Khutbah Jumat Tentang Perceraian – Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah

Khutbah Jumat Tentang Perceraian – Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah

Khutbah Istisqa – Kecurangan Pembawa Bencana – Ustadz Abdullah Zaen, M.A.
Teks Khutbah Idul Adha: Idul Adha adalah Momentum Kita Menjaga Persaudaraan
Khutbah Jumat Tentang Musyrikin Itu Penakut

Berikut tulisan khutbah jumat tentang “perceraian” yang disampaikan Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah Hafidzahullahu Ta’ala.

Khutbah Pertama Tentang Perceraian

Wahai orang-orang yang beriman, wahai manusia-manusia yang beriman, bertakwalah kalian kepada Allah dengan sebenar-benarnya takwa. Setiap Jumat kita diingatkan, karena memang iman itu naik dan kadangkala turun, sehingga tidak tersisa sedikit pun.

Bertakwalah kalian, ingat sama Allah, syukuri nikmat yang Allah berikan, taati perintah-perintah Allah dan janganlah kalian mati kecuali dalam kondisi Islam.

Ahibbati fillah,

Seringkali kita mendapatkan undangan walimatun nikah. Fulan menikah, Fulanah menikah, kerabat-kerabat kita, kawan-kawan kita, tetangga-tetangga kita. Tapi pernahkah kita mendapatkan undangan walimatut thalaq (pesta perceraian)? Ana rasa tidak ada. Tapi kenapa banyak terjadi perceraian? Kenapa kita tidak diundang ketika mereka bercerai?

Karena manusia sadar bahwa di antara amalan yang paling dicintai iblis adalah ath-thalaq. Dia tidak ingin kasih tahu kawan-kawannya, karena yang terjadi adalah salah satu dari yang dicintai oleh iblis.

Dalam hadits yang diriwayatkan Imam Muslim, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menceritakan bagaimana iblis meletakkan singgasananya di atas air,

ثُمَّ يَبْعَثُ سَرَايَاهُ

“Lalu dia kirim pasukan-pasukannya untuk menyesatkan dan menggoda manusia.”

Yang paling besar dampak dari godaan setan pasukan iblis, maka dia akan menjadi orang terdekat sama iblis. Datang satu orang laporan:

مَا زِلْتُ بِفُلاَنٍ…

“Aku menggoda Fulan sampai melakukan ini dan itu.”

Iblis mengatakan:

مَا صَنَعْتُ شَيْئاً.

“Engkau tidak berbuat apa-apa.”

Sampai datang seorang mengatakan:

لا زلت بفلان حتى طلق زوجته

“Aku bersama Fulan menggoda dia sampai dia ceraikan istrinya.”

Apa kata iblis?

نـعم أنت…

Dia didekatkan dan dipeluk sama iblis, karena dia berhasil memisahkan dua anak manusia yang saling mencintai.

Rumah tangga yang indah, tatkala suami datang ke rumah, disambut oleh istrinya, disambut oleh anak-anaknya, duduk makan bersama, semua itu hancur, hilang, silaturrahim terputuskan.

Anak-anak kalau ikut sama bapaknya, maka Sang Bapak akan memberikan vaksin kebencian kepada ibunya, kebanyakan seperti itu. Kalau anak ikut sama ibunya, maka sang ibu akan terus memberikan air susu kebencian kepada anaknya: “Bapakmu itu orang tidak benar,” sehingga anak ini tumbuh dengan kebencian kepada bapaknya.

Bagaimana dia akan berbakti kepada ayahnya, tatkala kebencian itu ada pada dirinya?

Maka ahibbati fillah, kita tidak akan temukan dalam Al-Qur’anul Karim surat pernikahan. Yang ada surat Ath-Thalaq, surat perceraian. Allah ingin mengajarkan kepada kita ada garis merah yang kalau engkau harus melangkahinya, kalau engkau harus berpisah, maka pelajari dulu surat Ath-Thalaq.

Memang disyariatkan dalam agama kita, tapi kapan engkau bercerai, kapan engkau berpisah, bukankah kemarin engkau mengundang orang-orang dan menyampaikan kepada mereka “Aku mau nikah”? Dan orang-orang tahu engkau menikah, dia hadir membawa hadiah. Lalu engkau ingin menceraikan istrimu?

Jama’ah.. Kenapa harus bercerai, tatkala solusi yang Allah berikan masih bisa diambil? Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ

Dan perempuan-perempuan yang kalian melihat dia tidak taat, berikanlah nasihat…” (QS. An-Nisa'[4]: 34)

Pernahkah engkau memberikan nasihat, duduk, membacakan ayat-ayat Allah, mengenang cinta dan kasih sayang yang sudah tumbuh dalam rumah tangga?

Jika tetap tidak taat, apakah langsung diceraikan? Tunggu dulu!

وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ

“Pisah ranjang.”

Jangan digauli istrimu. Karena banyak perempuan-perempuan yang merasa suaminya butuh sama dia. Sehingga perempuan itu melakukan tindakan semau dia dan tidak nurut kepada suaminya. Ketika suaminya tidak menjamah istrinya, sang istri jadi sadar kalau suaminya serius dalam nasihatnya.

Jika ini tidak berguna juga, maka kata Allah:

وَاضْرِبُوهُنَّ

“Pukul mereka.” Ini kalau sekiranya berguna. Kalau sekiranya tidak berguna, jangan dipukul.

Tatkala tidak bertemu dan permasalahan demi permasalahan terus berlanjut di dalam rumah tangga, keributan demi keributan terus membuat tetangga capek mendengarnya, apakah langsung diceraikan?

Jawabnya tunggu dulu. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

فَابْعَثُوا حَكَمًا مِّنْ أَهْلِهِ وَحَكَمًا مِّنْ أَهْلِهَا

“Kirim mediator dari keluarga istri dan keluarga suami.”

Hal ini agar bertemu. Mungkin pikiranmu sudah tertutup, dalam bayanganmu tidak bisa dilanjutkan. Kadangkala orang lain bisa memandang sesuatu dengan bijak, tapi engkau karena emosi, semua jadi buruk.

Tatkala masih bisa ada mediator yang menyelesaikan, alhamdulillah. Lanjutkan perjalanan nikahmu. Tapi kalau sampai tidak bisa lagi, mau diapakan?

Ahibbati fillah…

Sedikit rumah yang dibangun di atas cinta dan kasih sayang. Kita jangan mau dibodoh-bodohi sama sinetron, sama drama Korea, sama film-film yang ada, mereka menampakkan rumah tangga yang isinya cinta semuanya. Ada keributan di dalam rumah tangga kita, itu hal biasa, itulah bumbu penyedap kehidupan rumah tangga.

Di rumah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, apakah tidak ada keributan? Apakah tidak pernah antara istri dan Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berbeda pendapat dalam satu masalah? Jawabnya itu semua terjadi, tapi bagaimana menyikapi perbedaan, itu yang harus engkau pelajari dari Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam.

Sedikit rumah tangga yang dibangun diatas cinta. ‘Umar bin Khattab Radhiyallahu ‘Anhu berkata:

لَيْسَ كُلُّ البُيُوتِ تَبْنِى عَلَى الْحُب

“Sebab tidak semua rumah tangga dibangun atas dasar rasa cinta.”

Orang-orang tua yang rumah tangganya bertahan 20 tahun, 30 tahun, 40 tahun, apakah semua isinya cinta? Tentu jarang.

Lalu bagaimana mereka bertahan?

وَلَكِنَ النَّاس يَتَعَاشَرُون بِالإِسْلَام وَبِالْإِحْسَان

Yang menyebabkan rumah tangga bertahan itu karena mereka belajar Islam, mereka mengerti bagaimana bergaul, mereka diperintahkan berbuat baik kepada istrinya, istri diperintahkan menghormati suaminya. Ya sudah dijalani hidup ini karena tidak lama lagi kita di sini.

Maka hati-hati, kalimat thalaq bukan kalimat yang mudah dan sederhana. Tapi kalimat itu membuat iblis berbahagia. Maukah engkau membuat iblis gembira? Membuat semua kawan dan keluargamu tersiksa, bersedih hati?

Khutbah Kedua Tentang Perceraian

Jama’ah Rahimahullah..

Banyak di antara kita menikah tanpa sekolah tentang pernikahan. Menikah juga tidak punya ijazah. Tapi bekerja, melamar pekerjaan punya ijazah, dia sekolah.

Inilah kenapa banyak rumah tangga akhirnya tidak harmonis, tidak ada cinta dan kasih sayang, karena kita tidak belajar. Maka solusinya adalah belajar.

Ana ingin memberikan dua pelajaran. Yang pertama berkaitan dengan cerai. Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam:

ثَلَاثٌ جِدٌّهُنَّ جِدُّ وَهَزلُهُنَّ جِدُّ: النِّكَاحُ، وَالطَّلَاقُ، وَالرَّجعَةُ

“Ada tiga perkara yang seriusnya serius, yang humornya serius; yaitu (1) pernikahan, (2) perceraian, (3) ruju’.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi, Ibnu Majah)

Ketika engkau mengatakan kepada istrimu dengan gurauan: “Aku sudah ceraikan engkau,” maka jatuhlah perceraian itu. Tidak ada gurau dalam perceraian.

Kata cerai itu ada dua. Pertama, jelas, maknanya hanya cerai. Kedua, ada yang multi makna. Yaitu ketika seorang suami mengatakan kepada istrinya: “Sana engkau pulang ke rumah ibumu,” apakah ini jatuh cerai? Jawabnya iya kalau niat menceraikan, kalau tidak niat menceraikan, maka tidak jatuh cerai. Ini pelajaran pertama.

Yang kedua, perceraian itu hanya dibolehkan 2 kali, yang engkau boleh merujuk istrimu.

الطَّلَاقُ مَرَّتَانِ ۖ فَإِمْسَاكٌ بِمَعْرُوفٍ أَوْ تَسْرِيحٌ بِإِحْسَانٍ

Jadi, Antum punya kesempatan mengatakan talak kepada istri hanya dua kali untuk boleh rujuk.

Seseorang mengatakan: “Aku ceraikan engkau,” ini sudah jatuh cerai. Besok dia ruju’, maka balik lagi. Berapa bulan/tahun ribut lalu dia kembali mengatakan: “Aku ceraikan engkau,” maka jatuh dua kali. Kemudian kalau dia mengatakan: “Aku ceraikan engkau,” yang ketiga kali, maka tidak ada kesempatan balik lagi ke istri.

Kita bicara hukum agama. Kalau mungkin di pengadilan ada proses yang harus dijalani. Jadi tatkala engkau sudah pernah mengatakan kepada istrimu, mungkin sudah 4 kali, mungkin 10 kali, bahkan mungkin setiap marah seseorang menceraikan istrinya. Ingat, setelah dua kali, maka yang ketiga tidak ada kesempatan untuk kemblai kepada istri sampai istri kita menikah dengan laki-laki lain.

Ambil pelajaran ini. Kalau engkau pernah menceraikan istrimu lebih dari 3 kali, istrimu tidak halal buat engkau.

Jama’ah Rahimakumullah..

Semoga kita semakin semangat untuk belajar agama kita. Itu modal kita untuk menuju kepada Allah ‘Azza wa Jalla.

Video Khutbah Jumat Tentang Perceraian

Sumber Video: SRB Official

Mari turut menyebarkan link download khutbah ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: