Khutbah Jum’at: Inilah Ilmu Yang Wajib

Khutbah Jum’at: Inilah Ilmu Yang Wajib

Tulisan tentang “Inilah Ilmu Yang Wajib” adalah transkrip dari khutbah jumat yang disampaikan Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., BA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Download versi PDF di t.me/ngajiid/129

Khutbah Jumat Tentang Inilah Ilmu Yang Wajib

Khutbah Pertama

Hadirin jama’ah Jum’at yang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Sebelumnya kami mengingatkan! Kami ingatkan kepada para jamaah sekalian bahwa kita berada di masjid ini dalam rangka untuk Jum’atan karena itu mohon untuk duduk dengan rapi, fokus mendengarkan khatib baik yang dewasa maupun yang anak-anak.

Adik-adik yang ikut Jum’atan, tolong diam, tenang mendengarkan Jum’atan dan tidak ramai sendiri-sendiri.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla mewajibkan kita untuk melaksanakan Jum’atan bahkan Allāh melarang tindakan yang produktif untuk dilakukan dalam rangka menghadiri Jum’atan.

Allāh Ta’āla berfirman:

يَـٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ إِذَا نُودِىَ لِلصَّلَوٰةِ مِن يَوْمِ ٱلْجُمُعَةِ فَٱسْعَوْا۟ إِلَىٰ ذِكْرِ ٱللَّهِ وَذَرُوا۟ ٱلْبَيْعَ ۚ

“Wahai orang-orang yang beriman, apabila telah dikumandangkan adzan di hari Jum’at, maka bersegeralah menuju dzikrullah dan tinggalkan praktik jual-beli.” (QS. Al-Jumu’ah: 9)

Allāh melarang jual-beli yang itu produktif bagi kehidupan manusia dalam rangka agar mereka bisa fokus untuk melaksanakan Jum’atan. Menunjukkan bagaimana perhatian yang diberikan oleh Allāh bagi para hambaNya untuk bisa hadir dan mendengarkan Jum’atan ini secara maksimal.

Salah satu di antara manfaat ketika tausiyah dari Al-Qur’an dan Sunnah didengarkan oleh seorang mukmin, maka akan memberikan kehidupan yang baik baginya.

Allāh Ta’āla berfirman:

وَذَكِّرْ فَإِنَّ ٱلذِّكْرَىٰ تَنفَعُ ٱلْمُؤْمِنِينَ

“Berikanlah peringatan! Karena sesungguhnya peringatan itu bermanfaat bagi orang-orang yang beriman.” (QS. Adz–Dzariyat:55)

Selanjutnya Jama’ah Yang Dimuliakan Allāh.

Perlu kita pahami, bahwa dari sekian banyak ilmu agama yang disampaikan oleh para ulama di sana ada ilmu yang wajib dan di sana ada ilmu yang sifatnya anjuran. Dan ada ilmu yang sifatnya wajib kifayyah untuk dipelajari.

Sebagai seorang muslim setiap kita dituntut untuk belajar ilmu yang sifatnya fardhu ‘ain, tidak boleh satu pun di antara seorang muslim yang tidak mengetahuinya.

Allāh Subhānahu wa Ta’āla menjelaskan tentang penyesalan yang dilakukan oleh penduduk neraka (orang-orang kafir dan munafik) disebabkan ketika di dunia mereka tidak mempelajari ilmu yang wajib.

Allāh berfirman di surat Al-Mulk ayat 10:

وَقَالُوا لَوْ كُنَّا نَسْمَعُ أَوْ نَعْقِلُ مَا كُنَّا فِي أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Mereka mengatakan: ‘Andaikan dahulu kami mau mendengar, kami mau menggunakan akal kami, (untuk merenungkan ayat-ayat Allāh). Tentu kita tidak akan masuk ke dalam neraka Sa’ir.'” (QS. Al-Mulk[67]: 10)

Sehingga mereka sebutkan alasan kenapa mereka menyesal ketika masuk neraka, karena mereka tidak mau belajar ketika di dunia.

Dan Jama’ah Yang Dimuliakan Allāh Ta’āla.

Pada waktu manusia ditanya oleh dua malaikat (Mungkar dan Nakir) di alam kubur, jawaban tidak tahu itu tidak diterima! Jawaban tidak tahu akan tetap dihukum.

Anda bisa mengelak dengan jawaban tidak tahu ketika di dunia. “Kenapa bapak melakukan pelanggaran ini?” Kita bisa mengatakan saya tidak tahu dan itu memungkinkan untuk dimaafkan. Tapi ketika di alam kubur jawaban tidak tahu, tidak diterima sehingga orang yang menjawab tidak tahu tetap akan dipentung (baca: dipukul) oleh malaikat.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bercerita dalam hadits riwayat Al-Bukhari dan Ahmad, ketika beliau memberitahu kepada kita kondisi seorang mayit yang telah ditinggalkan oleh para pengiringnya ketika di alam kubur.

Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam bersabda:

العَبْدُ إذَا وُضِعَ في قَبْرِهِ، وتُوُلِّيَ وذَهَبَ أصْحَابُهُ

“Seorang hamba ketika sudah ditinggal oleh orang yang mengiringinya dan berangkat pergi orang-orang yang mengiringinya”

إنَّه لَيَسْمَعُ قَرْعَ نِعَالِهِمْ

“Dia berada dalam kesepian”

Dan subhanallāh, mayit ini mendengarkan suara sandal orang-orang yang mengantarkannya.

Anda bisa bayangkan anak kecil yang ditinggal oleh orang tuanya dan dia melihat perpisahan dengan orang tuanya, akan semakin sedih daripada ketika dia ditinggal dan tidak mengalami perpisahan.

Mayit ketika dia dimasukkan ke alam kubur, Allāh perdengarkan suara sandal teman-temannya agar membuat dia semakin merasa kesepian. Lain halnya ketika anak kecil datang ke rumah ternyata rumah kosong, orangtuanya mana? Ternyata sudah pergi. Dia sedih tapi lebih sedih ketika dia ditinggal orang tuanya dan dia melihat orangtuanya pergi, membuat dia semakin sedih.

Bayangkan ketika kita menjadi mayit, lalu kita berada di dalam kegelapan kuburan, kita mendengar satu demi satu suara sandal meninggalkan kita, kita ditinggal sendirian.

Kemudian datang dua malaikat, kemudian malaikat ini mendudukkan si mayit, lalu malaikat ini bertanya dengan pertanyaan di alam kubur salah satunya:

مَا كُنْتَ تَقُولُ فِي هَذَا الرَّجُلِ، لِمُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ؟

“Apa sikap yang kau berikan terhadap orang yang telah diutus oleh Allāh ini, yaitu Nabi Muhammad shallallāhu ‘alayhi wa sallam?”

Seorang muslim (Ahlus Sunnah) yang dia komitmen dengan ajaran Nabi shallallāhu ‘alayhi wa sallam akan bisa menjawab dengan tegar dan itulah القول ثبت يثبت الله بالقول الثابت – Allāh Ta’ala memberikan keteguhan hati bagi orang mukmin sehingga dia bisa menjawab dengan tegas.

Sedangkan orang munafik dan orang kafir, orang yang sama sekali tidak pernah bersentuhan dengan pelajaran agama, tidak pernah memaksakan dirinya untuk sinau agama, maka dia mengatakan: “لا أَدْرِي (Aku tidak tahu)”.

Apakah jawaban tidak tahu ini diterima?

Maka malaikat ini mengatakan:

لَا دَرَيْتَ وَلَا تَلَيْتَ

“Kamu tidak tahu dan tidak mau membaca (belajar)”

Sehingga orang yang menjawab tidak tahu, dijawab oleh malaikat, “Engkau tidak tahu dan tidak mau belajar”

ثُمَّ يُضْرَبُ بمِطْرَقَةٍ مِن حَدِيدٍ

“Lalu dia dipentung (dipukul) dengan menggunakan besi” (HR. Bukhari)

لا حول ولا قوة إلا بالله

Karena itu jama’ah yang dimuliakan Allāh. Jangan remehkan masalah ilmu agama. Bisa jadi Anda mempunyai kesibukan, tapi sepenting apapun kesibukan Anda untuk kegiatan dunia, akhirat jauh lebih penting dari segalanya.

Karena itu sisihkan waktu, bahkan kalau bisa lebih dominan, gunakan waktu Anda untuk mengenal ilmu wajib yang tidak boleh bagi siapa pun untuk tidak mengetahuinya. Apabila orang berada di alam kubur ketika dia menjawab, “لا أَدْرِي (Aku tidak tahu)”, ternyata malaikat tidak mau menerima jawaban semacam ini dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla tetap memberikan hukuman baginya.

Kita memohon kepada Allāh, semoga Allāh Ta’āla memberikan limpahan hidayah kepada kita sehingga kita mempunyai kesadaran untuk belajar ilmu agama.

Demikian sebagian khutbah yang pertama.

Khutbah kedua: Inilah Ilmu Yang Wajib

Kaum muslimin jama’ah Jum’at tang dimuliakan oleh Allāh Subhānahu wa Ta’āla.

Ilustrasi semacam ini sebenarnya sudah kita jumpai dalam kehidupan di dunia. Anda bisa lihat ketika seorang aparat menangkap salah satu pengendara kendaraan yang ternyata dia melanggar lalu lintas. Mungkin dia melawan arus atau mungkin dia melanggar lampu merah atau yang lainnya.

Pada saat dia ditilang, tidak ada alasan saya tidak tahu. Pada saat ditilang tidak ada alasan, “Saya tidak tahu pak, kalau ini ternyata melawan arus”, tetap dia akan ditilang. Itu manusia terhadap manusia, yang hukum ini adalah buatan mereka dan bisa ditoleransi.

Dalam masalah agama ketika di dunia, orang bisa beralasan tidak tahu.

Kenapa Anda tidak mengerjakan kewajiban A?
Kenapa Anda tidak mengerjakan kewajiban B?

Orang yang tidak tahu dimaafkan, tapi yang tidak mau tahu, tidak pernah dimaafkan. Karena dibedakan antara orang yang tidak tahu dan orang yang tidak mau tahu.

Bagaimana kesimpulan orang yang tidak mau tahu? Mereka sudah mendapatkan tanda-tanda datangnya hidayah, ada di sekitarnya dan mudah untuk diakses. Bisa bagi dia untuk mempelajarinya tapi dia menghindarinya.

Allāh Ta’āla berfirman:

وَمَنْ أَعْرَضَ عَن ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

“Barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, maka dia akan mendapatkan kehidupan yang sempit dan akan Aku kumpulkan kelak di hari kiamat dalam kondisi buta.” (QS. Tha Ha[20]: 124)

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنتُ بَصِيرًا

Orang ini pun bertanya, ‘Ya Allāh, mengapa Engkau bangkitkan aku dalam keadaan buta, padahal dahulu aku dapat melihat?'” (QS. Tha Ha[20]: 125)

Allāh berfirman menjawab pertanyaan orang ini:

كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا

“Karena dulu telah datang penjelasan dari Kami tetapi engkau meninggalkan itu, engkau tidak mau mendengarnya.” (QS. Thaha:126)

Kajian ada di samping rumahnya tetapi dia tidak pernah mau tahu. Dia tidak mengerti tentang agama dan kebodohan itu dibiarkan begitu saja. Padahal dalam masalah hukum negara, orang tidak tahu dihadapan hakim dia bilang, “Saya tidak tahu hukum ini”, dan hakim akan tetap menghukumnya. Itu ilustrasi di dunia.

Dan Allāh Subhānahu wa Ta’āla tidak menerima alasan orang yang tidak mau tahu.

كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا

“Telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, telah datang kepadamu hukum-hukum kami tapi engkau melupakannya”

وَكَذَٰلِكَ ٱلۡيَوۡمَ تُنسَىٰ

“Maka pada hari ini juga engkau dilupakan”. (QS. Thaha[20]: 126)

Karena itu jama’ah yang dimuliakan Allāh.

Sekali lagi, pahami! Di sana ada ilmu wajib.

Ilmu wajib dalam masalah aqidah, semua mukmin harus tahu.

Ilmu wajib dalam masalah ibadah, setiap muslim harus mengerti.

Ilmu wajib dalam masalah muamalah, semua orang yang bermuamalah, bertransaksi jual beli maupun yang lainnya. Wajib paham, karena kalau tidak pasti dia akan berdosa.

Kita memohon kepada Allāh Ta’āla semoga Allāh Ta’āla memudahkan langkah kita untuk belajar ilmu agama, kalau pun bagi Anda yang belum pernah menyentuhnya, mulai hari ini tekadkan dalam diri Anda, “Saya harus menjadi seorang muslim yang melek agama, jangan biarkan kebodohan melekat pada diri kita tentang masalah agama”.

Semoga Allāh Ta’āla melimpahkan kepada kita hidayah.

Video Khutbah Jumat Tentang Inilah Ilmu Yang Wajib

Sumber video khutbah jumat: ANB Channel

Mari turut menyebarkan “Khutbah Jumat: Inilah Ilmu Yang Wajib” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: