Ceramah Singkat Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Ceramah Singkat Tentang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

Berikut ini adalah ceramah singkat dengan tema Pendidikan Anak Usia Dini yang disampaikan oleh Syaikh Muhammad al-Nuunan Hafidzahullahu Ta’ala.

Ceramah Singkat Tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Dengan menyebut nama Allah, segala puji hanya bagi Allah, shalawat, salam, dan berkah Allah semoga senantiasa terlimpah untuk Rasul-Nya dan manusia pilihan-Nya.

Wahai para ayah dan ibu, sesungguhnya keshalihan anak keturunan adalah harapan semua orang tua. Wahai para ayah dan ibu, maka memohonlah kepada Allah agar dikaruniai kesungguhan dalam mendidik putra putri Anda, dan memberi perhatian di masa kecil dan masa dewasa mereka, dan memperhatikan hubungan dengan mereka dan memperhatikan apa yang mereka dengar, baca, dan ikuti. Terlebih lagi di akhir zaman dengan banyaknya media sosial yang membawa serta kerusakan dan penyimpangan, La hawla wala quwwata illa billah.

Wahai ayah yang diberkahi, Anda harus senantiasa mengikuti anak Anda, dalam perkara mereka yang kecil sampai yang besar, ketika mereka diam ataupun ketika beraktifitas.

Wahai ibu yang diberkahi, wahai ibu yang mulia, hendaknya mata Anda senantiasa terjaga memperhatikan anak-anak perempuan Anda. Wahai ayah dan ibu, Anda harus menjadi sosok teladan bagi anak-anak Anda. Barangsiapa ingin memperbaiki putra dan putri mereka, maka wajib untuk mengawali dengan memperbaiki diri mereka sendiri. Karena perilaku mereka akan mengikuti Anda. Apa yang Anda lakukan, mereka akan melakukannya juga, dan apa yang tidak Anda lakukan, merekapun tidak akan melakukannya.

Maka memohonlah kepada Allah! Barangsiapa yang ingin memperbaiki anak-anaknya hendaknya dia memulai dari dirinya sendiri terlebih dahulu, kemudian merekapun akan baik dengan izin dari Allah.

…وَكَانَ أَبُوهُمَا صَالِحًا…

“… dan ayah mereka dahulu adalah orang yang shalih. … ” (QS. Al Kahfi[18]: 82)

Ayat ini terdapat di bagian tengah surat Al Kahfi yang kita baca setiap hari Jum’at. Ahli tafsir berkata, “(ayah yang shalih yang dimaksud) adalah kakek mereka yang ke tujuh.” Oleh sebab itu Allah ‘Azza wa Jalla berfirman dalam sebuah atsar,

إني إذا أُطعت رَضيت, وإذا رَضيت باركت, وليس لبركتي نهاية, وإني إذا عُصيت غضبت, وإذا غَضبت لعنت, ولعنتي تبلغ السابع من الولد

“Sesungguhnya apabila Aku ditaati, maka Aku akan ridha.. dan apabila Aku sudah ridha, maka Aku akan memberi berkah. Dan keberkahan dari-Ku tidak akan terputus.. dan apabila Aku didurhakai, maka Aku akan murka, dan apabila Aku sudah murka, Aku akan menimpakan laknat.. dan laknat dari-Ku berlanjut sampai tujuh turunan.” (HR Ahmad)

Maka berhati-hatilah wahai ibu yang diberkahi, berhati-hatilah wahai ayah yang mulia, jangan sampai Anda berbuat maksiat kepada Allah, dan dampaknya berlanjut kepada anak-anak Anda. Begitu juga sebaliknya, apabila Anda termasuk orang yang shalih dan bertakwa, dan Anda mendoakan keshalihan untuk anak-anak Anda,

رَبِّ اجْعَلْنِي مُقِيمَ الصَّلَاةِ وَمِن ذُرِّيَّتِي…

” … Ya Tuhanku, jadikan aku dan keturunanku orang yang senantiasa mendirikan shalat. …” (QS Ibrahim: 40)

Dan apabila Anda beriman dan beramal shalih, bergembiralah karena mereka akan mengikuti Anda.

وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاتَّبَعَتْهُمْ ذُرِّيَّتُهُم بِإِيمَانٍ أَلْحَقْنَا بِهِمْ ذُرِّيَّتَهُمْ وَمَا أَلَتْنَاهُم مِّنْ عَمَلِهِم مِّن شَيْءٍ…

“Dan orang-orang yang beriman, dan kemudian anak keturunan mereka mengikuti mereka dalam keimanan, maka akan Kami pertemukan kembali mereka dengan anak keturunan mereka, dan Kami tiada mengurangi sedikitpun dari pahala amal mereka….” (QS At Tur: 21)

Siapakah yang mampu menjadi ayah yang mau duduk bersama anak-anaknya di rumah dan mengingatkan mereka tentang Allah ‘Azza wa Jalla memberi mereka nasihat, dan mendekatkan mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla, duduk bersama mereka dengan penuh keimanan, bersama-sama membaca Kitab Allah ‘Azza wa Jalla dan membaca beberapa hadist Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mendidik mereka untuk senantiasa taat kepada Allah. Karena suatu saat nanti, Anda wahai ayah dan ibu, Anda akan meninggalkan dunia ini dan meninggalkan anak keturunan Anda, dan di atas asas apa Anda mendidik mereka? Apa yang Anda berikan kepada mereka?

Kewajiban kita bukan sekedar bekerja mencari nafkah, makan, minum, tidur, kendaraan, dan pakaian. Namun, apakah Anda memberi asupan untuk iman mereka? Apakah Anda ingatkan mereka kepada Allah ‘Azza wa Jalla? Apakah Anda memerintahkan mereka untuk mendirikan shalat? Apakah Anda mengajak mereka ke masjid? Apakah ketika Anda keluar untuk shalat Subuh, Anda mengajak serta mereka?

Banyak sekali para ayah yang sangat memperhatikan anak-anak mereka agar melaksanakan pekerjaan mereka, mengerjakan tugas sekolah mereka, dan kegiatan-kegiatan mereka yang lain. Ya, itu hal yang bagus. Tapi, apakah Anda memerintahkan mereka untuk mendirikan shalat?

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ وَاصْطَبِرْ عَلَيْهَا…

Dan perintahkanlah keluargamu untuk mendirikan shalat dan bersabarlah dalam melakukan hal tersebut. …” (QS Thaha: 132)

وَكَانَ يَأْمُرُ أَهْلَهُ بِالصَّلَاةِ وَالزَّكَاةِ وَكَانَ عِندَ رَبِّهِ مَرْضِيًّا ﴿٥٥﴾

Dan dia (Nabi Ismail) menyuruh keluarganya untuk shalat (dan menunaikan zakat), dan dia adalah seorang yang diridhai di sisi Tuhannya.” (QS Maryam: 32)

Oleh sebab itu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga bersabda,

مُرُوا أَوْلادكُمْ بِالصَّلاةِ وهُمْ أَبْنَاءُ سَبْعِ سِنِينَ، واضْرِبُوهمْ علَيْهَا وَهُمْ أَبْنَاءُ عَشْرِ

“Perintahkanlah anak-anak kalian untuk shalat ketika berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka ketika berusia sepuluh tahun (apabila enggan). (HR Ahmad)

Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam adalah teladan dalam perkara ini. Perhatikan bagaimana ketika beliau mendidik anak kecil, ketika Amru bin Abi Salamah ketika sedang makan dan tangannya kesana kemari mengambil makanan di atas nampan, Dia sendiri yang menceritakannya, “Waktu itu aku masih anak-anak dan tanganku kesana kemari mengambil makanan di nampan,”

Maka Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dengan tiga kalimat ringkas,

يَا غُلامُ

“Wahai anak kecil,”

dan juga merupakan pelajaran dan arahan yang ringkas dalam pendidikan,

يَا غُلَامُ ، سَمِّ اللَّهَ ، وَكُلْ بِيَمِينِكَ ، وَكُلْ مِمَّا يَلِيكَ

“Wahai anak kecil, ucapkan bismillah, dan makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah apa yang dekat darimu.” (HR Bukhari dan Muslim)

Allahuakbar! Sekarang anak makan dan minum dengan tangan kiri, tetapi ayahnya tidak melarangnya dan tidak mendidiknya. Bahkan saya pernah melihat dengan mata kepala saya sendiri, orang yang membiasakan diri merokok dengan tangan kanan, dengan tangan kanan, dan makan dan minum dengan tangan kiri. Subhanallah!

Anda melakukan perbuatan haram dengan tangan kanan dan kemudian Anda memakan sesuatu yang baik dengan tangan kiri? Anda minum dengan tangan kiri? Maka kita harus mendidik anak-anak kita dalam perkara ini.

Didiklah putra-putri Anda untuk bisa menutup aurat. Didiklah mereka, wahai ibu yang diberkahi, wahai ibu yang mulia, Ibu itu adalah sekolah, Anda harus mendidik anak-anak Anda untuk berjilbab secara sempurna, menutup aurat, dan berpakaian dengan pakaian seorang perempuan muslimah.

Perhatikan dahulu bagaimana para shahabiyah apabila mereka keluar rumah, seperti terdapat burung gagak diatas mereka karena mengenakan jilbab secara sempurna yang berwarna hitam. Dan kita lihat bagaimana pakaian anak-anak sekarang di zaman sekarang ini, dengan banyaknya channel yang ada, semuanya jauh dari kriteria pakaian yang sesuai syariat yaitu longgar dan menutup dengan sempurna, sehingga menjadi pakaian yang membuat orang terheran memandangnya.. La hawla wala quwwata illa billah.

Maka kita harus sungguh-sungguh memperhatikan keshalihan putra putri kita. Dan memulainya dengan memperbaiki diri Anda sendiri, dengan cara memperbaiki hubungan Anda dengan Allah ‘Azza wa Jalla.

Seorang salaf pernah berkata kepada anaknya, “Demi Allah, sesungguhnya aku memperbanyak shalatku dengan harapan agar kalian jadi anak-anak yang shalih.”

Bagaimana kita ingin memperbaiki putra putri kita namun kita justru memberikan mereka banyak perkara yang rusak dan merusak. Kita tidak mengikuti mereka, tidak mendekati mereka, tidak mengarahkan mereka, dan tidak memperhatikan mereka. Kita harus tahu bersama siapa putra putri kita pergi, bersama siapa mereka berkumpul, dan bersama siapa mereka pulang. Ketika mereka hendak pergi, ketika keluar rumah, hendaknya kita mengetahui untuk acara apa mereka datang dan pergi.

Demikianlah, hendaknya kita bertakwa kepada Allah dalam urusan putra dan putri kita, kita berupaya sekuat tenaga untuk menjadi ‘batu bata penguat’ di dalam masyarakat kita. Dan ketika kewajiban ini terlaksana, saat ini Anda mendidik putra putri Anda, wahai saudara dan saudariku muslimah, kemudian Anda didik mereka di atas kebaikan, ketakwaan, dan hidayah, maka mereka akan terus tumbuh dan berkembang menjadi generasi muda yang mengikuti apa yang telah diajarkan oleh orang tua mereka. Ketika mereka terdidik di atas kebaikan, maka mereka juga akan mendidik anak-anak mereka, dan begitu seterusnya.

Silsilah turun temurun yang penuh berkah yang akan mengembalikan umat ini kepada kejayaan dan kemuliaan. Kembali kepada kedudukan tinggi yang berlandaskan keshalihan, ketakwaan, dan kebaikan yang lain. Maka memohonlah kepada Allah! Inilah pembicaraan tentang pentingnya memperbaiki keshalihan putra dan putri kita.

Dengan wasilah doa dan wasilah lain yang bisa membawa kebaikan, dengan membuat kegiatan di rumah, di tempat tinggal, dan lain sebagainya. Dan pembahasan tentang kehidupan itu sangatlah panjang, namun inilah wasiat yang saya peruntukkan untuk diri saya sendiri dan selain saya, agar senantiasa bersungguh-sungguh dalam mengupayakan keshalihan putra putri kita. Kita perintahkan mereka untuk menaati Allah ‘aza wa jalla, rebutlah hati-hati mereka agar dekat dengan Allah dan apabila Anda ingin putra putri shalih, maka pelajarilah Kitab Allah ‘Azza wa Jalla dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, yang di dalamnya terdapat banyak wasiat dan pelajaran, terdapat nasihat-nasihat baik, dan hal-hal yang bisa menjadi sebab untuk menuju keshalihan diri pribadi kita dan juga untuk keshalihan putra putri kita.

تركت فيكم ما إن تمسكتم به لن تضلوا بعدي أبدا كتاب الله وسنتي‎

“Telah aku tinggalkan bagi kalian dua perkara, yang apabila kalian berpegang teguh kepada keduanya, maka kalian tidak akan tersesat selamanya, yaitu Kitab Allah dan Sunnahku.” (HR Al Baihaqi)

Ya Allah perbaikilah putra putri kami semua, ya Allah perbaikilah para wanita dan putri-putri umat Islam, para pemuda Islam, dan semuanya baik yang laki-laki ataupun yang wanita, yang masih kecil ataupun yang sudah tua, Amin, Allahumma Amin. Allahu a’lam. Wassalamu ‘alaykum warahmatullahi wabarakatuhu.

Video Ceramah Singkat Tentang Pendidikan Anak Usia Dini

Sumber video: Yufid TV – Kata Nasehat: Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) – Syaikh Muhammad al-Nuunan

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: