Khutbah Jumat Singkat Tentang Amalan Pembuka Rezeki ini adalah catatan dari khutbah yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah. Download versi PDF di sini: t.me/ngajiID/14
Khutbah Jumat Pertama Tentang Amalan Pembuka Rezeki
إِنَّ الْحَمْدَ لله.. نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَتُوبُ اِلَيْه، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ
و أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَ نَبِيَّ بَعْدَه
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّـهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنتُم مُّسْلِمُونَ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيثِ كِتَابُ اللَّهِ وَأَحْسَنَ الْهَدْىِ هَدْىُ مُحَمَّدٍ وَشَرَّ الأُمُورِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ وَكُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ
معاشر المسلمين.. أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِي بِتَقْوَى الله فَقَدْ فَازَ الْـمُتَّقُون
Sesungguhnya diantara nama-nama Allah yang terindah adalah Ar-Razzaq Dialah Maha pemberi rezeki. Allah memberi rezeki kepada seluruh makhlukNya.
وَكَأَيِّن مِّن دَابَّةٍ لَّا تَحْمِلُ رِزْقَهَا اللَّـهُ يَرْزُقُهَا وَإِيَّاكُمْ…
“Betapa banyak binatang melata yang dia tidak bisa mengatur rezekinya, Allah yang mengatur rezekinya dan juga mengatur rezeki kalian.” (QS. Al-Ankabut[29]: 60)
وَمَا مِن دَابَّةٍ فِي الْأَرْضِ إِلَّا عَلَى اللَّـهِ رِزْقُهَا
“Tidak ada binatang melata di atas bumi ini kecuali Allah yang menanggung rezekinya…” (QS. Hud[11]: 6)
Jika binatang melata ditanggung rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala, padahal dia bukan Mukallaf, bagaimana lagi dengan manusia, tentu telah dijamin rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Namun meskipun Allah telah menjamin rezeki kita sebagaimana Allah telah menentukan ajal kita, namun kita harus berusaha mencari rezeki tersebut sebagaimana kita berusaha agar kita bisa menjaga kehidupan kita.
Seorang bisa memperoleh rezeki dengan cara-cara yang dunia, demikian juga dengan cara ukhrawi. Ada sebab-sebab duniawi untuk meraih rezeki. Seperti menjadi pegawai, menjadi pekerja, sebagai dokter, sebagai pedagang, bercocok tanam dan yang lainnya. Dan ini banyak orang yang mengetahui akan sebab-sebab rezeki secara duniawi. Namun perlu diketahui ada di sana sebab-sebab rezeki yang Allah berikan. Yaitu sebab-sebab ukhrawi. Dan banyak orang yang melalaikannya. Padahal bisa jadi sebab-sebab tersebut lebih kuat untuk mendatangkan rezeki.
1. Berdoa kepada Allah
Sebab-sebab tersebut diantaranya yang pertama dan yang paling utama adalah berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:
فَابْتَغُوا عِندَ اللَّـهِ الرِّزْقَ
“Dan carilah rezeki di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Al-Ankabut[29]: 17)
Maka,
الدُّعَاءُ سِلَاحُ الْمُؤْمِنِ
“Doa adalah senjata seorang mukmin.”
Dia bukan senjata yang terakhir, tetapi dia senjata yang pertama. Betapa banyak orang menjadikan doa sebagai senjata yang terakhir, dan itu merupakan kesalahan. Al-Imam Syafi’i Rahimahullah berkata tentang keajaiban doa.
أَتَهزَأُ بِالدُعاءِ وَتَزدَريهِ. وَما تَدري بِما صَنَعَ الدُّعاءُ
“Apakah engkau meremehkan dan menganggap enteng doa? Kau tidak tahu apa yang bisa dilakukan oleh doa.”
Betapa banyak orang yang setelah berdoa, maka Allah bukakan bagi dia pintu-pintu rezeki.
2. Bertakwa kepada Allah
Sebab rezeki yang lain adalah bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
…وَمَن يَتَّقِ اللَّـهَ يَجْعَل لَّهُ مَخْرَجًا ﴿٢﴾ وَيَرْزُقْهُ مِنْ حَيْثُ لَا يَحْتَسِبُ…
“Barangsiapa bertakwa kepada Allah, maka Allah akan memberi solusi baginya dan Allah akan memberikan rezeki kepadanya dari arah yang dia tidak sangka-sangka.” (QS. At-Talaq[65]: 2-3)
Benar, rezeki dari arah yang tidak dia sangka-sangka, tidak dia pikirkan terlebih dahulu, tidak dia rencanakan terlebih dahulu, datang dengan tiba-tiba, tanpa letih, tanpa lelah, itulah rezeki datang dari arah yang tidak dia sangka-sangka. Caranya bagaimana? Dia bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, menjalankan perintah Allah dan menjauhkan dirinya dari larangan-larangan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan sebagian ulama berkata, jika seorang meraih rezeki dari arah yang dia tidak sangka-sangka, ketahuilah tanda bahwasannya itu dia bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Bertawakal kepada Allah
Sebab berikutnya adalah bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah berfirman:
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّـهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya.” (QS. At-Talaq[65]: 3)
Allah akan mencukupkan keperluannya.. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
لَوْ أَنَّكُمْ تَتَوَكَّلُونَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ
“Kalau seandainya kalian bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benar takwa.”
لَرَزَقَكُمْ كَمَا يَرْزُقُ الطَّيْرَ
“Allah akan memberi rezeki kalian sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung.”
تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوحُ بِطَانًا
“Burung terbang di pagi hari dalam kondisi perut kosong lantas balik dalam kondisi perut sudah kenyang.”
Tinggal kita perbaiki bagaimana tawakal kita kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Pada hari ini dizaman ini, betapa banyak orang tidak bertawakal kepada Allah dalam mencari rezeki. Dia bertawakal kepada bosnya, kepada direkturnya, kepada pekerjaannya, seakan-akan kalau dia tidak bekerja di perusahaan tersebut tidak akan datang rezeki kepadanya. Seakan-akan kalau dia tidak diberi rezeki oleh bosnya, dia tidak akan mendapatkan rezeki. Dan ini merupakan kesalahan. Tawakal harus kepada Allah. Direktur, pekerjaan, itu hanyalah sarana, yang menentukan rezeki adalah Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Betapa banyak orang diPHK dari pekerjaannya, dikeluarkan dari pekerjaannya, lantas Allah bukakan bagi dia pintu-pintu rejeki yang lain. Jika Allah menutup satu pintu rejeki, Allah bisa membuka pintu-pintu yang lain bagi seorang hamba jika dia bertawakal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ibnu Rajab Al-Hanbali menjelaskan dalam kitabnya Jami’ul Ulum wal Hikam: Jika seorang bertawakal kepada Allah dalam mencari rezeki dengan modal tawakal kemudian berusaha, mengambil ikhtiar, maka Allah akan memudahkan rezekinya bagi dia jika dia benar tawakalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Maka gantungkan hati anda kepada Allah, Dialah yang Maha Pemberi rezeki, bukan manusia, bukan bos, bukan direktur.
4. Menyuruh anak istri untuk shalat
Kemudian diantara sebab untuk meraih rezeki adalah menyuruh anak istri untuk shalat. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا ۖ لَا نَسْأَلُكَ رِزْقًا ۖ نَّحْنُ نَرْزُقُكَ ۗ وَالْعَاقِبَةُ لِلتَّقْوَىٰ ﴿١٣٢﴾
“Perintahkanlah keluargamu, anak istrimu untuk shalat dan bersabarlah dalam memerintahkan mereka. Kami tidak pernah minta rezeki kepadamu, bahkan Kami yang memberi rezeki kepadamu.” (QS. Tha-Ha[20]: 132)
Kata para ulama, ini dalil, barangsiapa yang menjaga shalat lantas memerintahkan anak istrinya untuk shalat, maka dia akan dimudahkan rezekinya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Betapa banyak orang sibuk mencari rezeki, siang dan malam, dia lupa untuk menegur anaknya, lupa untuk memerintahkan istrinya shalat, padahal di antara pintu-pintu rezeki adalah menyuruh anak dan istri untuk shalat yang kita bersabar untuk memerintahkan mereka untuk shalat.
5. Menyambung silaturahmi
Kemudian di antara pintu-pintu rezeki adalah menyambung silaturahmi. Ini adalah salah satu pintu yang besar untuk meraih rezeki dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَنْ أَحبَّ أَنْ يُبْسَطَ لَهُ في رِزقِهِ، ويُنْسأَ لَهُ في أَثرِهِ، فَلْيصِلْ رحِمهُ
“Barangsiapa yang suka untuk dilapangkan rezekinya, untuk dipanjangkan umurnya, maka sambung silaturahmi.” (Muttafaqun ‘alaih)
Sungguh sebab yang luar biasa, jika seorang menyambung silaturahmi kepada keluarganya, berbakti kepada kedua orang tuanya, menyenangkan hati ibu bapaknya, dia memberi hadiah kepada tante dan bibiknya, dia perhatian terhadap kakak dan adiknya, dia sisihkan sedikit harta untuk kakak dan adiknya, maka Allah akan bukakan pintu-pintu rezeki baginya. Tinggal kita beriman kepada Allah tentang hadits ini atau tidak. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Barangsiapa yang ingin dilapangkan rezekinya, maka sambung silaturahmi.”
6. Bersedekah dengan niat ikhlas karena Allah
Dan diantara pintu-pintu rezeki yang sangat luar biasa adalah bersedekah dengan niat ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
…وَمَا أَنفَقْتُم مِّن شَيْءٍ فَهُوَ يُخْلِفُهُ ۖ وَهُوَ خَيْرُ الرَّازِقِينَ ﴿٣٩﴾
“Apa saja yang kalian infakkan, maka Allah akan ganti, dan Dia adalah sebaik-baik pemberi rezeki.” (QS. Saba'[34]: 39)
Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
مَا نَقَصَتْ صَدَقَةٌ مِنْ مَالٍ
“Sesungguhnya sedekah tidak akan mengurangi harta.”
Secara dzahir kalau orang punya uang 1 juta lantas dia infakkan 100 ribu, dzahirnya akan kurang tinggal 900 ribu. Tapi kata Nabi tidak akan berkurang. Mengapa bisa demikian? Itu urusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Yakinlah harta itu tidak akan berkurang. Allah akan kembalikan harta tersebut di dunia, belum lagi pahala yang Allah ganjarkan di akhirat kelak.
Lihat juga:
Bahkan Allah menamakan seorang yang bersedekah seakan-akan dia memberi hutang kepada Allah. Kata Allah:
…وَأَقْرَضُوا اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا…
“Dan berikanlah hutang kepada Allah dengan hutang yang baik.” (QS. Al-Hadid[57]: 18)
Allah berfirman:
مَّن ذَا الَّذِي يُقْرِضُ اللَّـهَ قَرْضًا حَسَنًا فَيُضَاعِفَهُ لَهُ أَضْعَافًا كَثِيرَةً…
“Barangsiapa yang memberi hutangan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka Allah akan melipatgandakan ganjaran baginya.” (QS. Al-Baqarah[2]: 245)
Tatkala Allah menamakan bahwasanya sedekah adalah hutang, berarti Allah jamin akan kembalikan. Kalau ada orang kaya minta hutang sama kita, kita tidak tidak ragu-ragu untuk memberi hutangan kepada dia. Karena kita tahu asetnya banyak, dia akan mengembalikan hutang yang kita berikan kepada dia. Bagaimana lagi jika yang minta hutang adalah Dzat Yang Maha Kaya? Maka Allah pasti menjamin akan mengganti sedekah tersebut, mengganti hutang tersebut. Bahkan bukan cuma itu, Allah kasih riba, Allah kasih berlipat ganda untuk mengganti hutang yang kita berikan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka diantara hal yang bisa menambah rezeki seseorang adalah dia bersedekah. Namun ingat, ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اقول قولي هذا واستغفر الله لي ولكم ولسائر المسلمين من كل ذنب وخطيئه فاستغفروه انه هو الغفور الرحيم
Khutbah Jumat Kedua Tentang Amalan Pembuka Rezeki
الحمد لله على احسانه، والشكر له على توفيقه وامتنانه، واشهد ان لا اله الا الله وحده لا شريك له تعظيما لشانه، واشهد ان محمدا عبده ورسوله دائره لو انه، اللهم صلي عليه وعلى اله واصحابه واخوانه
Ma’asyiral muslimin, sidah shalat jumat yang dirahmati oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala..
7. Berprasangka baik kepada Allah
Seorang tatkala mencari rezeki, tatkala berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, hendaknya dia berprasangka baik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dalam hadits qudsi, Allah berkata:
أَنَا عِنْدَ ظَنِّ عَبْدِي بِي ، فَلْيَظُنَّ بِي مَا شَاءَ
“Sesungguhnya Aku berdasarkan persangkaan hambaKu, maka hendaknya hambaKu berprasangka terhadapKu dengan apa yang dia sukai.”
إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ
“Kalau dia berprasangka baik, maka bagi dia kebaikan.”
وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
“Jika dia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.”
Hendaknya kita berprasangka baik kepada Allah. Karena Dialah Ar-Razzaq, Yang Maha Pemberi rezeki.
Lihat dan ingatlah waktu kita masih dalam perut ibu kita, masih jadi janin, kita tidak bisa berbuat apa-apa, Allah beri rezeki kepada kita. Tatkala kita lahir, belum bisa apa-apa, belum bisa berbicara, belum bisa bekerja, Allah beri rezeki kepada kita. Terus Allah beri rezeki kepada kita. Lantas tatkala kita sudah besar, sudah dewasa, sudah cerdas, sudah memiliki keahlian untuk mencari nafkah, apa kita su’udzon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala?
Ingatlah betapa banyak rezeki yang Allah berikan kepada kita tanpa kita minta. Tanpa kita minta Allah berikan kepada kita. Lantas bagaimana kalau kita minta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Oleh karenanya Nabi Musa ‘Alaihis Salam tatkala dia diutus oleh Allah untuk pergi ke Firaun, dia berdoa kepada Allah dengan doanya yang masyhur:
قَالَ رَبِّ اشْرَحْ لِي صَدْرِي ﴿٢٥﴾ وَيَسِّرْ لِي أَمْرِي ﴿٢٦﴾ وَاحْلُلْ عُقْدَةً مِّن لِّسَانِي ﴿٢٧﴾ يَفْقَهُوا قَوْلِي ﴿٢٨﴾ وَاجْعَل لِّي وَزِيرًا مِّنْ أَهْلِي ﴿٢٩﴾ هَارُونَ أَخِي ﴿٣٠﴾
“Dia berdoa: ‘Ya Allah, lapangkanlah dadaku dan mudahkanlah urusanku, dan jadikanlah lisanku mudah untuk menyampaikan agar mereka mengerti apa yang aku sampaikan.’”
Doa yang dia minta. Aapa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala?
قَالَ قَدْ أُوتِيتَ سُؤْلَكَ يَا مُوسَىٰ ﴿٣٦﴾
“Wahai Musa, Aku telah mengabulkan permintaanmu sekarang juga.” (QS. Taha[20]: 36)
Kemudian kata Allah:
وَلَقَدْ مَنَنَّا عَلَيْكَ مَرَّةً أُخْرَىٰ ﴿٣٧﴾
“Sungguh Kami telah berikan engkau karunia sebelumnya.” (QS. Taha[20]: 37)
Kapan?
إِذْ أَوْحَيْنَا إِلَىٰ أُمِّكَ مَا يُوحَىٰ ﴿٣٨﴾
“Tatkala engkau masih kecil, tatkala kau baru dilahirkan, tatkala tentara Firaun ingin membunuhmu, Allah menyelamatkan Nabi Musa waktu dia masih kecil belum bisa minta,belum bisa apa-apa, Allah berikan karunia kepada dia.” (QS. Taha[20]: 38)
Coba Kita Renungkan diri kita. Betapa banyak nikmat karunia yang Allah berikan kepada kita tanpa kita minta, Allah sayang kepada kita. Lantas Apakah tatkala kita minta kepada kita, Allah tidak akan berikan kepada kita? Maka hendaknya kita husnudzon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, jangan berprasangka buruk. Kata Nabi Shallalahu ‘Alaihi wa Sallam tadi dalam hadits Qudsi:
إِنْ ظَنَّ خَيْرًا فَلَهُ
“Kalau dia berprasangka baik, maka bagi dia kebaikan.”
وَإِنْ ظَنَّ شَرًّا فَلَهُ
“Jika dia berprasangka buruk, maka baginya keburukan.”
8. Carilah keberkahan harta
Dan terakhir, yang perlu kita ingat bahwa yang menjadi patokan bukanlah banyaknya harta. Yang menjadi patokan dan menjadi perhatian kita adalah berkahnya suatu harta. Betapa banyak orang yang hartanya sedikit, dia berusaha mencari dari harta yang halal, dia berusaha menelusuri cara-cara yang halal, namun dia mengumpulkan harta tidak banyak, tetapi Allah berkahi hartanya. Hartanya sedikit, namun ternyata dia bisa gunakan untuk ibadah, dia masih sempat berbakti kepada orang tua, dia masih menyambung silaturahmi.
Ada sebagian orang hartanya banyak, segala cara dia tempuh, cara-cara yang haram dia tempuh sehingga dia mengumpulkan harta yang banyak, namun tidak berkah. Dihabiskan untuk berfoya-foya, sering ditimpa dengan musibah, sering terjadi problematika rumah tangga dan yang lainnya, tidak berkah hartanya.
Maka seorang berusaha untuk mencari harta yang berkah. Yang lebih indah lagi tatkala orang diberikan harta yang banyak kemudian dia gunakan dan disalurkan di jalan-jalan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka semakin berkah hartanya dan semakin dia dinaungi oleh Allah pada hari kiamat kelak. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tentang padang mahsyar tatkala matahari turun dalam jarak 1 mil, kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ يَوْمَ القِيَامَةِ
“Sesungguhnya seseorang berada di bawah naungan sedekahnya pada hari kiamat.”
Maka semakin seorang banyak bersedekah, maka semakin besar naungannya pada hari kiamat kelak.
إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ، كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ، وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ، إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ
اللهم اغفر للمسلمين و المسلمات والمؤمنين والمؤمنات الاحياء منهم والاموات انك سميع قريب مجيب الدعوات ياقاضي الحاجات
اللهم، آت نفسي تقواها ، وزكها أنت خير من زكاها ، أنت وليها ومولاها
يا رزاق ارزقنا خير الرازقين
يا رزاق أرزقنا رزقا حسنا
وانت خير الرازقين، وانت خير الرازقين
اللهم ارحمنا برحمتك يا ارحم الراحمين
رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنفُسَنَا وَإِن لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُونَنَّ مِنَ الْخَاسِرِينَ
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا، وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا، وأصلح لنا آخرتنا التي فيها معادنا، واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير، واجعل الموت راحة لنا من كل شر.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
واقم الصلاه
Video Khutbah Jumat Singkat Tentang Amalan Pembuka Rezeki
Sumber Video: Firanda Andirja – Khutbah Jumat: Pintu-Pintu Rezeki [ID-EN Sub] – Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A.
Mari turut menyebarkan Khutbah Jumat Singkat Tentang Amalan Pembuka Rezeki di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Komentar