Materi 63 – Hamba Tawadhu’ akan Terkenal di Hari Kiamat dengan Memakai Baju Keimanan Terindah

Materi 63 – Hamba Tawadhu’ akan Terkenal di Hari Kiamat dengan Memakai Baju Keimanan Terindah

Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)
Materi 48 – Bertawakallah Kepada Allah, Jangan Bertawakal Kepada Materi
Hadits Tentang Amal: Jangan Berlebihan dan Jangan Meremehkan Amal

Tulisan tentang “Materi 63 – Hamba Tawadhu’ akan Terkenal di Hari Kiamat dengan Memakai Baju Keimanan Terindah” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafizhahullah.

Sebelumnya: Materi 62 – Di Antara Sifat Tawadhu’ : Tidak Berbuat Zalim dan Berbangga Diri

Materi 63 – Hamba Tawadhu’ akan Terkenal di Hari Kiamat dengan Memakai Baju Keimanan Terindah

Kita masih dalam hadits-hadits yang menyebutkan tentang tawadhu’, di antaranya hadits riwayat Tirmidzi dalam sunannya dari Sahl bin Mu’adz bin Anas Al-Juhani, dari ayahnya, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

مَنْ تَرَكَ اللِّبَاسَ تَوَاضُعًا لِلَّهِ وَهُوَ يَقْدِرُ عَلَيْهِ دَعَاهُ اللَّهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ مِنْ أَيِّ حُلَلِ الْإِيمَانِ شَاءَ يَلْبَسُهَا

“Barangsiapa yang meninggalkan pakaian yang mahal/mewah karena tawadhu’ kepada Allah padahal dia mampu untuk memakai/ membelinya, maka Allah akan panggil dia pada hari kiamat di hadapan orang banyak sampai Allah menyuruh dia memilih baju keimanan mana yang dia suka untuk dipakai.” (HR. Tirmidzi, dishahihkan oleh Al-Hakim dan disepakati Adz-Dzahabi dan dihasankan Syaikh Albani Rahimahullahu Ta’ala dalam Shahih Tirmidzi. Demikian juga dihasankan oleh para pentahqiq/peneliti musnan Al-Imam Ahmad)

Maksud dari hadits ini, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata: “Barangsiapa yang meninggalkan libas,” مَنْ di sini umum mencakup laki-laki maupun wanita. Karena yang berpotensi menggunakan baju mahal bukan cuma laki-laki, wanita pun demikian, senang memakai baju yang indah, apalagi perempuan suka memakai baju indah atau mahal. Yang bergaya bukan cuma perempuan, laki-laki pun juga demikian.

Pertama, “Dia meninggalkannya karena tawadhu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala,” karena bisa jadi dia tidak memakai baju yang mewah karena tidak mampu. Kalau tidak mampu mau diapain? Memang dia tidak mampu membeli baju yang mahal, uangnya tidak ada. Sehingga dia meninggalkan baju yang mahal tersebut.

Kedua, atau karena dia meninggalkan baju yang mahal karena bakhil/ pelit. Dia sebenarnya punya uang, tapi dia pelit. Mau beli baju mahal kayaknya buang-buang uang.

Ketiga, dia meninggalkan baju malah bisa jadi karena riya’, supaya dikatakan tawadhu’, supaya dikatakan orang ini sederhana, untuk dipuji.

Oleh karenanya Nabi mengingatkan bahwa dia meninggalkan baju mahal itu karena tawadhu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Padahal dia mampu untuk membeli baju tersebut. Maka Allah Subhanahu wa Ta’ala akan memanggil dia pada hari kiamat di hadapan khalayak manusia yang banyak, Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat terkenal dia terkenal. Dulu dia merendahkan dirinya Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, pada hari kiamat Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat dia terkenal, Allah Subhanahu wa Ta’ala mepopulerkan dia di hari yang sangat dahsyat, hari kiamat, di hadapan banyak orang. Sampai Allah Subhanahu wa Ta’ala menyuruh dia memilih gaun keimanan mana yang hendak dia pakai. Subhanallah..

الجزاء من جنس العمل

“Balasan sesuai dengan perbuatan.”

Karena dia meninggalkan sesuatu yang bisa mendatangkan kesombongan/ keangkuhan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka pada hari kiamat dia akan dibalas dengan menggunakan gaun keimanan terindah yang dia suka, dia tinggal pilih pada hari kiamat kelak.

Ikhwan dan akhwat yang dirahmati Allah Subhanahu wa Ta’ala, ini di antara hadits yang menjelaskan tentang tawadhu’. Dan ini menjelaskan segala hal yang kalau kita pakai/ gunakan bisa membuat kita sombong dan angkuh dan kita meninggalkannya karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka itu dianjurkan. Lalu kita akan mendapat pahala.

Pakaian misalnya, atau tas misalnya, atau sepatu misalnya, atau jam tangan yang bisa dibuat untuk gagah-gagahan, sombong-sombongan, keren-kerenan, mobil misalnya, banyak hal yang kalau kita meninggalkannya karena tawadhu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka kita akan mendapatkan ganjaran yang besar di sisi Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Namun perlu diingat bukan berarti tidak boleh memakai pakaian yang indah. Dalam hadits seseorang bertanya kepada Nabi:

إِنَّ الرَّجُلَ يُحِبُّ أَنْ يَكُونَ ثَوْبُهُ حَسَنًا وَنَعْلُهُ حَسَنَةً

“Seseorang suka bajunya bagus, kemudian sendalnya bagus, apakah itu sombong?”

Kata Nabi: “Tidak, bukan itu yang sombong..”

إِنَّ اللَّهَ جَمِيلٌ يُحِبُّ الْجَمَالَ

“Sesungguhnya Allah Maha Indah dan Allah suka dengan keindahan.”

الْكِبْرُ بَطَرُ الْحَقِّ وَغَمْطُ النَّاسِ

“Akan tetapi kesombongan adalah menolak keberanan dan merendahkan manusia.”

Tentunya ini dalil bahwasanya memakai baju indah tidak jadi masalah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga memakai baju yang indah untuk menyambut tamu-tamu, dalam rangka memuliakan tamu Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memakai pakaian yang indah. Demikian juga Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam kalau hari jum’at atau hari Ied, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam memakai pakaian yang indah. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga menegur seseorang yang memakai baju yang jelek, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan:

هَلْ لَكَ مِنْ مَالٍ

“Apakah kamu memiliki harta?”

Kata orang itu: “Iya.” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ingatkan: “Jika Allah memberikan harta kepada seseorang, maka Allah senang ada dampak dari pemberian Allah tersebut.”

[Tambahan penulis: sepertinya yang dimaksud Ustadz adalah hadits riwayat Abu Dawud فَإِذَا آتَاكَ اللَّهُ مَالًا فَلْيُرَ أَثَرُ نِعْمَةِ اللَّهِ عَلَيْكَ وَكَرَامَتِهِ (Jika Allah memberimu harta maka tampakkanlah wujud dari nikimat-Nya dan pemberian-Nya itu pada dirimu)]

Jadi, seseorang jangan bakhil, jangan pelit. Seseorang boleh pakai baju yang indah, tetapi sesekali dia tinggalkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala karena tawadhu’. Mungkin dia berada berada di lingkungan orang-orang yang susah/ miskin, maka dia tinggalkan. Atau dia khawatir kalau dia pakai baju yang indah terus lama-lama ada perubahan di hatinya ada keangkuhan.

Maka dia tinggalkan sesekali karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia menjaga hatinya, tawadhu’ karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka ini baik.

Maka di sini saya sampaikan, jika seseorang memiliki kelebihan harta, jangan selalu pakai pakaian yang indah. Sesekali pakai pakaian yang biasa. Jangan selalu juga naik business class, sesekali naik ekonomi. Seperti itu dalam rangka untuk tawahu’ kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka dia akan dapat ganjaran pada hari kiamat kelak.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menganugerahkan sikap tawadhu’ bagi kita semua.

▬▬•◇✿◇•▬▬

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Materi 63 – Hamba Tawadhu’ akan Terkenal di Hari Kiamat dengan Memakai Baju Keimanan Terindah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Baarakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: