Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik

Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik

Kultum Tentang Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat guru kami, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (semoga Allah menjaga beliau).

Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik

إِنَّ الْـحَمْدَ لِلهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَـعِيْنُهُ وَنَسْتَغْـفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّـئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِاللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْلَاإِلٰـهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَـهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُـهُ. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Kepada kaum muslimin dan muslimat yang mudah-mudahan dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Kita akan membahas tentang Al-Qur’an sebagai obat bagi penyakit dan sebagai petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman. Allah berfirman dalam surah Yunus ayat 57:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ﴿٥٧﴾

Wahai manusia, telah datang kepada kalian nasihat dari Rabb kalian dan sebagai penyembuh bagi penyakit yang ada di dalam dada, sebagai petunjuk, dan sebagai rahmat bagi orang-orang beriman.” (QS. Yunus[10]: 57)

Allah juga berfirman dalam Surah Al-Isra ayat 82:

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ ۙ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا ﴿٨٢﴾

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman, sedangkan bagi orang-orang yang dzalim, Al-Qur’an itu hanya akan menambah kerugian.” (QS. Al-Isra[17]: 82)

Allah juga berfirman dalam surah Fussilat ayat 44:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاءٌ ۖ وَالَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ فِي آذَانِهِمْ وَقْرٌ وَهُوَ عَلَيْهِمْ عَمًى ۚ أُولَـٰئِكَ يُنَادَوْنَ مِن مَّكَانٍ بَعِيدٍ ﴿٤٤﴾

Katakanlah: ‘Al-Qur’an adala pentunjuk dan penyembuh bagi orang-orang yang beriman dan orang-orang yang tidak beriman pada telinga mereka ada sumbatan dan Al-Qur’an itu merupakan kegelapan bagi mereka, mereka itu seperti orang-orang yang dipanggil dari tempat yang sangat jauh.'” (QS. Fussilat[41]: 44)

Allah menyebutkan dalam tiga ayat ini bahwa Al-Qur’an sebagai petunjuk, sebagai rahmat, juga sebagai syifa’ (penyembuh/penawar). Artinya sebagai obat. Allah menyebutkan:

شِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ

Obat dalam dada.”

Obat dari semua penyakit-penyakit hati adalah Al-Qur’an. Orang mendapatkan kegelisahan, kegundahan, kesedihan dan yang lainnya, obatnya adalah Al-Qur’an. Jadi orang kalau mau cari obat, baca Al-Qur’an. Tidak ada obat yang paling mujarab di muka bumi ini kecuali Al-Qur’an. Ini obat yang paling mujarab. Artinya obat yang sudah dijalankan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan para sahabatnya. Obat dari semua penyakit, Al-Qur’an.

Penyakit yang paling berat yaitu penyakit kufur, penyakit syirik, penyakit nifaq, penyakit keraguan, obatnya Qur’an. Baru nanti penyakit-penyakit yang lain. Penyakit kesombongan, keangkuhan, dengan Qur’an dia akan tunduk. Dann banyak orang larinya ke dokter-dokter fisik, Al-Qur’an dulu ini, baca Qur’an, pahami Al-Qur’an, ini obat.

Dan juga Al-Qur’an bukan hanya obat dari penyakit yang terdapat dalam dada manusia, tapi juga penyakit fisik. Ketika orang itu sakit, dia bisa membacakan Al-Qur’an dengan diruqyah, akan sembuh dia.

Makanya dijelaskan oleh Al-Imam Ibnu Qayyim ketika menjelaskan tentang Al-Qur’an sebagai penyembuh. Bahwa Al-Qur’an merupakan penyembuh yang sempurna di antara seluruh obat hati dan juga obat fisik. Sekaligus sebagai obat bagi penyakit dunia dan akhirat. Tidak Setiap orang mampu dan mempunyai kemampuan untuk melakukan penyembuhan dengan Al-Qur’an. Jika pengobatan dan penyembuhan itu dilakukan secara baik terhadap penyakit dengan didasari kejujuran dan keimanan, penerimaan yang penuh, keyakinan yang pasti, terpenuhi syarat-syaratnya, maka tidak ada satu penyakit pun yang mampu melawan Al-Qur’an untuk selama-lamanya. Bagaimana mungkin penyakit-penyakit itu akan menentang dan melawan firman-firman Rabb bumi dan langit yang jika (firman-firman itu) turun ke gunung, maka ia akan memporak-porandakan gunung-gunung tersebut, atau jika turun ke bumi, niscaya ia akan membelahnya.

Oleh karena itu, tidak ada satu penyakit hati dan juga penyakit fisik pun melainkan di dalam Al-Qur’an terdapat jalan penyembuhannya, sebab kesembuhan, serta pencegahan terhadapnya bagi orang yang dikaruniai pemahaman oleh Allah terhadap KitabNya. Dan Allah ‘Azza wa Jalla (Yang Mahaperkasa lagi Mahaagung) telah menyebutkan di dalam Al-Qur’an beberapa penyakit hati dan fisik, juga disertai penyebutan penyembuhan hati dan juga fisik.

Adapun penyakit-penyakit hati terdiri dari dua macam, yaitu : penyakit syubhat (kesamar-samaran) atau ragu-ragu yang merusak ilmu, dan penyakit syahwat atau hawa nafsu yang merusak amalan. Allah yang Mahasuci telah menyebutkan beberapa penyakit hati secara terperinci yang disertai dengan beberapa sebab, sekaligus cara penyembuhan penyakit-penyakit tersebut. (Dibawakan oleh Al-Imam Ibnu Qayyim di dalam kitabnya Zaadul Ma’aad juz ke-4)

Allah juga berfirman di dalam surah Al-Ankabut ayat 51:

أَوَلَمْ يَكْفِهِمْ أَنَّا أَنزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ يُتْلَىٰ عَلَيْهِمْ ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَرَحْمَةً وَذِكْرَىٰ لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ ﴿٥١﴾

Apakah tidak cukup bagi mereka bahwa Kami telah menurunkan kepadamu kitab Al-Qur’an yang dibacakan kepada mereka. Sungguh dalam Al-Qur’an terdapat rahmat yang besar dan pelajaran bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Al-Ankabut[29]: 51)

Al-Allamah Al-Imam Ibnul Qayyim Rahimahullah menjelaskan ayat ini:

فمن لم يشفه القرآن فلا شفاه الله، ومن لم يكفه فلا كفاه الله

“Barangsiapa yang tidak dapat disembuhkan oleh Al-Qur’an, berarti Allah tidak memberikan kesembuhan kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak dicukupkan dengan Al-Qur’an, maka Allah tidak akan memberikan kecukupan kepadanya.” (Zaadul Ma’aad juz ke-4)

Jadi Al-Qur’an sudah memberikan. Bahkan mengenai penyakit badan, fisik, juga Al-Qur’an telah membimbing dan menunjukkan kepada pokok-pokok pengobatan dan penyembuhannya, dan juga kaidah-kaidah yang dimilikinya. Yakni bahwa kaidah pengobatan penyakit badan secara keseluruhan terdapat dalam Al-Qur’an secara keseluruhan. Yaitu ada tiga poin:

  1. Menjaga kesehatan
  2. Melindungi diri dari hal-hal yang dapat menimbulkan penyakit
  3. Mengeluarkan unsur-unsur yang merusak badan

(Ini dalam kitab Zaadul Ma’aad juz ke-4)

Bahkan Ibnul Qayyim mencontohkan sendiri ketika beliau jatuh sakit ketika di Mekah, beliau tidak temukan dokter atau obat. Ini sakit parah. Beliau mengobati dengan meminum air zam-zam dan membacakan surat Al-Fatihah. Maka kata beliau: Lalu aku berusaha mengobati dan menyembuhkan diriku dengan surat Al-Faatihah, maka aku melihat pengaruh yang sangat menakjubkan. Aku ambil segelas air zamzam dan membacakan padanya surat Al-Faatihah berkali-kali, lalu aku meminumnya hingga aku mendapatkan kesembuhan total. (Ini dalam kitab Zaadul Ma’aad dan Ad Daa’ Wa Ad Dawaa’)

Jadi Al-Qur’an ini sebagai penyembuh. Ini harus kita ingat.

Al-Qur’an obat yang ada di dalam dada

Ini sesuai dengan surat Yunus, yaitu:

شِفَاءٌ لِّمَا فِي الصُّدُورِ

Obat yang terdapat dalam dada.”

Banyak sekarang orang mengalami kesedihan, kesusahan, kegundah-gulanahan, dan juga banyak lagi penyakit yang lainnya. Ini obatnya adalah Al-Qur’an. Kadang-kadang kita tidak tenang, bingung, Qur’an sudah memberikan petunjuk dalam kehidupan ini. Kita mengamalkan apa yang Allah sudah perintahkan dalam Al-Qur’an dan perintah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, amalkan. Apa yang Allah larang, jauhkan. Itu obat.

Allah melarang juga dari kesyirikan, jauhkan kesyirikan. Ini adalah sumber penyakit. Bahwa bencana yang ada di alam semesta ini (pokoknya) adalah karena dosa dan maksiat. Dosa yang paling besar adalah syirik. Begitu juga sifat nifaq yang Allah sebutkan dalam Al-Qur’an di awal-awal surat Al-Baqarah:

فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللَّـهُ مَرَضًا

Dalam hati mereka ada penyakit, Allah tambahkan penyakit.” (QS. Al-Baqarah[2]: 10)

Penyakit apa? Yaitu penyakit nifaq (kemunafikan). Itu harus disembuhkan. Nifaq adalah seseorang menampakkan keIslaman tapi dia benci dengan Islam. Atau nifaq dalam artian amali. Kalau dia berkata dusta, kalau janji menyalahi janji, kalau diberikan amanah dia khianat, ini penyakit nifaq amali. Makanya harus dibersihkan. Kita harus membersihkan itu. Penyakit kufur, penyakit syirik, penyakit nifaq, penyakit sombong, penyakit dengki, penyakit iri, penyakit merasa lebih tinggi dari yang lain, penyakit meremehkan orang, menghinakan orang, dan yang lainnya. Itu harus dibersihkan.

Juga penyakit tamak kepada dunia. Banyak orang yang tamak kepada dunia. Padahal Allah sudah sebutkan dalam Al-Qur’an bahwa dunia ini:

مَتَاعُ الْغُرُورِ

Kehidupan yang menipu.” (QS. Ali-Imran[3]: 185)

Allah juga sebutkan penyakit syahwat. Banyak orang yang syahwatnya masyaAllah. Dia mengikuti hawa nafsunya. Dia tertipu dengan dunia ini. Tergoda dengan wanita, harta, dunia, jabatan dan yang lainnya. Ini syahwat.

Yang Allah sebutkan juga dalam Al-Qur’an adalah syubhat. Artinya mereka terkena penyakit syubhat (kesamar-samaran/ketidakjelasan), tidak yakin dia dengan Al-Qur’an, tidak yakin dengan hari akhirat, tidak yakin bahwa dia pasti akan mati.

Kita harus yakin. Karena kalau kita yakin bahwa kita pasti akan mati, kita pasti akan berbuat amal shalih dan berlomba-lomba melakukan amal shalih untuk akhirat. Kita hidup untuk akhirat, bukan untuk dunia.

Makanya betul-betul ini Al-Qur’an mengobati, memberikan semangat kita untuk melakukan amal-amal shalih. Banyak orang yang dengan ketika ada musibah, cobaan, ujian, kemudian ketika dia terkena ujian dan cobaan sudah lemah, sudah takut, tidak yakin dengan Al-Qur’an, tidak yakin dengan kehidupan akhirat, tidak yakin bahwa Allah yang Maha Penyembuh, yang mengangkat bala, bencana, kesulitan kita, hanya Allah. Yakin!

Ini harus kita yakinkan. Saat ini banyak orang yang gelisah. Sampai tentang masalah shalat juga takut dia untuk shalat ke masjid. Padahal di perumahan, tidak ada orang lain, takut. Ini adalah penyakit, dan tambah penyakitnya, tambah penyakitnya yang seperti ini.

Seharusnya kalau dia baca Qur’an, tidak seperti itu. Orang yang baca Qur’an tidak akan takut.

لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾

Tidak ada ketakutan bagi mereka dan mereka tidak duka cita sama sekali.” (QS. Yunus[10]: 62)

Itu orang beriman. Maka iman kita ini harus diluruskan lagi. Seharusnya kalau baca Qur’an, tambah imannya. Tapi kenapa mereka baca Qur’an tidak demikian? Maka Allah sebutkan dalam Al-Qur’an bahwa ada orang-orang yang baca Al-Qur’an, sekian lama Al-Qur’an dibaca, bukan tambah yakin tapi tambah keras hatinya. Allah sebutkan dalam surat Al-Hadid, ini bagi orang-orang yang tidak mengambil pelajaran dari Qur’an yang dapat menyembuhkan. Justru dia baca Qur’an, tambah keras hatinya. Karena dia tidak mau memahami tentang isi Al-Qur’an itu. Allah berfirman:

أَلَمْ يَأْنِ لِلَّذِينَ آمَنُوا أَن تَخْشَعَ قُلُوبُهُمْ لِذِكْرِ اللَّـهِ وَمَا نَزَلَ مِنَ الْحَقِّ وَلَا يَكُونُوا كَالَّذِينَ أُوتُوا الْكِتَابَ مِن قَبْلُ فَطَالَ عَلَيْهِمُ الْأَمَدُ فَقَسَتْ قُلُوبُهُمْ ۖ وَكَثِيرٌ مِّنْهُمْ فَاسِقُونَ ﴿١٦﴾

Belumkah datang waktunya kepada orang-orang yang beriman untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan apa yang Allah turunkan dari kebenaran. Dan janganlah mereka seperti orang-orang yang diberikan kitab sebelum mereka. Berlalulah masa yang lama atas mereka, lalu menjadi keras hati mereka. Dan kebanyakan mereka itu orang-orang fasik.” (QS. Al-Hadid[57]: 16)

Seharusnya, orang beriman begitu dia baca Qur’an, baca Qur’an, baca Qur’an, pahami isinya, tambah lembut hatinya, tambah yakin dia kepada Allah, tambah berani dia dalam menghadapi kehidupan ini. Dia mempunyai optimisme, tidak pesimis dengan kehidupan ini, tidak takut dengan kehidupan ini. Meski musibah, bencana yang menimpa, tidak akan membuat dia takut. Tegar dia. Kenapa? Karena dia orang beriman kepada Allah, dia beriman. Allah tidak akan menyia-nyiakan kita sama sekali. Allah pasti akan menolong kita, Allah pasti akan mudahkan urusan kita, pasti! Kita harus yakin. Kita harus khusnudzan kepada Allah.

Allah memberikan ujian kepada kita untuk tahu bahwa ini orang beriman apa tidak? Ini orang betul-betul lurus imannya atau tidak? Itu ujian. Tapi tidak boleh kita gelisah, panik, sedih dan segalam macam, serahkan urusah kita kepada Allah. Ini Allah uji sekedar sedikit. Maka harus betul-betul kita memahami Al-Qur’an sebagai obat. Berarti di hati kita ini banyak penyakit, sumber penyakit, sarang penyakit, harus diobati itu. Kalau tidak, akan rusak kehidupan kita. Sebab kalau hati ini sudah rusak, seluruh tubuh akan rusak. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

أَلَا إِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةٌ إِذَا صَلُحَتْ صَلُحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلَّهُ أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ

“Ketahuilah dalam tubuh manusia ada segumpal daging, kalau danging ini baik, baik seluruh tubuhnya. Kalau daging ini jelek, jelek seluruh tubuhnya. Ketahuilah segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Kalau hatinya sudah jelek, hatinya rusak, maka rusak seluruh tubuhnya. Kalau hatinya sudah ketakutan, gelisah, maka rusak seluruh tubuhnya. Bahkan bukan hanya dia yang rusak, istrinya, anaknya, orang lain juga kena. Ditakut-takuti oleh dia. Dia penakut, lalu menakuti orang lain. Ini penyakit.

Meka mestinya dengan membaca Al-Qur’an, sembuh penyakit itu, hilang penyakit was-was, hilang penyakit kegelisahan, hilang penyakit sombong, hilang penyakit tamak kepada dunia, hilang penyakit dengki dan iri.

Seharusnya seperti itu. Al-Qur’an adalah obat bagi penyakit yang terdapat di dalam dada dan juga rahmat bagi kaum mukminin, petunjuk. Maka betul-betul kita harus baca dan pahami dengan benar sehingga kita selamat dunia akhirat. Allah turunkan Qur’an tidak sia-sia. Sebagai obat untuk kita agar kita selamat.

Semestinya hati orang beriman lebih tenang, bahagia dia dengan Qur’an, tidak seperti orang-orang lain yang terkena cobaan dan ujian menjadi panik mereka. Mereka pencinta dunia. Seharusnya kita berbeda. Kita orang-orang yang shalat lima waktu di masjid, berjamaah, tenang, tidak takut dengan yang seperti itu.

Mudah-mudahan yang saya sampaikan ini bermanfaat untuk saya dan pemirsa sekalian. Dan mudah-mudahan kita betul-betul mengulang kembali baca Qur’an dengan pemahaman yang benar sehingga betul-betul Al-Qur’an menjadi syifa’ (penyembuh) semua penyakit yang ada dalam dada kita dan juga penyakit fisik kita.

وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ

Video Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik

Sumber video: MIAH Bogor – 26. Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati :: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas

Demikian catatan Kultum tengan Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik. Mari turut menyebarkan catatan kajian Al-Qur’an Sebagai Obat Penyakit Hati dan Penyakit Fisik di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: