Tulisan tentang “Penjelasan Hadits Innamal A’malu Binniyat” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. ‘Abdur Razzaq bin ‘Abdil Muhsin Al-Badr Hafizhahumullahu Ta’ala.
Pendahuluan
Menit ke-7:14 Kita ketahui bersama bahwasanya hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah penuh dengan berkah. Pondasi daripada kebaikan dan keberkahan serta kebahagiaan di dunia ini maupun di akhirat adalah dengan berpegang teguh kepada hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jika seorang hamba semakin berpegang teguh dengan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, maka dia akan semakin mendapatkan berkah dan kebahagiaan baik di dunia maupun di akhirat.
Pada kajian rutin kita ini, InsyaAllah beliau tidak akan menyebutkan kecuali hadits-hadits yang shahih dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Hadits-hadits yang akan beliau jelaskan pada kajian rutin ini yaitu hadits-hadits penting yang berkaitan dengan kehidupan kita sehari-hari. Oleh karena itu beliau mengajak para pendengar Radio Rodja sekalian di manapun Anda berada untuk terus menyimak kajian beliau dan agar kita bisa merasakan nikmatnya mendengarkan hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.
Menit ke-9:25 Saya nasihatkan kepada para pendengar sekalian yang dimuliakan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mengamalkan hadits-hadits yang akan beliau sampaikan nanti. Setiap pertemuan insyaAllah kita akan menyampaikan satu hadits dari hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karena itu Syaikh berharap para pendengar sekalian untuk berusaha memahami kandungan hadits tersebut. Kemudian berusaha untuk memahami faedah-faedah dari hadits tersebut kemudian berusaha dengan sungguh-sungguh kita mengamalkan hadits tersebut.
Setelah itu juga berusaha untuk menyebarkan hadits ini kemana saja, baik ke teman-teman ataupun para tetangga. Sehingga kita menjadi sebab dalam penyebaran dakwah terhadap hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Jadi, sejak sekarang kita niatkan untuk berusaha memahami hadits ini dengan baik, untuk mengamalkannya dan untuk mendakwahkannya.
Menit ke-11:23 Adapun hadits yang akan dijelaskan oleh beliau pada pertemuan kita kali ini yaitu hadits yang masyhur, hadits dari Umar bin Khattab Radhiyallahu Ta’ala ‘Anhu yang dikenal dengan hadits niat. Di mana Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah berkata:
إِنَّمَا الأَعْمَالُ بِالنِّيَّاتِ، وَإِنَّمَا لِكُلِّ امْرِئٍ مَا نَوَى، فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ إِلَِى اللهِ وَرَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ إِلَى اللهِ وَرَسُوْلِهِ، وَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُنْيَا يُصِيْبُهَا، أَوْ امْرَأَةٍ يَنْكِحُهَا، فَهِجْرَتُهُ إِلَى مَا هَاجَرَ إِلَيْهِ
“Sesungguhnya amal itu tergantung dari niatnya, dan bagi setiap orang itu apa yang dia niatkan. Barang siapa yang hijrah (dari kota Mekah menuju kota Madinah) karena Allah dan karena Rasul-Nya, maka hijrahnya itu karena Allah dan Rasul-Nya (hijrah syar’i). Adapun barang siapa yang berhijrah karena perkara dunia atau karena ingin menikahi seorang wanita, maka balasannya tergantung apa yang dia niatkan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Syaikh ingin menjelaskan kenapa beliau memulai pengajian kita ini dengan menyebutkan hadits yang ma’ruf ini, yaitu hadits tentang niat.
Sebab memulai pengajian dengan hadits niat
Menit ke-13:58 Mungkin saja ada sebagian pendengar yang bertanya-tanya, mengapa Syaikh memulai pengajian kita dengan menjelaskan hadits tentang niat ini. Beliau menjelaskan bahwasanya di sana ada tiga sebab yang membuat beliau mendahulukan hadits ini dan tidak menyebutkan hadits-hadits yang lain, tapi beliau memulai dengan hadits niat.
1. Niat pondasi segala amal
Niat sebagaimana yang hadits ini tunjukkan merupakan asas/ pondasi dari segala amal. Maka amal apapun yang tidak dibangun di atas niat yang benar, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima amal tersebut.
Hadits niat ini dibutuhkan oleh setiap muslim pada setiap saat dan setiap amalan. Kita mau beramal apa saja membutuhkan niat ini. Kita ingin shalat, ingin haji, ingin berbakti kepada orang tua (birrul walidain), untuk berdakwah, ingin amalan apa saja kita harus mengamalkan hadits ini. Karena niat merupakan pondasi dan dasar dari segala amalan.
Oleh karena itu Imam Syafi’i menyampaikan sebuah kalimat yang sangat agung. Beliau mengatakan bahwasanya:
يدخل هذا الحديث في سبعين بابا من أبواب الفقه
“Hadits niat ini masuk dalam 70 bab yang berkaitan dengan bab-bab fiqih.”
Jadi bab fiqih apa saja yang kita buka, maka kita harus butuh dengan hadits ini. Kita ingin shalat, maka kita harus mengamalkan hadits ini. Harus ingat bahwasanya amalan-amalan itu tergantung dari niat. Kalau kita shalat namun niat kita tidak benar, tidak ikhlas karena Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka shalat kita tidak akan diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Kalau kita ingin haji, demikian juga kita harus hadirkan hadits ini. Ingat bahwasanya amalan itu tergantung daripada niat. Kalau seandainya kita berhaji ternyata tidak dengan niat yang ikhlas, maka Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan menerima haji kita.
Oleh karena itu dalam setiap cabang ilmu, dalam setiap cabang fiqih, kita butuh kepada hadits Innamal A’malu Binniyat.
2. Para ulama mendahulukan hadits ini
Menit ke-20:02 Banyak dari para ulama yang mereka mendahulukan penyebutan hadits ini dalam buku-buku mereka. Contohnya, Al-Imam Al-Bukhari membuka kitab shahihnya dengan hadits Innamal A’malu Binniyat. Demikian juga Abdul Ghani Al-Maqdisi yang memiliki kitab yang sangat terkenal dengan judul Umdatul Ahkam, kitab tentang kumpulan hadits-hadits hukum, beliau mendahului kitabnya dengan hadits Innamal A’malu Binniyat.
Demikian juga Al-Imam An-Nawawi yang juga membuka kitab-kitabnya dengan hadits Innamal A’malu Binniyat, di antaranya dalam kitabnya Al-Arbain Nawawiyah, demikian juga dalam kitab Riyadhush Shalihin, yang kita tahu bahwa kitab Riyadhush Shalihin ini sangat tersebar di kalangan kaum muslimin dan hampir setiap rumah ada buku Riyadush Shalihin. Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menuliskan kepada Imam Nawawi diterimanya buku ini. Hampir di setiap tempat ada kitab Riyadhush Shalihin. Kemudian beliau juga punya kitab yang ketiga, yaitu Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab, beliau juga membuka kitab ini dengan hadits Innamal A’malu Binniyat.
Demikian juga Al-Imam Al-Baghawi dalam kitabnya Mashabih al-Sunnah (مصابيح السنة), Imam As-Suyuti dalam kitabnya Al Jami’us Shaghir (الجامع الصغير). Semuanya mereka membuka kitab-kitab mereka ini dengan hadits Innamal A’malu Binniyat.
Mereka mendahulukan hadits Innamal A’malu Binniyat ini tentunya ada maksud dan tujuan. Yaitu untuk mengingatkan bahwasanya kita harus senantiasa menghadirkan niat dalam setiap amalan. Amalan apa saja yang ingin kita lakukan harus kita menghadirkan niat, agar Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amalan kita. Apakah kita sebagai penulis buku, kita harus menghadirkan niat. Bahkan sebagai orang yang mendengarkan ceramah, para pendengar yang sekarang sedang mendengarkan kajian dari Syaikh Abdurrazzaq, harus juga menghadirkan niat. Bahwasanya kita mendengarkan radio ini karena Allah Subhanahu wa Ta’ala.
3. Hadits yang sangat agung
Menit ke-23:44 Hadits ini adalah hadits yang sangat agung. Dan para ulama telah sepakat akan keagungan hadits ini. Di mana hadits-hadits yang lain berputar di sekitar hadits ini.
Oleh karena itu Al-Imam An-Nawawi dalam kitabnya Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab (المجموع شرح المهذب) telah menyebutkan bahwasanya hadits ini telah disepakati akan keshahihannya dan keagungannya, dan dia merupakan salah satu dari pondasi-pondasi daripada keimanan. Oleh karena itu hadits ini disepakati oleh para ulama akan keagungan dan kemuliaan hadits ini.
Al Imam An Nawawi juga menukil dalam kitabnya tadi Al-Majmu’ Syarh Al-Muhadzdzab (المجموع شرح المهذب) perkataan para ulama yang menunjukkan akan keutamaan atau keagungan hadits ini. Di antaranya beliau menukil perkataan Imam Syafi’i. Di mana Imam Syafi’i pernah mengatakan bahwa hadits ini merupakan ثلث الإيمان (sepertiga dari iman). Demikian juga beliau menukil dari sebagian ulama bahwasanya hadits ini merupakan salah satu dari empat hadits yang merupakan pondasi dari agama ini. Artinya, seluruh hadits-hadits berputar di atas empat hadits. Di antara empat hadits tersebut adalah hadits Innamal a’malu binniat.
Di antaranya beliau menukil dari Abu Sa’id ‘Abdurrahman bin Mahdi, beliau mengatakan “Jika saya menulis sebuah kitab, maka saya akan mendahulukan hadits ini di setiap kitab.” Yaitu hadits Innamal a’malu binniat ini.
Kemudian beliau juga mengatakan “Barang siapa yang ingin menulis sebuah kitab, maka hendaknya dia memulai dengan hadits innamal a’malu binniat.”
Beliau juga menukil dari Al Imam Al Khaththabi, salah seorang ulama Syafi’iyyah. Beliau mengatakan bahwasanya “Para guru kami terdahulu mereka senang untuk mendahulukan hadits innamal a’malu binniat sebelum segala sesuatu.”
Ini menunjukkan bahwasanya setiap perkara-perkara dalam agama, setiap masalah butuh kepada hadits innamal a’malu binniat. Dalam setiap bab dari perkara-perkara kita sangat butuh dengan hadits innamal a’malu binniat.
Mp3 Kajian Penjelasan Hadits Innamal A’malu Binniyat
Podcast: Download ()
Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Penjelasan Hadits Innamal A’malu Binniyat” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..
Selanjutnya: Faedah Hadits Niat
Komentar