Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)

Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)

Materi 49 – Hakikat Tawakal
Khutbah Jumat: Gambaran Keindahan dan Luasnya Surga
Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan

Tulisan tentang “Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)” ini adalah apa yang bisa kami ketik dari kajian yang disampaikan oleh Syaikh Prof. Dr. Abdur Razzaq bin Abdul Muhsin Al-Badr hafizhahullahu Ta’ala.

Sebelumnya: Faktor Dari Dalam Sebab Turunnya Iman (Bag. 2)

Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)

Menit ke-47:21 Tadi kita telah menjelaskan sebab-sebab yang timbul dari jiwa seseorang yang bisa menurunkan keimanannya. Sekarang kita akan menjelaskan tentang faktor-faktor luar yang bisa menurunkan keimanan seseorang.

1. Syaithan

Yang pertama, Syaikh menjelaskan, faktor yang berbahaya adalah syaithan. Syaithan merupakan sebab/ faktor luar yang sangat berpengaruh terhadap turunnya keimanan. Kita ketahui bersama bahwasanya syaithan merupakan musuh kita yang sangat besar. Musuh yang selalu menghadang kita kaum mukminin. Dia selalu menanti-nantikan kesempatan untuk menggelincirkan kaum mukminin.

Tidak ada هام (tujuan) dia, tidak ada غية (sasaran) dia. Tujuan dia hanya satu, yaitu bagaimana bisa meruntuhkan keimanan seorang mukmin, bagaimana bisa melemahkan keimanan seorang mukmin. Kalau perlu, dia merusak keimanannya.

Maka barang siapa yang pasrah/ tunduk terhadap godaan syaithan dan mengikuti bisikan-bisikan syaithan, serta tidak bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka imannya akan lemah. Bahkan bisa jadi imannya akan hilang seluruhnya kalau dia tunduk kepada seluruh bisikan-bisikan syaithan.

Oleh karena itu, Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat memperingatkan kita akan bahayanya syaithan (musuh) yang berbahaya ini. Karena seseorang yang mengikuti tipuan dan bisikan syaithan, maka dia akan terjerumus kepada akibat yang sangat buruk.

Allah Subhanahu wa Ta’ala bahkan memerintahkan kita untuk menjadikan syaithan sebagai musuh kita. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

 يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ ۚ وَمَنْ يَتَّبِعْ خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ فَإِنَّهُ يَأْمُرُ بِالْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ ۚ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syaitan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah syaitan, maka sesungguhnya syaitan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan yang mungkar.” (QS. An-Nur[24]: 21)

Dalam firman-Nya yang lain;

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا ۚ إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh(mu), karena sesungguhnya syaitan-syaitan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. A Fatir[35]: 6)

Syaithan itu berusaha keras untuk menyuruh kita. Kita semuanya terancam dengan setan. Karena syaithan ingin mengajak kita seluruhnya untuk menjadi temannya masuk dalam api neraka. Dan dia tidak putus asa. Dia selalu berjuang karena tujuannya hanya satu, yaitu memasukkan umat manusia seluruhnya ke dalam api neraka bersama dia.

Allah Subhanahu wa Ta’ala juga memperingatkan kita akan bahaya syaithan, di antaranya kata Allah Subhanahu wa Ta’ala;

إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

“Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.” (QS. Al-Isra[17]: 53)

Menit ke-51:14 Para pendengar yang Allah Subhanahu wa Ta’ala rahmati,

Telah jelas bahwasanya syaithan merupakan musuh bagi setiap manusia. Tujuan syaithan hanya satu, yaitu bagaimana bisa merusak aqidah/ keimanan kita. Maka barang siapa yang tidak membentengi dirinya dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala, dengan bersandar kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan tidak beristi’adzah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, maka dia akan menjadi ladang untuk dirusak oleh syaithan. Dia akan menjadi santapan bagi syaithan.

Dan syaithan akan membuat dia terjerumus ke dalam kemaksiatan dan perkara-perkara yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan. Maka akhirnya hilanglah agamanya dan rusaklah keimanannya jika seseorang tunduk kepada syaithan.

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata, Hati-hatilah engkau. Jangan sampai engkau membuat syaithan bisa bercokol dalam pikiranmu.”

Kita tahu dan terkadang kita sadar akan adanya gangguan/ bisikan syaithan. Maka harus segera kita tepis dan beristi’adzah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Jangan kita biarkan syaithan bercokol dalam pikiran kita. Karena kalau syaithan sudah bercokol dalam pikiran kita, was-was syaithan sudah masuk dalam pikiran kita, maka syaithan akan membuat kerusakan dalam pikiran kita. Dan akan sulit untuk kita perbaiki.

Syaithan akan melemparkan kepada kita bermacam-macam godaan dan pemikiran yang merusakkan kita. Dan akan menghalangi kita untuk berpikir hal-hal yang yang bermanfaat bagi kita.

Sesungguhnya engkaulah yang telah membuat dia bercokol dalam otakmu. Engkaulah yang telah membuat dia bercokol dalam hatimu. Sehingga akhirnya syaithan pun menguasai hati engkau.

Oleh karena itu, jika kita sadar ada gangguan syaithan yang ingin menggoda kita, maka harus segera kita tepis. Jangan kita berlezat-lezat dan bernikmat-nikmat dengan gangguan tersebut yang akhirnya syaithan pun bercokol di otak dan hati kita. Sehingga akhirnya terkuasailah hati dan otak kita oleh syaithan. Dan dia bisa mengarahkan ke mana saja dia kehendaki.

Singgasana Syaithan

Menit ke-54:19 Ketahuilah, disebutkan dalam satu hadits bahwasanya syaithan itu meletakkan singgasananya di atas laut. Kemudian dia pun menyebarkan pasukan-pasukannya untuk merusak manusia. Kemudian pasukan-pasukan syaithan datang melapor kepada iblis/ syaithan tentang kerusakan yang telah mereka lakukan.

Di antaranya ada yang mengatakan, “Saya telah merusak seseorang sampai akhirnya dia durhaka kepada orang tuanya.” Syaithan menjawab, “Bisa jadi akhirnya pun kembali berbakti kepada orang tuanya.”

Datang anak buahnya syaithan yang kedua melaporkan, “Wahai iblis, sesungguhnya saya telah membuat seorang laki-laki menceraikan/ mentalak istrinya.” Lalu kata syaithan, “Bisa jadi nanti dia akan kembali kepada istrinya.”

Kemudian datang syaithan yang ketiga melapor, “Wahai iblis, saya telah membuat seorang manusia berbuat syirik kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” Kata syaithtan, Engkau yang hebat. Engkau yang hebat. Maka syaithan pun mendekatkan orang tersebut kepada syaithan. Karena itu adalah anak buah syaithan yang telah berhasil menjerumuskan manusia kepada kesyirikan. Karena itu tujuan syaithan.

Lalu datang lagi syaithan yang lain mengatakan, “Wahai iblis, saya telah membuat seseorang membunuh saudaranya.” Syaithan berkata, “Engkau yang hebat, engkau yang hebat, karena telah berhasil menjadikan seorang manusia membunuh orang lain.” Kemudian iblis pun mendekatkan anak buahnya tadi kepada dia.

Jadi kita ketahui bahwasanya syaithan itu tidak pernah putus asa dan tidak pernah berhenti. Dia senantiasa menyebarkan pasukannya untuk merusak umat manusia/ kaum mukminin. Merusak aqidah dan akhlak mereka.

2. Cinta Dunia

Menit ke-56:36 Perkara kedua, faktor luar yang menyebabkan seseorang imannya turun adalah kecintaan terhadap dunia. Syaikh menjelaskan bahwasanya di antara sebab-sebab yang bisa menurunkan/ melemahkan keimanan seseorang yaitu sibuknya dia dengan perkara-perkara dunia.

Padahal kita tahu bahwa perkara dunia ini akan hilang. Bahkan dia menghabiskan waktunya untuk mendapatkan dunia. Tenggelam dalam mengejar dunia. Ke mana saja dunia pergi, dia selalu mengejar di belakangnya. Terpedaya dengan tipuan-tipuan dunia.

Jika semakin besar الرَّغْبَةُ (keinginannya) untuk mendapatkan dunia dan hatinya semakin terikat dengan dunia, maka akan semakin lemah ketaatannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan keimanannya.

Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata bahwasanya sesuai dengan kadar keterikatan seorang hati hamba dengan dunia, maka semakin berat pula semangat dia untuk berbuat ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Semakin besar keinginannya (الرَّغْبَةُ) terhadap dunia, maka dia semakin berat untuk melaksanakan ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Tips Terhindar Dari Fitnah Dunia

1. Menghindari Perkara Haram Dan Mubah

Menit ke-58:10 Syaikh menjelaskan, seseorang agar bisa terhindar dari fitnah dunia maka dia harus memperhatikan dua perkara. Yang pertama adalah dia harus menghindar dari segala perkara yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan. Sedangkan yang kedua adalah dia harus menghindarkan dirinya dari perkara-perkara yang mubah/ dimubahkan (dibolehkan) oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Namun akhirnya tenggelam dengan perkara-perkara yang mubah sehingga meninggalkan perkara-perkara yang yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sunnahkan (anjurkan).

2. Menyadari Dunia Adalah Fana

Menit ke-59:14 Yang membantu seseorang untuk terhindar dari fitnah dunia adalah hendaknya dia memandang pada dua perkara. Yang pertama ialah dia harus ingat bahwasanya dunia ini adalah fana. Dunia ini akan hilang dengan begitu cepat. Orang hidup, tahu-tahu meninggal dunia. Dunia ini akan hilang, tidak akan kekal bersama kita. Ini yang pertama yang harus kita ingat.

3. Meyakini Akhirat Pasti Datang dan Kekal

Yang kedua ialah melihat bahwasanya akhirat itu pasti akan datang. Kita ini sedang berjalan. Seluruh kita ini berjalan menuju akhirat di hadapan kita. Kita tidak bisa keluar dari jalur ini. Kita harus yakin bahwasanya akhirat semakin mendekat dan kita pun semakin mendekat kepada akhirat. Serta yakin bahwasanya akhirat itu adalah perkara yang kekal abadi. Allah Subhanahu wa Ta’ala telah berfirman,

وَالْآخِرَةُ خَيْرٌ وَأَبْقَىٰ

“Sedang kehidupan akhirat adalah lebih baik dan lebih kekal.” (QS. Al-A’la[87]: 17)

Oleh karena itu, jika seseorang memperhatikan/ mengingat dua perkara ini; bahwasanya dunia itu akan hilang dan akhirat itu kekal abadi, maka dia akan mendahulukan perkara akhirat dibandingkan perkara dunia yang mungkin nikmat tetapi hanya bersifat sementara.

Selanjutnya: Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 2)

MP3 Kajian Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)

Mari turut menyebarkan tulisan tentang “Faktor Dari Luar Sebab Turunnya Iman (Bag. 1)” ini di media sosial yang Anda miliki baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: