Ceramah Singkat Tentang Sedekah Yang Paling Utama ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat guru kami, Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas (semoga Allah menjaga beliau).
Lihat juga: Ceramah Singkat Kedudukan Dan Manfaat Sedekah Dalam Islam
Materi Ceramah Singkat Tentang Sedekah Yang Paling Utama
1. Bersedekah pada saat kita sehat dan membutuhkan harta itu
Bersedekah pada saat kita sehat dan membutuhkan harta itu, pada saat itu kita banyak sedekah. Bukan tunggu sakit. Justru kita lagi sehat walafiat, banyakin sedekah. Sebab banyak orang yang sedekahnya ketika sakit. Sudah masuk rumah sakit baru mulai sedekah. Justru sekarang saat kita diberikan kesehatan oleh Allah, perbanyak sedekah. Allah berfirman dalam surah Al-Munafiqun ayat 10:
وَأَنفِقُوا مِن مَّا رَزَقْنَاكُم مِّن قَبْلِ أَن يَأْتِيَ أَحَدَكُمُ الْمَوْتُ فَيَقُولَ رَبِّ لَوْلَا أَخَّرْتَنِي إِلَىٰ أَجَلٍ قَرِيبٍ فَأَصَّدَّقَ وَأَكُن مِّنَ الصَّالِحِينَ ﴿١٠﴾
“Infakkanlah sebagian dari apa yang Kami berikan kepadamu sebelum kematian datang kepada salah seorang di antara kamu. Lalu ia berkata menyesali, ‘Wahai Rabbku, sekiranya Engkau berkenan menunda kematianku sedikit waktu lagi, maka aku akan dapat bersedekah dan aku akan termasuk orang-orang yang shalih.’” (QS. Al-Munafiqun[63]: 10)
Penyesalan tidak ada manfaatnya. Jadi sudah menjelang mati, baru dia mau sedekah. Seharusnya di saat dia sehat bersedekah, itu sedekah yang paling utama. Atau di saat jiwa ini berat untuk bersedekah, segera sedekah. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘Anhu ia berkata, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, ia berkata: “Wahai Rasulullah, sedekah yang bagaimana yang paling utama, yang paling besar pahalanya?” Maka Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
أَنْ تَصَدَّقَ وَأَنْتَ صَحِيحٌ شَحِيحٌ تَخْشَى الْفَقْرَ وَتَأْمُلُ الْبَقَاءَ وَلاَ تُمْهِلْ حَتَّى إِذَا بَلَغَتِ الْحُلْقُومَ قُلْتَ لِفُلاَنٍ كَذَا وَقَدْ كَانَ لِفُلاَنٍ
“Sebaik-baik sedekah (sedekah yang paling utama) yaitu engkau bersedekah dalam keadaan sehat, dalam keadaan jiwa kamu pelit, berat untuk bersedekah, engkau takut fakir dan engkau mencita-citakan kekayaan, yang pada saat itu engkau bersedekah, jangan engkau tunda hingga nanti apabila nyawa sudah sampai di kerongkongan baru engkau berkata, ‘Untuk si Fulan sekian, untuk si Fulan sekian.’ Ketahuilah, harta itu memang milik si Fulan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Kenapa (harta itu milik si fulan)? Karena dia meninggal, bukan milik dia lagi. Milik siapa? Milik ahli waris. Yang milik dia adalah sekarang ini ketika dia sehat. Banyakin sedekah. Kita kalau sedekah seperti di bayangkan oleh setan itu, takut kefakiran, takut miskin, saat itu kita sedekah. Perbanyak sedekah.
Jadi sedekah pada saat sehat dan saat kita membutuhkan itu lebih utama.
2. Sedekah kepada keluarga dan karib-kerabat
Sedekah yang paling utama yaitu sebaik-baik sedekah yang kita berikan orang yang menjadi tanggungan keluarga kita dan juga kepada karib kerabat. Artinya kita berikan nafkah. Kita punya harta, kita harus berikan kepada yang terdekat dengan kita; istri, anak, kemudian sanak-kerabat. Allah berfirman dalam surah Al-Baqarah ayat 177:
…وَآتَى الْمَالَ عَلَىٰ حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَىٰ وَالْيَتَامَىٰ وَالْمَسَاكِينَ…
“Dan mereka memberikan harta yang dicintainya kepada kerabat, anak yatim dan orang-orang miskin.” (QS. Al-Baqarah[2]: 177)
Orang mukmin yang benar itu yang pertama kali dia wajib memberikan nafkah untuk dirinya, istrinya, anaknya orang tua, itu wajib. Kemudian sekarang dia masih banyak kelebihannya, kelebihan harta yang dia miliki itu berikan kepada siapa yang dicintai, yaitu sanak kerabat, saudara dia, banyak saudara dia yang miskin, berikan. Kemudian keponakan yang miskin, sanak family, sepupu dia yang miskin, berikan. Anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Allah juga berfirman dalam surat Al-Isra’ di ayat 26:
وَآتِ ذَا الْقُرْبَىٰ حَقَّهُ وَالْمِسْكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَلَا تُبَذِّرْ تَبْذِيرًا ﴿٢٦﴾
“Dan berikanlah haknya kepada sanak kerabat yang dekat, orang-orang miskin dan orang yang dalam perjalanan. Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan harta secara boros.” (QS. Al-Isra[17]: 26)
Jadi ingat, sebaik-baik sedekah yang utama, kita berikan kepada sanak kerabat. Setelah kita berikan yang wajib kepada:
- istri kita,
- anak kita,
- orang tua,
- maka selebihnya itu kita utamakan sanak kerabat yang miskin dulu, bukan orang lain.
- Kemudian baru kita berikan kepada anak-anak yatim dan orang-orang miskin.
Fadhilah atau ganjarannya besar. Kalau kita berikan sedekah kepada orang miskin, 1 sedekah. Tapi kalau kepada sanak kerabat, kita dapat 2; sedekah dan menyambung tali silaturahim. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda, dari Salman bin Amir Radhiyallahu ‘Anhu dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
الصَّدَقَةُ عَلَى الْمِسْكِينِ صَدَقَةٌ ، وَعَلَى ذِي الْقَرَابَةِ اثْنَتَانِ; صَدَقَةٌ وَصِلَةٌ
“Sedekah kepada orang miskin adalah satu sedekah, dan sedekah kepada kerabat mendapat 2; sedekah dan menyambung kekerabatan.” (HR. Tirmidzi, An-Nasa’i, Ibnu Majah)
Apalagi kalau sanak family itu memusuhi kita. Jika ada sanak family yang kita dakwahkan lalu dia tidak senang. Kita ajak kepada kebaikan (kepada sunnah), tidak senang dia, musuh kepada kita. Jelas dia saudara kita dan dia miskin, maka kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
أَفْضَلُ الصَّدَقَةِ الصَّدَقَةُ عَلَى ذِي الرَّحِمِ الْكَاشِحِ
“Seutama-utama sedekah kepada sanak kerabat yang memusuhi kita.” (Hadits shahih riwayat Imam Ibnu Khuzaimah dan yang lainnya)
Meskipun dia memusuhi kita, tetap kita bersedekah kepada orang itu.
3. Sedekah kepada janda-janda miskin
Di antara sedekah yang paling utama yaitu kita berjalan untuk memehuni keperluannya janda-janda yang miskin dan orang-orang miskin. Ini paling utama. Dan juga kita menanggung anak yatim. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:
السَّاعِي عَلَى الأَرْمَلَةِ وَالْمِسْكِينِ كَالْمُجَاهِدِ فِي سَبِيلِ اللَّهِ، أَوِ الْقَائِمِ اللَّيْلَ الصَّائِمِ النَّهَارَ
“Orang yang membantu kehidupan para janda dan orang-orang miskin bagaikan orang-orang yang berjihad di jalan Allah, atau seperti orang yang selalu shalat malam yang puasa di siang hari.” (Hadits ini disepakati Bukhari dan Muslim)
4. Sedekah di bulan Ramadhan
Sedekah yang paling utama adalah sedekah di bulan Ramadhan, ini utama. Sebab Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersedekah dan paling dermawan Nabi di bulan Ramadhan. Abdullah bin ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدَ النَّاسِ ، وَأَجْوَدُ مَا يَـكُوْنُ فِـيْ رَمَضَانَ حِيْنَ يَلْقَاهُ جِبْرِيْلُ ، وَكَانَ جِبْرِيْلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ يَلْقَاهُ فِـيْ كُـّلِ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَـيُـدَارِسُهُ الْـقُـرْآنَ ، فَلَرَسُوْلُ اللّٰـهِ صَلَّى اللّٰـهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَجْوَدُ بِالْـخَيْـرِ مِنَ الِرّيْحِ الْـمُرْسَلَةِ
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan lebih dermawan lagi pada bulan Ramadhan ketika Jibril ‘Alaihis Sallam bertemu dengannya. Jibril menemuinya setiap malam bulan Ramadhan untuk menyimak bacaan al-Qur’annya. Sungguh, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (Muttafaqun ‘alaih)
Antum perhatikan di sini bahwa Nabi adalah orang yang paling dermawan dari semua manusia, paling dermawan. Yang lebih dermawan lagi di bulan Ramadhan ketika bertemu dengan Jibril untuk mendengarkan bacaan Al-Qur’an Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dan Nabi lebih lembut dari angin yang berhembus, kebaikan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam luar biasa.
Jadi, Ikhwani fiddin a’azzakumullah.. Ini kesempatan kita untuk berlomba-lomba di bulan Ramadhan, perbanyak sedekah. Jangan tunggu nanti. Banyak sedekah itu tidak membuat kita miskin, banyak sedekah tidak membuat kita fakir. Setiap kita sedekah ikhlas karena Allah, Allah pasti akan ganti yang lebih. Perbanyak sedekah.
Sekarang banyak orang-orang yang butuh, banyak orang-orang fakir, banyak orang-orang susah, banyak orang yang tidak kerja, banyak pengangguran, banyak orang-orang yang kelaparan, sekarang kesempatannya untuk membantu mereka. Sedekahkan! Ini untuk semua, untuk seluruh kaum mukminin, untuk orang-orang kaya, untuk para pejabat dan pemerintah, perhatikan, sekarang ini kesempatannya. Kesempatan untuk berlomba-lomba memberikan sedekah. Dimana ada orang-orang yang miskin, kita bantu.
Tapi semuanya karena Allah. Dan kita jangan sibuk dengan mencari sedekah kepada orang-orang kaya. Biar orang kaya itu sendiri yang jalan. Orang kaya itu sendiri yang berusaha bagaimana untuk bersedekah. Jangan kita sibuk dengan minta-minta kepada orang kaya, tidak bagus. Kita sibukkan dengan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, biar orang kaya yang kalau dia butuh kepada orang, biar dia panggil orang itu, diberikan hartanya untuk membantu fakir miskin. Tapi jangan kita sibuk untuk mencari dana, mencari sumbangan, jangan, itu tidak bagus. Biar orang-orang kaya yang turun. Ini himbauan untuk seluruh kaum muslimin.
Yang terbaik kalau memang kita ada, kita sendiri yang keluarkan dari sedekah itu. Tidak perlu tunggu orang kaya, tidak perlu tunggu orang lain. Yang ada pada kita, kita sedekahkan. Itu yang terbaik untuk kita. Ini di bulan Ramadhan, ganjarannya besar.
Kemudian kita tidak boleh meremehkan sedekah, meskipun kecil. Termasuk umpamanya kurma. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:
اتَّقُوا النَّارَ وَلَوْ بِشِقِّ تَمْرَةٍ ، فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا ، فَبِكَلِمَةٍ طَيِّبَةٍ
“Lindungilah diri kalian dari api neraka meskipun dengan menyedekahkan sebutir kurma, kalau tidak ada, dengan kata-kata yang baik.” (HR. Bukhari Muslim dari sahabat ‘Adi bin Hatim Radhiyallahu ‘Anhu)
Kata Imam An-Nawawi: Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersedekah. Dan hendaklah sedikitnya sedekah hendaknya tidak mencegah seseorang untuk mengeluarkannya. Dan sedekah yang sedikit menyebabkan keselamatan seorang dari api neraka. Dan kalimat yang baik sebagai sebab selamat dari api neraka. Yaitu kalimat yang menyejukkan hati.” (Syarah Shahih Muslim)
Kalimat Thayyib artinya kalimat-kalimat yang orang itu senang, berikan kabar gembira kepada orang, atau menyuruh yang ma’ruf dan mencegah yang munkar, atau berdzikir. Itulah kalimat yang thayyib.
Al-Hafidz Ibnu Hajar mengatakan: “Di dalam hadits ini terdapat anjuran untuk bersedekah dan diterimanya sedekah meskipun sedikit, dan dalam (sebagian) hadits ini dibatasi dengan hasil usaha yang baik. Dan kita tidak boleh menganggap remeh sedekah meskipun hanya sedikit.” (Dalam Fat-hul Baari)
Inilah sedekah yang paling utama, kita jangan menganggap remeh sedekah, dan kita usahakan untuk banyak bersedekah. Dan orang yang memberikan makan kepada orang yang berbuka puasa, dia mendapatkan ganjaran seperti ganjaran orang yang berpuasa.
مَنْ فَطَّرَ صَائماً، كانَ لَهُ مِثْلُ أَجْرِهِ
“Barangsiapa yang memberikan makan untuk orang berbuka puasa, dia mendapatkan ganjaran seperti orang yang puasa tanpa mengurangi sedikitpun ganjaran mereka.”
Ini kesempatan kita untuk berlomba-lomba bersedekah dan semua dilakukan dengan ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mudah-mudahan bermanfaat untuk saya dan untuk antum sekalian.
وَصَلَّى اللهُ وَسَلَّمَ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ
Video Materi Ceramah Singkat Tentang Sedekah Yang Paling Utama
Sumber Video: MIAH Bogor – 21. Sedekah Yang Paling Utama :: Ustadz Yazid bin Abdul Qadir Jawas
Komentar