Khutbah Jumat: Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati

Khutbah Jumat: Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati

Cara Memperindah Hubungan Dengan Allah Subhanahu wa Ta’ala
Khutbah Jumat: Lima Keistimewaan Nabi Muhammad
Dahsyatnya Mencintai Karena Allah

Khutbah Jumat tentang Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati ini kami catat dari khutbah Ustadz Mizan Qudsiyah, Lc., M.A. Hafizhahullahu Ta’ala.

Khutbah Jumat: Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati

Ma’asyiral muslimin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,

Pada hari yang berbahagia dan mulia ini marilah senantiasa kita terus memberikan dorongan dan motivasi kepada diri kita untuk bisa terus bertakwa kepada Allah ‘Azza wa Jalla. Dan itu makna yang terkandung di dalam ayat-ayat pada khutbatul hajj;

يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱتَّقُوا۟ ٱللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِۦ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah …” (QS. Ali ‘Imran[3]: 102, QS. Al-Hasyr[59]: 18, QS. Al-Ahzab[33]: 70)

يَٰٓأَيُّهَا ٱلنَّاسُ ٱتَّقُوا۟ رَبَّكُمُ

“Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu..” (QS. An-Nisa'[4]: 1)

Semuanya mengingatkan kita untuk terus bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan takwa yang sesungguhnya tentunya. Melaksanakan ketaatan-ketaatan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan ilmu yang datang dari-Nya. Kita harapkan surganya Allah Subhanahu wa Ta’ala, meninggalkan apa yang dilarang oleh-Nya berdasarkan ilmu dari-Nya sambil kita takut akan hukuman Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Kemudian di hari yang mulia ini, shalawat dan salam tidak lupa kita perbanyak bagi Rasul kita yang mulia Nabi kita Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi washohbihi ajma’in.

Engkau Pasti Akan Mati

Hadirin rahimakumullah,

Dari sahabat yang mulia Sahl bin Sa’ad As Sa’idi radhiyallahu ‘anhu. Beliau mengatakan;

جَاءَ جِبْرِيلُ عَلَيْهِ السَّلَامُ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، فَقَالَ: يَا مُحَمَّدُ، عِشْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَيِّتٌ، وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ، وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ . ثُمَّ قَالَ : يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ.

Jibril ‘alaihis-salam datang menemui Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam lalu berkata (kepada beliau): “Wahai Muhammad, hiduplah sekehendakmu (namun ingatlah) selanjutnya engkau benar-benar akan mati, cintailah siapa saja yang engkau cintai (namun ingatlah) selanjutnya engkau benar-benar akan berpisah dengannya, dan berbuatlah sekehendakmu (namun ingatlah) selanjutnya benar-benar engkau akan menerima balasan dari apa yang engkau perbuat”, lalu dia berkata lagi : “Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mu’min terletak pada shalat malam dan kehormatannya terletak pada ketidakbutuhannya kepada manusia” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadrak)

Hadirin rahimakumullah, hadits yang agung ini menjelaskan kepada kita banyak pelajaran.

Pelajaran pertama dari potongan hadits yang pertama, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam didatangi oleh Jibril ‘Alaihis shalatu Wassalam. Jibril mengatakan “Ya Muhammad, hiduplah engkau sesukamu (namun ingatlah) engkau pasti akan mati.” Ini menunjukkan kepada kita bahwa tidak ada yang akan kekal di dunia ini. Dan mati itu suatu hal yang pasti.

Allah ‘Azza wa Jalla menamakan mati itu dengan al yaqin;

وَاعْبُدْ رَبَّكَ حَتَّىٰ يَأْتِيَكَ الْيَقِينُ

“dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).” (QS. Al-Hijr[15]: 99)

Sekiranya boleh ada makhluk ini yang tidak mati, Rasul yang paling utama untuk tidak mati. Karena beliau yang lebih kita perlukan dalam kehidupan ini dari segala-galanya. Tapi, toh, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam juga meninggal dunia. Dan beliau tidak akan pernah kembali ke dunia. Maka bersiaplah kita. Kalau beliau saja mati, apalagi kita?

Engkau Akan Meninggalkannya

Pelajaran kedua dari hadits ini pada potongan yang kedua. Jibril mengatakan,

وَأَحْبِبْ مَنْ أَحْبَبْتَ فَإِنَّكَ مَفَارِقُهُ

“Ya Muhammad, cintailah siapa saja yang engkau cintai (namun ingatlah) selanjutnya engkau benar-benar akan berpisah dengannya.”

Pelajarannya adalah bahwasanya kita harus siap meninggalkan apa yang kita cintai menuju kepada yang lebih kita cintai yaitu Allah Tabaraka wa Ta’ala. Kenikmatan-kenikmatan dunia ini kita cintai. Istri dan anak kita cintai. Tetapi siapkan diri kita bahwasanya kita akan meninggalkannya pada suatu saat yang telah ditetapkan oleh Allah ‘Azza wa Jalla.

Pelajaran ketiga,

وَاعْمَلْ مَا شِئْتَ فَإِنَّكَ مَجْزِيٌّ بِهِ

“Berbuatlah sesukamu, (namun ingatlah) engkau akan dibalas.”

Kalau baik yang kita kerjakan, maka otomatis balasannya juga baik. Tapi kalau buruk yang kita kerjakan, akan buruk juga yang akan kita terima di hadapan Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam sebuah hadits qudsi;

يَا عِبَادِى إِنَّمَا هِىَ أَعْمَالُكُمْ أُحْصِيهَا لَكُمْ ثُمَّ أُوَفِّيكُمْ إِيَّاهَا. فَمَنْ وَجَدَ خَيْرًا فَلْيَحْمَدِ اللَّهَ. وَمَنْ وَجَدَ غَيْرَ ذَلِكَ فَلاَ يَلُومَنَّ إِلاَّ نَفْسَهُ

“Wahai hamba-hamba-Ku! Sungguh, perbuatan kalian akan Ku-perhitungkan, kemudian Aku memberi kalian balasannya. Barangsiapa mendapat kebaikan hendaklah memuji Allah dan barangsiapa mendapat selain itu maka jangan sekali-kali mencela selain dirinya.” (HR. Muslim 2577 dan Tirmidzi 2497)

Jangan mencela siapapun kecuali diri kita sendiri. Sebab kita telah diberikan waktu dan masa yang cukup panjang untuk berbuat. Tetapi ternyata kita pun tidak berbuat sebaik-baiknya.

Khutbah Kedua

Hadirin rahimakumullah,

Pelajaran keempat, Jibril mengatakan;

يَا مُحَمَّدُ شَرَفُ الْمُؤْمِنِ قِيَامُ اللَّيْلِ

“Wahai Muhammad, kemuliaan seorang mu’min terletak pada shalat malam.”

Dia mempunyai jabatan di hadapan manusia. Dia dikatakan mulia karena mempunyai harta di hadapan manusia. Tetapi di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, indikator, isyarat, dan bukti bahwasanya orang yang beriman adalah ketika dia bangun shalat malam.

Maka lihat apa kata Allah Subhanahu wa Ta’ala tentang Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam;

وَمِنَ اللَّيْلِ فَتَهَجَّدْ بِهِ نَافِلَةً لَكَ عَسَىٰ أَنْ يَبْعَثَكَ رَبُّكَ مَقَامًا مَحْمُودًا

“Dan pada sebahagian malam hari bersembahyang tahajudlah kamu sebagai suatu ibadah tambahan bagimu; mudah-mudahan Tuhan-mu mengangkat kamu ke tempat yang terpuji.” (QS. Al-Isra'[17]: 79)

Pada hari kiamat, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam disuruh untuk shalat malam oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala. Yang mana hanya beliau yang dapat melakukannya. Nabi yang lain tidak ada yang sanggup pada saat itu.

Kalau kita mau menjadi orang mulia, bukan dengan mengumpulkan harta, kedudukan, istri, atau pun anak. Melainkan shalat malam.

Pesan kelima, yang terakhir;

وَعِزُّهُ اسْتِغْنَاؤُهُ عَنِ النَّاسِ

“dan kehormatannya terletak pada ketidakbutuhannya kepada manusia.”

Orang beriman itu kokoh, merdeka, dan berkuasa ketika dia tidak memerlukan manusia. Dia hanya perlu kepada AllAh Subhanahu wa Ta’ala. Dia tidak pernah berharap kepada makhluk. Dan dia hanya berharap kepada Rabbul ‘Alamin Tabaraka wa Ta’ala. Al Ahad Ash Shamad, yang kepada-Nya bergantung segala-galanya.

Inilah puncak dari tauhid yang disebut oleh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam;

إذا سألت فاسأل الله, وإذا استعنت فاستعن بالله

“Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah. Dan jika engkau meminta pertolongan, maka mintalah kepada Allah.” (HR. At Tirmidzi)

Video Khutbah Jumat: Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati

Sumber Video: MQH TV

Mari turut menyebarkan Khutbah Jumat Tentang Lakukan Semaumu Engkau Pasti Mati di media sosial yang Anda miliki, baik itu facebook, twitter, atau yang lainnya. Semoga bisa menjadi pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Komentar

WORDPRESS: 0
DISQUS: 0