Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba dari Penghambaan Kepada makhlukNya

Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba dari Penghambaan Kepada makhlukNya

Khutbah Jumat Singkat: Kemerdekaan Sejati
Khutbah Jumat: 6 Kiat Meraih Negeri Yang Aman (Ustadz Abdurrahman Thoyyib, Lc.)
Khutbah Jum’at Tentang Mensyukuri Kemerdekaan

Tulisan tentang “Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba dari Penghambaan Kepada makhlukNya” ini adalah catatan faedah dari ceramah singkat yang dibawakan oleh Ustadz Mahfudz Umri, Lc. Hafizhahullahu Ta’ala.

Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba dari Penghambaan Kepada makhlukNya

Tauhid akan memerdekakan seseorang hamba dari penghambaan kepada makhlukNya, agar menghamba hanya kepada Allah saja yang menciptakan semua makhluk.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ اعْبُدُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُمْ وَالَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ ‎﴿٢١﴾

“Hai manusia, sembahlah Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.” (QS. Al-Baqarah[2]: 21)

“Wahai manusia, sembahlah Rabb kalian yang telah menciptakan kalian dan orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertakwa,

Ketika kita menyatakan bahwa Allah sebagai pencipta, maka kita bisa bebas dari keterikatan kepada selain Allah. Bahkan ditekankan lagi pada ayat selanjutnya:

الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الْأَرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَّكُمْ ۖ فَلَا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَندَادًا وَأَنتُمْ تَعْلَمُونَ ‎﴿٢٢﴾

“Allah yang telah menjadikan bumi sebagai hamparan bagi kalian dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kalian menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.” (QS. Al-Baqarah[2]: 22)

Ini semua menunjukkan bahwa ketika kita menyadari dan memahami bahwa Allah yang menciptakan, berarti kita akan bebas dan tidak ada keterikatan dari yang lainnya.

Dan konsekuensi orang yang bertauhid pun juga tidak membuat orang lain menjadi hambanya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ اللَّهُ الْكِتَابَ وَالْحُكْمَ وَالنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا عِبَادًا لِّي مِن دُونِ اللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا رَبَّانِيِّينَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ الْكِتَابَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

“Tidak pantas bagi manusia yang Allah berikan kepadanya Al-Qur’an, hukum dan kenabian, kemudian mengatakan kepada manusia: ‘Jadilah kalian hamba-hambaku bukan hamba-hambanya Allah.’ Tapi dia berkata: ‘Jadilah kalian hamba-hambanya Allah, dengan sebab kalian telah mempelajari Al-Qur’an dan apa yang telah kalian pelajari yang lainnya.'” (QS. Ali ‘Imran[3]: 79)

Oleh karena itu kalau kita sudah belajar tauhid dengan benar, jangan justru malah memperhambakan manusia. Ketika kita sudah bertauhid dengan benar dan bebas dari penghambaan kepada selain Allah, maka kita membebaskan penghambaan manusia kepada kita.

Ketika Adi bin Hatim baru masuk Islam dan masih menggunakan salib di lehernya, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam membacakan surah At-Taubah ayat 31:

اتَّخَذُوا أَحْبَارَهُمْ وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُونِ اللَّهِ…

“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai sesembahan selain Allah…” (QS. At-Taubah[9]: 31)

Kata Adi bin Hatim: “Tidak, kami tidak nyembah mereka.” Kata Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam: “Mereka telah menghalalkan apa yang Allah haramkan dan mengharamkan apa yang Allah halalkan, dan kalian mengikuti. seperti itu adalah bentuk penyembahan kepada mereka.”

Jadi kalau sudah punya kedudukan di masyarakat, jangan sampai menyuruh sesuatu yang dilarang oleh Allah atau melarang yang telah diperintahkan oleh Allah. Jika orang lain taat, itu sama dengan menyembah.

Maka tidak hanya kita yang mengerti tauhid menjadi bebas dan merdeka untuk terikat penghambaannya kepada selain Allah. Tapi juga membebaskan orang untuk tidak menyembah kita.

Orang-orang yang bertauhid dalam kehidupannya hanya menghamba, memohon pertolongan, meminta ampunan dan berbagai macam ibadah lainnya hanya kepada Allah semata.

Semakin kita mengikatkan diri kepada Allah, semakin merdeka. Semakin seorang terikat kepada selain Allah, maka semakin tidak merdeka.

Kita bisa buktikan. Ada orang punya prinsip Free man (preman), free love, free sex, bebas narkoba, kehidupan bebas, dan yang lainnya. Ternyata ujung-ujungnya dia menjadi pecandu narkoba, kecanduan seks dan lain sebagainya.

Sampai-sampai ada istilah buset (Budak Setan). Artinya yaitu dia jadi budaknya setan. Dia berpikir sudah bebas. Padahal sebenarnya terikat dengan narkoba, terikat dengan pelacuran, perzinahan dan lain sebagainya.

Apalagi berkaitan dengan keyakinan. Orang yang datang ke dukun. Kemudian dukun memberi wanti-wanti harus begini harus begitu. Ketika dilakukan kemudian Allah takdirkan sesuai dengan yang dia inginkan, ketika tidak melakukan itu, maka dia akan bingung karena keterikatannya.

Inilah derita orang yang menjalin keterikatan kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Orang itu tidak akan pernah bisa merdeka.

Coba bagaimana klenik sedemikian banyak yang itu kaitannya agar mendapatkan manfaat dan terlepas dari mudharat? Misalnya di pantai melemparkan kepala kerbau atau sapi. Kenapa begitu? Katanya karena yang jaga pantai itu minta. Dia takut sama jaga pantai.

Kita bersyukur kepada Allah bisa bebas merdeka. Sehingga dimanapun kita bisa berdoa kepada Allah Ta’ala.

Video Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba dari Penghambaan Kepada makhlukNya

Mari turut menyebarkan catatan kajian tentang “Tauhid Memerdekakan Seorang Hamba” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: