Khutbah Jumat: Rush Hour

Khutbah Jumat: Rush Hour

Berikut ini transkrip khutbah jumat tentang Rush Hour yang disampaikan oleh Ustadz Ammi Nur Baits, S.T., BA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Rush Hour

Khutbah Jumat Pertama

Jamaah Jumat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Syukur alhamdulillah layak kita panjatkan kehadirat Allah ‘Azza wa Jalla atas hidayah-Nya kepada kita. Karena nikmat inilah yang penduduk surga ingat. Sehingga pada saat mereka masuk ke dalam surga, mereka melupakan nikmat harta dan jabatan. Yang mereka ingat adalah nikmat hidayah.

Mereka (penduduk surga) mengucapkan syukur kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَٰذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ ۖ

“Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk.” (QS. Al-A’raf[7]: 43)

Dua Bentuk Hidayah

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Hidayah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada manusia itu ada dua bentuk. Ada hidayah yang disebut hidayatul irsyadi wal bayan, yaitu hidayah dalam bentuk penjelasan. Sedangkan hidayah yang kedua adalah hidayatu taufiq wal ‘amal, yaitu hidayah dalam bentuk taufiq dan keinginan untuk beramal.

Bisa jadi ada orang yang telah mendapatkan hidayah berupa penjelasan, namun Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikannya hidayah taufiq. Sehingga ia tidak mau mengikuti penjelasan dan kebenaran yang telah sampai kepadanya.

Perjuangan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam untuk mengajak pamannya, Abu Thalib, agar mau masuk Islam ternyata tidak Allah Subhanahu wa Ta’ala wujudkan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan hidayah taufiq kepada Abu Thalib meskipun hidayah dalam bentuk penjelasan telah sampai kepadanya.

Sehingga pada saat Abu Thalib mati, dia mati dalam keadaan mengikuti ajaran agama moyangnya, Abdul Muthalib, yaitu Paganisme. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersedih karena beliau tidak bisa memberikan hidayah kepada orang yang beliau cintai.

Dan dengan peristiwa ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala menurunkan firman-Nya,

إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ ۚ

“Sesungguhnya kamu (Muhammad) tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya,” (QS. Al-Qashash[28]: 56)

Cara Mendapat Hidayah Taufiq

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Salah satu di antara sebab hidayah agar orang bisa mendapatkan hidayatu taufiq wal ‘amal, hidayah dalam bentuk semangat untuk mengikuti kebenaran, adalah keinginan dan perjuangan untuk mendekat kepada aturan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Mendekat kepada syariat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan.

Berarti sebaliknya, ketika ada orang yang tidak mau peduli terhadap syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala, itu salah salah satu di antara sebab Allah Subhanahu wa Ta’ala menjauhkannya dari hidayatu taufiq. 

Karena itulah Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan dalam Al-Qur’an,

وَلَا تَكُونُوا كَالَّذِينَ نَسُوا اللَّهَ فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ أُولَٰئِكَ هُمُ الْفَاسِقُونَ

“Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. Mereka itulah orang-orang yang fasik.” (QS. Al-Hasyr[59]: 19)

Melupakan Allah

Apa yang dimaksud dengan orang yang melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Apakah ada seorang muslim yang ketika ditanya, “Siapa Tuhanmu?” dia tidak bisa menjawab bahwa Tuhannya adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala? Kita tidak menjumpainya di alam raya ini.

Sehingga siapapun seorang muslim ketika ditanya, “Siapa Tuhanmu?” dia akan menjawab, “Allah.”. Ini berarti dia selalu ingat Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lalu apa yang dimaksud dengan melupakan Allah Subhanahu wa Ta’ala? Yang dimaksud adalah tidak peduli terhadap aturan dan syariat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan. Tidak ada keinginan untuk belajar dan mendekat kepada syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala, serta tidak ada keinginan sedikitpun untuk mengenal apa saja yang telah Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan.

Bagaimana balasan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan untuk orang semacam ini?

Lupa Kepada Diri Sendiri

فَأَنْسَاهُمْ أَنْفُسَهُمْ ۚ

“lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri.” (QS. Al-Hasyr[59]: 19)

Maksud dari mereka lupa kepada diri mereka sendiri, kata Ibnu Qayyim rahimahullah, Allah Subhanahu wa Ta’ala jadikan orang ini tidak mengambil sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dia justru lebih sibuk dengan sesuatu yang tidak bermanfaat bagi kehidupannya.

Kita bisa lihat, semua manusia memiliki kesibukan. Namun ada sebagian manusia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala arahkan kesibukannya untuk kebaikan. Dan sebaliknya, ada sebagian orang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala arahkan kesibukannya untuk sesuatu yang tidak bermanfaat bagi hidupnya, baik di dunia maupun di akhirat. Sehingga dia lupa dengan apa yang bermanfaat untuk diri dia.

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Mereka beralasan tidak shalat jamaah karena sibuk. Mereka mempunyai kesibukan dan sebagian dari mereka ada yang hadir untuk shalat berjamaah. Apakah orang-orang yang hadir shalat jamaah ini adalah pengangguran, sehingga dia mau datang shalat jamaah?

Salah satu alasan orang meninggalkan shalat jamaah adalah karena dia sibuk. Sehingga dia lebih mengunggulkan kesibukan yang itu tidak menguntungkan dia di akhirat, dan dia meninggalkan kesibukan yang menguntungkan dia di akhirat.

Bisa kita sebut, barangkali ini adalah salah satu di antara contoh, manusia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebut telah Allah lupakan dia untuk mengingat apa yang bermanfaat bagi kehidupannya. Sebabnya adalah karena dia melupakan syariat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Tidak mau mendekat, peduli, mengenal, dan seterusnya.

Ada sebagian orang yang diajak untuk menghadiri kajian, belajar ilmu agama, dia tidak bisa karena alasan sibuk. Apakah kemudian orang-orang yang hadir di kajian adalah pengangguran? Sehingga kemudian kamu boleh beralasan kalau tidak hadir di kajian karena sibuk?

Inilah salah satu di antara contoh manusia yang Allah Subhanahu wa Ta’ala buat lupa untuk mengambil apa yang bermanfaat bagi kehidupannya. Dan masih banyak contoh yang lainnya.

Lelah Menuju Rabb

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Semua manusia pasti memiliki kesibukan. Tidak ada orang yang tidak mempunyai kesibukan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tegaskan dalam Al-Qur’an,

يَا أَيُّهَا الْإِنْسَانُ إِنَّكَ كَادِحٌ إِلَىٰ رَبِّكَ كَدْحًا فَمُلَاقِيهِ

“Hai manusia, sesungguhnya kamu telah (lelah) bekerja dengan sungguh-sungguh menuju Tuhanmu, maka pasti kamu akan menemui-Nya.” (QS. Al-Insyiqaq[84]: 6)

Maksud dari “Lelah menuju Rabb-mu” adalah sesungguhnya seluruh manusia itu sibuk dengan kegiatannya masing-masing sampai dia mati. Artinya tidak ada manusia yang tidak mempunyai kesibukan. Dia mempunyai kesibukan, namun yang menjadi pertanyaan adalah apakah kesibukan dia diarahkan untuk hal yang menguntungkan dia di akhirat? Ataukah kesibukan yang sifatnya hanya memenuhi kehidupan dunianya, atau bahkan merugikan diri dia di dunia dan akhirat.

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Maka kita beruntung dan berbahagia ketika Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan hidayah bagi kita untuk mau menyisihkan waktu dalam rangka belajar ilmu agama, shalat jamaah, mengikuti kegiatan keagamaan.

Semoga itu sebagai tanda bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak memberikan hukuman kepada kita menjadi lupa kepada diri kita dengan meninggalkan sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan kita.

Demikian sebagai khutbah yang pertama, semoga bermanfaat.

Khutbah Jumat Kedua

Jamaah Jumat yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Ada sebagian orang yang bahkan beralasan untuk telat datang shalat jumat. Alasan yang dia sampaikan adalah karena dia mempunyai kesibukan. Sehingga dia sengaja mendatangi shalat jumat itu mepet pada waktu khatib sudah mau berdoa di bagian akhir atau ketika khatib sudah mau menyelesaikan khutbahnya.

Karena menurut dia khutbah itu tidak penting bagi kehidupannya. Sehingga dalam bayangan dia, mengapa dia hadir shalat jumat? Karena ini kewajiban. Niat dia datang hanya sebatas untuk menggugurkan kewajiban.

Maka bisa kita lihat di antara ciri orang yang seperti ini, ketika Jum’atan dia menunggu di luar. Kalaupun dia datang sementara khutbah belum selesai, dia terkadang duduk-duduk di luar sambil merokok. Mengapa dia tidak ikut bergabung masuk ke dalam? Karena menurut dia ceramah itu tidak penting. Yang penting adalah saya hadir Jum’atan, kewajiban saya selesai.

Ada juga yang datang telat karena dia mau menyelesaikan tugas. Dia beralasan dengan kesibukannya. Allah Subhanahu wa Ta’ala buat mereka lupa kepada apa yang paling dia butuhkan bagi kehidupannya.

Majelis Iman

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Majelis yang di situ berisi tentang dzikrullah, penyebutan ayat-ayat Al-Qur’an dan hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, para sahabat menyebutnya sebagai majelisul iman, majelis yang bisa meningkatkan iman.

Karena itulah dahulu ketika para sahabat mengundang orang lain untuk ikut bergabung dalam kajian mereka mengatakan, حي نؤمن ساعة.. Mari kita beriman sesaat.

Sehingga orang yang mau untuk duduk mendengarkan ayat Al-Qur’an, hadits Nabi, dan mau duduk untuk berdzikir, pada hakikatnya dia mau untuk mendekat kepada iman yang itu merupakan kebutuhan paling vital bagi kehidupan seorang hamba agar dia bisa bahagia di akhirat.

Jamaah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala muliakan,

Adanya forum kajian yang diselenggarakan di masjid-masjid, salah satu di antara tujuan besarnya adalah dalam rangka untuk menjaga edukasi baik bagi kaum muslimin agar mereka tidak sebatas hanya mengandalkan materi Jum’atan.

Karena ilmu Islam itu sangat banyak dan perlu kita dalami sesuai dengan kemampuan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita. Karena itu kami berharap semoga ketika ada pengumuman kajian baik yang diselenggarakan di masjid ini maupun di masjid yang lain, dan Anda mampu untuk menjangkaunya, sisihkanlah waktu Anda untuk mendekatkan diri kepadanya.

Jangan lupakan bahwasanya ini adalah bagian dari manfaat bagi kehidupan kita. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita hidayah. Sehingga Allah Subhanahu wa Ta’ala mendekatkan diri kita untuk mengambil bagian yang paling bermanfaat bagi kehidupan kita yaitu menambah iman kita.

Video Khutbah Jumat: Rush Hour

Video: ANB Channel

Mari turut menyebarkan link download kajian “Rush Hour” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: