2# Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya

2# Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya

15# Membalas Kejelekan dengan Kejelekan adalah Sebab Tambahkan Kejelekan Dia
9# Jika Dicela di Jalan Allah, Maka Pahalanya Atas Allah
1# Allah Yang Menciptakan Seluruh Perilaku Hamba-HambaNya

Berikut pembahasan 20 kaidah bersabar2# Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya” yang disampaikan Ustadz DR. Abdullah Roy Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Kaidah Bersabar: Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya

Menit-20:43 Kata beliau, di antara perkara yang membantu seorang hamba di dalam bersabar menghadapi ujian dari manusia adalah:

أن يشهد ذنوبه

Hendaklah dia menyadari tentang dosa-dosa dia.

وأن الله إنما سلطهم عليه بذنبه

Hendaklah dia menyadari bahwasanya Allah menjadikan mereka mengganggu kita, sebabnya adalah karena dosa kita sendiri.

Di antara hal yang menjadikan kita bersabar dan lebih bersabar menghadapi gangguan manusia adalah menyadari bahwasannya gangguan mereka sebabnya adalah karena dosa kita sendiri. Karena dosa kita kepada Allah, kemaksiatan yang kita lakukan, akhirnya Allah menjadikan mereka mengganggu kita. Sebagaimana firman Allah:

وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ ﴿٣٠﴾

Dan apa saja musibah yang menimpa kamu maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu).” (QS. Asy-Syura'[42]: 30)

Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, dan musibah di antaranya adalah musibah dari manusia, gangguan dari manusia, celaan dari manusia, maka disebabkan oleh apa yang kalian lakukan. Yaitu disebabkan oleh dosa kalian sendiri.

Kemudian Allah mengatakan:

وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ

dan Allah banyak memaafkan.

Banyak di antara dosa-dosa kita yang dimaafkan oleh Allah. Seandainya setiap dosa yang kita lakukan, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan bencana, niscaya tidak ada di antara kita yang tersisa. Tapi banyak di antara dosa-dosa dan kemaksiatan yang kita lakukan dimaafkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Syahidnya di sini bahwasanya seseorang ketika dia mendapatkan celaan dari manusia, gangguan dari manusia, maka hendaklah dia menyadari bahwasanya ini disebabkan oleh dosanya sendiri.

Beliau mengatakan:

فإذا شهد العبد أن جميع ما يناله من المكروه فسببه ذنوبه، اشتغل بالتوبة والاستغفار من الذنوب التي سلطها عليه، عن ذمهم ولومهم والوقيعة فيهم.

Maka apabila seorang hamba menyadari bahwa seluruh apa yang menimpa dia, sebabnya adalah karena dosanya, maka dia menyibukkan diri dengan bertaubat dan beristighfar dari dosa yang dengan sebabnya dia dicela oleh orang lain. Menyibukkan diri dengan taubat dan istighfar, sehingga dia tidak tersibukkan dengan kembali mencela mereka atau melawan celaan mereka dengan celaan yang serupa.

Jadi, seseorang ketika dia menyadari hal ini, bahwasanya apa yang menimpa dia berupa celaan manusia adalah karena dosanya, maka justru dia menyembuhkan diri dengan taubat dan juga istighfar. Bukan justru menyibukkan dirinya dengan membalas celaan tadi dengan celaan, umpatan dengan umpatan, justru dengan adanya celaan ini menjadikan dia kembali kepada Allah dengan memperbanyak taubat dan juga istighfar kepada Allah.

Kemudian beliau mengatakan:

وإذا رأيت العبد يقع في الناس إذا آذوه ولا يرجع إلى نفسه باللوم والاستغفار فاعلم أن مصيبته مصيبة حقيقية.

 Apabila engkau melihat seseorang sibuk dengan mencela manusia ketika dicela oleh manusia dan dia tidak kembali kepada dirinya dengan istighfar dan bertaubat, maka ketahuilah bahwasanya musibah dia adalah musibah yang hakiki.

Beliau ingin mengingatkan kita, justru seseorang apabila dia dicela oleh manusia kemudian dia sibuk membalas celaan tersebut dan tidak kembali kepada Allah, bertaubat dan juga beristighfar kepada Allah atas dosa-dosanya, maka justru Ini adalah musibah yang sebenarnya.

Musibah yang sebenarnya apabila seseorang dicela kemudian dia ganti mencela dan tidak bersabar.

وإذا تاب واستغفر، وقال: هذا بذنوبي، صارت في حقه نعمة.

Apabila dia bertaubat dan beristighfar dan mengatakan, “Ini semua adalah karena dosaku” maka justru ini menjadi nikmat bagi dirinya.

Karena seseorang beristighfar dan bertaubat kepada Allah merupakan nikmat. Tapi kalau justru membalas celaan manusia dengan celaan, maka ini adalah musibah.

قال علي بن أبي طالب رضي الله عنه كلمة من جواهر الكلام:

Berkata Abi bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu dengan sebuah ucapan, dan ucapan ini adalah termasuk mutiara ucapan:

لا يرجونَّ عبدٌ إلا ربَّه، ولا يخافنّ عبدٌ إلا ذنبه

Seorang hamba tidak mengharap kecuali Allah dan dia tidak takut kecuali dari dosanya.

Oleh karen a itu apabila mendapatkan ujian dari manusia dan celaan dari mereka, maka segera dia ingat bahwasannya ini adalah sebab dosa-dosanya.

وروي عنه وعن غيره: (ما نزل بلاء إلا بذنب، ولا رفع إلا بتوبة).

Diriwayatkan dari beliau, yaitu dari Ali bin Abi Thalib dan selain beliau, bahwasannya beliau mengatakan: “Tidaklah turun sebuah musibah kecuali karena dosa (dan ujian dari manusia adalah termasuk musibah). Dan tidak diangkat musibah tersebut kecuali dengan bertaubat.”

Justru dengan bertaubat tadi, dengan istighfar tadi, maka akan diangkat musibah tersebut dari diri kita.

Jadi kalau kita ingin menghentikan celaan dan gangguan manusia, maka kita harus kembali kepada Allah dan bertaubat, beristighfar dan mendekatkan diri kepada Allah. Maka ini termasuk hal yang akan membantu seseorang bersabar di dalam menghadapi celaan manusia.

Menit-29:19 3# Kaidah-Kaidah Bersabar: Menyadari Pahala Sabar Ketika Dizalimi Orang Lain

Video Kaidah-Kaidah Bersabar

Lihat di sini yuk: Mukadimah 20 Cara Menjadi Orang Yang Sabar dan Tidak Pemarah

Komentar

WORDPRESS: 2
  • comment-avatar

    […] .u8da7318cafcd0acbe03fedf8064197c5{padding:0;margin:0;padding-top:1em!important;padding-bottom:1em!i… […]

  • comment-avatar

    […] Transkrip sebelumnya: 2# Kaidah-Kaidah Bersabar: Hendaklah Seseorang Menyadari Dosa-Dosanya […]

  • DISQUS: 0