Sifat Al-Abrar dan Muqarrabun

Sifat Al-Abrar dan Muqarrabun

Tulisan tentang “Sifat Al-Abrar dan Muqarrabun” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Dr. Firanda Andirja, Lc. MA. Hafizhahullahu Ta’ala.

Sifat Al-Abrar dan Al-Muqarrabun

Tadi kita dengarkan ayat dari Surah Al-Muthaffifin. Allah Subhanahu wa Ta’ala berbicara tentang para penghuni surga.

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ . عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ . تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ . يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ . خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ . وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ . عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ .

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga), mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang. Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan. Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya), laknya adalah kesturi; dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba. Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim, (yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.” (QS. Al-Muthaffifin[83]: 22)

Siapa Al-Abrar

إِنَّ الْأَبْرَارَ لَفِي نَعِيمٍ

“Sesungguhnya orang yang berbakti itu benar-benar berada dalam kenikmatan yang besar (surga),”

Al-Abrar di antaranya berasal dari kata al-bar yang artinya adalah dataran yang luas. Yaitu orang yang melakukan kebaikan yang banyak. Dia yang jika bersedekah, sedekahnya banyak. Begitu pula shalat, dzikir, dan baktinya kepada orang tua.

Mereka benar-benar berada dalam kenikmatan. karena di surga semuanya adalah kenikmatan. Apapun itu. Setiap detik yang lewat di depan mereka adalah kenikmatan. Tidak ada kesedihan, kegelisahan, maupun kekhawatiran.

عَلَى الْأَرَائِكِ يَنْظُرُونَ

“mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil memandang.”

الْأَرَائِكِ adalah dipan-dipan yang memiliki hiasan. Dari kata أَرِيكَةٌ yang artinya dipan-dipan yang telah dihias. Terdapat kelambu, dan lain-lain.

يَنْظُرُونَ mereka di atas dipan-dipan tersebut sambil memandang. Apa yang mereka pandangi? Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyebutkan. Semua yang mereka pandang adalah kenikmatan. Entah yang mereka lihat adalah keindahan surga, istri-istri mereka, para bidadari, pelayan-pelayan, tumbuhan dan sungai di surga, emas di surga, dan semua yang mereka lihat yang merupakan kenikmatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyebutkan. Tapi semua yang mereka lihat adalah hal yang membahagiakan.

Tidak seperti kita di dunia. Melihat sesuatu yang membuat kita gelisah, sedih, atau pun marah. Tapi di surga, semua yang mereka lihat adalah menyenangkan. Makanya Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

تَعْرِفُ فِي وُجُوهِهِمْ نَضْرَةَ النَّعِيمِ

“Kamu dapat mengetahui dari wajah mereka kesenangan mereka yang penuh kenikmatan.”

Itu menandakan yang mereka lihat semuanya adalah kebahagiaan.

Minuman di Surga

Kemudian:

يُسْقَوْنَ مِنْ رَحِيقٍ مَخْتُومٍ

“Mereka diberi minum dari khamar murni yang dilak (tempatnya),”

رَحِيقٍ adalah khamr terbaik di surga yang sangat lezat.

خِتَامُهُ مِسْكٌ ۚ

“laknya adalah kesturi;”

خِتَامُهُ مِسْكٌ setelah meminum khamrnya, keluar bau misk yang harum. Tidak seperti khamr di dunia yang jika meminumnya tentunya mengeluarkan bau yang tidak enak. Tapi khamr di surga selalu mengeluarkan aroma yang harum setelah meminumnya. Yang menakjubkan Allah Subhanahu wa Ta’ala berkata,

وَمِزَاجُهُ مِنْ تَسْنِيمٍ

“Dan campuran khamar murni itu adalah dari tasnim,”

Khamr tersebut bercampur dengan tasnim (تَسْنِيمٍ). Apa itu tasnim?

عَيْنًا يَشْرَبُ بِهَا الْمُقَرَّبُونَ

“(yaitu) mata air yang minum daripadanya orang-orang yang didekatkan kepada Allah.”

Siapa Al-Muqarrabun

Di sini Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan dua tingkatan penghuni surga. Yang pertama adalah al-abrar. Dan yang kedua adalah al-muqarrabun. Dan al-muqarrabun lebih tinggi kedudukannya dari pada al-abrar. Mengapa? Karena al-abrar minum dari khamr yang campurannya adalah tasnim.

Misalnya kita (ambil contoh) minum air yang dicampur dengan madu. Nah, al-muqarrabun minumannya semuanya madu. Mereka minumannya semuanya adalah murni tasnim, tidak dicampur dengan yang lainnya. Sehingga kata para ulama, minumannya al-muqarrabun (orang yang didekatkan) adalah tasnim. Yang mana tasnim lebih lezat dari pada minumannya al-abrar, yaitu rahiq (رَحِيقٍ).

Al-abrar minumnya rahiq, sedangkan al-muqarrabun minumnya tasnim. Sehingga rahiq dicampur dengan tasnim. Sementara al-muqarrabun minumnya tasnim murni. Ini menunjukkan kelezatan minumannya al-muqarrabun lebih tinggi dari pada kelezatan minumannya al-abrar.

Dan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan tentang nikmat surga ;

وَفِي ذَٰلِكَ فَلْيَتَنَافَسِ الْمُتَنَافِسُونَ

“dan untuk yang demikian itu hendaknya orang berlomba-lomba.”

Dalil ini menerangkan bahwasanya di surga itu bertingkat-tingkat. Maka seseorang di dunia ini hendaklah berusaha/ berlomba-lomba untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya agar dia meraih tingkatan tertinggi di surga. Jika bermalas-malasan dan masuk surga, surganya pun tidak seperti orang-orang yang semangat dan berkorban di dunia ini. Tentu Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak menyamakan orang yang berbakti kepada orang tua dengan sekedarnya dengan orang yang berbakti kepada orang tua dengan semaksimal mungkin.

Wallahu a’lam bishshawab.

Mp3 Ceramah Singkat Sifat Al-Abrar dan Muqarrabun

Sumber mp3: Team kelas UFA Official

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Sifat Al-Abrar dan Muqarrabun” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: