Materi 8 – Faedah Ikhlas ke-5

Materi 8 – Faedah Ikhlas ke-5

Ceramah Singkat: Jangan Minder Jadi Orang Miskin
Khutbah Jumat: Perampok-Perampok Amal Kebaikan
Penyesalan Penghuni Kubur

Tulisan tentang “Materi 8 – Faedah Ikhlas ke-5” ini adalah catatan yang kami tulis dari Audio kajian khusus peserta WAG UFA OFFICIAL yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, M.A. Hafidzahullah.

Sebelumnya: Materi 7 – Faedah Ikhlas ke-4

Transkrip Materi 8 – Faedah Ikhlas ke-5

 بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله والصلاة والسلام على رسول الله

5. Sebab dikabulkannya doa

Di antara faedah keikhlasan yang ke-5, ikhlas merupakan sebab dikabulkannya doa dan dihilangkan kesulitan.

Dalam hadits  yang masyhur, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bercerita ada tiga orang berjalan di antara orang-orang shalih.

فَأَصَابَهُمُ الْمَطَرُ

“Kemudian mereka ditimpa dengan hujan.”

Karena hujan, maka mereka pun masuk dalam Gua di bawah sebuah gunung untuk menghindari hujan.

فَانْحَطَّتْ عَلَيْهِمْ صَخْرَةٌ‏

“Tiba-tiba ada batu besar jatuh lantas menutupi  pintu Gua tersebut.”

Mereka tidak keluar. Maka akhirnya sebagian mereka berkata kepada sebagian yang lain:

ادْعُوا اللَّهَ بِأَفْضَلِ عَمَلٍ عَمِلْتُمُوهُ‏

“Hendaknya kalian berdoa dengan berwasilah kepada amalan yang terbaik yang pernah kalian lakukan.”

Maka salah seorang dari mereka berkata:

اللَّهُمَّ، إِنِّي كَانَ لِي أَبَوَانِ شَيْخَانِ كَبِيرَانِ

“Ya Allah, dulu aku punya dua orang tua yang sudah tua, orang tuaku dua-duanya sudah jompo, sudah sangat tua.”

فَكُنْتُ أَخْرُجُ فَأَرْعَى، ثُمَّ أَجِيءُ فَأَحْلُبُ، فَأَجِيءُ بِالْحِلاَبِ فَآتِي بِهِ أَبَوَىَّ فَيَشْرَبَانِ، ثُمَّ أَسْقِي الصِّبْيَةَ وَأَهْلِي وَامْرَأَتِي

“Dan aku keluar menggembala, kemudian aku kembali, lalu aku memerah susu, lalu aku datangkan susu tersebut untuk aku berikan kepada kedua orang tuaku. Lalu keduanya minum, baru setelah itu aku berikan susu kepada anak-anakku dan istriku serta keluargaku.”

“Maka suatu hari, aku tertahan, aku tidak bisa pulang cepat. Sehingga akhirnya ketika aku pulang di malam hari, mereka sudah tidur.”

Biasanya waktu sore dikasih susu, ternyata dia terlambat datang karena ada sesuatu, sehingga ketika dia pulang ke rumah kedua orang tuanya sudah dalam kondisi tidur.

فَكَرِهْتُ أَنْ أُوقِظَهُمَا، وَالصِّبِيْةُ يَتَضَاغَوْنَ عِنْدَ رِجْلَىَّ

“Aku tidak suka atau tidak enak membangunkan mereka berdua sementara mereka berdua sudah tidur. Sementara anak-anakku, mereka menangis di kedua kakiku.”

فَلَمْ يَزَلْ ذَلِكَ دَأْبِي وَدَأْبَهُمَا، حَتَّى طَلَعَ الْفَجْرُ

“Begitulah kondisiku dengan kondisi mereka sampai terbit fajar.”

Jadi orang ini ingin membangunkan orang tuanya tapi dia tidak enak. Kalau dia bangunkan khawatir orang tuanya lagi tidur terganggu. Sehingga dia berdiri di situ terus menunggu orang tuanya kapan orang tuanya terjaga. Mungkin jam 1 malam, mungkin jam 2 malam, mungkin jam 3 malam, maka dia akan langsung berikan susu. Karena khawatir kedua orang tuanya kelaparan.

Ternyata kedua orang tuanya tidak bangun kecuali subuh. Bayangkan semalam suntuk dia tunggu di situ ternyata orang tuanya tidak bangun. Sementara anaknya menangis dia tidak peduli, yang penting kedua orang tuanya terlebih dahulu.

Kemudian dia berkata:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً نَرَى مِنْهَا السَّمَاءَ‏

“Ya Allah, jika memang aku mengerjakannya karena mengharap wajahmu (karena ikhlas), maka bukalah bagi kami pintu Gua sehingga kami bisa melihat langit.”

Tiba-tiba batu penutup yang menuntup Gua tersebut bergeser, mereka sudah bisa melihat langit tapi mereka belum bisa keluar.

Akhirnya yang kedua berdoa, dia berkata:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي كُنْتُ أُحِبُّ امْرَأَةً مِنْ بَنَاتِ عَمِّي

“Ya Allah, sungguh Engkau tahu, bahwasanya aku dulu pernah mencintai seorang wanita yang termasuk dari sepupuku (salah seorang dari putri-putri pamanku).”

كَأَشَدِّ مَا يُحِبُّ الرَّجُلُ النِّسَاءَ

“Yaitu cintaku sangat luar biasa,” yaitu sebesar-besarnya cinta seorang lelaki kepada wanita.

فَقَالَتْ لاَ تَنَالُ ذَلِكَ مِنْهَا حَتَّى تُعْطِيَهَا مِائَةَ دِينَارٍ

Dalam riwayat disebutkan bahwasanya wanita ini selalu menolak dan tidak memenuhi keinginan lelaki ini. Sampai suatu hari wanita ini mengalami kesulitan kemudian dia minta uang. Dia mengatakan: “Kalau kau memberikan aku uang, maka aku akan serahkan diriku kepadamu.”

Maka akhirnya:

فَسَعَيْتُ فِيهَا حَتَّى جَمَعْتُهَا

“Akupun berusaha dan aku mengumpulkan uang 100 dinar.”

1 dinar adalah 1/4 gram emas kalau dikonversi sekarang, berarti 425 gram emas, hampir 1/5 kg emas, jumlah yang banyak.

فَلَمَّا قَعَدْتُ بَيْنَ رِجْلَيْهَا

“Sebagaimana dia janjikan untuk menyerahkan dirinya kepadaku jika aku sudah mengumpulkan uang.”

Akhirnya benar dia menyerahkan dirinya kepadaku dan aku pun sudah duduk di antara dua kakinya untuk menzinahinya, tiba wanita itu berkata:

اتَّقِ اللَّهَ، وَلاَ تَفُضَّ الْخَاتَمَ إِلاَّ بِحَقِّهِ

“Wahai Fulan, bertakwalah kepada Allah dan jangan kau membuka cincin (jangan engkau menggauliku) kecuali dengan haknya (yaitu harus menikah dahulu).”

فَقُمْتُ وَتَرَكْتُهَا

“Aku pun berdiri lalu aku meninggalkan wanita ini,” padahal dia sangat mencintai wanita ini.

فَإِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ

“Ya Allah, kalau Kau tahu bahwasanya aku melakukan hal ini karena mengharap wajahMu.”

Yaitu kalau Kau tahu aku ikhlas ketika meninggalkan wanita itu padahal sudah di depan mata tinggal aku gauli, dia sudah menyerahkan dirinya, tapi aku tinggalkan dirinya karena Engkau Ya Allah.

فَافْرُجْ عَنَّا فُرْجَةً،

“Maka bukalah pintu Gua.”

Maka akhirnya pintu Gua terbuka, masih 2/3 dan mereka belum bisa keluar.

Lalu orang ketiga berdoa:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي اسْتَأْجَرْتُ أَجِيرًا بِفَرَقٍ مِنْ ذُرَةٍ فَأَعْطَيْتُهُ، وَأَبَى ذَاكَ أَنْ يَأْخُذَ، فَعَمَدْتُ إِلَى ذَلِكَ الْفَرَقِ، فَزَرَعْتُهُ حَتَّى اشْتَرَيْتُ مِنْهُ بَقَرًا وَرَاعِيَهَا، ثُمَّ جَاءَ

Ya Allah, dulu aku pernah memiliki pekerja dan aku menggajinya dengan sekitar 3 sha’ jagung (kira-kira 9 kg), lalu aku berikan gajinya kepada tapi dia enggan, dia tidak mau mengambil dulu gajinya. Maka dia pun pergi. Lalu aku pun menanami jagung yang merupakan gajinya tersebut. Aku tanam sehingga kemudian banyak hasilnya. Sampai aku bisa membeli sapi dan juga aku bisa membeli penggembala sapinya (mungkin budak dia beli).

Sampai akhirnya dia memiliki hasil yang banyak gara-gara upah yang diolah olehnya tersebut. Ada sapi yang banyak, ada unta yang banyak, ada kambing yang  banyak. Maka akhirnya setelah sekian tahun, akhirnya datang orang ini.

Kemudian dia berkata:

يَا عَبْدَ اللَّهِ أَعْطِنِي حَقِّي

“Wahai Abdullah, mana gajiku?”

فَقُلْتُ انْطَلِقْ إِلَى تِلْكَ الْبَقَرِ وَرَاعِيهَا، فَإِنَّهَا لَكَ

“Aku berkata: ‘Pergilah ke sapi tersebut dan penggembalanya -demikian juga dalam riwayat yang lain, lihat itu unta-unta, kemudian sapi-sapi, kambing-kambing- itu adalah milikmu semua.'”

Maka orang ini berkata:

أَتَسْتَهْزِئُ بِ

“Engkau mengejekku?”

Karena dia tahu gajinya cuma sekitar 9 kg jagung. Kenapa tiba-tiba berubah menjadi unta, kambing dan sapi yang banyak?

فَقُلْتُ مَا أَسْتَهْزِئُ بِكَ وَلَكِنَّهَا لَكَ

“Aku berkata: ‘Aku tidak mengejekmu, itu semua milikmu.'”

Maka kemudian orang ini berkata:

اللَّهُمَّ إِنْ كُنْتَ تَعْلَمُ أَنِّي فَعَلْتُ ذَلِكَ ابْتِغَاءَ وَجْهِكَ فَافْرُجْ عَنَّا‏.‏ فَكُشِفَ عَنْهُمْ

“Ya Allah, jika Kau tahu aku melakukannya karena mengharap wajahMu (karena ikhlas), maka bukalah pintu Gua,” maka akhirnya pintu Gua terbuka, akhirnya mereka berjalan bertiga keluar dari Gua tersebut.

Orang ketiga ini juga sangat menakjubkan. Bagaimana dia mengolah harta orang tersebut dan dia berniat mengolah harta orang tersebut yang cuma sedikit. Dan yang tahu niat dia hanya Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kemudian setelah bertahun-tahun, mungkin entah berapa tahun sampai kemudian berubah menjadi sapi, menjadi kambing, menjadi unta, ini butuh waktu yang lama.

Kemudian datang orang tersebut meminta gajinya. Kalau niatnya buruk, dia akan bilang: “Gajimu cuma segini, 9 kg jagung.” Tapi ternyata tidak, dia jujur, dia tulus karena dia niatkan mengolah harta ini untuk pekerjanya tersebut. Maka dia bilang: “Ambil seluruhnya.”

Orang ini pun mengambil semuanya tidak disisakan satu kambing pun, satu unta pun, satu sapi pun kepada dia sebagai tanda terima kasih, diambil seluruhnya. Ini berat.

Maka dia berkata: “Ya Allah, jika aku melakukan ini ikhlas karena Engaku Ya Allah, maka bukalah pintu Gua,” dan ternyata Allah buka. Ternyata mereka bertiga adalah orang-orang yang ikhlas, mereka bertawasul dengan amal shalih mereka yang ikhlas. Akhirnya doa mereka dikabulkan.

والله أعلمُ ﺑﺎ ﻟﺼﻮﺍﺏ

Perhatian Catatan Materi 8 – Faedah Ikhlas ke-5

⚠️ Note: Kalau team UFA merevisi audionya, insyaAllah catatan ini juga akan direvisi sesuai dengan audio yang baru.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: