Khutbah Idul Adha: Pentingnya Mengenal Allah

Khutbah Idul Adha: Pentingnya Mengenal Allah

Khutbah Jumat : Perkara Yang Paling Mengerikan
Muhadhoroh Kubro Ke 3 – Bekal Menuju Akhirat
Persiapan Bekal Menuju Akhirat

Berikut ini transkrip Khutbah Idul Adha tentang “Pentingnya Mengenal Allah” yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc Hafidzahullahu Ta’ala.

Khutbah Idul Adha Tentang Pentingnya Mengenal Allah

Ummatal Islam,

Sesungguhnya Allah Subhanahu wa Ta’ala menjadikan manusia tercipta dimana ia tidak akan mendapatkan kebahagiaan kecuali dengan mengenal Penciptanya. Tidak mungkin seorang manusia akan bahagia dan tenteram hatinya kecuali dengan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

“Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram.” (QS. Ar Ra’d [13] : 28)

Allah Subhanahu wa Ta’ala menyebutkan bahwasanya ketenteraman hati dengan mengingat Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka kewajiban kita setiap hamba untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bahkan kebutuhan kita kepada mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala melebihi kebutuhan kita terhadap makanan dan minuman. Karena makanan dan minuman itu untuk kehidupan tubuh, sedangkan mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah untuk kehidupan hati kita. Dan kehidupan hati tentu lebih agung.

Ummatal Islam,

Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan cara –kata Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu ta’ala–  yang pertama yaitu dengan melihat apa yang Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam Al Qur’an dan hadits Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tentang nama-nama dan sifat-sifat-Nya. Yang kedua yaitu dengan melihat tentang makhluk-makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala baik di daratan maupun di lautan. Karena sesungguhnya pada makhluk-Nya terdapat  tanda-tanda kebesaran Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَاخْتِلَافِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لَآيَاتٍ لِّأُولِي الْأَلْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi dan pergantian siang dan malam, sungguh terdapat tanda-tanda kebesaran Allah bagi orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS. Ali ‘Imran[3]: 190)

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Yaitu orang-orang yang senantiasa mengingat Allah disaat ia berdiri, disaat ia duduk dan disaat ia berbaring dan memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): ‘Wahai Rabb kami, tidaklah Engkau menciptakan ini semua sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari adzab api neraka.’” (QS. Ali ‘Imran[3]: 191)

Ummatal Islam,

Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah sumber kekuatan hati seorang hamba. Bahkan seorang hamba akan menjadi hamba yang paling gemar beribadah apabila ia mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Seorang hamba ketika mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menjadi hamba yang sangat sabar dan tegar. Ketika seorang hamba mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, ia akan menjadi hamba yang tak kenal putus asa, karena ia tahu bahwasanya Rabbnya Maha Penyayang, Rabbnya mempunyai kekuasaan yang luar biasa, dan kenikmatan yang tidak dapat dihitung.

Oleh karena itulah seorang hamba ketika mengetahui bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi Rezeki, dan Maha Memiliki berbagai macam kenikmatan, maka si hamba tidak akan berputus asa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika si hamba mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala Yang Maha Pengampun, ia akan senantiasa meminta ampun kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan ia tahu bahwasanya sebesar apapun dosa yang ia lakukan pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala akan mengampuni dosanya. Maka ia berusaha untuk memohon ampun. Ia bertaubat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, sehingga ia senantiasa disucikan dari dosa-dosanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ketika ia mengenal bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Maha Kaya, ia akan senantiasa butuh kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia akan senantiasa berdoa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, dia akan merasa dirinya fakir dan membutuhkan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

يَا أَيُّهَا النَّاسُ أَنتُمُ الْفُقَرَاءُ إِلَى اللَّهِ ۖ وَاللَّهُ هُوَ الْغَنِيُّ الْحَمِيدُ

Wahai manusia, kalian itu fakir kepada Allah, dan Allah yang kaya raya, Allah Yang Maha Terpuji.” (QS. Fatir[35]: 15)

Ummatal Islam,

Ketika ia tahu bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu, maka si hamba akan kuat tawakkalnya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu menjaga dirinya. Kekuatan-Nya tidak bisa dibayangkan dengan pikiran kita. Kalau Allah Subhanahu wa Ta’ala mampu menjaga langit dan bumi yang begitu besar, menjaga makhluk-makhluk-Nya baik malaikat maupun hewan-hewan dan tumbuhan, maka bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala sangatlah mudah untuk menjaga kita.

Saat itulah seorang hamba bertawakkal kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tahu dan sadar bahwa selain Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah lemah, tidak bisa memberikan manfaat dan mudharat. Yang bisa memberikan manfaat dan menolak mudharat hanyalah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak akan tawakkal kecuali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Berbeda dengan orang-orang yang kurang yakin bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan manfaat dan mudharat, dan Allah Subhanahu wa Ta’ala Maha Kuasa atas segala sesuatu, dia tawakkalnya kepada selain Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia tawakkal kepada jimat-jimat, penangkal-penangkal, sehingga dia berkeyakinan bahwa penangkal-penangkal itulah yang bisa menolak bala dari dirinya. Itulah akibat dia suuzhon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَذَٰلِكُمْ ظَنُّكُمُ ٱلَّذِى ظَنَنتُم بِرَبِّكُمْ أَرْدَىٰكُمْ

“Itulah persangkaan kalian kepada Rabb kalian, persangkaan buruk kalian itu membuat kalian binasa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.” (QS. Fussilat[41]: 23)

Ummatal Islam,

Dalam sebuah hadits qudsi, Allah Subhanahu wa Ta’ala  berfirman,

تُرِيدُونَ شَيْئًا أَزِيدُكُمْ؟

“Maukah aku tambahkan sesuatu untuk kalian?”

Lalu kemudian penduduk surga berkata:

أَلَمْ تُبَيِّضْ وُجُوهَنَا؟ أَلَمْ تُدْخِلْنَا الْجَنَّةَ، وَتُنَجِّنَا مِنَ النَّارِ؟

“Bukankah Engkau telah memutihkan wajah kami? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke surga dan menjauhkan kami dari neraka?”

Maka Allah pun membuka tirai hijabnya. Pada waktu itu penduduk surga melihat Allah, tidak ada sesuatu yang paling indah dari melihat wajah Allah.

Jika Allah Subhanahu wa Ta’ala itu Maha Indah, maka wajib kita yakini bahwa syariat-Nya itu pasti indah. Wajib kita yakini bahwasanya takdir dan ketentuan yang Allah Subhanahu wa Ta’ala berikan kepada kita walaupun pahit, namun itu indah. Namun terkadang kita belum sampai ilmunya. Kita hanya diberikan ilmu oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala sedikit saja.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَا أُوتِيتُم مِّنَ الْعِلْمِ إِلَّا قَلِيلًا

Tidaklah kalian diberikan ilmu kecuali sedikit saja.” (QS. Al-Isra'[17]: 85)

Maka kewajiban kita, kenalilah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Untuk apa? Agar kita bisa mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala itu adalah kebahagiaan yang luar biasa. Mencintai dunia hanya akan menyiksa hati kita. Anda mencintai harta, maka harta akan menyiksa Anda. Anda mencintai wanita, maka wanita akan menyiksa hati Anda.

Kata Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu ta’ala, “Tidaklah seseorang mencintai sesuatu selain Allah Subhanahu wa Ta’ala kecuali sesuatu itu akan menyiksa hatinya.”

Ketika jauh, ia rindu kepadanya. Ketika dekat, ia takut untuk berpisah dengannya. Ketika ia telah mendapatkannya, ia takut untuk kehilangannya. Akan tetapi cinta kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala tak mungkin hal itu terjadi. Seorang hamba yang mencintai Allah Subhanahu wa Ta’ala, akan membuatnya semangat untuk beribadah dan melakukan ketaatan, lisannya akan selalu berdzikir kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala, karena tanda cinta itu adalah banyak mengingat kepada-Nya.

Mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala adalah agar kita takut akan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bagaimana kerasnya adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala, membuat kita takut sehingga kita tidak berani bermaksiat kepada-Nya dikala bersendiri. Karena kita tahu bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala mengawasi dan mengetahui.

Abu Darda rahimahullahu ta’ala meriwayatkan dalam sunannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

لَأَعْلَمَنَّ أَقْوَامًا مِنْ أُمَّتِي يَأْتُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ بِحَسَنَاتٍ أَمْثَالِ جِبَالِ تِهَامَةَ بِيضًا فَيَجْعَلُهَا اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ هَبَاءً مَنْثُورًا

“Sungguh saya telah mengetahui bahwa ada suatu kaum dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sebesar gunung Tihamah yang putih. Kemudian Allah menjadikannya debu yang berterbangan.”

“Siapakah mereka?” kata para sahabat. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda,

أَمَا إِنَّهُمْ إِخْوَانُكُمْ وَمِنْ جِلْدَتِكُمْ وَيَأْخُذُونَ مِنْ اللَّيْلِ كَمَا تَأْخُذُونَ وَلَكِنَّهُمْ أَقْوَامٌ إِذَا خَلَوْا بِمَحَارِمِ اللَّهِ انْتَهَكُوهَا

“Sesungguhnya mereka adalah saudara kalian dan dari golongan kalian, mereka shalat malam sebagaimana kalian, tetapi mereka adalah kaum yang jika bersendirian mereka menerjang hal yang diharamkan Allah.” (HR. Ibnu Majah)

Rupanya mereka takutnya hanya kepada manusia, sedangkan ketika sendirian dia tidak takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dia mengira bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak akan mampu untuk mengadzabnya saat sendirian. Padahal siksa Allah Subhanahu wa Ta’ala sangat keras.

Ketika seorang hamba mengenal hal ini, ia akan menjadi hamba yang takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sehingga pada waktu itu ia akan menjadi hamba yang sempurna. Bila ia seorang suami, ia akan takut untuk menzalimi istrinya. Karena kezaliman itu pasti akan dibalas oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila ia seorang istri, ia akan takut kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk berbuat maksiat terhadap suaminya, menyakiti hati suaminya. Karena hal itu akan mendatangkan adzab Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Bila ia seorang pemimpin, ia akan takut apabila ia menyia-nyiakan kepemimpinannya. Karena itu semua akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Bila ia seorang karyawan, ia akan takut apabila ia korupsi waktu atau menyia-nyiakan pekerjaannya. Karena itu akan ditanya oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Lihatlah, siapapun yang mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala pasti dia akan menjadi manusia yang sempurna dan perkasa. Pasti dia akan menjadi hamba yang mulia, karena kemuliaan itu hanya milik Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Ummatal Islam,

Sesungguhnya hati kita sangat membutuhkan untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala. Sungguh hati kita ini Allah Subhanahu wa Ta’ala fitrahkan untuk senantiasa ingin mengenal Penciptanya. Siapapun yang menjauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala, hatinya tidak akan pernah bahagia. Hatinya tidak akan pernah merasakan kenikmatan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَىٰ

Siapa yang berpaling dari peringatan-Ku (yaitu Al-Qur’an), maka bagi dia penghidupan yang sempit…” (QS. Tha Ha[20]: 124)

Kata para ulama, sempit hatinya walaupun dia memiliki kekayaan dan kedudukan, hatinya sempit bahkan hatinya lah yang paling sempit karena hatinya berpaling dari peringatan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena sempitnya hati itu dia tidak memiliki kesabaran, karena kesempitan hati itu dia cepat putus asa, karena kesempitan hati itu dia sulit memaafkan, karena kesempitan dadanya itu dia tidak mendapatkan ketenangan dalam hidupnya.

قَالَ رَبِّ لِمَ حَشَرْتَنِي أَعْمَىٰ وَقَدْ كُنْتُ بَصِيرًا (١٢٥) قَالَ كَذَٰلِكَ أَتَتْكَ آيَاتُنَا فَنَسِيتَهَا ۖ وَكَذَٰلِكَ الْيَوْمَ تُنْسَىٰ

“Dia berkata, ‘Ya Tuhanku, mengapa Engkau kumpulkan aku dalam keadaan buta, padahal dulu aku dapat melihat?’. Allah berfirman, ‘Demikianlah, dahulu telah datang kepadamu ayat-ayat Kami, dan kamu mengabaikannya, jadi begitu (pula) pada hari ini kamu diabaikan’.” (QS. Tha Ha[20]: 125-126)

Ummatal Islam,

Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang memberikan kepada kita nikmat agar kita mau mencintai-Nya. Dia-lah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terus memberikan kepada kita berbagai macam rezeki agar kita mau dekat kepada-Nya. Kita jika ada orang yang selalu berbuat baik kepada kita, setiap hari memberikan uang kepada kita, mungkin kita akan merasa bahwa dia adalah orang yang sangat baik. Kita akan mencintai orang tersebut. Padahal pemberian Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak terhitung banyaknya.

Anehnya ketika seseorang semakin banyak diberikan nikmat, malah menjadikannya semakin sombong kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Anehnya ketika seseorang diberikan kekayaan, malah menjadikannya semakin berpaling dari agama Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Maka kewajiban kita adalah mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala agar kita menjadi hamba-hamba yang senantiasa tunduk dan patuh kepada-Nya. Agar kita setelah kematian pun menjadi bahagia. Bahagia di dalam kubur dan di akhirat.

Mereka yang senantiasa diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala kebahagiaan dengan mengenal-Nya, dia bahagia di dunia dengan hatinya. Dia bahagia di dalam kuburnya, dan dia juga bahagia di akhirat dengan surga yang luasnya seluas langit dan bumi.

Semoga kita termasuk orang-orang yang senantiasa semangat untuk mengenal Allah Subhanahu wa Ta’ala, senantiasa mempelajari syariat-Nya, senantiasa menjalankan titah-titah-Nya dan mengagungkan perintah-perintah-Nya, senantiasa takut kepada-Nya, senantiasa dekat kepada-Nya dan merasa betah berduaan dengan-Nya karena cinta kita kepada-Nya.

Video Khutbah Idul Adha Tentang Pentingnya Mengenal Allah

Mari turut menyebarkan link download kajian “Pentingnya Mengenal Allah” ini di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 1
  • comment-avatar
    Ahmad taupik hidayat 2 tahun ago

    Masya allah tabarokallah

  • DISQUS: