Khutbah Jumat: Palestina Memanggilmu – Ustadz Abdullah Zaen, M.A.

Khutbah Jumat: Palestina Memanggilmu – Ustadz Abdullah Zaen, M.A.

Palestina Memanggilmu ini adalah transkrip dari khutbah jumat yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Palestina Memanggilmu

Khutbah Pertama

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ.

أَمَّا بَعْدُ، فَإِنَّ خَيْرَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ، وَخَيْرُ الْهُدَى هُدَى مُحَمَّدٍ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَشَرُّ الْأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا، وَكُلُّ بِدْعَةٍ ضَلَالَةٌ.

Kaum muslimin yang kami hormati…

Bersyukurlah pada Allah jalla wa ‘ala. Karena hari ini kita dapat melangkahkan kaki ke rumah Allah dengan penuh ketenangan dan keamanan.

Bersyukurlah pada Allah subhanahu wa ta’ala. Karena saat kita duduk bersimpuh di sini, tidak ada gempuran misil dan roket yang dikhawatirkan meluluhlantakkan masjid ini.

Bersyukurlah pada Allah ‘azza wa jalla. Karena saat ini kita khusyuk dalam penghambaan kepada Allah. Menunaikan shalat dan membaca al-Qur’an. Tanpa berharap-harap cemas menanti berita tentang anak-istri kita di rumah, tewaskah mereka akibat tertimbun rumah kita yang hancur berkeping-keping oleh serangan rudal tak terduga.

Bersyukurlah pada Allah tabaraka wa ta’ala. Karena saat nanti kita meninggalkan masjid ini, masih ada tempat bernaung yang aman. Masih ada canda tawa buah hati kita. Serta masih ada sambutan hangat istri kita tercinta.

Jamaah sekalian kami muliakan…

Sekarang ini, Jamaah sekalian bayangkan, bila kota kita ini berubah menjadi sebuah kota yang diisolir dari seluruh penjurunya; menjadi sebuah penjara raksasa. Lalu tiba-tiba terdengar suara pesawat-pesawat jet tempur berputar-putar di atas atap rumah tempat istri kita tinggal, atap masjid kita menunaikan shalat ini, atap kantor tempat kita bekerja, atap tempat anak-anak kita bersekolah dan bermain. Lalu tanpa diduga, pesawat-pesawat itu melepaskan rudal-rudalnya tepat menghunjam ke arah kita… Ke arah anak-anak kita… Dan tiba-tiba saja, kita hanya mendengar berita anak-anak dan istri kita terluka atau bahkan telah tewas akibat gempuran rudal-rudal itu…

Bayangkanlah, jamaah sekalian… Jika nanti saat pulang ke rumah, kita hanya menemukan rumah tempat bernaung kita telah berubah menjadi onggokan puing-puing…

Bayangkanlah, bila di antara puing-puing itu ada ayah-bunda kita, ada istri tercinta kita, ada bayi mungil kita bersimbah darah… Tubuhnya remuk-hancur dan tak bernafas lagi…

Bayangkanlah, jika malam nanti kita hidup dalam gelap-gulita. Tak ada tempat bernaung, tak ada makanan, tak ada minuman, tak ada pakaian hangat untuk mengusir dingin, dan tak ada lagi keluarga tempat berbagi duka…

Lalu bayangkanlah… Bila itu semua kita lalui dan pesawat-pesawat tempur jahat tak juga menghentikan gempurannya… Bahkan tidak hanya itu, mereka justru diperkuat dengan tank-tank dan pasukan darat untuk menghancurkan, membombardir dan membinasakan kita semua…

Bayangkanlah, bagaimana perasaan hati Anda, jika dengan semua penderitaan tiada tara itu, ternyata jarang orang peduli dengan kita… Dunia diam membisu, seolah-olah tak terjadi apa-apa di kota ini…

Kira-kira, jamaah sekalian, seperti apakah perasaan hati Anda, jika Anda mengalami semua penderitaan dan kebiadaban itu??!

Kaum muslimin yang dimuliakan Allah!

Jamaah sekalian pasti telah paham, bahwa itulah situasi dan kondisi yang dialami oleh saudara-saudara kita. Atau katakanlah keluarga kita, kaum muslimin di bumi Palestina. Di tanah Masjidil Aqsha.

Alangkah baiknya tatkala menyaksikan berbagai kejadian tersebut, selain mengambil langkah nyata yang sesuai tuntunan agama, kita juga berusaha melakukan berbagai renungan dan mengambil pelajaran dari kejadian-kejadian itu.

Renungan Pertama: Permusuhan orang Yahudi Zionis terhadap kaum Muslimin sangat nyata

Allah tabaraka wa ta’ala telah mengingatkan hal tersebut dalam firman-Nya,

“وَلَنتَرْضَىعَنكَالْيَهُودُوَلاَالنَّصَارَىحَتَّىتَتَّبِعَمِلَّتَهُمْ”

Artinya: “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan rela kepadamu (Muhammad) sebelum engkau mengikuti agama mereka”. QS. Al-Baqarah (2): 120.

Wahyu ilahi di atas dikuatkan dengan bukti sejarah hitam perilaku orang Yahudi. Bukan hanya di Palestina, tapi juga di mana saja mereka memiliki hegemoni dan kekuasaan.

Dari sinilah kita mengetahui betapa berbahayanya propaganda ideologi pluralisme (persamaan antara agama) yang diusung oleh sebagian kalangan. Ideologi ini pada hakikatnya ingin meruntuhkan salah satu prinsip dasar Islam; al-wala’ dan al-bara’ (cinta dan benci karena Allah). Juga memunculkan keraguan akan kebenaran mutlak agama Islam. Amat disayangkan, ternyata tidak sedikit di antara kaum muslimin yang termakan pemikiran menyimpang tersebut. Padahal dalil syar’i maupun fakta sejarah begitu jelas membantah ideologi itu.

Renungan kedua: Jangan omdo, alias omong doang

Menyuarakan kebencian terhadap Yahudi akan mandul, jika tidak diiringi dengan langkah nyata dalam kehidupan sehari-hari. Bila kita mencermati berita tentang ungkapan kebencian banyak kaum muslimin terhadap kaum Yahudi, lalu kita bandingkan dengan realita kehidupan mereka sehari-hari, niscaya masih banyak kita dapatkan kontradiksi antara keduanya.

Masih banyak di antara mereka berteriak sekeras-kerasnya mengutuk perilaku orang Yahudi, namun anehnya mereka masih mengidolakan para tokoh Yahudi!

Ada yang beraksi melaknat kebrutalan kaum Yahudi, namun ternyata ia masih menggemari film-film karya raksasa produser perfilman Yahudi.

Tentunya fenomena di atas amat memprihatinkan kita, sebab begitu kontradiksinya antara ucapan dan perbuatan mereka. Seharusnya yang menjadi idola kita semua adalah tokoh-tokoh Islam. Mulai dari Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, para sahabatnya hingga para ulama salaf. Dan kegemaran kita adalah membaca sejarah para tokoh besar Islam!

Renungan Ketiga: Musibah yang menimpa kita adalah akibat perbuatan kita sendiri

Banyak dalil syar’i yang menegaskan hal ini, antara lain firman Allah ta’ala,

“مَّاأَصَابَكَمِنْحَسَنَةٍفَمِنَاللّهِوَمَاأَصَابَكَمِنسَيِّئَةٍفَمِننَّفْسِكَ”

Artinya: “Kebajikan apapun yang kamu peroleh adalah dari sisi Allah dan keburukan apapun yang menimpamu itu dari (kesalahan) dirimu sendiri”. QS. An-Nisa’ (4): 79.

Maka tatkala musibah datang silih berganti, dan tidak henti-hentinya menimpa kaum muslimin, sikap yang tepat adalah berinstrospeksi dan mawas diri. Dosa apa yang telah kita perbuat? Kewajiban apa yang telah kita lalaikan? Lalu kita berusaha untuk memperbaiki kekurangan-kekurangan tersebut. Sehingga lambat laun kondisi kita semakin membaik, dan hari esok kita lebih cerah dibanding hari ini.

Renungan Keempat: Solusi terbaik untuk mengakhiri berbagai musibah tersebut adalah dengan kembali kepada agama Allah.

Fenomena keterpurukan umat Islam dan dijadikannya mereka sebagai bulan-bulanan musuh, sebenarnya telah dikabarkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sejak empat belas abad lalu. Beliau bersabda,

Akan datang suatu masa di mana musuh-musuh akan (bersatu padu dan) berlomba-lomba untuk memerangi kalian. Sebagaimana berebutnya orang-orang yang sedang menyantap makanan di atas nampan”. Salah seorang sahabat bertanya, “Apakah karena saat itu jumlah kami sedikit?”. Beliau menjawab, “Justru saat itu kalian banyak, namun kalian hanyalah bagaikan buih di lautan”… HR. Imam Abu Dawud dan dinilai sahih oleh al-Albani.

Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak lupa untuk memberikan solusi guna mengakhiri keterpurukan tersebut. Beliau menjelaskan,

«…سَلَّطَ اللَّهُ عَلَيْكُمْ ذُلاًّ لاَ يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوا إِلَى دِينِكُمْ».

… Allah akan menimpakan kehinaan atas kalian, hingga kalian kembali kepada agama kalian”. HR Imam Abu Dawud dan dikuatkan oleh Ibnu Taimiyah, asy-Syaukani dan al-Albani

Ya, solusinya adalah kembali kepada ajaran Islam yang benar. Dengan menegakkan tauhid yang murni dan lurus serta membersihkan segala bentuk kesyirikan. Lalu konsisten menerapkan tuntunan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dalam kehidupan.

Tokoh besar pejuang Palestina; Muhammad ‘Izzuddin al-Qassâm rahimahullah, adalah sosok yang tujuan utama perjuangannya: membersihkan agama dari segala macam bentuk noda yang mencemarinya. Serta memurnikan akidah dan ibadah hanya untuk Allah ta’ala. Sebab hal itulah yang merupakan sumber kekuatan. Tanpa itu semua, kaum muslimin tidak akan pernah mendapatkan kekuatan dalam menghadapi musuh-musuhnya.

أقول قولي هذا، وأستغفر الله لي ولكم ولجميع المسلمين والمسلمات، فاستغفروه إنه هو الغفور الرحيم.

Khutbah kedua

الحمدللهحمداًكثيراًطيباًمباركاًفيه،كمايحبربناويرضى،وأشهدأنلاإلهإلااللهوحدهلاشريكله،لهالحمدفيالآخرةوالأولى،وأشهدأنسيدناونبينامحمداًعبدهورسوله،الرسولُالمصطفىوالنبيالمجتبى،صلىاللهعليهوعلىآلهالأصفياء،وأصحابِهالأتقياء،والتابعينومنتبعهمبإحسانوسارعلىنهجهواقتفى.

Jama’ah Jum’at rahimakumullah…

Renungan kelima (terakhir): Kita wajib membantu muslimin Palestina sesuai kemampuan masing-masing

Allah ta’ala berfirman,

“وَإِنِاسْتَنصَرُوكُمْفِيالدِّينِفَعَلَيْكُمُالنَّصْرُ”

Artinya: “Jika mereka meminta pertolongan kepadamu dalam (urusan pembelaan) agama maka kalian wajib memberikan pertolongan”. QS. Al-Anfal (8): 72.

Setiap kita membantu sesuai kemampuan dan kapasitasnya. Para penguasa dan diplomat berusaha memberikan tekanan kepada negara Yahudi. Wa bil khusus pemerintah kita bisa lebih lantang menyerukan pembelaan kepada Palestina di forum-forum internasional. Apalagi Indonesia memiliki kedudukan penting sebagai negeri Muslim terbesar di dunia.

Orang-orang yang dikaruniai keluangan rizki, berusahalah mengerahkan bantuan finansial untuk saudara-saudara kita di Palestina. Sungguh saudara-saudara kita di sana, terutama warga Gaza, didera krisis akibat blokade negara Yahudi sejak tahun belasan tahun lalu. Mulai dari krisis makanan, listrik, hingga obat-obatan. Bisa jadi satu rupiah yang kita infakkan, kelak berubah menjadi perisai yang melindungi tubuh kita dari api neraka.

Adapun mereka yang tidak memiliki kemampuan kecuali doa, maka jangan pelit untuk mendoakan para saudara kita. Jangan pernah menganggap remeh bantuan doa! Betapa banyak pasukan raksasa yang hancur berkeping-keping, berkat rintihan doa seorang hamba Allah yang taat beribadah di sepertiga malam terakhir.

Allah Maha Kuasa untuk menolak setiap bahaya yang mengancam masjid-Nya dan hamba-hamba-Nya. Allah Maha Kuasa untuk membelokkan peluru agar tidak mengenai tubuh saudara kita. Allah Maha Kuasa untuk menghancurkan negara Yahudi Zionis, sebelum mereka menghancurkan masjid al-Aqsha, al-Quds dan Palestina.

ألاوصلواوسلموا–رحمكمالله– علىالهاديالبشير،والسراجالمنير،كماأمركمبذلكاللطيفالخبير؛فقالفيمحكمالتنـزيل: “إِنَّاللَّهَوَمَلَائِكَتَهُيُصَلُّونَعَلَىالنَّبِيِّيَاأَيُّهَاالَّذِينَآمَنُواصَلُّواعَلَيْهِوَسَلِّمُواتَسْلِيماً“.

اللهمصلعلىمحمدوعلىآلمحمدكماصليتعلىإبراهيموعلىآلإبراهيمإنكحميدمجيد،اللهمباركعلىمحمدوعلىآلمحمدكماباركتعلىإبراهيموعلىآلإبراهيمإنكحميدمجيد.

اللّهُمَّ نَجِّ إِخْوَانَنَا الْمُؤْمِنِيْنَ الْمُسْتَضْعَفِيْنَ فِي فَلَسْطِيْنَ وَفِي كُلِّ مَكَانٍ

Ya Allah, selamatkanlah saudara-saudara kami kaum mukminin yang tertindas di Palestina dan di setiap tempat

اللّهُمَّ انْصُرْ إخْوَانَنَا الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ عَلَى أَعْدَائِهِمْ

Ya Allah, menangkanlah saudara-saudara kami para mujahidin fi sabilillah atas para musuh mereka

اللّهُمَّ اشْدُدْ وَطْأَتَكَ عَلَى الْيَهُوْدِ الْغَاصِبِيْنَ الظَّالِمِيْنَ وَمَنْ شَايَعَهُمْ وَأَعَانَهُمْ، يَا عَزِيْزُ يَا جَبَّارُ

Ya Allah, timpakanlah azab keras-Mu terhadap kaum Yahudi penjajah yang zalim, serta siapapun yang mendukung dan membantu mereka, wahai Yang Maha Perkasa dan Maha Mengalahkan

اللّهُمَّ اجْعَلْهَا عَلَيْهِمْ سِنِيْنَ كَسِنِيِّ يُوْسُفَ

Ya Allah, jadikanlah azab-Mu atas mereka berupa paceklik berkepanjangan sebagaimana yang terjadi di masa Nabi Yusuf

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، وَوَحِّدِ اللَّهُمَّ صُفُوْفَهُمْ، وَأَجْمِعْ كَلِمَتَهُمْ عَلَى الحَقِّ، وَاكْسِرْ شَوْكَةَ الظَّالِمِينَ، وَاكْتُبِ السَّلاَمَ وَالأَمْنَ لِعِبادِكَ أَجْمَعِينَ.

Ya Allah, muliakanlah Islam dan kaum muslimin. Satukanlah barisan dan kalimat mereka di atas kebenaran. Hancurkanlah kekuatan orang-orang yang zalim. Dan karuniakanlah kedamaian serta keamanan untuk semua hamba-Mu.

اللَّهُمَّ رَبَّنَا احْفَظْ أَوْطَانَنَا وَأَعِزَّ سُلْطَانَنَا وَأَيِّدْهُ بِالْحَقِّ وَأَيِّدْ بِهِ الْحَقَّ يَا رَبَّ العَالَمِيْنَ

Ya Allah, jagalah negeri kami dan kuatkanlah pemerintah kami serta karuniakanlah hidayah kepada mereka, lalu jadikanlah mereka pembela kebenaran ya Rabbal ‘alamien.

ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا عذاب النار

وصلى الله على نبينا محمد وعلى آله وصحبه ومن تبعهم بإحسان إلى يوم الدين

وآخر دعوانا أن الحمد لله رب العالمين. أقيموا الصلاة…

Video Khutbah Jumat Tentang Palestina Memanggilmu

Sumber video: Utsman TV

Download mp3 khutbah: t.me/ngajiid/191

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Palestina Memanggilmu” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: