Ceramah Singkat: Sebab Sempurnanya Iman

Ceramah Singkat: Sebab Sempurnanya Iman

Tulisan tentang “Sebab Sempurnanya Iman” ini adalah catatan faidah dari ceramah yang dibawakan oleh Ustadz Abdullah Taslim, MA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Ceramah Singkat : Sebab Sempurnanya Iman

Perintah untuk beriman kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diwajibkan dalam agama kita, agama Islam yang agung ini, sangat berhubungan erat dengan hidayah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk seorang hamba yang dengan itu dia akan dijaga dan dimudahkan dalam segala kebaikan dan akan dijaga (dihindarkan) dari segala keburukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;

اِنَّ الذين آمَنُوا وَ عَمِلوُا الصلِحتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِاِيمَانِهِمْ

“Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shalih, Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memberikan hidayah kepada mereka dengan iman yang mereka miliki.” QS. Yunus : 9

مَا اَصَابَ مِن مُصِيْبَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللهِ, وَمَنْ يُؤْمِنْ بِاللهِ يَهْدِ قَلْبَهُ…

“Tidaklah menimpa suatu musibah pada diri seorang hamba kecuali dengan izin Allah dan barangsiapa beriman kepada Allah (ketika menghadapi musibah tersebut) maka Allah akan memberikan hidayah ke dalam hatinya.”  QS. At Taghabun : 11

Perhatikanlah. Di sini, iman dihubungkan dengan hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, berarti kebaikan-kebaikan, kemudahan-kemudahan dalam berbuat baik, terjaganya diri seorang hamba dari keburukan -yang ini merupakan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala– itu akan semakin Allah Subhanahu wa Ta’ala limpahkan kepada dia dengan cara dia memperbaiki keimanannya. Makanya yang berhubungan dengan penjagaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman ;

اِنَّ اللهَ يُدَافِعُ عَنِ الذين امَنُوا

“Sesungguhnya Allah akan membela hamba-hambaNya yang beriman.” QS. Al Hajj : 38

Oleh karena itulah, mengapa kita harus mengusahakan sebab-sebab yang meningkatkan iman; selalu memperbaiki diri, melaksanakan ibadah dengan memperbaiki kualitasnya, ibadah yang dikerjakan benar pada anggota badan manusia disertai dengan berusaha memperbaiki ikhlasnya niat.

Mengapa kita harus memperbaiki cinta kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, ketakutan dan pengharapan disebabkan hubungannya dengan sebab-sebab hidayah? Karena satu yang kita perbaiki akan melahirkan hidayah berikutnya, sehingga dengan itu kita akan terus bisa menempuh tahapan-tahapan menuju ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kita yakini semua, tidak akan mungkin bisa kita sempurnakan itu semua kecuali dengan taufik dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

…وَمَنْ يَّعْتَصِمْ بِاللهِ فَقَدْ هُدِيَ اِلى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ.

“Barang siapa yang selalu bersandar (berpegang teguh) kepada Allah (membenarkan tawakkalnya) maka dialah yang selalu terbimbing untuk menempuh jalan yang lurus.” QS. Ali ‘Imran : 101

Lihatlah pengaruh keimanan. Lihatlah pengaruh memperbaiki iman, takut, berharap, cinta, dan tawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Oleh karena itulah, jika kita memperbaiki amal anggota badan, jangan kita melupakan pembenahan hati kita. Kita perlu mengulangi pelajaran tentang iman dan tauhid. Perlu kita mengenal ke-Maha Indah-an nama-nama Allah Subhanahu wa Ta’ala dan kesempurnaan sifat-sifatNya. Yang berhubungan dengan ke-Maha Kuasa-anNya, yang akan menjadikan hati kita selalu bersandar kepadaNya.

Kita perlu dan sangat penting untuk mengenal sifat-sifat kesempurnaan Allah Subhanahu wa Ta’ala, sifat-sifat rahmat, dan kebaikan-kebaikan limpahan nikmat yang menjadikan hati kita dengan sendirinya akan mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mengharapkan perjumpaan denganNya, yang menjadikan hati kita hanya mencari keindahan yang ada di sisiNya dan akan berpaling dari keindahan-keindahan semu yang ada dalam kehidupan dunia. Ini penting untuk kita usahakan. Ingat, hidayah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam ayat tadi digandengkan dengan sejauh mana hati manusia menyandarkan dirinya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Oleh karena itu, pembahasan tentang aqidah -memperbaiki iman- merupakan landasan kebaikan pada setiap hamba yang menginginkan kebaikan dan keselamatan dirinya lahir dan batin, sehingga dia akan selamat ketika menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala di akhir hayatnya nanti. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan petunjuk yang diturunkan dalam Islam yang jika kita amalkan dengan benar, akan menyingkap (menumbuhkan) pada hati kita sikap berpegang teguh karena hati kita menyadari segala kebutuhannya ada pada petunjuk yang diturunkan Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Di dalam Al Qur’an, Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpamakan iman seperti pohon yang baik yang tumbuh dalam hati manusia. Pohon butuh untuk disirami, diberi pupuk, dan dijaga pertumbuhannya dengan baik. Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan sebab yang menumbuhkan dan yang menyiraminya adalah dengan wahyu yang diturunkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman;

أَلَمْ تَرَ كَيْفَ ضَرَبَ اللهُ مَثَلًا كَلِمَةً طَيِّبَةً كَشَجَرَةٍ طَيَّبَةٍ اَصْلُهَا ثَابِتٌ وَّفَرْعُهَا فى السَّمَآءِ

“Tidakkah kamu memperhatikan bagaimana Allah membuat perumpamaan kalimat yang baik seperti pohon yang baik yang akarnya menancap kuat dan cabang-cabangnya menjulang ke langit.” QS. Ibrahim : 24

Inilah kebutuhan yang seharusnya kita inginkan pada diri kita. Inilah yang akan menyempurnakan penghambaan diri kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjadikan kita bersemangat dalam beribadah sekaligus kita merasakan nikmatnya karena kita selalu terbimbing di atas petunjuk Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam kehidupan kita, dan dalam pengarahan diri kita untuk selalu berusaha menempuh sebab-sebab yang mendekatkan kita kepada ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka perbaikilah iman, hidayah pun akan kita dapatkan. Kemudahan dalam melakukan kebaikan dan penjagaan dari segala kebutuhan. Kita ingat bersama dalam sebuah hadits qudsi dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan gambaran seseorang yang mendapatkan taufik yang sempurna dariNya;

…فَاِذَا أَحْبَبْتُهُ كُنْتُ سَمْعَهُ الذي يَسْمَعُ بِهِ, وَبَصَرَهُ الذي يُبْصِرُ بِهِ,  وَيَدَهُ التي يَبْطِشُ بِها, وَرِجْلَهُ التي يَمْشِي بِها,…

“Jika Aku telah mencintai seorang hambaKu, maka Aku (akan menjaga) pendengarannya yang dengannya ia mendengar (hanya menerima yang baik dan menolak darinya keburukan-keburukan yang akan merusak hatinya), (akan menjaga) penglihatannya yang dengannya ia melihat (menjadikan pandangan matanya selalu dipalingkan dari keburukan, ditundukkan dari hal-hal yang tidak diridhainya dan dimudahkan hanya memandang hal-hal yang bisa menambah keimanan dalam hatinya), (akan menjaga) tangannya yang dengannya ia memegang, dan (akan menjaga) kakinya yang dengannya ia berjalan (membimbing setiap langkahnya agar dia hanya melangkah ke tempat-tempat yang membawa kebaikan dan juga membimbingnya dalam perbuatan tangannya dan semua anggota badannya).”  HR. Bukhari no. 6502

Alangkah indahnya hidup seorang hamba yang seperti ini, ketika dia mengusahakan dengan sabar sebab-sebab untuk meraih ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala, yang kemudian Allah Subhanahu wa Ta’ala setahap demi setahap akan menyempurnakan hidayah tersebut pada dirinya. Sesuai dengan kesungguhan dan perjuangan hamba tersebut untuk menyempurnakan sebab-sebab keimanan seperti yang disyari’atkan dalam agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala senantiasa membimbing kita dalam kebaikan, menyempurnakan keimanan dalam hati kita. Senantiasa menyemangati kita, memberikan motivasi pada diri kita, untuk bersabar dalam mempelajari agamanya. Memperbaiki diri agar bisa mengikuti petunjukNya lahir dan batin, dan dijadikan istiqomah di atas petunjuk ini sampai kita menghadap Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Video Ceramah Singkat tentang Sebab Sempurnanya Iman :

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang Ceramah Singkat ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: