Persiapan Bekal Menuju Akhirat

Persiapan Bekal Menuju Akhirat

Persiapan Bekal Menuju Akhirat ini merupakan transkrip ceramah singkat yang disampaikan oleh Ustadz Dr. Abdullah Roy, M.A.

Persiapan Bekal Menuju Akhirat

Setelah kita meyakini di sana ada hari akhir maka ketahuilah bahwasanya perjalanan menuju negeri akhirat itu adalah perjalanan yang sangat panjang bukan sesuatu yang pendek.

Oleh karena itu kita memerlukan bekal, sebagaimana kalau bapak ibu sekalian mau safar (bepergian) kalau hanya sebentar di sini di mana Jabotabek dan sekitarnya, maka tidak akan banyak bekal yang perlu kita bawa, cukup dengan berapa liter bensin dengan uang tidak seberapa kita datang ke sana.

Tapi semakin jauh (ke Jogja misalnya) maka kita memerlukan bekal yang lebih banyak, ke Irian apalagi, apalagi safarnya lebih jauh dari itu, semakin panjang safar kita maka semakin kita memerlukan bekal.

Perjalanan menuju akhirat menuju Allāh Subhānahu wa Ta’āla adalah perjalanan yang sangat panjang makanya kalau itu adalah perjalanan yang panjang berarti kita semakin memerlukan bekal menuju ke sana.

Jangan sampai kita kehabisan bekal di perjalanan atau bahkan tidak memiliki sama sekali bekal, tetapi bekal kita harus banyak. Di mana kita harus mengumpulkan bekal tadi? Yaitu di dunia ini.

Di dunia ini kita sedang mengumpulkan bekal, masing-masing dari kita sedang mencari bekal. Hanya ada sebagian manusia yang sadar bahwasanya dia sedang diberikan kesempatan untuk mencari bekal. Kemudian dia siang dan malam berusaha beribadah kepada Allāh, memperbaiki imannya menjauhi kemaksiatan dan melaksanakan amal shalih. Sedikit demi sedikit dia kumpulkan bekal tadi untuk menghadapi perjalanan yang panjang kepada Allāh.

Tapi ada di antara manusia yang lalai, lalai dengan kehidupan akhirat. Dan kelalaian mereka bertingkat-tingkat. Ada yang sama sekali lalai bahkan mengingkari adanya perjalanan tadi sehingga menganggap dunia ini adalah terakhir (kehidupan satu-satunya) sehingga dia kerahkan seluruh kemampuannya untuk mendapatkan dunia, menghalalkan segala cara.

Yang penting dia mendapatkan kenikmatan dunia, ada sebagian yang mereka mempunyai keimanan adanya hari akhir hanya mereka lalai, ada kecintaan mereka dengan dunia dan masih keyakinan bahwa mereka akan kembali kepada Allāh hanya hawa nafsu dan kesibukan dunia membuat mereka lalai. Sehingga sedikit bekalnya untuk menghadapi hari ini.

Dan bekal tadi untuk menuju ke sana bukan harta, harta itu bekal Antum kalau Antum safar di dunia, ke Mekkah ke Madinah ke Amerika, itu bekal harta yang Antum perlukan. Tapi ketika Antum mau menuju Allāh Subhānahu wa Ta’āla Allāh Allāh tidak membutuhkan harta tadi.

Bekalnya adalah ketakwaan.

Allāh mengatakan,

وَتَزَوَّدُوا۟

“Berbekallah kalian!”

Hanya berbekal. Carilah bekal!

فَإِنَّ خَيْرَ ٱلزَّادِ ٱلتَّقْوَىٰ

“Karena sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah ketaqwaan.” (QS. Al-Baqarah: 197)

Alhamdulillāh, Allāh tidak menjadikan bekal menuju akhirat itu harta. Kalau bekal menuju akhirat adalah harta, banyak di antara kita yang tidak memiliki harta. Kalau bekal ke akhirat adalah jabatan, banyak di antara kita yang tidak memiliki jabatan. Tetapi bekal itu adalah ketakwaan.

Ketakwaan itulah yang Allāh inginkan dari kita. Dan masing-masing dari kira bisa mewujudkan ketakwaan, itulah bekal kita!

Video Persiapan Bekal Menuju Akhirat

Mari turut menyebarkan “Persiapan Bekal Menuju Akhirat ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: