Hakikat Kehidupan Dunia Ibarat Air

Hakikat Kehidupan Dunia Ibarat Air

Tulisan tentang “Hakikat Kehidupan Dunia Ibarat Air” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Ahmad Zainuddin, Lc. Hafidzahullahu Ta’ala.

Transkrip Ceramah Singkat Tentang Hakikat Kehidupan Dunia Ibarat Air

Allah Subhanahu wa Ta’ala mengumpamakan dunia yang kita hidup di dalamnya, dunia yang kadang-kadang sebagian orang benar-benar bersungguh-sungguh untuk hidup di dalamnya, dunia yang kadang-kadang karenanya orang bunuh-bunuhan, dunia yang kadang-kadang orang karenanya menghalalkan segala cara, bahkan sampai memutuskan silaturrahim, bahkan sampai membunuh kawan/kerabat, bahkan orang tua. Ternyata perumpamaan yang dibuat oleh Allah tentang dunia bahwasanya dunia itu seperti air.

Allah sebutkan di dalam Al-Qur’an surat Al-Kahfi ayat 45:

وَاضْرِبْ لَهُم مَّثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ

Dan buatlah buatlah untuk mereka perumpamaan kehidupan dunia seperti air hujan yang turun dari langit.” (QS. Al-Kahfi[18]: 45)

Ada penjelasan menarik terhadap ayat ini. Kenapa Allah Subhanahu wa Ta’ala membuat perumpamaan kehidupan dunia dengan segala macam kesulitan/problematika/masalah, kesenangan/kecintaannya terhadap dunia itu bagaikan air hujan yang turun dari langit?

Imam Al-Qurthubi Rahimahullahu Ta’ala menyebutkan beberapa rahasia. Beliau mengatakan, yang pertama:

ﻷنّ الماء ﻻ يستقرّ في موضع كذلك الدُّنيا ﻻ تبقى على حالٍ واحدة

“Karena yang namanya air tidak akan tetap pada suatu tempat, dia pasti akan turun kemudian mengalir ke daerah yang lebih rendah.”

Begitulah dunia yang tidak akan pernah tetap pada satu keadaan. Kadang seseorang diatas, kadang seseorang dibawah, kadang seseorang dipertengahan, kadang seseorang benar-benar sempit dunianya. Tapi setelah sejam kemudian, bahkan mungkin 5 menit kemudian dia menjadi orang yang paling diluaskan rezekinya.

Begitu dunia..

تِلْكَ الْأَيَّامُ نُدَاوِلُهَا بَيْنَ النَّاسِ

Itulah hari-hari yang Kami putar antar manusia.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 140)

Kadang orang sehat, kadang dia sembuh, akdang dia sakit, kadang dia kuat, kadang dia lemah dan yang semisalnya.

Ini membuat kita semakin tahu hakikat dunia yang kadang-kadang kita lebih mendahulukannya dibandingkan hak Allah.

Yang kedua,

وﻷنّ الماء يذهب وﻻ يبقى، فكذلك الدنيا تفنى. ولاتبقى

“Karena air akan bergerak dan akan habis, begitulah dunia…”

Yakini baik-baik, dunia yang Anda perjuangkan sekarang -bahkan sampai keluar keringat, menerjang hujan, menahan panas- bahwa dia akan habis. Bahkan -Subhanallah- orang yang mati apabila dia membawa gigi palsu dari emas, gigi harus dicabut, tidak boleh dibawa mati, saking hinanya dunia.

Yang ketiga,

Imam Al-Qurtubi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

وﻷنّ الماء ﻻ يَقدر أحدٌ أن يدخلَه وﻻ يبتلّ ، وكذلك الدُّنيا ﻻ يسلم أحدٌ من فتنتها وآفتها

“Karena air tidak akan pernah sanggup seorang pun masuk ke dalamnya dan tidak basah. Begitulah orang yang tergoda dengan dunia, semu manusia pasti terkena godaannya dan terperosok ke dalamnya.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَإِنَّهُ لِحُبِّ الْخَيْرِ لَشَدِيدٌ ﴿٨﴾

Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya kepada harta.” (QS. Al-‘Adiyat[100]: 8)

Subhanallah.. semakin orang tua umurnya, kerakusannya terhadap harta semakin tinggi. Hadits riwayat Muslim:

يَهْرَمُ ابْنُ آدَمَ وَيَشِبُّ مِنْهُ اثْنَتَانِ الْحِرْصُ عَلَى الْمَالِ وَالْحِرْصُ عَلَى الْعُمُرِ

“Anak manusia mungkin bisa tua, tetapi semakin tua semakin menjadi-jadi di dalam dirinya dua hal: rakus terhadap harta dan rakus untuk berumur panjang.” (HR. Muslim)

Yang keempat,

Imam Al-Qurtubi Rahimahullahu Ta’ala mengatakan:

ولأن الماء إذا كان بقدر كان نافعاً منبتاً، وإذا جاوز المقدار كان ضاراً مهلكاً، وكذلك الدنيا، الكفافُ منها ينفع وفضولها يضر

“Ketahuilah, bahwasanya air jika sesuai dengan porsinya dia akan manfaat, menumbuhkan tumbuhan, menghijaukan tanaman, tetapi jika lebih dari kadarnya, maka dia akan menjadi banjir yang membahayakan. Begitulah dunia. Ketika dia digunakan sesuai dengan manfaatnya secara proporsional, maka dia akan sangat-sangat bermanfaat.”

Misalnya makan dan minum, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

حَسْبُ الآدَمِىِّ لُقَيْمَاتٌ يُقِمْنَ صُلْبَهُ فَإِنْ غَلَبَتِ الآدَمِىَّ نَفْسُهُ فَثُلُثٌ لِلطَّعَامِ وَثُلُثٌ لِلشَّرَابِ وَثُلُثٌ لِلنَّفَسِ

“Cukup anak Adam beberapa suapan yang dengannya dia menegakkan punggungnya. Kalau seandainya hawa nafsunya mengalahkannya, maka sepertiga untuk makan, sepertiga untuk minum dan sepertiga untuk bernafas.”

Subhanallah.. hadits ini diakhiri dengan perkataan sangat menarik dan memberikan pelajaran kepada siapun manusia agar mengetahui hakikat dunia. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakan:

وَلاَ يَمْلأُ جَوْفَ ابْنِ آدَمَ إِلاَّ التُّرَابُ

“Ingat wahai anak manusia ketika Anda dikuburkan, tidak ada yang mengisi mulut Anda kecuali tanah.”

Maka demikianlah perumpamaan dunia yang diumpamakan oleh Allah dengan air hujan yang turun dari langit. Mudah-mudahan kita sebagai seorang muslim lebih mengenal hakikat dunia. Jangan sampai tertipu dengan dunia.

Video Ceramah Singkat Dunia Ibarat Air

Sumber video: Yufid TV

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Hakikat Kehidupan Dunia Ibarat Air” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: