Khutbah Jumat: Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal

Khutbah Jumat: Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal

Khutbah Jumat “Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal” ini disampaikan oleh Ustadz Abdul Hakim bin Amir Abdat hafizhahullahu ta’ala.

Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal

Khutbah Jumat Pertama

Niat Baik Saja Tidak Cukup

إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ؛
أَمَّا بَعْدُ

Jama’ah shalat Jum’at yang berbahagia di dalam hidayah dan rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala,

Di dalam sebuah hadits yang dikeluarkan oleh Imam Al Bukhari dan ahli hadits yang lainnya, terdapat kisah atau kejadian yang sangat menarik yang menjadi pelajaran yang sangat berharga bagi kita umat Islam yang harus memadukan antara ilmu dan semangat.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sedang shalat berjama’ah mengimami para sahabat, tiba-tiba masuk ke dalam masjid seorang sahabat yang bernama Abu Bakrah (bukan Abu Bakrin Ash Shiddiq). Abu Bakrah masuk ke masjid dengan tergesa-gesa dan nafasnya terengah-engah. Lalu dia rukuk sebelum sampai ke shaf, kemudian dia berjalan ke shaf. Perbuatannya menimbulkan suara yang berisik. Jalannya yang cepat dan nafasnya yang terengah-engah.

Sehingga Nabi yang mulia Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mendengar suara berisik itu. Setelah selesai shalat, Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bertanya, “Siapa yang tadi berjalan dengan tergesa-gesa (sehingga menimbulkan suara berisik dengan nafasnya yang terengah-engah)?” Maka Abu Bakrah menjawab, “Saya.” Kemudian Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda kepadanya,

زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا وَلاَ تَعُدْ

“Semoga Allah memberikan tambahan semangat kepadamu tetapi jangan ulangi lagi perbuatanmu yang seperti itu.” (HR. Bukhari, dan saya padukan dengan riwayat yang lain dari Imam Ahmad, Al Imam Abu Daud dan lain-lain)

Demikian cerita kejadiannya. Abu Bakrah datang ke masjid dengan tergesa-gesa sehingga menimbulkan suara berisik. Dengan niat baik, niat ingin mendapatkan jamaah.

Pentingnya Ilmu

Tetapi niat baik/ semangat yang besar saja dalam Islam tidak cukup. Harus dimulai dengan ilmu. Perbuatannya salah, tetapi niatnya baik dan semangatnya besar. Karena pada umumnya seluruh para sahabat mempunyai semangat dan gairah yang besar terhadap Islam.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mentarbiyah (mendidik) dan mentazkiyah (membersihkan) mereka, membersihkan hal-hal yang tidak baik. Karena itulah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyinggung tentang semangat bahwa semangat itu sangat diperlukan. Niat yang baik tentu diperlukan juga. Tetapi harus dimulai dengan ilmu. Tanpa ilmu, tanpa bimbingan sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, tidak ada artinya niat yang baik. Tidak ada artinya semangat. Bahkan dapat memudharatkan dirinya, membahayakan orang lain, dan dapat merusak citra Islam itu sendiri.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mendoakan:

زَادَكَ اللَّهُ حِرْصًا

“Kiranya Allah memberikan tambahan semangat kepadamu.”

Semangat terhadap Islam itu diperlukan. Kecintaan kita kepada Islam itu akan membesarkan Islam. Islam adalah segala-galanya. Agama Islam adalah agama yang haq, yang sah di sisi Allah Subhanahu wa Ta’a. Tetapi kita umat Islam harus berilmu. Kalau tidak, tindakan, perkataan, perbuatan, dan dakwah kita akan salah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian mengatakan,

وَلاَ تَعُدْ

“Jangan ulangi lagi perbuatan seperti itu.” Yakni engkau datang tergesa-gesa.

Dalam hadits yang lain,

إِذَا سَمِعْتُمُ الإِقَامَةَ فَامْشُوا إِلَى الصَّلاَةِ ، وَعَلَيْكُمْ بِالسَّكِينَةِ وَالْوَقَارِ وَلاَ تُسْرِعُوا ، فَمَا أَدْرَكْتُمْ فَصَلُّوا وَمَا فَاتَكُمْ فَأَتِمُّوا

“Jika kalian mendengar iqomah, maka berjalanlah menuju shalat. Namun bersikap tenang dan terhormat. Gerakan imam yang kalian dapati, ikutilah. Sedangkan yang luput dari kalian, sempurnakanlah.”(HR. Bukhari no. 636 dan Muslim no. 602) [1]

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَاسْتَغْفِرُ اللهَ لِي وَلَكُمْ

Khutbah Jumat Kedua

Agar Hidup Terhormat

الْحَمْدُ للَّهِ حَمْدًا كَثِيرًا طَيِّبًا مُبَارَكًا فِيهِ كَمَا يُحِبُّ رَبُّنَا وَيَرْضَى
والصلات والسلام على نبي رحمة
وعلى آله وأصحابه ومن تبعهم إلى يوم دين
و بعد

Jamaah shalat Jum’at yang saya muliakan,

Dari kejadian itu, kita tahu dan kita dapat mengambil ibrah (pelajaran). Sebagaimana Rabbul ‘Alamin berfirman,

فَٱعْتَبِرُوا۟ يَٰٓأُو۟لِى ٱلْأَبْصَٰرِ

“Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran, hai orang-orang yang mempunyai wawasan.” (QS. Al-Hasyr[59]: 2)

Bahwa Islam mengasaskan dan mendasari segala sesuatunya dengan ilmu. Dan ilmu merupakan kekuatan Islam terbesar. Bahkan para ulama membuat kaidah; ilmu sebelum beramal dan berkata-kata.

Maka kaum muslimin, apabila mereka ingin jaya, menang, dan hidup terhormat maka mereka harus belajar dan berilmu. Mereka harus paham tentang agama. Baik untuk dirinya maupun keluarganya. Karena Rabbul ‘Alamin Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan,

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (QS. At-Tahrim[66]: 6)

وَأْمُرْ أَهْلَكَ بِالصَّلَاةِ

“Dan perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat.” (QS. Tha Ha[20]: 132)

وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَوَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الْأَقْرَبِينَ

“Dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat,” (QS. Asy-Syu’ara'[26]: 214)

الرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى أَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُولٌ عَنْهُمْ

“Seorang suami adalah pemimpin di rumah tangganya dan dia nanti akan ditanya tentang kepemimpinannya.” (HR. Bukhari no. 2554 dan Muslim no. 1829) [2]

Ilmu adalah Kekuatan Terbesar

Ya ikhwan, ilmu adalah kekuatan terbesar dalam Islam. Maka jadilah para sahabat sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala mengatakan dalam firman-Nya,

أُوتُوا۟ ٱلْعِلْمَ..

“.. Orang yang telah diberi ilmu pengetahuan (sahabat-sahabat Nabi)..” (QS. Muhammad[47]: 16)

Rabbul ‘Alamin menyaksikan langsung, bahwa para sahabat ridwanullahu ‘alaihim jami’aa adalah orang-orang yang berilmu. Maka cara beragama mereka wajib kita ikuti. Kalau tidak, maka kita akan terombang-ambing di dalam kesesatan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِوَمَنْ يُشَاقِقِ الرَّسُولَ مِنْ بَعْدِ مَا تَبَيَّنَ لَهُ الْهُدَىٰ وَيَتَّبِعْ غَيْرَ سَبِيلِ الْمُؤْمِنِينَ نُوَلِّهِ مَا تَوَلَّىٰ وَنُصْلِهِ جَهَنَّمَ ۖ وَسَاءَتْ مَصِيرًا

“Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkan ia leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu dan Kami masukkan ia ke dalam Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa'[4]: 115)

Semoga khutbah saya ini bermanfaat bagi khatib dan jama’ah sekalian.

اللهم اغفر للمؤمنين ولمؤمنات والمسلمين والمسلمات الاحياء منهم والاموات
ربنآ ءاتنا في الدنيا حسنة وفي الآخرة حسنة وقنا أذاب النار

Video Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal

Sumber: Erje TV

Silahkan bagikan khutbah jumat tentang “Pentingnya Berilmu Sebelum Beramal“, semoga bermanfaat dan menjadi pembuka pintu kebaikan bagi yang lain. Barakallahu fiikum..

Catatan :

[1] Lihat: https://rumaysho.com/1768-tidak-perlu-terburu-buru-menuju-shalat.html

[2] Lihat: https://muslim.or.id/52693-pemimpin-rumah-tangga-4.html

Komentar

WORDPRESS: 1
DISQUS: