Ceramah Singkat: Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia

Ceramah Singkat: Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia

Khutbah Jumat: Terlena Dengan Dunia dan Jabatan
Materi 58 – Sikap Orang Tawadhu’ Terhadap Dunia
Khutbah Jumat: Mulia Dengan Islam

Tulisan tentang “Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia” ini adalah catatan yang kami tulis dari ceramah singkat Ustadz AbdullahTaslim, M.A. (semoga Allah menjaga beliau).

Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia

Meniatkan dunia dalam amal-amal kebaikan kita, ini termasuk perbuatan syirik dan dasarnya adalah karena kecintaan kepada dunia yang berlebihan yang banyak terdapat di hati-hati manusia. Ingat, fitnahnya umat ini adalah harta. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ لِكُلِّ أُمَّةٍ فِتْنَةً وَإِنَّ فِتْنَةَ أُمَّتِي الْمَالُ

“Sesungguhnya masing-masing umat itu ada fitnahnya dan fitnah bagi umatku adalah harta.” (HR. Ahmad, At-Tirmidzi)

Ini menimpa bukan cuma orang yang memiliki kelebihan harta, orang miskin pun sama, mereka ditimpa dengan hal yang seperti ini, terbukti dan jelas ciri-cirinya.

Ketika orang ini ditimpa hal-hal yang kurang dalam agamanya, dia menganggap ini sepele, dia menganggap biasa, tapi ketika ditimpa urusan dunianya, bukan main galaunya pikirannya, resahnya hatinya, sedihnya dia menghadapi semua itu, padahal urusan dunia bagaimanapun akan hilang, akan fana, kalau bukan sekarang, maka besok akan habis, tidak ada yang kekal di dunia ini. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

كُلُّ شَيْءٍ هَا لِكٌ اِلَّا وَجْهَهٗ

Segala sesuatu yang ada di dunia ini akan binasa kecuali wajah Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (Qs. Al-Qasas: 88)

Inilah ciri-cirinya, coba kita lihat hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dalam Sunan Ibnu Majah, yang menggambarkan kepada kita bedanya orang yang punya kecintaan kepada dunia yang berlebihan di hatinya, bagaimana sikapnya terhadap dunia, dan orang yang menjadikan akhirat sebagai niat utamanya.

Juga hadits-hadits ini adalah hadits terkenal diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Ibnu Hiban dinyatakan shahih oleh Ibnu Hiban dan juga oleh Syaikh Al Albani -rahimahullahu ta’ala, Rasulullah ﷺ bersabda :

وَمَنْ كَانَتِ الدُّنْيَا هَمَّهُ؛ فرَّقَ اللَّهُ عَلَيْهِ شَمْلَهُ، وَجَعَلَ فَقْرَهُ بَيْنَ عَيْنَيْهِ، وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

“Barangsiapa yang dunia (harta dan kedudukan duniawi) itu adalah target tertingginya…”

Apa ciri-cirinya?

“Allah akan jadikan urusannya selalu berserakan…” Urusan-urusan kecil yang mudah diselesaikan orang lain, kenapa orang ini selalu susah menghadapinya? Dia punya harta tidak berkah, kehidupannya tidak terarah, Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan urusannya semua bercerai-berai. Sampai urusan dengan orang-orang yang terdekat dengannya harusnya harmonis namun tidak harmonis juga.

“Dan Allah menjadikan kemiskinan selalu ada di depan matanya,” dia tidak pernah merasakan cukup. Sudah dengan seperti ini, kata Rasulullah ﷺ

وَلَمْ يَأْتِهِ مِنَ الدُّنْيَا إِلَّا مَا كُتِبَ لَهُ

“Rezeki dalam urusan dunia tidak akan datang kepadanya melebihi dari apa yang telah Allah takdirkan.”

Sudah dia berambisi tidak dapatkan kecuali pembagian yang Allah takdirkan bagi dirinya. Ini benar-benar menderita lahir dan batin orang seperti ini.

Tapi orang yang menjadikan niat utamanya adalah akhirat, bagaimana ciri-cirinya?

Kata Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam,

وَمَنْ كَانَتِ الْآخِرَةُ نِيَّتَهُ

“Dan barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai niatnya,”

جَمَعَ اللَّهُ لَهُ شَمْلَهُ

“Allah akan menghimpunkan urusannya,” memudahkan urusan-urusannya terselesaikan.

وَجَعَلَ غِنَاهُ فِي قَلْبِهِ

“Dan Allah jadikan kecukupan selalu ada di dalam hatinya,” selama agamanya terjaga dia tidak peduli apapun yang hilang dari urusan dunianya.

وَأَتَتْهُ الدُّنْيَا وَهِيَ رَاغِمَةٌ

“Dan ketika dunia datang kepadanya dunia itu dalam keadaan rendah (tidak punya arti)”

Inilah cirinya orang-orang yang menjadikan akhirat sebagai tujuan utamanya dan dunia tidak mendominasi di hatinya, jadi ini bisa berlaku bagi orang yang punya harta maupun tidak punya harta. Bukan masalah keberadaan hartanya yang menjadi masalah, tapi bagaimana dia menyikapi hartanya.

Orang yang tidak punya harta tapi angan-angannya selalu kepada harta, cita-citanya atau pemikiran tertingginya selalu ingin mengumpulkan harta, maka ini sama saja dengan orang yang seperti tadi, menderita lahir dan batin.

Jadi permasalahannya di sini bukan ada atau tidaknya harta tersebut di tangan kita, tapi bagaimana niat dan cita-cita atau yang paling mendominasi di hati kita itulah yang akan menjadi ukuran dalam masalah ini.

Antum ketahui semua bahwa manusia itu yang menggerakkan anggota badannya adalah hatinya. Bahkan semua perbuatan manusia penggeraknya adalah keinginan di hati. Maka sudah pasti orang yang imannya tidak benar, tauhidnya tidak kuat, semua perbuatan-perbuatannya diniatkan bukan untuk Allah Subhanahu wa Ta’ala ataupun kalaupun dia niatkan untuk Allah maka tidak murni niatnya untuk Allah karena tauhidnya lemah, imannya lemah, kecintaannya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala lemah.

Makanya Imam Ibnul Qoyyim -rahimahullahu ta’ala- menjelaskan penggerak dari setiap perbuatan itu asalnya adalah kecintaan yang terdapat di hati manusia, apa yang dominan maka semua perbuatannya akan tertuju untuk hal tersebut.

Video Pahamilah Ini Agar Anda Bahagia

Sumber video: Yufid.TV

Mari turut menyebarkan catatan kajian ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: