Kultum Tentang Al-Qur’an Itu Mudah Dipahami ini disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A. Hafidzahullahu Ta’ala.
Navigasi Catatan:
Transkrip Kultum Tentang Al-Qur’an Itu Mudah Dipahami
Di dalam Al-Qur’an banyak sekali ayat yang menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an ini bisa dipahami. Di antaranya adalah Firman Allah:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ…
“Apakah mereka tidak mentadabburi Al-Qur’an?” (QS. Muhammad[47]: 24)
Mentadabburi adalah memahami. Menunjukkan bahwasanya ini adalah perintah dan anjuran dari Allah supaya kita mentadabburi, yait berusaha untuk memahami maknanya. Kalau Al-Qur’an tidak bisa dipahami, maka ini adalah perintah yang sia-sia. Tidak mungkin Allah menyuruh kita melakukan sesuatu yang tidak mungkin kita kerjakan. Pasti bisa dikerjakan. Berarti mungkin seseorang mentadabburi Al-Qur’an, mungkin seseorang memahami Al-Qur’an.
Dan Allah mengatakan:
أَفَلَا يَتَدَبَّرُونَ الْقُرْآنَ…
Yaitu seluruh Al-Qur’an bisa dipahami. Dan Allah mengatakan:
كِتَابٌ أَنزَلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِّيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ
“Sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu dan dia adalah berbarokah supaya mereka mentadabburi ayat-ayat yang ada di dalam Al-Qur’an (semuanya).” (QS. Sad[38]: 29)
Dan Allah mengatakan:
أَفَلَا تَعْقِلُونَ
“Kenapa kalian tidak mau berakal memahaminya?” (QS. Al-An’am[6]: 32)
Dan ini semua menunjukkan bahwasanya Al-Qur’an bisa dipahami.
Seorang Tabi’in yaitu Abu Abdurrahman As-Sulami beliau mengatakan:
حدثنا من كان يقرئنا من اصحاب رسول الله صلى الله عليه وسلم انهم كانوا اذا تعلم عشر آيات من القرآن لم يجاوز وها حتى يتعلم فيها من العلم والعمل
“Telah menceritakan kepada kami orang-orang yang dahulu mengajarkan kepada kami Al-Qur’an di antara para sahabat (seperti Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin ‘Affan juga yang lain) bahwasanya mereka dahulu apabila mempelajari 10 ayat dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka mereka tidak berpindah kepada ayat yang lain sampai mereka mempelajari apa yang ada di dalam 10 ayat tadi berupa ilmu (maknanya) dan juga bagaimana cara mengamalkan ayat tadi.”
Berarti mereka memahami maknanya atau tidak? (Jawabnya) memahami. Tidak berpindah dari 10 ayat sampai mereka mamahami. Oleh karena itu di antara para sahabat apabila ada di antara mereka yang mengatakan: “Aku sudah hafal Al-Baqarah” berarti dia sudah memahami 286 ayat yang ada di dalam Al-Baqarah dan dia sudah mengamalkan isinya. Dia adalah menjadi orang yang besar di mata para sahabat. Karena dia tidak menghafal kecuali setelah dia memahami dan juga mengamalkan.
Berkata Mujahid (murid dari Abdullah Ibnu Abbas):
عرضت المصحف على ابن عباس ثلاث عرضات
“Aku membaca Al-Qur’an di hadapan Abdullah bin ‘Abbas tiga kali.”
Maksudnya adalah dari awal sampai akhir membaca mushaf di hadapan Abdullah bin Abbas. Belajar tafsir.
عفيفه عند كل ايه اساله عنها
“Aku menggantikan beliau setiap ayat.” Jadi setiap ayat berhenti kemudian kalau ada yang tidak paham maka beliau bertanya. Terus, satu demi satu sampai akhir Al-Qur’an kemudian diulangi lagi. Ini menunjukkan bahwasanya semua ayat Al-Qur’an bisa dipahami.
Oleh karena itu Mujahid menjelaskan bahwasanya beliau bertanya dari setiap ayat yang beliau bacakan kepada Abdullah bin Abbas. Dan Al-Qur’an adalah petunjuk dari Allah, mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju alam yang terang benderang. Dan tidak mungkin menjadi petunjuk kecuali apabila bisa dipahami.
Guru kami, yaitu Syaikh ‘Abdurrazzaq Al-Abbad Hafidzahullahu Ta’ala menyebutkan sebuah kisah bahwasannya ada dua orang yang sedang berdialog tentang masalah ini. Dibawakan oleh seorang Ahlus Sunnah dalil-dalil dari Al-Qur’an dan juga hadits tentang sebuah permasalahan -kalau tidak salah- tentang masalah kesyirikan; haramnya syirik, kewajiban untuk bertauhid. Kemudian orang tadi membawakan syubhat seperti ini:
“Antum siapa? Tidak memahami Al-Qur’an dan hadits kecuali seorang mujtahid mutlak artinya.” Artinya antum tidak berhak untuk membawakan hadits-hadits, tidak berhak untuk membawakan Al-Qur’an, karena Antum tidak terpenuhi syarat-syarat mujtahid mutlak. (Orang tersebut) membantah dengan syubhat seperti ini.
Kemudian akhirnya Ahlus Sunnah ini terdiam. Tiba-tiba datang anak kecil wanita, kemudian dia betanya kepada orang yang memilik syubhat tadi: “Ini siapa?”
Dia mengatakan: “Ini adalah anak gadisku.” Kemudian Ahlus Sunnah ini mengatakan: “Kenapa engkau tidak menikahi anakmu sendiri?”
Dia mengatakan: “a’udzubillahi min dzalik, bukankah engkau telah membaca firman Allah:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ
“Allah telah mengharamkan untuk menikahi ibu-ibu kalian dan juga anak-anak kalian.” (QS. An-Nisa[4]: 23)
Berdalil dengan apa di sini? Dengan ayat. Kemudian dibalik lagi oleh dia bahwa yang berhak bedalil dengan ayat ini adalah seorang mujtahid mutlak. Sementara antum bukan mujtahid mutlak. Artinya dia ingin menyampaikan bahwasanya Al-Qur’an dan hadits bisa di pahami. Antum paham tentang firman Allah:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ
“Allah telah mengharamkan untuk menikahi ibu-ibu kalian dan juga anak-anak kalian.” (QS. An-Nisa[4]: 23)
Ini adalah perkara yang jelas. Maka sebagaimana ini adalah perkara yang jelas, apa yang tadi kita sampaikan berupa larangan kesyirikan, larangan menyembah orang yang shalih, ini adalah perkara yang jelas. Mmaka ini adalah syubhat dari setan yang tujuannya adalah untuk menjauhkan kita dari Al-Qur’an dan hadits.
Kemudian beliau mengatakan “secara syariat maupun secara takdir.” Maksudnya secara kenyataan/realita, yang namanya Qur’an dan juga hadits bisa dipahami.
Sekarang ketika tadi kita membacakan firman Allah:
حُرِّمَتْ عَلَيْكُمْ أُمَّهَاتُكُمْ وَبَنَاتُكُمْ
“Allah telah mengharamkan untuk menikahi ibu-ibu kalian dan juga anak-anak kalian.” (QS. An-Nisa[4]: 23)
Kita paham semuanya. Ketika Allah mengatakan:
إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ ﴿٥﴾
Kita paham semuanya. “Hanya kepadaMu lah Ya Allah kami menyembah, hanya kepadaMu lah Ya Allah kami memohon pertolongan.” (QS. Al-Fatihah[1]: 5)
وَاعْبُدُوا اللَّـهَ وَلَا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Hendaklah kalian menyembah kepada Allah dan janganlah kalian menyekutukan Allah dengan sesuatu apapun.” (QS. An-Nisa[4]: 36)
Jelas ayatnya.
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ﴿١٨٣﴾
“Wahai orang-orang yang beriman, telah diwajibkan atas kalian berpuasa...” (QS. Al-Baqarah[2]: 183)
Dipahami oleh kaum muslimin.
وَأَقِيمُوا الصَّلَاةَ
“Hendaklah kalian mendirikan shalat.” (QS. Al-Baqarah[2]: 43)
Bagaimana dikatakan ini tidak bisa di pahami kecuali oleh orang yang mujtahid mutlak?
Namun yang perlu kita ketahui bahwasanya tentunya pemahaman seorang ulama lain dengan pemahaman kita. Kita paham, tetapi kedalaman pemahaman berbeda-beda. Tentunya para ulama lebih paham dan lebih dalam tentang ilmunya terhadap makna yang terkandung dalam Al-Qur’an dan juga hadits. Tetapi ini bukan berarti bahwasannyaQur’an dan hadits hanya mereka yang memahami. Seorang muslim pun dia bisa memahami Al-Qur’an dan hadits.
Di dalam bantahan terhadap syubhat yang terlaknat ini, dari berbagai segi yang mencapai pada sesuatu yang banyak dalilnya. Dan ini berarti sampai batas darurat atau tidak sepantasnya seorang muslim tidak tahu.
Jadi secara syariat banyak dalil yang menunjukkan bahwasanya Qur’an dan hadits ini dipahami. Kemudian secara realita banyak di antara kaum muslimin yang memahami ayat-ayat dan juga hadits. Berarti ini adalah syubhat yang terlaknat akan tetapi banyak di antara manusia yang tidak mengetahuinya. Kemudian beliau mendatangkan firman Allah ‘Azza wa Jalla dalam surat Yasin:
إِنَّا جَعَلْنَا فِي أَعْنَاقِهِمْ أَغْلَالًا فَهِيَ إِلَى الْأَذْقَانِ فَهُم مُّقْمَحُونَ ﴿٨﴾ وَجَعَلْنَا مِن بَيْنِ أَيْدِيهِمْ سَدًّا وَمِنْ خَلْفِهِمْ سَدًّا فَأَغْشَيْنَاهُمْ فَهُمْ لَا يُبْصِرُونَ ﴿٩﴾
“Kami menjadikan di leher-leher mereka belenggu-belenggu sehingga belenggu-belenggu tadi sampai ke dagu mereka, akhirnya mereka menengok ke atas. Dan Kami jadikan di depan mereka penutup, dan di belakang mereka penutup, dan Kami menutupi mereka, akhirnya mereka tidak bisa melihat dan tidak bisa memahami apa yang ada di dalam Al-Qur’an dan hadits dengan sebab dosa mereka.” (QS. Ya-Sin[36]: 10)
Sebenarnya mereka bisa kalau niatnya baik, niatnya benar ingin mencari kebenaran di dalam Al-Qur’an dan hadits, maka insyaAllah dia akan paham. Tapi karena kekufuran mereka, karena ketidak inginan untuk mencari kebenaran di dalam Al-Qur’an dan hadits, akhirnya mereka tidak mudah untuk memahami Al-Qur’an. Bukan karena Al-Qur’an tidak bisa dipahami, tapi itu adalah karena kekufuran, kenifakan dan dosa yang ada di dalam hati mereka.
وَسَوَاءٌ عَلَيْهِمْ أَأَنذَرْتَهُمْ أَمْ لَمْ تُنذِرْهُمْ لَا يُؤْمِنُونَ ﴿١٠﴾
“Dan sama saja apakah engkau mengingatkan mereka atau mereka tidak engkau ingatkan, mereka tidak akan beriman”
Sudah tertutup hatinya dengan sebab kekufuran, kenifaqan mereka.
إِنَّمَا تُنذِرُ مَنِ اتَّبَعَ الذِّكْرَ وَخَشِيَ الرَّحْمَـٰنَ بِالْغَيْبِ
“Sesungguhnya engkau hanya mengingatkan siapa orang yang memang di dalam hatinya ingin mengikuti dan dia takut kepada Allah.”
Kalau di dalam hatinya ingin mengikuti dan di dalam hatinya ada rasa takut kepada Allah, maka insyaAllah akan dimudahkan untuk memahami Al-Qur’an.
“Sesungguhnya engkau hanya memberikan peringatan kepada orang yang mau mengikuti Al-Qur’an.”
Di dalam hatinya ada keinginan untuk baik, maka insyaAllah akan dimudahkan dalam memahami Al-Qur’an dan juga hadits. Dan dia punya rasa takut kepada Allah padahal Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak dilihat. Maka insyaAllah ini adalah sebab seseorang dimudahkan untuk memahami Al-Qur’an.
…فَبَشِّرْهُ بِمَغْفِرَةٍ وَأَجْرٍ كَرِيمٍ ﴿١١﴾
“Maka berikanlah kabar gembira kepadanya dengan ampunan dan pahala yang mulia.” (QS. Ya-Sin[36]: 11)
Kemudian Syaikh menutup kitabnya setelah menyebutkan 6 perkara tadi: “Ini adalah akhirnya dan segala puji bagi Allah Rabb semesta alam, semoga shalawat Allah atas pemuka kita Nabi Muhammad, dan juga keluarganya dan para sahabatnya dan juga salam untuk beliau dengan salam yang banyak sampai hari pembalasan.”
Video Kultum Tentang Al-Qur’an Mudah Dipahami
Sumber video: HSI TV – Al-Qur’an Itu Mudah Dipahami – Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.
Demikian catatan Kultum Tentang Al-Qur’an Mudah Dipahami. Mari turut menyebarkan catatan kajian Kultum Tentang Al-Qur’an Mudah Dipahami di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar