaf yang berkata;
ما وَجَدْتُ للمؤمن مثلا الا رجلا في البحر على خشبه. فهو يدع “يا رب, يا رب, لعل الله ان ينجيه”
“Saya tidak menemukan perumpamaan yang pantas bagi seorang mukmin kecuali seperti seseorang yang tenggelam di lautan dan dia bergantungan di atas sebuah kayu (agar tidak tenggelam). Kemudian dia berdoa “Ya Rabb, Ya Rabb. Dia pun berdoa kepada Allah, siapa tahu Allah menolong dia.”
Itulah permisalan seorang mukmin yang butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seperti orang yang akan tenggelam, dengan penuh pengharapan meminta tolong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;
وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ ۚ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina”.” (QS. Ghafir[40]: 60)
Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti mengabulkan doa. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menjamin pasti akan mengabulkan. Dan ayat-ayat yang semisal ini ada banyak sekali di dalam Al-Qur’an.
Selanjutnya: Ketika Doa Tidak Terkabul
MP3 Kajian Adab Berdoa
Podcast: Download (Duration: 1:31:03 — 15.6MB)
Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Adab Berdoa” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Catatan:
[1] https://rumaysho.com/977-setiap-hamba-dalam-keadaan-tak-tahu-arah.html
Komentar