Khutbah Jumat: Haramnya Menjadikan Orang Kafir sebagai Pemimpin

Khutbah Jumat: Haramnya Menjadikan Orang Kafir sebagai Pemimpin

Khutbah Jumat: Kemuliaan Dzulhijjah Yang Terlupakan
Penjelasan Rezeki Yang Baik
Hadits Arbain ke-6 : Hadits tentang Syubhat

Khutbah Jumat Tentang Haramnya Menjadikan Orang Kafir Sebagai Pemimpin ini merupakan rekaman khutbah Jum’at yang disampaikan oleh Ustadz Abu Yahya Badrusalam, Lc. di Masjid Al-Barkah, Komplek Rodja, Kp. Tengah, Cileungsi, Bogor.

Khutbah Pertama – Khutbah Jumat Tentang Haramnya Menjadikan Orang Kafir Sebagai Pemimpin

إنَّ الـحَمْدَ لِلّهِ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ

أَشْهَدُ أَن لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُه

قاَلَ اللهُ تَعَالَى فِيْ كِتَابِهِ الْكَرِيْمِ، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ

وَقَالَ تَعَالَى، يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُوا رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالًا كَثِيرًا وَنِسَاءً ۚ وَاتَّقُوا اللَّـهَ الَّذِي تَسَاءَلُونَ بِهِ وَالْأَرْحَامَ ۚ إِنَّ اللَّـهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيبًا

وَقَالَ تَعَالَى، يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَقُولُوا قَوْلًا سَدِيدًا يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا, أَمَّا بَعْدُ

Ummatal Islam,

Sesungguhnya di antara akidah yang harus kita yakini, di antara perkara yang wajib kita yakini, yaitu bahwasannya kita wajib memberikan loyalitas kepada sesama muslim dan Bara’ (Berlepas diri dari setiap kekufuran, kemusyrikan dan kekafiran).

Setiap muslim wajiblah memberikan loyalitasnya kepada setiap muslim dengan cinta mereka dengan memberikan berbagai macam perhatian karena Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam memberikan perumpamaan bahwasanya:

إِنَّ الْمُؤْمِنَ لِلْمُؤْمِنِ كَالْبُنْيَانِ يَشُدُّ بَعْضُهُ بَعْضًا

“Mukmin dengan Mukmin yang lainnya bagaikan bangunan yang saling menguatkan satu sama lainnya.” (HR. Bukhari)

Dan sesungguhnya ya akhal Islam…  Allah Subhanahu wa Ta’ala menegaskan dalam Al-Quran bahwasanya agama yang diridhoi oleh Allah hanyalah Islam. Allah berfirman:

…إِنَّ ٱلدِّينَ عِندَ ٱللَّهِ ٱلْإِسْلَٰمُ

Sesungguhnya agama (yang diridhai) disisi Allah hanyalah Islam… (QS. Ali Imron[3]: 19)

Allah juga berfirman:

وَمَن يَبْتَغِ غَيْرَ ٱلْإِسْلَٰمِ دِينًا فَلَن يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِى ٱلْءَاخِرَةِ مِنَ ٱلْخَٰسِرِينَ

Barangsiapa yang mencari agama selain Islam maka tidak akan diterima dan Sesungguhnya ia termasuk orang-orang yang merugi. (QS. Ali Imron[3]: 85)

Maka tidak halal menjadikan non-muslim sebagai pemimpin, sebagai yang mengurus urusan-urusan kaum muslimin karena sesungguhnya itu perkara yang dilarang oleh Allah Rabbul ‘Izzati wal Jalala dalam ayat-ayat yang banyak dan bahkan menjadi ijma’ para ulama dari zaman ke zaman akan haramnya memilih pemimpin non-muslim yang akhal islam…

Diantaranya Allah berfirman:

…يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ ٱلْيَهُودَ وَٱلنَّصَٰرَىٰٓ أَوْلِيَآءَ ۘ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَآءُ بَعْضٍ

Hai orang-orang yang beriman janganlah kalian mengambil orang-orang Yahudi dan orang-orang Nasrani sebagai Auliya… (QS. Al Maidah [5]: 51)

Apa itu Auliya? Auliya jamak dari pada Waliy. Di dalam bahasa Arab Waliy dari kataWaliya yang artinya mengurus sesuatu. Maka disebut Waliy apabila ia pengurus, baik ia mengurus Negara ataupun suatu daerah masuk padanya Presiden, Gubernur, demikian pula Bupati, demikian pula semua mereka-mereka yang diberikan padanya urusan, bahkan sekretaris pun, bendahara pun masuk padanya makna daripada Auliya.

Oleh karena itu Umar bin Khattab mengingkari Abu Musa Al Asy’ari yang mengambil sekretaris seorang Nasrani lalu berhujjah dengan surat Al-Maidah Ayat 51 tadi, “Wahai orang-orang yang beriman jangan kamu ambil orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai Auliya”.

Padahal Abu Musa mengambilnya sebagai Sekretaris akan tetapi itulah pemahaman Salaf, pemahaman yang betul-betul berdasarkan Bahasa Arab yang fasih, pemahaman yang telah dipuji oleh Allah dan RasulNya bahwa mereka sebaik-baik orang yang memahami Al-Qur’an dan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam.

Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mensifati tentang orang-orang Munafiq. Siapa mereka? yaitu:

…ٱلَّذِينَ يَتَّخِذُونَ ٱلْكَٰفِرِينَ أَوْلِيَآءَ

Yaitu orang-orang yang mengambil orang-orang kafir sebagai Auliya. (QS. An Nisa[4]: 139)

Di antara perangai orang munafik yang Allah sebutkan dalam Al-Quran ternyata mereka mengambil non-muslim (Orang-orang yang tidak beriman kepada Allah) sebagai Auliya.

Ummatal Islam A’azzakumullah Wa Iyyakum…

Karena sesungguhnya orang Yahudi dan Nasrani tak akan pernah ridha kepada umat Islam sampai umat Islam mengikuti Millah mereka. Allah berfirman:

…وَلَنْ تَرْضَى عَنْكَ الْيَهُودُ وَلَا النَّصَارَى حَتَّى تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ

Tidak akan pernah Yahudi dan Nasrani ridha kepada kamu sampai kamu mengikuti millah mereka…(QS. Al Baqarah[2]: 120)

Allah tidak mengatakan sampai kamu masuk ke dalam Millah mereka. Akan tetapi Allah mengatakan sampai kamu mengikuti Millah mereka. Artinya ketika kita mengikuti keinginan mereka, mereka itu sudah merasa senang padanya.

Akhal Islam A’azzakumullah Wa Iyyakum…

Allah juga berfirman:

…ٱلَّذِينَ ءَاتَيْنَٰهُمُ ٱلْكِتَٰبَ

Orang-orang yang telah kami berikan kepadanya Al-kitab…(QS. Al Baqarah[2]: 121)

Allah berfirman dalam Surat Al Baqarah tersebut:

وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۗ وَلَئِنِ ٱتَّبَعْتَ أَهْوَآءَهُم بَعْدَ ٱلَّذِى جَآءَكَ مِنَ ٱلْعِلْمِ ۙ مَا لَكَ مِنَ ٱللَّهِ مِن وَلِىٍّ وَلَا نَصِيرٍ

Orang-orang yang Yahudi dan Nasrani tidak akan pernah ridha kepada kalian sampai kamu mengikuti Millah mereka. Dan jika kamu mengikuti hawa nafsu mereka setelah datang kepada kamu ilmunya maka kamu tidak akan pernah mendapatkan Waliy yaitu penolong yaitu Allah Subhanahu wa Ta’ala. Allah tidak akan pernah menolong kamu (Allah tidak akan pernah membela kamu). (QS. Al Baqarah[2]: 120)

Ya Ummatal Islam A’azzakumullah Wa Iyyakum, hadirin sidang Jumat yang berbahagia…

Inilah Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kepada kita peringatan-peringatan yang tentunya harus kita dengarkan karena ini perintah Allah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan kepada RasulNya dan RasulNya pun juga telah menjelaskan kepada umatnya sebagaimana Allah berfirman:

…وَأَنزَلْنَآ إِلَيْكَ ٱلذِّكْرَ لِتُبَيِّنَ لِلنَّاسِ مَا نُزِّلَ إِلَيْهِمْ…

…Dan kami telah menurunkan kepada engkau Az Zikr (yaitu Al-Qur’an) agar engkau wahai Muhammad menjelaskan kepada mereka yaitu kepada umatmu apa yang telah diturunkan tersebut yaitu Al-Qur’an…(QS. An Nahl[16]: 44)

Maka Rasulullah manusia yang paling fasih, Rasulullah telah menyampaikan Al-Quran dengan sejelas-jelasnya dan telah dipahami oleh para sahabat Rasulillahi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan telah dipraktekkan oleh mereka. Demikian para sahabat pun menyampaikan kepada generasinya, demikian mereka terus kamu menyampaikan dari generasi sampai ke generasi berikutnya. Mereka adalah para Ulama, mereka orang yang paling paham tentang Al-Quran dan hadis Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, mereka yang telah dipuji oleh Allah dalam Al-Quran:

…شَهِدَ ٱللَّهُ أَنَّهُۥ لَآ إِلَٰهَ إِلَّا هُوَ وَٱلْمَلَٰٓئِكَةُ وَأُو۟لُوا۟ ٱلْعِلْمِ قَآئِمًۢا بِٱلْقِسْطِ

Allah bersaksi bahwasanya tidak ada Ilah yang berhak disembah kecuali Dia dan para malaikat pun bersaksi dan para ahli ilmu pun bersaksi...(QS. Ali Imran[3]: 18)

Allah menyebutkan dari manusia hanya para ahli ilmu saja. Allah juga berfirman:

…إِنَّمَا يَخْشَى ٱللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ ٱلْعُلَمَٰٓؤُا۟…

…Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari hamba-hambaNya hanyalah para Ulama…(QS. Fathir[35]: 28)

Demikian pula Allah berfirman:

…يَرْفَعِ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ مِنكُمْ وَٱلَّذِينَ أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ دَرَجَٰتٍ…

…Allah mengangkat orang-orang yang beriman dan orang-orang yang Ahli Ilmu di atas orang beriman dengan beberapa derajat yang sangat tinggi sekali…(QS. Al Mujaddilah[58]: 11)

Inilah ujian Allah kepada para Ulama karena mereka orang yang paling paham tentang apa yang diinginkan oleh Allah dan RasulNya setelah mereka mengetahui ilmu-ilmu alatnya, ilmu-ilmu yang telah Allah anugerahkan kepada mereka dan pemahaman yang dalam ya umat Islam…

Dan ternyata para ulama semua sepakat (Ijma’) tanpa ada perselisihan diantara mereka: Haram hukumnya mengambil pemimpin selain muslim, haram hukumnya menjadikan selain muslim sebagai Auliya

Ya Akhal Iman A’azzakumullah Wa Iyyakum…

Maka mana yang lebih kita dengarkan? Para Ulamakah atau orang-orang tidak mengerti tentang agama ini? Mana yang kita lebih dengarkan Ya Akhal Islam pemahaman para sahabat yang telah Allah puji langsung dalam Al-Qur’an dan telah dipuji langsung oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bahkan dijadikan rujukan oleh seluruh ulama dari zaman ke zaman? Ataukah orang-orang yang hatinya berpenyakit Ya Akhal Iman A’azzakumullah Wa Iyyakum..

Tentu Ya Akhi…kita lebih percaya kepada para Ulamaa’ul Islam yang telah menghabiskan waktu-waktu mereka untuk membela Islam, tentu kita lebih Ya Akhal Islam…kita menyelamatkan diri kita dan pemahaman kita dan mengikuti pemahaman para Salafus Sholeh (Pemahaman para sahabat Rasulillahi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) karena itu yang diperintahkan oleh Rasulullahi Shallawatullahi ‘Alaihi wa Sallamu, beliau bersabda:

خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ ثُمَّ الَّذِيْنَ يَلُوْنَهُمْ

Sebaik-baiknya generasi adalah generasiku kemudian setelahnya kemudian setelahnya (HR. Al Bukhori-3651; Muslim-2533)

أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَاَسْتَغْفِرَ اللهَ لِيْ وَلكُم

Khutbah Kedua – Khutbah Jumat Tentang Haramnya Menjadikan Orang Kafir Sebagai Pemimpin

اَلْحَمْدُ لِلَّهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ، نَبِيَّنَا مُحَمَّدٍ وَ آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاه، أَشْهَدُ أَن لَا إِلَهَ إِلَا اللهَ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَه، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ

Ummatal Islam,

ِِِِApabila Allah melarang kita mengambil non-muslim sebagai teman akrab kita, teman yang kita dekat kepadanya, yang kita curhat kepadanya, Allah berfirman:

…يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ لَا تَتَّخِذُوا۟ بِطَانَةً مِّن دُونِكُمْ

Hai orang-orang yang beriman jangan kamu ambil Bithonah dari selain kalian…(QS. Ali Imron[3]: 118)

Apa yang dimaksud dengan Bithonah? yaitu teman yang sangat akrab yang kita curhat kepadanya. Apabila itu dilarang oleh Allah bagaimana kita akan hendak memilih orang yang non-muslim yang kita serahkan dia untuk mengurus urusan-urusan kita, urusan kaum muslimin

Demi Allah ya Akhal Islam…

Sementara Allah telah mensifati mereka bahwa mereka tak akan pernah ridha kepada umat Islam. Maka demi Allah, hanya orang-orang yang ada di hatinya penyakit, hanya orang-orang yang sangat dangkal keilmuannya atau pengikut hawa nafsunya atau orang-orang zindiq yang pura-pura memperlihatkan keislaman, yang mengatakan katanya: “Boleh!..memilih pemimpin selain muslim” Laa hawla wa laa quwwata illa billah..

إِنَّ اللَّـهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّونَ عَلَى النَّبِيِّ ۚ يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا صَلُّوا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوا تَسْلِيمًا

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ

اَللّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ الاَحْيِاءِ مِنْهُمْ وَالاَمْوَاتِ اِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَاتِ فَيَا قَاضِيَ الحَاجَاتِ

َاَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُسْلِمِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانْ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْن

َاَللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلَامَ وَالْمُسْلِمِيْنَ، اَللَّهُمَّ انْصُرِ الْمُجَاهِدِيْنَ فِيْ كُلِّ مَكَانْ يَا رَبَّ العَالَمِيْن

اَللَّهُمَّ تَقَبَّلْ عِبَادَاتِنَا يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ صِيَامَنَا وَقِيَامَنَا

اَللَّهُمَّ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمِ

 صَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَآخِرُ دَعْوَانا أَنِ الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ

Download mp3 Khutbah Jumat Tentang Haramnya Menjadikan Orang Kafir Sebagai Pemimpin

Sumber audio: radiorodja.com

Jangan lupa untuk ikut membagikan link download khutbah Jum’at ini, kepada saudara Muslimin kita baik itu melalui Facebook, Twitter, atau yang lainnya. Semoga Allah membalas kebaikan Anda.

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: