Ceramah Singkat Tentang Haji: Nasihat Untuk Jamaah Haji adalah transkrip ceramah agama Islam oleh Ustadz Dr. Abu ‘Abdil Muhsin Firanda Andirja, M.A.
Navigasi Catatan:
Ceramah Singkat Tentang Haji: Nasihat Untuk Jamaah Haji
Sesungguhnya haji adalah ibadah yang sangat agung, sangat mulia dan tidak semua orang muslim bisa melakukannya. Betapa banyak orang merindukan untuk melaksanakan ibadah haji namun mereka tidak diberi kesempatan olah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan betapa banyak orang yang mau haji, dia baru bisa melakukan ibadah haji setelah perjuangan yang luar biasa. Dikumpulkan uang begitu lama, setelah itu juga harus menanti sangat lama. Ada yang harus menanti belasan tahun, ada yang lebih daripada itu.
Olah karena itu seseorang tatkala melaksanakan ibadah haji harus dihadirkan dalam dirinya bahwasannya haji adalah ibadah yang sangat agung. Ibadah yang menjanjikan banyak hal. Menjanjikan surga yang tertinggi, menjanjikan diampuninya dosa-dosa, menjanjikan kedekatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Olah karenanya dia benar-benar memperhatikan adab-adab tatkala melaksanakan ibadah haji. Umar bin Khatab Radhiyallahu ‘Anhu pernah berkata:
الراكب كثير , والحاج قليل!
“Yang naik kendaraan datang ke tanah suci banyak, tapi haji yang sungguh-sungguh tidak banyak (hanya sedikit).”
Maka nasihat saya kepada diri saya dan juga kepada para jamaah haji sekalian agar berusaha mengikhlaskan niat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mengikhlaskan Niat
Haji ini adalah ibadah yang rawan untuk seorang cari pujian. Makanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam waktu melaksanakan ibadah haji, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata:
اللَّهُمَّ , حَجَّةٌ لَا رِيَاءَ فِيهَا وَلَا سُمْعَةَ
“Ya Allah, inilah hajiku, aku tidak riya’ dan juga tidak sum’ah.” (HR. Ibnu Majah)
Nabi mengkhususkan penyebutan hal ini dalam ibadah haji. Karena ibadah ini rawan sekali untuk orang sombong dan angkuh, pamer kepada tetangga, pamer kepada kerabat, kepada kawan-kawan, “Saya sedang haji loh..”
Maka seorang berusaha mengikhlaskan niat. Dia beritahukan kepada saudaranya, kepada kerabatnya, tapi bukan dalam niat untuk sombong dan angkuh dan pamer dan riya’. Karena ini benar-benar akan menghapuskan ibadah haji.
Semua uang yang telah kita keluarkan, semua energi yang sudah kita keluarkan -kalau ternyata kita ibadah haji karena riya’- maka semuanya sia-sia, tidak bernilai di sisi Allah sama sekali.
Mengikuti Sunnah
Perkara yang kedua adalah seorang berusaha untuk mengikuti sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Maka hendaknya dia pelajari bagaimana tata cara ibadah haji, bagaimana sunnah-sunnah Nabi yang dikerjakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala sedang beribadah haji. Sehingga dia bisa melakukan ibadah haji sesuai dengan sunnah. Kita tahu bahwasannya kita haji belum tentu bisa dua kali dalam seumur hidup. Jangankan kita, masih banyak orang yang belum berhaji. Yang berhaji pun belum tentu bisa melaksanakan ibadah haji dua kali. Bisa jadi ini haji kita satu-satunya. Maka berusaha kita benar-benar haji dengan serius sesuai dengan sunnah sebisa-bisanya agar benar-benar diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Menjauhi Kemaksiatan
Kemudian perkara berikutnya, seorang yang sedang melakukan ibadah haji, jauhkan dirinya dari kemaksiatan. Karena kita bisa bahagia bermaksiat di tanah air kita, dan kita juga bisa bermaksiat di tanah suci. Bahkan maksiat di tanah suci nilainya lebih parah daripada kalau bermasiat di luar tanah suci. Makanya Nabi ingatkan, kalau ingin meraih haji mabrur, harus apa?
منْ حجَّ فَلَم يرْفُثْ، وَلَم يفْسُقْ
“Tidak boleh melakukan kefasikan, tidak boleh melakukan kemaksiatan.” (HR. Tirmidzi)
Ingat, tatkala sedang melaksanakan ibadah haji, jaga pandangan, jangan umbar pandangan, di sana banyak hal-hal yang mengundang kita untuk kita lihat. Terkadang kita melihat aurat wanita, terkadang kita melihat hal yang tidak dibenarkan dalam syariat, maka jaga pandangan kita.
Kemudian jaga lisan kita. Jangan kita berhaji kemudian kita berghibah, kita menuduh, menyebarkan berita yang tidak benar. Maka ketika haji, fokus ibadah, jangan tersibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat apalagi sampai terjerumus dalam dosa-dosa lisan.
Bersabar
Kemudian juga, ingat tatkala melakukan ibadah haji, harus bersabar. Nabi berkata kepada Aisyah Radhiyallahu ‘Anha:
الأجر على قدر نصبك ونفقتك
“Sesungguhnya pahalamu wahai Aisyah sesuai berdasarkan keletihanmu dan nafkahmu.”
Maka orang yang beribadah haji harus bersabar. Namanya haji dia pasti melewati hal-hal yang sulit. Siapapun yang berhaji, apakah haji dengan travel biasa maupun travel yang plus bahkan super plus, dia tidak akan luput dari kesulitan. Namanya haji pasti ada kesulitan. Maka seorang bersabar tatkala melaksanakan ibadah haji. Dia tidak mencari-cari kesulitan. Tetapi kalau ada kesulitan di hadapan dia berkaitan dengan bisnya -misalnya -, berkaitan dengan rombongannya, berkaitan dengan tawafnya, dengan sainya, berkaitan dengan kemahnya, berkaitan dengan makanannya, akan ada saja namanya kesulitan. Maka dia bersabar, dia berharap bahwasannya kesabaran ini akan semakin meninggikan derajatnya disisi Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, “Pahala hajimu sesuai berdasarkan keletihanmu dan nafkahmu.”
Tatkala sedang berhaji, kita jangan lupa juga bersedekah. Kalau kita punya uang lebih, kita bersedekah di tanah suci. Dan kalau kita punya uang lebih, kita jangan ragu-ragu untuk makan yang menyehatkan tubuh kita. Jangan terlalu berhemat. Sebagian jamaah haji terlalu berhemat sehingga akhirnya makannya kurang lalu gizi dan kesehatannya berkurang, tentu hal itu tidak kita inginkan. Kita ingin seseorang menjaga kesehatannya agar dia bisa fit dalam melaksanakan ibadah haji.
Banyak Bertobat
Dan jangan lupa banyak bertobat tatkala melaksanakan ibadah haji dalam hari-hari haji, kesempatan hanya sebentar, sebagian jamaah haji hanya menghabiskan waktu di tanah suci 40 hari, sebagian dari mereka hanya sekitar 20 harian, maka ini adalah hari-hari yang sangat bernilai untuk akhirat kita, jangan kita sia-siakan sedikitpun.
Demikian, wallahu ta’ala a’lam..
Komentar
Bagus juga
terima kasih nasihatnya ustadz moga bermanfaat untuk kami sekeluarga