Ceramah Singkat Tentang Keistimewaan Orang yang Berqurban

Ceramah Singkat Tentang Keistimewaan Orang yang Berqurban

Tulisan tentang “Keistimewaan Orang yang Berqurban” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ammi Baits Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Ceramah Singkat Tentang Keistimewaan Orang yang Berqurban

Ada pemahaman yang perlu kita luruskan terkait masalah berqurban. Jadi ibadah itu diletakkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sesuai porsinya. Sebagaimana tadi kita bahas ada ibadah yang punya waktu yang berbeda-beda. Ada ibadah tahunan seperti haji, ada ibadah seumur hidup sekali aqiqah, khitan.

Ada ibadah tahunan seperti shalat Ied, puasa Ramadhan, zakat, juga di antaranya adalah qurban. Ada ibadah bulanan, ada ibadah pekanan dan begitu seterusnya.

Demikian pula ada ibadah yang dia sifatnya mewakili jamaah, yang disebut dengan fardhu kifayah, contohnya adzan. Untuk adzan kita tidak perlu adzan bersama, cukup satu saja tapi menggugurkan yang lain.

Ada juga yang harus dilaksanakan per person tertentu, tidak boleh diwakilkan, contohnya shalat.

Ada juga ibadah yang sifatnya mewakili keluarga, contohnya qurban. Maka di sini saya nyatakan qurban itu ibadah sekeluarga. Ini berdasarkan kesimpulan yang pernah disampaikan oleh Abu Ayyub Al-Anshari Radhiyallahu ‘Anhu, ketika beliau ditanya Atha’ bin Yasar (seorang ulama Tabi’in):

كيف كانَت الضَّحايا على عهدِ رسولِ اللهِ صلَّى اللهُ علَيه وسلَّم؟

“Seperti apakah qurban di zaman Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam?”

Jawab Abu Ayub:

كانَ الرَّجلُ يُضحِّي بالشَّاةِ عنهُ وعن أهلِ بيتِه فيأكلونَ ويَطعمونَ

“Dulu di zaman Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam seorang kepala keluarga (ayah) berqurban dengan seekor kambing atas nama dirinya dan seluruh anggota keluarganya, mereka makan sebagian dan mereka berikan sebagian kepada orang lain.”

Sehingga qurban itu bukan ibadah perorangan, tapi ibadah kelompok satu keluarga. Maka tidak ada istilah tahun ini qurban atas nama bapak, tahun besok qurban atas nama ibu, besok lagi atas nama anak pertama, masing-masing satu anak berqurban satu ekor dan tidak dilibatkan yang lain. Ini sangat disayangkan karena berarti dia telah membatasi pahala. Padahal Anda bisa melakukan kegiatan qurban yang pahalanya lebih luas dan menyeluruh untuk seluruh anggota keluarga. Dengan cara qurban itu melibatkan mereka dalam penyebutan pada saat menyembelih.

Makanya Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ketika qurban, beliau membaca:

بِسْمِ اللَّهِ وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اَللَّهُمَّ هَذَا مِنْكَ وَلَكَ، اللَّهُمَّ هَذِهِ عَنِّي وَعَنْ أَهْلِ بَيْتِي

“Bismilahi, Allahuakbar, Ya Allah ini dariMu dan untukMu, Ya Allah ini adalah qurban atas nama diriku dan seluruh anggota keluargaku.”

Kalau sudah menyebut seperti itu, maka seluruh istrinya mendapat pahala, seluruh anaknya dapat pahala, baik yang masih hidup maupun yang sudah meninggal. Karena Ketika berqurban beliau libatkan pada waktu penyembelihan atas nama diri beliau dan seluruh anggota keluarganya.

Ini salah satu di antara keistimewaan ketika orang berqurban.

Video Ceramah Singkat

Sumber video: Yufid TV

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Keistimewaan Orang yang Berqurban” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: